Buyaathaillah's Blog

Ucapan Natal

Muslim : Bagaimana natalmu?

Nasrani : Baik, kau tidak mengucapkan selamat natal padaku ?

Muslim : Tidak, agama kami sangat menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu, tapi masalah ini, agama saya melarangnya..

Nasrani : tapi kenapa? bukankah hanya sekedar kata-kata? teman muslimku yang lain mengucapkannya padaku..

Muslim : mungkin mereka belum mengetahuinya, eeemmm apa kau bisa mengucapkan dua kalimat syahadat??

Nasrani : oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya..Itu akan mengganggu kepercayaan saya..

Muslim : kenapa? bukankah hanya sekedar kata-kata? Ayo ucapkanlah..

Nasrani : ya, sekarang saya mengerti

No muslim is a muslim if he does not believe in Jesus. We muslim love him and dear him. In Islam Allah swt consider him as one of the mighties massanger called “Ulil Azmi”. We Muslim called him “Ruhullah” the spirit of Allah. Even in our holy book of Quran Allah swt dedicated one chapter out of 30 chapter in Quran with the name of his mother called Surah Mariam or Marry. But sorry we muslim can not celebrate christmas with our christian brother cause we muslim do not believe that god have a birthdate nor jesus is son of god. Surely we muslim do not believe that 25th december is Jesus Birthdate. I Hope our christian brother could understand our believe and our standpoint cause if we muslim celebrate christmas that could damage our faith and our believe.

Natal adalah perayaan Kelahiran Tuhan atau Anak Tuhan. Kami Muslim tidak mempercayai bahwa tuhan mempunyai tanggal lahir atau hari kelahiran dan kita tidak mempercayai bahwa Tuhanmempunyai anak.

Injil dan Quran membantah bahwa tuhan itu bukanlah anak manusia ataupun manusia itu sendiri. Baca : Injil – Bilangan (numbers) 23:19 dan Al Quran surat 112

Penolakan Terhadap Natal

Banyak sumber Gereja secara tegas menolak perayaan Natal, antara lain:

1. Catholic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Chrismas:
“Natal bukanlah upacara gereja yang pertama … melainkan ia diyakini berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus.”

Dalam buku yang sama, tentang ‘Natal Day’ dinyatakan sebagai berikut:
“Di dalam kitab suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Fir’aun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini.”

2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946:
“Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bible juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambi oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.”

3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944:
“Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran orang tersebut”. (Perjamuan Suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus Kristus) … Perayaan Natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke-4 M. Pada abad ke-5 M, Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.”

4. Dr. J.L. Ch. Abineno, Katekisasi Perjanjian Baru
“Gereja-gereja merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Kebiasaan ini baru dimulai dalam abad ke-4. Sebelum itu Gereja tidak mengenal perayaan Natal. Terutama karena gereja tidak tahu dengan pasti kapan –pada hari dan tahun keberapa– Yesus dilahirkan. Kitab-kitab Injil tidak memuat data-data tentang hal itu. Dalam Lukas pasal 2 dikatakan bahwa pada waktu Yesus dilahirkan, gembala-gembala sedang berada di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (ayat 8). Itu berarti, bahwa Yesus dilahirkan antara bulan Maret atau April dan bulan November”

5. Benyamin Obadyah, The Return of the Messiah
“Meskipun menurut Alkitab Yesus dikandung Maria dari karunia Allah (Lukas 1:35), tapi ia dikandung secara normal selama 40 minggu atau 9,5 bulan. Ini berarti, Yesus dilahirkan pada akhir bulan September atau awal Oktober dan saat itulah orang Yahudi merayakan Hari Raya Tabernakel… Hari raya ini jatuh setiap tanggal 15 bulan Tishri menurut kalendar Yahudi. Menurut kalendar internasional (Gregorian), tahun 1999 tanggal 15 Tishri bertepatan dengan tanggal 25 September. Jadi, umat Kristen yang memperingati Natal 25 Desember terlambat selama tiga bulan.”

6. Tabloid Victorius
“Entah kapan dan siapa tokoh pencetus hari Natal, hingga sekarang masih dicermati. Dan apa benar tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Yesus Kristus? Hal ini masih misterius”.

Dapat dilihat dalam kalangan Kristiani sendiri pun terdapat perbedaan pendapat soal kontroversi kelahiran Yesus yang sebenarnya. Sehingga hal yang wajar jika mereka berusaha menolak perayaan Natal karena telah dapat dipastikan tanggal kelahiran Yesus bukanlah 25 Desember. Dengan kata lain tanggal kelahiran Yesus masih misteri hingga hari ini.

_____________________________

Is greeting Christians or others with the traditional Christmas greeting “merry Christmas” or “happy Christmas” permissible in Islam?

It is not permissible for a Muslim to greet Christians with the traditional Christmas greeting because it means celebrating the day of “God’s” birth – a concept absolutely abhorrent to Muslims and in direct contradiction to the Qur’aanic verse, “He (Allah) did not give birth nor was He born.” (Qur’an 112:3)

In order not to offend or hurt the feelings of non-Muslim friends or acquaintances, one may say instead, “Happy holiday.”

The date of birth of Prophet Jesus, like that of Prophet Muhammad (peace be upon them both) was unknown and it was chosen to match the Saturnalia, the festival of the harvest dedicated to the Roman god of the harvest, Saturn. Christians did not celebrate the birth of Christ for the first 3 centuries after Jesus’ departure because birthday celebration was a known pagan practice. Similarly, Muslims did not celebrate Prophet Muhammad’s birthday until 4 centuries after his death. The practice was started on a state scale by the Fatimid Shi’ite caliphate in Egypt and the date of the Prophet’s death was chosen for the celebration. Dr Bilal

It is an integral part of our faith to reject celebrations that have not been prescribed and/or that have a basis in falsehood, as inevitably they lead to misguidance and alterations in faith, as has happened with Christianity. 
There is nothing “radical” or “fringe” about this. It is our basic right to protect our faith and practice from distortion and falsehood. Surely no one has a right to condemn us for this.
Any rational person can see, there is no sound basis for Christmas, nor did Jesus (peace be upon him) or his true followers celebrate Christmas or ask anyone to celebrate Christmas, nor was there any record of anyone calling themselves Christians celebrating Christmas until several hundred years after Jesus. 
So were the companions of Jesus more righteously guided in not celebrating Christmas or are the people of today?
So if you want to respect Jesus, peace be upon him, as Muslims do, don’t celebrate some fabricated event that was chosen to coincide with pagan festivals and copy pagan customs. 
Do you honestly think God, or even Jesus himself, would approve or condemn such a thing? 
If you say approve, then obviously you are not interested in the truth.

We ask Allaah, the One, Singular God, with no partners or sons, the God of all creation and mankind, to guide us all to the path of guidance and sincerity.
Islam literally means peace If you really love someone, you want the best for them. Not saying the truth is not always being polite and best for others. 
Sometimes, to tell the truth, no matter how harsh it is, is how you show your love. 

1 Komentar »

  1. Very good information. Lucky me I discovered your site by accident (stumbleupon).
    I have bookmarked it for later!

    Komentar oleh Jeanne — Januari 22, 2019 @ 7:17 am


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.