Buyaathaillah's Blog

Bayan Masyeikh : Maulana Umar Phalanpuri Rah.A

MAULANA UMAR PALANPURI

 

EMPAT FASE KEHIDUPAN MANUSIA

 

Hadirin yang mulia

Setiap manusia melewati empat fase. Pertama adalah perut ibunya. Kedua adalah perut bumi. Ketiga adalah perut kubur. Keempat adalah akhirat.

Ini adalah empat fase kehidupan manusia. Di dalam perut ibu, Allah ciptakan tubuh manusia. Di dalamnya Allah masukkan ruh, di tempat yang sempit lagi gelap.

Di muka bumi Allah mengutus manusia agar menempuh jalan orang-orang yang menghargai dan meninggalkan jalan orang-orang yang tidak menghargai. Menghargai kasih sayang yang Allah curahkan pada mereka. إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا Menghargai, meninggalkan dunia dengan mengimani firman Allah.

 

Usaha Sedikit untuk Waktu Singkat

 

Allah memberikan sedikit ikhtiyar kepada manusia. Untuk waktu yang singkat. Bukan ikhtiyar sepenuhnya. Kalau ikhtiyar sepenuhnya diberikan, tentu tidak ada yang sakit dan tidak ada yang menjadi tua. Tidak ada yang mati. Kebanyakan atau semua orang tidak mau mati, maka semestinya tidak ada yang mati. Tetapi Allah tidak memberikan ikhtiyar sepenuhnya. Ikhtiar kebaikan dan keburukan. Tangan adalah pemberian Allah. Dengannya orang bisa membagikan makanan pada anak yatim dan orang miskin. Dan Allah berikan juga kemampuan pada tangan untuk mengambil makanan dari tangan orang lain. Kedua kemampuan ini Allah berikan.

Di dalam perut ibu manusia dipaksa mutlak. Bagaimana dibuat di dalamnya, begitulah jadinya. Diciptakan sebagai laki-laki maupun perempuan. Berkulit hitam maupun bule. Dibuat cerdas atau kurang cerdas. Bagaimana dibuat, begitulah jadinya. Di sana tidak ada ikhtiar. Diciptakan sebagai keluarga mana. Dari bangsa mana.

Setelah datang ke dunia ini manusia memiliki sedikit ikhtiar untuk waktu yang singkat. Waktu yang singkat itu adalah sampai mati. Bila dalam waktu itu ikhtiar digunakan sesuai dengan ridha Allah swt, tentulah ia akan sukses dunia akhirat. Dan bila ia gunakan ikhtiar itu sesuai keinginannya, maka ia pasti menderita dunia akhirat. Hancur dan binasa.

 

Kemurkaan Allah swt Penyebab Musibah

 

Ada kesukaan Allah, ada kesukaan pribadi. Hidup sesuai kesukaan Allah adalah mujahadah. Sebab dia harus meninggalkan kesukaan pribadinya. Sedangkan hidup sesuai kesukaan pribadi pada awalnya adalah kemudahan. Sebab dia hidup sesuka hatinya. Meninggalkan kesukaan Allah akan mendatangkan kemurkaan Allah. Dan kemurkaan Allah adalah satu musibah yang sangat besar.

Pencipta langit dan bumi adalah Allah. Pencipta matahari dan bulan adalah Allah. Dan Allah yang menciptakan manusia di dalamtempat yang gelaplagi sempit adalah yang Maha Kuasa mutlak. Bila Dia murka maka manusia akan sangat sedih. Dan Allah yang begitu pemurah, bila manusia melakukan perbuatan yang menyebabkan murka Allah tidak langsung disiksa. Tetapi Dia menyiapkan perangkat untuk hidayahnya. Membuat pengaturan untuk meluruskannya. Lalu bila ia belum mendapatkan hidayah, belum juga menjadi lurus, tidak lagsung disiksa juga.

 

Dialog Nabi Musa dengan Firaun

 

Firaun mengaku sebagai tuhan. Tetapi tidak langsung disiksa. Allah mengirimkan Nabi Musa untuk memahamkan. Dipermainkan oleh Firaun. Kemudian dikirim lagi. Dipermainkan lagi. Dikirim lagi untuk ketiga kalinya. Firaun marah dan berkata,

قَالَ لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَهًا غَيْرِي لأجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ

Bila engkau menjadikan selainku sebagai tuhan, akan aku penjarakan kamu. Firaun sudah berpengalaman memasukkan ratusan orang ke dalam penjara.

Nabi Musa menjawab

قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُبِينٍ

Bagaimana kalau aku datangkan sesuatu yang nyata? (apakah kau tetap memasukkan aku ke dalam penjara?) Dalam otaknya tidak tergambar apa maksud sesuatu yang nyata. Ia pun menjawab

قَالَ فَأْتِ بِهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

datangkanlah bila engkau termasuk orang yang benar.

 

Perangkat Hidayah

 

Nabi Musa as melemparkan tongkatnya ke tanah. Maka jadilah seekor ular besar. Beliau keluarkan tangannya dari kerah bajunya, tangannya berkilauan bercahaya. Inilah perangkat hidayah untuknya. Mestinya, begitu melihat mukjizat itu, ia langsung beriman kepada perkataan Nabi Musa as, ternyata beliau adalah seorang Nabi yang diutus Allah swt. Tetapi ternyata ia tidak beriman juga. Nabi Musa as memegang kembali ular itu, langsung menjadi tongkat.

Saat itu, Firaun agak ketakutan. Tetapi ia mengadakan meeting. Dia kumpulkan semua anggotanya. Firaun dan semua orang istana berpikir bahwa ini adalah seorang penyihir. Maka untuk.itu, tukang sihir hendaknya dikumpulkan.

Tukang sihir pun berkumpul. Sejumlah besar penonton juga hadir. Para tukang sihir memulai aksinya. Mereka lemparkan tali-tali berdatanganlah ular dan kalajengking dari berbagai penjuru.

Nabi Musa as melemparkan tongkatnya dengan perintah Allah swt. Jadilah seekor ular besar yang langsung menelan semua ular kecil. Melihat kejadian ini, para tukang sihir langsung yakin bahwa yang mereka hadapi bukan tukang sihir, tapi seorang Nabi yang diutus Allah swt. Merekapun rebah bersujud.

قَالُوا آَمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ () رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ

Mereka berkata, ” kami beriman kepada Rabbul ‘alamin, Rabb Nabi Musa dan Nabi Harun.

Melihat kejadian itu, Firaun sangat marah. Dia katakan, “Bukankah aku sudah menjanjikan hadiah bagi kalian? Menjadikan kalian orang-orang dekatku? Kalian adalah orang-orangku. Mengapa sekarang berpihak padanya?” Dengan kemarahan meluap ia berkata,

وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ

Sungguh, aku akan salib kalian.

 

Keimanan Kaum dan Pikiran Akhirat

 

Tetapi keimanan mereka begitu kokoh. Pikiran akhirat begitu merasuk dalam hati mereka. Mereka menjawab, “Walaupun kami harus disalib, tidak mengapa. Aslkan akhirat kami tidak rusak. Sebab urusan akhirat adalah urusan selamanya.

Satu fase adalah perut ibu. Satu fase lagi adalah permukaan bumi. Di situ manusia bisa hidup sesuka dirinya atau sesuai kesukaan Allah. Pada kedua jalan itulan manusia berjalan. Kadang di jalan yang ini, kadang di jalan yang itu. Ada sebagain orang yang hidup di jalan lurus, ada sebagain lain yang hidup di jalan bengkok.

 

Fase Kubur

 

Setelah itu adalah fase ketiga, kubur. Siapa yang dalam hidupnya di dunia di jalan yang lurus, dia akan mendapatkan kenyamanan dan kesenangan di alam kubur. Sedangkan orang yang melewati jalan yang bengkok akan merasakan penderitaan luar biasa.

