Buyaathaillah's Blog

Bayan Syaikh Basir Rah.A

Dakwah dan Orang Quraisy

Syech Basyir rah.a Amir dakwah di Pakistan katakan :

Agama turun di Quraisy karena surat Al Quraisy menceritakan bagaimana kehebatan orang Quraisy yang biasa tinggalkan anak istri untuk berdagang
yaitu dimusim panas pergi ke Syam dan di musim dingin pergi ke Yaman.

Kebiasaan inilah yang biasa tinggalkan keluarga menjadikan Allah SWT pilih mereka bawa agama ke
seluruh alam. Bayangkan jika agama diturunkan ditempat orang yang tidak mau tinggalkan anak istri. Apa jadinya ? Maka agama akan mati dan
tidak mungkin tersebar.

Tapi sekarang tuan tuan banyak orang rela bertahun tahun berpisah dengan anak istri untuk kerja dunia yang tak ada janji kejayaan di dalamnya. Sementara jika melihat orang pergi
kerja untuk sebarkan agama orang islam bahkan yang berilmupun ribut mengomentarinya. Lihatlah berapa banyak perzinahan terjadi, anak
tak terurus, agama mereka hancur, bahkan permasalahan sosial yang disebabkan suami pergi berbulan bulan, bahkan bertahun tahun untuk
keduniaan tapi banyak orang tutup mata, bahkan justru dipuji puji.

Syech Abdul Wahab katakan :

“kehidupan tanpa agama seperti pasar dimana orang dihargai karena
uangnya bukan karena amal kebaikannya.”

Padahal kerja dunia adalah kerja sekali pakai, gajian selesai, beli barang, dimakan, dipakai, kalau
mati sudah.!! Habis semua. Sedangkan kerja agama dapat kita nikmati sampai di kubur, di mahsyar, di siroth bahkan selama lamanya di dalam syurga.

Maulana Ilyas rah.a ditanya oleh anaknya yaitu Maulana Yusuf Rah.A :

“Ayahanda !! kenapa ayah buat
lagi jemaah padahal sudah banyak firqoh-firqoh berbagai macam jamaah dalam islam ?”

Syech Ilyas rah.a katakan : “Wahai anakku !! hari ini amalan Rasululloh SAW telah banyak dikerjakan oleh ummat islam wujud di mana mana dalam jamaah, tetapi maksud hidup Rasululloh SAW telah hilang dari ummat sehingga amalan ummat tidak
mencapai hakekat amal.”

Mereka … :

1. SHOLAT yang seharusnya mampu mencegah fasya’ dan mungkar tak dapat wujud,

2. PUASA yang seharusnya dapat menghasilkan ketakwaan tak berhasil,

3. ZAKAT yang seharusnya menghilangkan cinta dunia, malahan menjadikan orang semakin cinta
dunia.

4. HAJI yang seharusnya mendatangkan kecintaan kepada Allah SWT justru orang semakin mencintai makhluq.

Maksud ittiba’ Nabi SAW adalah mengikuti kepada dua perkara :

1. Amalan Rasulullah SAW
2. Maksud hidup Rasulullah SAW

Orang hari ini paham tanggung jawab sebagai seorang ayah, suami, pegawai dll. Ketika isterinya sakit misalnya maka dia kalahkan semua pekerjaan, kesenangan dll untuk merawat istrinya dan carikan obat, dokter dll.
Karena ia paham tanggung jawabnya. Jadi untuk kepentingan istri, rela tinggalkan apapun karena merasa sebagai suami.

Orang yang buka toko untuk menghidupi keluarga paham tanggung jawab terhadap tokonya, maka tiap hari dibuka dan di azam untuk buka toko bukan untuk masa 40 hari, 4 bulan saja tetapi untuk masa selama hidupnya karena apa? Dia paham tanggung jawabnya.

Seorang kuli pengangkut barang ketika dapat tanggung jawab mengangkat barang orang yang
membayarnya tak akan mungkin mau memindahkan bebannya kepada orang lain, karena ia paham
kalau tak angkat barang walaupun berat maka tak akan dapat uang, dia paham tanggung jawabnya.

Seorang yang mengatakan anakku, istriku, rumahku maka orang tersebut langsung paham Tanggung jawabnya dengan apapun yang dikaitkan
dengan dirinya.

Sayangnya ummat hari ini tak paham tanggung jawabnya. Walaupun telah mengatakan agamaku, Nabiku dll.
Tanggung jawab yang besar dari ummat ini adalah mengingatkan tanggung jawabnya semua orang
Islam atas kerja Nabi dan menjadikan maksud hidup Nabi sebagai maksud hidup ummat.

Sejak Al Muzzammil, dan Al Muddattsir turun maka Nabi SAW telah lipat bister/ tempat tidurnya dan
berkata kepada Siti Khodijah rha :

“Laa Roihata ba”dal yaum” : sejak hr ini tak ada lg istirahat

Nabi paham tanggung jawabnya, maksud hidupnya adalah dakwah. Biarlah diri dicaci, dihina, biarlah
anak istri menderita, kelaparan, tak berpakaian tetapi kerja dakwah tak boleh berhenti.

Kerja petani, perdagangan, perkantoran dll boleh berhenti, tetapi kerja dakwah tak boleh berhenti.
Bahkan badan boleh terbakar, anak boleh terpotong, asalkan agama tak boleh terpotong sedikitpun.

Lihat pengorbanan Ibrahim as. Inilah arti tanggung jawab agama buat kerja Nabi SAW sebagai kerja selamanya, bukan 3 hari, 40 hari atau 4 bulan.

Dan buat kerja Nabi sbg prioritas dengan mengalahkan kerja-
kerja lainnya. Kedepankan kerja Nabi SAW dan belakangkan kerja selainnya.

SK surat keputusan yang mengangkat ummat ini menjadi Da’i telah turun dari langit dalam surat Yusuf 108 :

“Katakanlah kekasihku Muhammad,
inilah jalanku (Manhajku/ jalanku satu-satunya) yakni mendakwahkan manusia kepada Allah SWT atas bashiroh, kerja ini adalah kerjaku dan kerja orang yang mengikuti aku.”

Inilah jalan yang setiap hari diminta oleh orang yang sholat 17 kali, tetapi sayangnya banyak ummat yang lalai dari perkara ini.

Kantor atau jawatan yang sudah mengangkat seseorang jadi pegawai tetapi ia tak kerjakan juga tugas setelah diangkat dengan SK surat
keputusan, pasti kantor itu akan gantikan dia dengan orang lain.

Begitulah ummat hari ini jika
tak mau kerjakan tugas dan tanggung jawabnya padahal telah diangkat jadi Da’i maka Allah SWT akan pilih orang lain ambil kerja ini.!!

Seekor sapi tak lagi menghasilkan susu maka oleh pemiliknya akan diserahkan kepada tukang jagal
untuk disembelih.

Maka orang islam yang tak berguna lagi untuk agama maka akan diserahkan kepada orang kafir
untuk disembelih, dihina, direndahkan, diusir dari tanah airnya.

Ulama katakan org yg berdakwah/mengajak sprti org yg melempar bola ke dinding. Dgn harapan Allah memperbaiki amal2nya dan mengampuni dosa2nya dgn dakwahx itu. Sebagaimana Firman Allah SWT dlm surah Al-Ahzab ayat (70-71).

Masya Allah …

Bersedia semua tuan tuan ..

Blog di WordPress.com.