Tetapi kenikmatan dan penderitaan kubur tidak nampak di mata manusia yang tinggal di dunia. Mereka tidak tahu. Dan orang yang meyakini alam kubur pun bila tidak sering-sering bermuzakarah, lama kelamaan akan keluar dari pikiran mereka. Dan fase kubur itu akan berlanjut hingga hari kiamat. Bila seseorang beramal lurus dan ahli iman dan amal akan sampai ke kubur, maka kabar-kabar gembira akan mulai ia dnegar sejak menjelang kematiannya. Allah Subahanahu Wata’ala berfirman

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا

Sesungguhnya mereka yang mengatakan Rabb kami adalah Allah lalu mereka istiqamah atas hal itu. Maksudnya bertahan atas pendirian itu sampai mati. Perintah Allah Subahanahu Wata’ala mungkin saja tidak sesuai nafsu, tetapi tidak mungkin perintah Allah Subahanahu Wata’ala tidak sesuai dengan tarbiyah.

الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Segala puji bagi Allah. Lalu berdoa

اهدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ

Meyakini Allah Subahanahu Wata’ala sebagai Rabb sampai mati. Lalu,apa yang akan terjadi?

تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلاَّ تَخَافُوا

Malaikat akan turun di saat kematiannya dan mengatakan tiga ucapan. Pertama adalah

أَلاَّ تَخَافُوا

Apa yang nanti akan terjadi? Jangan kalian takut. Tidak ada yang perlu kau takutkan.

Lalu malaikat akan mengatakan

وَلا تَحْزَنُوا

Dan jangan sedih terhadap apa-apa yang kau tinggalkan di dunia. Seedikit yang ditinggalkan, banyak yang akan didapatkan.

وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ

Dan terimalah kabar gembira tentang surga yang dijanjikan kepada kalian.

Kemudian malaikat berkata

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ

Kami adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupan dunia dan di akhirat.

Bedanya hanyalah, di dunia para malaikat itu tidak nampak, sedangkan nanti di saat kematian mereka akan nampak. Yang hari ini nampak akan ghaib di hari esok. Sedangkan yang hari ini ghaib akan nampak di hari esok. Apa saja yang hari ini terlihat, nanti di saat kematian akan sirna dari pandangan, sedangkan yang akan nampak di saat kematian nanti pada hari ini masih ghaib.

 

Yang nampak di Dunia

 

Saat ini, apa yang nampak oleh manusia? Kekuasaan, harta, uang, emas, perak, toko, dan sawah. Seberapa banyak benda-benda ini ada di tangan, sebanyak itu pula baiknya kehidupan. Sedangkan yang tidak kelihatan adalah: bila dalan dir saya ada iman dan amal tentu akan bahagia. Dan saat kematian datang, kebahagiaan yang nampaknya didapatkan dengan kekuasaan dan harta benda, akan sirna dari pandangan. Dan bahwa kebahagiaan didapatkan dengan iman dan amal akan terlihat nanti. Dan bila tidak ada persiapan, penderitaan yang akan dirasakan karena tidak adanya iman dan amal, sebagaimana disampaikan oleh para anbiya alaihimussalam dan kitab-kitab dari langit, semuanya akan nampak di depan mata. Penderitaan luar biasa. Kenapa begini?

Apa pun yang pada hari ini nampak, akan sirna di saat kematian. Dan apa saja yang hari ini tidak nampak, akan mulai terlihat begitu kematian datang.

 

Rasa Takut Khalifah ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu

Setelah ditikam, khalifah ‘Umar radhiyallahu ‘anhu jatuh seketika. Beliau terlihat sangat gelisah. Beliau dibopong dibaringkan. Beliau katakana, “Sebentar lagi dunia akan sirna dan akhirat akan nampak di depan mata. Tidak tahu, bagaimana aku akan diperlakukan. Ya Allah, andaikan pahala kebaikanku tidak Engkau berikan, dan Engkau tidak menyiksaku atas dosa-dosaku, kebaikan dan keburukanku seimbang, itu sdh cukup bagiku.

Sebab bila siksaan Allah SWT atas keburukan telah datang, maka sesungguhnya sisa itu sangatlah pedih.

Hadirin yang mulia, maka berpikirlah, bagaiman masa depan kita di akhirat. Setelah kematian tatkala seseorang dimasukkan ke dalam kubur, tidak ada yang tahu bagaimana orang diperlakukan. Bila dalam kehidupan dunia ini kita sudah memikirkan hal itu, dan dalam setiap langkah selalu kita hadirkan kehidupan setelah mati di depan kita, tentu kita bisa berharap pada Allah SWT bahwa kita akan menjadi hamba-hamba yang menunaikan hukum Allah SWT.

Sama sekali tidak diinginkan, kita tinggalkan pekerjaan dan aktifitas kita. Sebagaimana disampaikan oleh Hadratji dalam khutbah nikah bahwa menyuapkan makanan ke mulut istri sesuai perintah Allah adalah berpahala juga. Maka bila usaha duniawi yang kita lakukan sesuai dengan aturan AllahSWT dan sunnah Rasulullah SAW, Allah SWT akan penuhi keperluan kita dan memberikan pahala atasnya.

Kegelisahan Khalifah Umar R.A

Khalifah Umar r.a sangat gelisah, menangis tidak tenang. Sahabat Ibnu Abbas r.a bertanya, “Wahai amirul mukminin, kenapa engkau terlihat begitu gelisah? Sedangkan Rasulullah SAW wafat dalam keadaan ridha padamu. Sahabat Abu Bakar Shiddiq r.a wafat juga ridha padamu. Dan tatkala engkau berkuasa ini, berapa banyak penyebaran agama dan akan terus tersebar? Maka mengapa engkau terlihat begitu gelisah? Maka khalifah Umar r.a menjawab, “Wahai sepupu Rasulullah, apakah kamu akan mengatakan juga kalimat seperti itu pada hari kiamat nanti dihadapan Allah SWT? Sebab hari kiamat adalah hari yang sangat berat. Apapun yang dilakukan manusia akan nampak di hadapannya. Dan tidak tahu bagaimana keputusan Allah SWT nanti.”

Sahabat Ibnu Abbas r.a munjawab, “Ya, aku akan mengatakannya pada hari kiamat nanti dihadapan Allah SWT.”

Lumuri kepalaku dengan tanah

Khalifah Umar r.a dipangkuan anaknya. Beliau berkata, “Wahai anakku turunkan kepalaku dari pangkuanmu, dan biarkan kepalaku berlumur debu. Kepalaku tidak layak diatas pangkuan siapa pun,”

Satu hal yang mesti kita tanamkan dalam pikiran, semakin kuat hubungan seseorang dengan Allah SWT, sejauh itu pula ma’rifatullah ia dapatkan. Semakin tinggi kafahaman seseorang tentang Allah SWT, dan semakin besar semangatnya untuk mendapatkan ridha Allah SWT, sejauh itu pula rasa takutnya kepada Allah SWT. Dan semakin dalam rasa taqwa merasuk dalam hatinya.

Sebaliknya, semakin jauh seseorang dari Allah SWT dan semakin tidak mengenal Allah SWT, seseorang makin berani untuk melakukan kemaksiatan. Dan semakin jauh pula ia menjerumuskan dirinya ke dalam kerusakan. Dan tentunya semakin jauh dari Allah SWT.

Khalifah Umar r.a memiliki rasa takut yang sedemikian rupa pada Allah SWT, itu adalah bentuk rasa taqwa yang ada dalam hatinya.Semaklin dekat seseorang pada Allah SWT, semakin tinggi ketaqwaan yang Allah karuniakan padanya. Dan Allah SWT   menerima amal orang-orang yang bertaqwa.

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Tadi kita bicarakan bahwa apa yang nampak pada hari ini, akan hilang dari pandangan saat kematian. Sedangkan yang hari ini tidak kelihatan, akan nampak waktu kematian datang. Saat itu, orang tidak akan bisa melakukan apa pun.

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ

Kami adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupsn dunia dan akhirat.

Perbedaannya adalah mereka (malaikat) tidak nampak dalam kehidupan dunia ini, dan akan nampak di akhirat nanti.

 

Malaikat dan Malaikat

Saat ini, ruang antara langit dan bumi ini juga dipenuhi oleh malaikat. Sebagaimana Rasulullah SAW memberitahukan bahwa bila kesucian Allah SWT , kebesaran-Nya, keesaan-Nya dibicarakan, malaikat akan penuh di bumi hingga ke langit. Dan malaikat juga akan mengumumkan : “هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ Kemarilah menuju hajat kalian.

Hadirin yang mulia, para malaikat itu akan berkata, “Kami di dunia adalah sebagai penolong kalian, demikian pula di akhirat nanti kami akan menyertai kalian.

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ

Di akhirat nanti apa yang akan kalian dapatkan di surga?

وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

Dan bagi kalian di dalamnya apa saja yang diinginkan oleh nafsu kalian dan keinginan apa pun yang terbetik dalam hati kalian. Sebab kalian telah mengorbankan keinginan kalian untuk keinginan Allah SWT.

Bila seseorang mengorbankan 10 KG benih, dia akan penen 100 KG. bila seorang mengorbankan sebutir biji mangga, ia akan mendapatkan sebatang pohon mangga. Ini adalah pengorbanan jasmani, Allah SWT berikan hasilnya. Sedangkan pengorbanan ruhani¸ Allah SWT beri tahukan bahwa bila keinginan manusia dikorbankan untuk keinginan Allah SWT, Allah SWT akan penuhi keinginannya. Dan setelah itu, apa pun yang diminta akan ia dapatkan.

 

Kenikmatan Surga

Surga paling kecil yang didapatkan di akhirat luasnya sepuluh kali dunia. Di dalamnya ada 70 istri yang paling baik, dan dalam jumlah ribuan yang selalu siap melayani. Tanahnya dari za’faran. Batu dan kerikil dari berlian dan permata. Batu bata emas dan perak, dipadukan dengan adukan kasturi. Laki perempuan di dalam surga berumur 30 sampai 33 tahun. Miliyaran tahun tinggal di surga tidak akan mengalami ketuaan. Dan milyaran tahun tinggal di sana tidak akan mengalami kematian. Pakaian tidak pernah kotor. Makanan masuk ke dalam perut tidak akan menjadi kotoran.

Kalau saya lanjuntukan cerita panjang lebar tentang surga, tentulah rasa rindu akan bertambah. Sebaliknya, bila saya bicarakan neraka panjang lebar, tentulah rasa takut akan meningkat. Tetapi waktu bayan akan habis untuk itu saja. Sedangkan bagaimana persiapan yang harus kita kerjakan agar masuk ke dalam surga dan selamat dari neraka tidak akan kebagian waktu untuk membahasnya.

Memang rasa rindu pada surga akan tumbuh, rasa takut pada neraka akan muncul, tapi tidak akan ada waktu tersisa untuk membicarakan iman dan amal yang mesti kita siapkan agar kita mendapatkan surga dan selamat dari neraka. Maka, kita tidak akan memanjanglebarkan pembahasan. Sudah timbul rasa rindu pada surga, rasa takut pada neraka, lalu bagaimana caranya kita hidup di dunia ini? Itu yang akan kita bicarakan.

Para malaikat akan mengatakan, “Apa pun yang hati kalian inginkan akan kalian dapatkan di sini. Apa pun yang kalian minta dengan lisan kalian, akan kalian dapatkan juga di sini. Dan kalian akan dapatkan jamuan dari Allah yang Ghafur (Maha Pengampun) yang Rahim (Maha Penyayang).” Untuk tamu, tuan rumah akan memberikan apa yang diinginkan dalam hati tamunya dan juga yang dipinta dengan lisannya. Dan banyak sekali yang tidak diminta oleh tamu yang diberikan oleh tuan rumah. Yang tidak terbersit dalam hati pun diberikan juga. Berbagai macam hidangan datang bergantian. Allah SWT alan memberikan berbagai nikmat yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terbersit dalam hati manusia. Itulah nikmat-nikmat yang akan Allah SWT berikan dalam surga.

Berimannya tukang sihir Fir’aun

Hadirin yang mulia, tadi telah saya sampaikan bahwa para tukang sihir Fir’aun telah memutuskan bahwa mereka tidak akan melepaskan iman mereka, walaupun harus disalib. Bahkan mereka berkata pada Fir’aun, فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ Putuskanlah apa pun yang akan kau putuskan.”

Bahkan mereka berdakwah pada Fir’aun. Dan sebagai hasilnya, di antara yang hadir, banyak sekali yang beriman saat itu juga. Maka jadilah mereka orang-orang mukmin.

Inilah berbagai sarana hidayah bagi Fir’aun. Hanya saja dia tetap dalam kerusakan dan keterpurukannya. Meski demikian, Allah SWT tidak langsung menyiksanya.

Tatkala seseorang melakukan perbuatan yang mendatangkan murka Allah, Allah SWT tidak langsung menyiksanya. Bahkan Allah SWT siapkan sarana untuk menyadarkannya. Untuk Fir’aun, Allah SWT telah siapkan sarana penyadaran sedemikian rupa, sampai istrinya pun –Sayyidah Asiah r.ha- beriman. Tapi Fir’aun tetap tidak terima.

Bila seorang manusia sudah keras kepala, maka walaupun dia bisa memahami, dia tidak akan bergeming. Kemudian dengan teguran keraslah dia baru bisa sadar. Sebab berhala Lata tidak bisa menerima kata-kata selama tongkat belum melayang padanya. Dan ini juga berhala Lata, tidak bisa diajak bicara.

Majlis itu berakhir, Fir’aun pergi meninggalkan istananya. Dia bukannya mendatangi hidayah, bahkan mengatakan, “Biarkan aku membunuh Musa supaya dia berdoa kepada Rabbnya. Lalu kita lihat nanti, apa yang akan terjadi? Dia kan selalu mengancam dengan doa. Coba kita lihat, kalau dia berdoa terus apa yang akan terjadi?”

 

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ

Dalam pikirannya, doa tidak ada hasilnya apa pun. Doa hanya sekedar omong kosong.

Satu kejahatan besar telah dia perbuat, membuat makr untuk membunuh seorang nabi. Meski begitu, Allah tidak langsung menyiksanya. Hal ini saya sampaikan berulang-ulang agar kita jangan beranggapan bahwa bila maksiat dilakukan lalu tidak turun musibah itu berarti tidak ada apa-apa. Bukan tidak turun musibah, tapi musibah pasti akan turun, dan siksaan Allah akan datang. Tetapi itu adalah kasih sayang Allah. Allah siapkan sarana-sarana hidayah dan sistem untuk turunnya hidayah. Itu semua agar hamba Allah mendapatkan hidayah dan selamat dari penderitaan besar setelah kematian. Ini adalah belas kasih Allah yang luar biasa besar.

Tadi saya sampaikan bahwa Fira’aun yang melakukan kejahatan begitu besar, membuat Allah murka. Tetapi Allah tidak menyiksanya. Bahkan dia merencanakan pembunuhan seorang nabi. “Coba kalau saya mau membunuh Musa lalu ia berdoa, apa yang akan terjadi?”

 

Janji Pengabulan Doa

Hadirin yang mulia, doa itu Allah janjikan pengabulannya.

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Berdoalah pada-Ku, niscaya Aku kabulkan

Janji Allah adalah janji yang pasti. Tetapi ada syaratnya, yaitu tidak adanya penghalang-penghalang doa.

Ada hal-hal yang menjadi penghalang terkabulnya doa. Pertama adalah makanan dan pakaian haram. Kedua lalai waktu berdoa, doa tidak akan di kabulkan.

Seseorang berdoa dengan penuh konsentrasi. Dan waktu yang paling bagus untuk konsentrasi adalah akhir malam. Segala arah sunyi sepi. Orang merasa sebagai hamba Allah. Dan hamba adalah milik Allah. Sedangkan Allah akan memberikan perhatian khusus. Itulah waktunya untuk berdoa. Siang hari juga berdoa. Tidak bosan berdoa. Tetapi berdoa dengan konsentrasi. Pertama tadi adalah bila makanan dan pakaian haram maka doa tidak akan terkabul. Kedua, berdoa dengan kelalaian juga tidak terkabul. Dan yang ketiga adalah dakwah ditinggalkan, maka doa tidak terkabul. Ini saya sampaikan tanpa basa-basi. Buka perkataan saya. Rasulullah yang bersabda.

مُرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ قَبْلَ أَنْ تَدْعُوا فَلاَ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

Perintahkan kebaikan dan cegahlah kemungkaran -yakni berdakwah- sebelum datang waktunya kalian berdoa dan doa kalian tidak dikabulkan.

Apa yang dipahami? Bila dakwah ditinggalkan maka doa tidak dikabulkan.

 

Jangan Khawatir

Ada satu hal yang perlu saya sampaikan, hendaknya jangan lantas ketakutan. “Makanan kami haram. Pakaian haram. Dakwah ditinggalkan. Berarti doa kami tidak akan terkabul. Lalu, apa gunanya kita berdoa?”

Tolong yang perhatikan. Bila semua yang duduk di sini langsung merubah makanan dan pakaian menjadi yang halal seketika ini juga, tentu sulit. Tapi paling tidak kita bisa niat, makanan dan pakaian kita yang masih belum halal akan kita ganti dengan yang halal secara perlahan. Niat kan bisa kita lakukan. Setelah itu kita usahakan secara bertahap.

Hal lain adalah, bila kita belum menjadikan dakwah sebagai kerja kita, jangan lantas beranggapan bahwa doa kita tidak akan dikabulkan, lalu untuk apa kita berdoa? Bukan begitu, namun kita semua niat untuk menjadikan dakwah sebagai kerja kita, setelah itu kita usahakan. Dan untuk mengusahakan itu pun, para masyayikh kita tidak menyuruh untuk melakukannya secara drastis, tetapi secara bertahap.

Hadirin yang mulia, bagainama pun setelah niat, kita berdoa dengan sungguh-sungguh. Lalu berusaha keras untuk dakwah dan untuk mendapatkan makanan dan pakaian halal.

 

 

Kemaslahatan Hamba

Akan tetapi perlu diingat satu hal dalam pengabulan doa. Hadartji Maulana In’amul Hasan dalam bayan beliau saat hari raya menyampaikan bahwa bila seorang hamba berdoa untuk urusan akhirat akan Allah beri. Namun bila doanya untuk urusan dunia maka akan dilihat kemaslahatannya.

Dalam hal ini hendaknya ditanamkan dalam pikiran bahwa ada lima bentuk penerimaan doa untuk urusan dunia.

Bentuk pertama. Apa yang diminta kepada Allah SWT, bila Allah SWT lihat sesuai dengan kemaslahatan, langsung dikabulkan. Malam hari minta, pagi hari dia dapatkan. Dalam majma’ yang besar ini saya yakin ada yang pernah menyasikan hal itu. Malam hari berdoa, keesokan harinya ia dapatkan. Ini bentuk pertama.

Bentuk kedua. Seorang hamba berdoa kepada Allah SWT, dan apa yang dia minta sesuai dengan kemaslahatan untuk dikabulkan. Akan tetapi tidak secepatnya. Maka Allah SWT akan memberikan apa yang ia minta, akan tetapi tidak secepatnya. Terkadang diundur cukup lama, sebab Allah SWT suka dengan tangisannya. Bila Allah SWT segerakan, siapa lagi yang akan menangis dihadapan-Nya. Sebagaimana kata seorang penyair

Tangisanmu di malam hari sangat indah kurasakan

Maka di saat engkau menangis merengek-rengek di tengah malam,

Kegembiraan yang kurasakan

Maka menurut saya, dibandingkan dengan beresnya urusan kita, jauh lebih baik adalah kesukaan Allah SWT. Bagaimana Allah SWT mencintaiku. Maka terkadang Allah SWT memberikan apa yang diminta, tapi diundur pengabulannya. Ini bentuk kedua.

Bentuk ketiga. Apa yang diminta oleh seorang hamba kepada Allah SWT tidak sesuai dengan kemaslahatannya. Maka Allah SWT tidak akan memberikan apa yang ia minta, tapi Dia ganti dengan pemberian lain yang sesuai dengan kemaslahatannya. Dan Allah sajalah yang mengetahui kemaslahatan hamba-Nya. Memang apa yang diminta tidak Dia berikan, tapi Dia berikan sesuatu yang lain yang sesuai dengan kemaslahatannya. Ini juga pengabulan doa.

Ibunda Siti Maryam r.ha berdoa meminta anak laki-laki untuk berkhidmat di Baitul Maqdis. Tapi Allah SWT berikan anak perempuan. Ia sangat sedih bagaimana anak perempuan akan berkhidmat di Baitul Maqdis?

وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى

Seandainya yang lahir laki-laki, tentulah tidak akan seperti bayi perempuan ini. Bayi perempuan ini kelak akan menjadi ibu seorang Nabi. Dan jutaan orang akan beriman padanya. Kita kaum muslimin pun beriman kepadanya. Bayi laki-laki yang diminta, bayi perempuan yang diberikan.

Maka terkadang demikian Allah SWT perlakukan. Apa yang diminta tidak Dia berikan, suatu yang lain yang didapatkan sesuai dengan kemaslahatan. Ini bentuk ketiga.

Bentuk keempat. Apa yang dia minta sama sekali tidak dia dapatkan. Urusan dunia yang ia minta, tidak ia dapatkan,   tapi musibah dari langit yang akan menimpanya Allah SWT hindarkan. Ini adalah karunia yang sangat bagus. Sebab seandainya yang ia minta ia dapatkan, lalu turun musibah, maka apa yang ia minta pun akan binasa dalam musibah itu. Bahkan yang telah ia miliki sebelumnya pun akan musnah, dan dia akan tenggelam dalam kesedihan.

Ini adalah bentuk kasih sayang Allah SWT, apa yang diminta dalam doa terkadang tidak Allah SWT berikan, tapi karena doa itu Allah SWT hindarkan dari malapetaka.

MIsalnya ada seseorang mempunyai tiga anak laki-laki dengan tiga menantu, sedangkan rumahya hanya dua, toko pun hanya dua.Maka dia berkeinginan untuk memiliki satu rumah dan satu toko lagi untuk anaknya yang ketiga. Dia pun mengusahakannya, juga berdoa kepada Allah SWT. Ternyata yang diinginkan tidak terkabul juga. Bisa jadi akan ada bencana yang datang menimpa mereka. Tetapi sebagai ganti rumah dan toko yang tidak diberikan, Allah SWT selamatkan mereka dari bencana itu. Seandainya Allah SWT berikan rumah dan toko yang diminta, lalu datang musibah, tentu akan hancur semuanya.

Ini bentuk kasih sayang Allah SWT juga, permintaan tidak dikabulkan, musibah dihindarkan. Maka tidak ada yang perlu disesali. Lebih baik menanggung sedikit kesedihan-karena tidak dikabulkannya doa- daripada ditimpa kebinasaan.

Dan betapa besar kemudahan yang Allah karuniakan kepada kita hari ini. Tiga pasang suami istri tersebut bisa bergantian keluar di jalan Allah. Satu pasang keluar masturat, dua pasang tinggal di dua rumah. Begitu pasangan yang keluar selesai dan pulang, satu pasang lagi keluar di jalan Allah. Dengan demikian, urusan rumah tidak menjadi masalah, dakwah tersebar ke seluruh alam, dan mereka bisa menjadi asbab tersebarnya hidayah.

Jadi sudah empat bentuk pengabulan doa disampaikan, ada yang permintaan langsung diberikan, ada yang diberikan tetapi dengan sedikit penundaan, ada yang pemberiannya diganti dengan sesuatu yang lain, ada yang permintaan tidak diberikan tetapi dihindarkan dari musibah yang akan datang.

Bentuk kelima. Apa yang diminta dalam doa benar-benar tidak diberikan di dunia. Lalu pada hari kiamat akan diberikan padanya permintaan itu jauh lebih besar, lebih berharga, dan lebih banyak daripada yang pernah diminta.

Saat melihat pemberian di hari kiamat itu orang akan berangan-angan, “Andaikan semua yang pernah kuminta tidak ada satu pun yang diberikan di dunia dan dikumpulkan semuanya di akhirat, alangkah baiknya.” Sebab ia berpikir bahwa apa yang ia minta di dunia dan telah dikabulkan, sudah terputus semua saat kematian. Inilah lima bentuk pengabulan doa di sisi Allah.

 

Kesalahpahaman Fir’aun

Hadirin yang mulia, Fir’aun berpikir bahwa bila nabi Musa AS berdoa apakah akan terjadi apa-apa? Dan seperti itu pulalah cara berpikir sebagian orang yang sudah rusak cara berpikirnya. Saya sudah banyak berdoa dan terus berdoa, tetapi kenapa urusan tidak beres juga? Karena itulah tadi saya sampaikan lima bentuk pengabulan doa.

Tatkala Fir’aun mengatakan

وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ

Fir’aun berkata, “Biarkanlah aku membunuh Musa agar dia berdoa kepada Rabbnya.”

Ini adalah kejahatan yang sangat besar, yang semestinya langsung disiksa. Tetapi Allah tidak langsung menyiksanya, bahkan Allah siapkan perangkat untuk datangnya hidayah. Begitu Fir’aun mengatakan itu, dari dalam istana seorang pegawai istana berdiri dan berdakwah pada Fir’aun di dalam istananya. Dia sudah beriman sejak lama. Hanya saja untuk kemaslahatan, dia sembunyikan imannya. Tetapi tatkala Fir’aun berbicara tentang pembunuhan Nabi Musa AS, dia pun berdiri angkat bicara.

 

Dakwah Punggawa Istana Fir’aun

وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ

Dan berkata salah seorang dari keluarga Fir’aun yang menyembunyikan imannya, “Apakah kau akan membunuh seorang karena mengatakan Rabbku adalah Allah, sedngkan ia telah membawa bukti-bukti dari Rabb kalian?

Dengan sangat tegas ia berdakwah. Ia sampaikan kejadian-kejadian yang telah lalu, ahwal kiamat pun ia sampaikan, juga kisah Nabi Yusuf AS. Ia jelaskan juga hinanya dunia serta besarnya urusan akhirat. Dengan tegas dan tenang ia sampaikan itu semua di sepan Fir’aun. Fir’aun duduk mendengar. Haman duduk mendengar. Semua anggota parlemen juga duduk mendengar. Lalu ia katakan,

فَسَتَذْكُرُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ

Ingat, sebagaimana Allah telah menghancurkan kaum-kaum terdahulu, Dia juga akan membinasakan kalian. Lalu kalian nanti akan dimasukkan ke dalam neraka. Apa yang saya sampaikan akan kalian ingat nanti. Aku serahkan urusanku kepada Allah, dan Allah maha melihat terhadap para hamba-Nya.

Dengan tegarnya ia jelaskan panjang lebar kekuatan Allah, dengan cara yang luar biasa. Dan kita pun semestinya berjalan ke seluruh alam menyampaikan kekuatan dan kekuasaan Allah.

Allah Maha Perkasa

Allah maha perkasa dan maha kuasa. Seluruh kekuatan di seluruh dunia bila dibanding kekuasaan Allah adalah seperti sarang laba-laba, tidak ada artinya. Sebagaimana sarang laba-laba tidak ada artinya, demikian pulalah kekuatan seluruh dunia tidak berarti apa-apa. Kekuatan Qarun, Fir’aun dan Haman seperti sarang laba-laba sudah hancur lebur tanpa sisa. Demikian juga kaum ‘Ad, kaum Tsamud seperti sarang laba-laba sudah musnah juga. Demikian juga di masa mendatang, kekuatan Dajjal dan Yajuj Majuj akan hancur lebur juga seperti sarang laba-laba.

Tetapi, kapan laba-laba membuat sarangnya? Saat rumah kosong. Di rumah yang berpenghuni, laba-laba tidak akan membuat sarang. Maka demikian pulalah, laba-laba yang saat ini sedang membuat sarang-sarang mereka, itu semua mereka lakukan karena dunia kosong dari dakwah agama. Kosong dari halaqah ta’lim. Kosong dari dzikrullah. Dan kosong dari akhlak yang mulia.

Iman sebagai Pondasi Utama

Pertemuan ahli iman tanpa melihat apakah dari sukunya ataupun bukan, satu ras atau tidak, dari warna kulit yang sama atau tidak, lalu saling memuliakan di antara mereka,akan melahirkan kesatuan. Sejauh mana kuatnya kesatuan, sejauh itu pula turun pertolongan Allah.

وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ

Hindari Perselisihan

 

Jangan ada perselisihan sesama. Bila berselisih di kalangan dalam, akan ada dua kerugian:

Peratama, akan turun semangat, dan kedua akan tercabut kekuatan dari dalam. Dua hal ini Allah SWT sendiri yang menjelaskan.

Dalam urusan rumah tangga pun jangan ada perselisihan. Demikian juga dalam satu keluarga besar, satu kaum, maupun dalam kerja agama yang kalian lakukan. Sesama pekerja agama jangan ada perselisihan. Jangan beralasan yang itu begitu, yang ini begini dan sebagainya. Saling menuduh, saling menghujat, jangan.

وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ

 

Tatkala dunia kosong dari akhlak, keikhlasan, dan kosong dari dakwah, laba-laba membangun sarangnya.

 

Kesombongan Laba-laba

Sebagaimana di rumah kosong laba-laba membuat sarangnya dan merpati membuat sarangnya untuk bertelur, maka cangkang telur merpati dan ranting-ranting kecil berserakan di sarang laba-laba. Laba-laba pun merasa bangga. Dengan sombong ia berpikir, “Ranting dan cangkang telur berjatuhan di atas sarangku, tetapi sarang tidak putus. Ia mondar-mandir memangsa serangga-serangga kecil dan memakannya dalam keadaan segar.”

Ia lebih sombong lagi. Ia tingkatkan programnya. Terkadang bergerak ke sana, terkadang ke sini. Sehingga tatkala laba-laba lain melihat kemapanannya, mereka membuat juga sarang di rumah itu, sampai rumah penuh sarang laba-laba.

Demi Allah, kekuatan seluruh dunia ini hanyalah seperti sarang laba-laba. Di hadapan kekuatan Allah tidak ada apa-apanya. Bila dunia diisi dengan agama, dengan kemanusiaan, dengan amal-amal shalih, Allah akan bersihkan sarang-sarang itu. Di hadapan kekuasaan Allah, itu tidak ada apa-apanya. Ini bukan perkataan saya, Allah berfirman dalam Al Quran:

مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Ini adalah pernyataan Allah swt. Semua kekuatan adalah seperti sarang laba-laba.

Hadirin yang mulia

Bila ingin mengisi rumah, pertama kali bersihkan sarang laba-laba di rumah. Membersihkan sarang itu tidak lama. Ambil sapu, gerakkan ke semua arah, sebentar saja bersih. Tidak lama.

 

Sekali Sapu, Kerajaan Fir’aun Bersih

Fir’aun yang sudah diberi berbagai asbab hidayah, ternyata tetap keras kepala. Tatkala Allah berkehendak memakmurkan Mesir dengan agama, sedangkan orang-orang yang keras kepala ini tidak juga beriaman, berarti bisul beracun harus dioperasi. Dioperasi dan dibuang. Takala hal itu sudah Allah tentukan, datanglah sapu azab dari Allah swt. Kerajaan Fir’aun bersih seketika. Datang sapu azab kedua, sarang kementerian Haman pun bersih. Datang sapu azab ketiga, Qarun beserta hartanya bersih juga. Setelah membersihkan semua sarang, Allah siapkan keadaan bagi Nabi Musa AS dan Bani Israil untuk menghidupkan agama di Mesir.

Hari ini pun Allah tetap Maha Perkasa seperti itu. Kita serukan di seluruh dunia, “Berimanlah pada kekuatan Allah, bila kalian tidak beriman pada kekuatan Allah, tidak bersrah diri padanya, selama Allah masih berikan tempo, kalian tidak akan mengenal kekuatannya. Tapi, bila Allah sudah turunkan siksa-Nya, tidak akan ada seorang pun yang mampu menyelamtkan. Maka sering saya katakana, berangkatkan jamaah ke seluruh dunia. Bergerak menyampaikan kehebatan Allah swt dengan penuh keyakinan.

Kita adalah orang yang beriman kepada Allah swt yang Maha Perkasa. Kita bukan ingin meyakinkan kekuatan kita sendiri. Kita tidak punya kekuatan apa-apa.

وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا

Hendaknya kita akui kelemahan kita.

 

Khazanah Allah

 

Yang Maha Perkasa adalah Allah swt. Begitu Maha Kuasanya, dengan sekali perintah, Dia ciptakan langit dan bumi. Begitu Maha Kuasa, setiap hari Dia ciptakan 300 ribu bayi di seluruh dunia. Masing-masing Dia berikan dua mata. Setiap hari Dia ciptakan 600 ribu mata. Dan itu pun tidak mengurangi khazanah Allah swt. Sama sekali. Setiap orang diberi wjwh berbeda, suara berbeda, watak berbeda, semangat berbeda. Dan khazanah-Nya tidak berkurang sama sekali.

 

 

Dakwahkan Kebesaran Allah SWT

 

Sampaikanlah kaebesaran Allah dan khazanah-Nya dengan penuh keyakinan. Sampaikan dalam jaulah khususi, jaulah umumi. Tapi dengan tertib. Jangan sampai tidak tertib, sehingga orang akan mempeolokkan Allah SWT. Sehingga kita pun termasuk orang yang memperolokkan Allah SWT. Jangan sampai kita menjadika Allah SWT bahan tertawaan. Dakwahkan dengan penuh keyakinan. Dan kita belajar hal itu. Maka, kita keluar bersama jamaah. Kita kerjakan juga amal maqami kita. Sampaikan kebesaran Allah SWT dengan penuh keyakinan. Berimanlah pada kehebatan Allah SWT.

قُمْ فَأَنْذِرْ () وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ

Bangun dan berikan peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah.

Dalam adzan ada kebesaran Allah SWT, dalam iqamat ada kebesaran Allah SWT, dalam shalat berkali-kali kita ucapkan Allahu Akbar. Dalam shalat jenazah empat kali takbir. Ketiak bayi lahir dikumandangkan adzan sebelah kanan dan iqamat sebelah kiri. Lahir langsung mendengar kebesaran Allah SWT. Saat menyembelih, Bismillahi Allahu Akbar. Saat hari raya

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ

لا إلَهَ إلا اللهُ اللَّهُ أَكْبَرُ

اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Hari raya Allahu Akbar, anak lahir Allahu Akbar, jenazah Allahu Akbar, shalat Shubuh Allahu Akbar berkumandang. Malam hari sebelum tidur, dalam tasbih Fathimah:

سُبْحَانَ اللَّه الْحَمْدُ لِلَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ  34 kali

Setelah shalat juga dibaca tasbih.

 

Allahu Akbar di Seluruh Dunia

Mulai dari Fiji suara Allahu Akbar berkumandang. Suasana Allahu Akbar menyebar ke seluruh penjuru. Lalu di Australia berkumandang Allahu Akbar. Kemudian New Zealand berkjumandang Allahu Akbar. Setelah itu di Filipina, Korea, dan Jepang berkumandang Allahu Akbar. Kemudian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand berkumandnag Allahu Akbar. Di Bangladesh, di Burma berkumandang Allahu Akbar. Di seluruh dunia berkumandang Allahu Akbar. Beruntunglah orang yang memperjuangkan untuk menyampaikan kebesaran Allah swt.

Hadirin yang mulia,

Pertolongan Allah SWT beserta orang yang tunduk pada kebesaran Allah dan menyampaikan kebesaran Allah.

 

Tuntutan Orang Kafir

 

Di setiap masa, orang-orang kafir berkata kepada para anbiya AS. Juga kepada Rasulullah SAW

وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ [ص:16]

Maksud mereka adalah, “Tidak perlu menunggu hari kiamat. Segerakan saja azab hari kiamat sekarang di dunia ini. Ini perkataan orang-orang kafir. Tapi azab tidak turun juga, mengapa?

Sebab, Allah tidak lansung menyiksa, dan menyiapkan jalan hidayah untuk mereka. Lalu mereka katakan,

إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

Bila memang ini adalah kebenaran dari sisimu, turunkanlah hujan batu dari langit atas kami,atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.

Tetapi azab Allah tidak turun juga. Maka mereka mulai bertingkah dan mengatakan, “Tuh, lihat. Tidak terjadi apa-apa.” Lalu Allah turunkan ayat-ayat tentang kisah para anbiya terdahulu. Kaum nabi-nabi dahulu pun berbicara seperti itu. Akhirnya, Allah azab mereka. Juga bagaimana Allah tolong orang-orang yang beriman kepada-Nya dan kepada para nabi-Nya. Orang-orang kafir berolok, “Itu kan cerita lama. Tunjukkan sekarang juga.”

 

Pertolongan Allah SWT

 

Kemudian, datang perang Badar. Allah tunjukkan. Orang-orang yang tidak sadar, akhirnya memahami, nyatalah bahwa Allah SWT berikan pertolongannya kepada orang- orang yang menyeruka keagungan Allah. Mereka tidak lagi bisa berbicara.

Hari ini pun, bila ini kita sampaikan, mereka juga akan mengatakan, “Itu kan cerita perang Badar, cerita Nabi-Nabi. Coba buktikan sekarang.

Hadirin yang mulia,

Yang melakukan bukan kita. Pelakunya adalah Allah. Dia sajalah yang tahu kemaslahatan. Dengan kadar mujahadah seperti apa mereka patut ditolong.

Pada masa NAbi Syu’aib pun orang-orang mengatakan, “

فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ

“Kalau engkau betu-betul seorang nabi, jatuhkanlah sepotong langit untuk menghancurkan kami.”

Nabi Su’aib AS menjawab

قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ

Nabi Syu’aib AS berkata, “Rabbku mengetahui apa yang kalian lakukan.”

 

Hadirin yang mulia

Sejauh mana kedurhakaan seseorang akan mendatangkan siksa, dan setinggi apa mujahadah seseorang akan mendatangkan pertolongan, itu semua berhubung dengan hikmah dan kemaslahatan yang hanya ada di sisi Allah. Kita tidak ada campur tangan sama sekali di dalamnya.

Tapi, perhatikan! Jangan sampai karena beberapa kali datangnya pertolongan Allah lantas para pekerja dakwah merasa bangga. Selalu kita merasa lemah. Benar-benar lemah.

Manusia itu lemah. Lemah dan sangat lemah sehingga tidak bernilai. Dan Allah swt adalah Maha Kuasa, seperti yang baru saja kita dengarkan.

 

Tantangan

 

Manusia begitu lemah. Seandainya seluruh manusia berkumpul, berusaha ratusan tahun. Seluruh raja, orang kaya, dan ilmuwan bersatu, tidak akan mampu membuat sebelah mata ikan, satu kaki nyamuk, atau sebelah sayap lalat. Tantang seluruh dunia, tidak akan mampu membuat.

وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

Akuilah kelemahan diri, akui kehebatan Allah, Allah pasti akan melindungi. Kereta kita akan berjalan melewati dunia, di akhirat pun akan selamat sampai tujuan. Ini yang berteriak-teriak menyampaikan kebesaran Allah. Kita bukan menyamoaikan kekuatan kita sendiri. Kita ini sangat lemah. Kita tidak punya kekuatan apa pun. Begitu lemah. Untuk mematikan kita tidak diperlukan pistol maupun pedang. Orang mendatangi kita, memukul kita, bila memang sudah ajal kita, kita pasti mati seketika. Kita begitu lemah, tidak bisa mengakui kekuatan kita. Kita tidak punya kekuatan apa-apa.

Allah yang menciptakan langit dan bumi adalah Tuhan kita dan Tuhan bagi orang-orang kafir. Kita tunduk pada kekuatannya.

Tunduklah pada kekuatan Allah, kereta kalian akan berjalan dengan selamat. Sampaikan ini ke seluruh dunia, di sawah-sawah, di rumah-rumah, di toko-toko. Dengan dakwah, sampaikan kebesaran Allah di semua tempat.

Mungkin kita berfikir, apa gunanyamembicarakan kebesaran Allah dengan lantang di majlis ini. Bukankah sebaiknya disampaikan kepada para penguasa kerajaan-kerajaan besar. Dibicarakan di majlis seperti ini, apa gunanya?

Bukan begitu. Sejauh yang kita mampu, suarakan kebesaran Allah. Dalam jaulah kita, dalam kunjungan khususi kita, sampaikan kebesaran Allah. Sedangkan yang di luar batas kemampuan kita, itu adalah dalam kekuasaan Allah untuk menyampaikan.

 

Semut di Zaman Nabi Sulaiman AS

 

Perhatikanlah semut di zaman Nabi Sulaiman AS. Saat Nabi Sulaiman AS mengadakan perjalanan bersama pasukannya, semut itu begitu gelisah. Dia lihat pasukan hampir tiba, “Kalian akan diinjak-injak. Masuklang ke dalam liang kalian. Dia gelisah, berkeliling menemui semut-semut agar mereka masuk ke dalam liang-liang mereka.

قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Seekor semut berkata, “Wahai para semut, masuklah kalian ke dalam ling-liang kalian, jangan sekali-kali Sulaiman dan pasukannya menginjak kalian sedangkan mereka tidak merasa.”

Hadirin yang mulia

Ia tidak mampu menyampaikan perkataannya pada seorang raja yang begitu besar, raja yang begitu mulia. Apa yang ia mampu, ia kerjakan. Padahal semut tidak mukallaf (dibebani hukum). Kita berkeliling ke seluruh dunia dengan membawa alas tidur kita, dan kita mukallaf atas hal itu. Bila seekor semut yang tidak mukallaf saja Allah sampaikan perkataannya pada Nabi Sulaiman AS sehingga beliau tersenyum di situ

فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا

Nabi Sulaiman AS tersenyum, tertawa karena perkataan semut yang mengusahakn keselamatan. Dan suara semut itu bukan hanya sampai ke telinga Nabi Sulaiman AS, tapi ke telinga semua pasukan. Padahal, seandainya semut ada si telinga kita, kita tidak merasa, apalagi mendengar perkataannya.

Tapi, ribuan tahun yang lalu semut bersuara, dan ribuan tahun kemudian Surat An Naml dibaca dalam bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Ratusan ribu umat Islam mendengar pembicaraan semut itu.

Allah I dalah Maha Kuasa. Suara seekor semut yang tidak mukallaf Dia sampaikan hingga ribuan tahun ke telinga ribuan manusia.

Maka, bawalah sleeping bed kalian berkeliling dunia menyampaikan kebesaran Allah I. Allah I Maha Kuasa untuk menyampaikan suara kita ke tempat-tempat yang kita tidak bisa sampai. Menyuarakan adalah kerja kita, sedangkan menyampaikan adalah kerja Allah I.

Di setiap masa selalu ada yang bertanya, “Allah Tuhanmu kan Maha Besar, mengapa tidak menolongmu?”

Allah I menolong Nabi Nuh u setelah 950 tahun. Dan menolong Nabi-nabi lainnya setelah waktu tertentu. Allah I memujahadahkan dulu mereka untuk menumbuhkan kekuatan ruhani yang luar biasa. Setelah itu Allah I turunkan pertolongan yang sangat menakjubkan.

Setiap Nabi u selalu diusir oleh kaumnya. Orang-orang yang mengandlkan kekuatannya, mereka yang mengandalkan kekayaannya, mereka yang mengandalkan massanya, “Kleuarlah daari kampung kami! Bila tidak, kami akan membunuhmu. Atau kau kembali ke agama lama seperti kami. Bila tidak kembali, keluarlah dari desa dan kota kami.”

 

Janji Allah I

Tetapi Allah I Pencipta langit dan bumi menjawab, “Bila kalian berpikir untuk mengusir para pekerja terbaik Kami, Kami akan usir kalian dari bumi. Lalu Kami tempatkan orang-orang yang telah diperbaiki di bumi ini. Ini yang Allah I beri tahukan pada kita dalam Al Quran.

Setiap Nabi yang berdakwah pasti disakiti dan dihina oleh orang-orang kafir.

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا

Tetapi Allah I Sang pencipta langit bumi, Pencipta bulan matahari, Pencipta surga neraka, yang menciptakan laut, yang menurunkan makanan masak dari langit, yang membuat 12 jalan di lautan, yang menyelamatkan Nabi Yususf u dari Zulaikha dan menundukkan khazanah kerajaan Mesir ke bawah telapak kaki beliau, yang Maha Kuasa mutlak memberitahukan,

فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ

Allah I menurunkan wahyu dari langit bahwa mereka yang menyatakn akan mengusir dari kampung kalian, Allah I akan usir mereka dari dunia.

وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الأرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ

Dan sungguh Kami akan tempatkan kalian setelah mereka.

Orang-orang yang Makkah yang tidak beriman juga Allah I perlakukan seperti itu. Mereka bersekongkol untuk membunuh Rasulullah r, menyekap beliau, atau mengusir beliau. Tetapi Allah I memeritahukan bahwa mereka yang berpikir untuk membunuh Rasulullah r akan dibunuh di Badar. Sedangkan yang berpikir untuk menawan beliau akn menjadi tawanan di Badar. Dan mereka tinggalkan kampung halaman mereka.

Orang-orang kafir itu merencanakan tiga kejahatan pada Rasulullah r, dan tiga rancangan jahat itulah yang menimpa mereka sendiri. Allah I berfirman pada orang-orang beriman:

وَاذْكُرُوا إِذْ أَنْتُمْ قَلِيلٌ مُسْتَضْعَفُونَ فِي الأرْضِ تَخَافُونَ أَنْ يَتَخَطَّفَكُمُ النَّاسُ فَآوَاكُمْ وَأَيَّدَكُمْ بِنَصْرِهِ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (الأنفال:26)

dan ingatlah (wahai muhajirin), ketika kalian berjumlah sedikit dan tertindas di bumi (Makkah), kalian takut orang-orang (Makkah) akan menculik kalian, maka Allah memberikan tempat pada kalian (di Madinah), dan Dia kuatkan kalian dengan pertolongannya dan memberikan rizki pada kalian dari yang baik-baik agar kalian bersyukur. (Al Anfal:26)

Hadirin yang mulia

Saat Rasulullah r menceritakan kisah-kisah orang terdahulu, orang-orang kafir berkata, “Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu.”

 

Tapi, pada masa Rasulullah Allah buktikan pada mereka sehingga mereka patah semangat, dan mental mereka jatuh. Kita katakan, “Hari Allah juga tetap dengan kekuatan seperti itu.” Dan Allah ini bukan hanya untuk kita, tapi untuk seluruh manusia.

Di hadapan Allah, roket dan onta sama saja.Di hadapan qudratullah, tongkat, pedang, dan bom atom juga sama saja. Allah memiliki qudrat mutlak seperti itu. Kita dakwahkan ke seluruh dunia ………tunduklah pada kekuasaan Allah yang menciptakan langit bumi, kereta kalian akan sampai. Bila tidak, kalian tidak akan paham selama masih dalam tenggang masa. Tapi, tatkala waktu penyiksaan sdh tiba, tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian.

Kita sampaikan cerita anbiya ini, dan apa pun yang dikatakan kepada para anbiya oleh kaum mereka, Allah turunkan wahyu, Allah keluarkan mereka dari dunia. Allah biarkan orang-orang beriman menempati dunia, dan hal ini pun Allah lakukan di masa Rasulullah. Dan saya akan bicarakan tentang hari ini.

 

Rasa Takut pada Akhirat adalah sebab Kebahagiaan

 

Allah firmankan, “Sebagaimana Kami menempatkan dan memakmurkan mereka, dan Kami hancurkan orang-orang yang membangkang. Seandainya ada orang yang hidup sampai kiamat, tentulah ia akan takut pada hisab di hadapan Allah. Akan takut pada ancaman Allah dan kengerian (kiamat). Bila rasa takut pada Allah telah tumbuh, rasa takut pada hisab di hadapan Allah muncul, juga rasa takut pada ancaman-ancaman Allah, Allah akan makmurkan mereka. Tidak akan binasakan mereka.

Allah sendiri berfirman

ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ

Bicarakan akhirat di seluruh dunia. Di mana pun berada, bicarakn akhirat. Kepada istri, kepada para pembeli. Pergi ke mana pun, bicarakan akhirat. Samapaikan akhirat di seluruh alam. Bila akhirat selalu kalian bicarakan, dan para penduduk bumi merasakan takut untuk berdiri di depan Allah pada hari kiamat, Allah tidak akan membinasakan mereka, bahkan memakmurkan mereka.

Kita di seluruh dunia ingin agar kita jangan sampai dibinasakan. Kita menginginkan agar bahtera kehidupan manusia tidak tenggelam. Kita inginkan bahtera melintas dengan selamat.

Bila seluruh dunia pasrah pada kekuasaan Allah I, tentu Allah I akan jalankan bahtera manusia.

 

Dakwah Nabi Nuh u

 

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Allah I memerintahkan Nabi Nuh u untuk memperingatkan kaumnya. Seperti seseorang membawa pistol atau senapan yang berisi peluru. Lalu ditodongkan. Hanya mengancam, “Yang bener! Lihat ni pistol!” Ancam saja, jangan ditembak.

Jadi, bukan meminta azab Allah I, tetapi memperingatkan seluruh dunia akan azab Allah I. Allah I berfirman juga

مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

sebelum datang kepada mereka azab yang pedih

Dan jika azab Allah I telah datang, tidak akan ada yang bisa memberikan perlindungan, siapa pun orangnya.

Sebelum Allah I turunkan azab menyeluruh, Allah I ancam mereka dengan azab-Nya.

ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ

Kita juga harus memperbaiki amal dalam kehidupan ini. Wujudkan kekuatan iman. Tunaikan puasa di bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan, pahala dilipatgandakan.

Akibat tidak Membayar Zakat

Orang yang berkewajiban zakat hendaklah menunaikannya. Bila tidak ditunaikan, pada hari kiamat harta itu akan dirubah menjadi batu untuk meyetrikanya. Dijadikan ular membelit lehernya dan akhirnya akaxn memakannya.

Harta zakat bercampur dengan harta yang tidak dizakati bercampur akan mendatangkan musibah pada harta lainnya. Bila sudah setahun, segera sisihkan zakatnya. Jangan sampai diputar lagi. Bila diputar, khawatir membahayakan harta lainnya. Bila tidak bisa mengeluarkannya sekaligus atau belum menemukan mustahiq, pisahkan.

 

Pengaruh Amal

 

Sebagaimana benda-benda dunia ada khsiatnya, amal manusia pun ada khasiatnya juga. Manusia beramal baik, nikmat-nikmat surga akan disiapkan. Dan bila amal manusia buruk, akan disiapkan azab jahannam dan…………………… Seperti bacaan Subhanallah, Alhamdulillah akan ditanamkan satu pohon di surga. Dengan menahan zakat akan disediakan ular di akhirat sana. Setiap amal baik atau pun buruk akan ada bentuknya.

Permisalan itu adalah korek api. Kita berikan pada seseorang, dia gunakan untuk menyalakan kayu bakar. Satu kayu terbakar, menjalar ke sebelahnya. Tumpukan kayu terbakar. Bisa digunakan untuk memasak nasi biryani, gulai dalam jumlah yang sangat banyak. Ini contoh penggunaan yang benar.

Sebaliknya, sebatang korek api ini digosok. Setelah menyala dilemparkan ke tangki bensin. Pastilah api kan berkobar besar. Atau batang korek yang menyala itu dilemparkan ke gudang kapuk. Tentulah dalam waktu singkat akan habis semuanya.

Itulah, sebatang korek api. Bias digunakan dalam keburukan, bias juga untuk kebaikan, berperiuk-periuk nasi biryani akan masak.

Demikian jugalah tubuh manusia yang kurang dari dua meter ini. Bila digunakan dengan benar, digunakan untuk shalat, untuk taklim, untuk dzikir, untuk membaca Al Quran, untuk berbuat baik kepada sesama.

 

Berakhlak baik

Berakhlak baik dalam Islam diperintahkan, baik kepada muslim maupun non muslim. Bila seorang muslim sedang duduk santai di rumah, mendengar rintihan kesakitan dari nenek-nenek di sebelah rumah, segeralah menyuruh istrinya untuk datang membawa bantuan. Walaupun hanya lima puluh ribu rupiah, itu sangat berarti bagi seorang yang sedang kesusahan. Walaupun ternyata dia non muslim, tidak mengapa. Dalam Islam, untuk akhlak tidak ada perbedaan antara muslim non muslim.

Kalau seorang muslim menyerobot tanah seorang non muslim, kita mesti berada di pihak yang dizalimi. Walaupun dia non muslim. Kita berikan kepahaman pada saudara muslim kita, “Kembalikan saja. Kalau diteruskan, tujuh lapis ke bawah akan dikalungkan ke lehermu di akhirat nanti. Segera kembalikan saja.” Dalam urusan seperti ini, tidak dibedakan antara muslim dengan non muslim. Orang muslim harus disayangi dengan cara menjauhkannya dari kezaliman.

Manisan Bersama

Saya berikan satu missal: lima orang berkumpul makan manisan bersama. Mereka semua memiliki akhlak yang sangat mulia. Ingin ikram pada kawannya. Sehingga semua salimg mempersilakan. Satu orang dari mereka berakhlak sangat tinggi. Dia mulai menyuapkan manisan itu ke mulut kawan-kawannya, satu demi satu. Keempat kawannya juga bukan orang yang serakah, mereka berkata padanya, “Kau suapi kami semua, kau sendiri tidak makan.” Maka mereka menyuapinya bergantian. Mereka memujinya, “Kau ini betul-betul baik, menyuapi kami semua.” Dia menjawab, “Kalian lebih baik lagi, menyuapi saya bersama-sama.” Lihatlah, bagaimana orang ahli ikram selalu untung. Pemberi selalu beruntung. Tetapi, kapan itu berlaku? Bila sifat itsar (mengutamakan orang lain) sudah tumbuh. Rasa kasih sayang sudah menjadi sifat yang mendarah daging.

Empat Fase

Saya ingin, semoga Allah segerakan selesainya bayan ini. Tadi di awal saya sampaikan ada empat fase kehidupan kita. Perut ibu, perut bumi, perut kubur, dan akhirat. Tetapi kubur dan akhirat tidak nampak.

Saya ingin dari dalam hati kita mendoakan semoga Allah berkahi dirinya, hartanya, imannya, kehormatannya, rumah dan urusan pekerjaannya. Dalam semua bagian kehidupannya. Allah wujudakan dalam keturunannya dai-dai yang tangguh. Allah penuhi semua keperluannya dunia akhirat dengan penuh kesejahteraan dari jalan yang gaib. Doa ini adalah untuk mereka yang datang hanya untuk mendengarkan bayan lalu sekarang mendaftarkan namanya untuk keluar cash empat bulan. Atau sebelumnya sudah mendaftar untuk keluar 40 hari lalu sekarang dirubah jadi empat bulan. Silakan berdiri daftarkan nama, semoga Allah terima.

 

 

 

 

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.