Buyaathaillah's Blog

Bayan Masyeikh Maulana Mustaqiem : Tantangan Dakwah

Maulana Mustaqiem

Bayan Maghrib

Jord Qudama

Temboro, Jatim.

 

Assalamualaikum Wr. Wb.

 

Firman Allah :

 

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي

 

Artinya : Katakanlah wahai muhammad ini adalah jalanku, yaitu mengajak orang kepada Allah, dengan Hujjah yang nyata, aku dan pengikutku.

 

 

Hadirin yang dimuliakan Allah Swt,

 

Allah Swt telah menjadikan kita umat dari baginda Rasullullah Saw, yang dimana kehidupan dari umat baginda Rasullullah Saw ini adalah azas atau sumber dari segala kehidupan manusia. Jika umat rasullullah Saw ini baik maka akan baiklah seluruh kehidupan manusia, dan jika umat ini buruk maka buruklah seluruh kehidupan manusia. Jadi umat Nabi Saw ini menjadi sumber dari segala kebaikan ataupun sumber segala keburukan. Bila kehidupan umat ini mengikuti daripada kehidupan baginda Rasullullah Saw, maka akan datang kebaikan dan keberkahan dalah kehidupan umat. Semua manusia ingin keselamatan, kemuliaan, dan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Semua manusia menginginkan perkara ini dari orang beriman ataupun orang kafir, orang yahudi, orang nasrani, dan lain-lain. Mereka berusaha keras untuk mendapatkan yang namanya keselamatan, kebahagiaan, dan kemuliaan. Mereka melakukan pengorbanan yang besar untuk mendapatkan kehidupan yang baik itu. Namun kehidupan yang baik itu tidak akan datang kepada umat selain daripada mengikuti kehidupan baginda Rasullullah Saw.

 

Namun kebanyakan manusia hari ini membuat usaha untuk mendapatkan kebahagiaan dengan cara mengumpulkan kebendaan. Kebanyakan mereka berfikir jika saya punya harta yang banyak dan kekuasaan yang tinggi, maka saya akan punya kehidupan yang baik. Namun Allah Swt sudah menjelaskan kepada kita bahwa kebahagiaan, kemuliaan, dan keselamatan kehidupan manusia di dunia dan di akherat bukanlah dalam hal-hal tersebut. Kehidupan yang baik ini hanya akan datang dalam kehidupan yang ada Iman dan Amal. Jadi kalau kita mau mempunyai kehidupan yang baik dan benar maka kita harus :

 

  1. Buat suatu usaha agar iman dapat tertanam di hati kita
  2. Wujudkan amal-amal sholeh dalam kehidupan kita

 

Baru nanti Allah akan datangkan kehidupan yang baik kepada kita. Jika seseorang membuat usaha untuk mendapatkan kebahagiaan dengan cara mengumpulkan kebendaan, maka orang ini terancam mendapatkan musibah penyakit “Takut Mati”. Orang ini akan berusaha, siang dan malam, agar malaikat maut tidak datang kepada dirinya. Contohnya, seperti dilapangan terbang hari ini sebelum masuk pesawat, maka penumpang pesawat akan diteliti terlebih dahulu barang-barangnya, karena dikhawatirkan akan membawa bom. Kalau benar bawa bom bisa mematikan semuanya. Mereka dihantui perasaan takut mati, padahal nantipun mereka akan mati juga. Baginda Nabi Saw telah memberikan satu jalan yang jika tempuh jalan itu, maka kita akan menyambut mati dengan gembira, bukan dengan ketakutan. Melalui jalan yang dicontohkan dan ditempuh oleh Nabi Saw, akan membuat kita tidak takut pada mati lagi.

 

Orang-orang yang ingin mendapatkan kebahagiaan dengan kebendaan dan kekuasaan, mereka ini akan mengalami kesusahan dalam kehidupannya di dunia ini. Coba kita lihat orang-orang yang memiliki harta dan kekuasaan, justru mereka telah membangun rumah-rumah sampai ke bawah tanah ini, malah jadi seperti kuburan. Ini karena apa ? karena takut nanti ada yang mau membunuh mereka. Ketika mereka berjalan di depan umum, mereka meminta agar orang-orang yang ramai disekililing tempat dia lewat untuk menyingkir, karena apa ? karena ketakutan tadi. Ini sudah banyak terjadi, lihat saja kalau ada penguasa suatu negeri atau tempat ini mau lewat maka orang-orang disuruh minggir. Begitulah keadaan ummat hari ini. Jika agama sudah keluar dari dalam diri, maka kelakuannya akan menjadi seperti anjing gila. Anjing gila ini kalau sudah lepas, keluar dari rumahnya, maka orang-orang akan bilang, “Minggir-minggir, jangan ada yang mendekat, awas ada anjing gila.” Melihat ada anjing gila maka tidak ada yang berani mendekat. Begitulah yang terjadi pada umat hari ini ketika agama sudah keluar dari kehidupan mereka. Ini kehidupan yang ada dalam umat, tanpa agama, menjadi seperti anjing gila, membuat orang ketakutan, dan tidak ada yang mau mendekat, merasa tidak aman kalau dekat-dekat dia. Bukankah ini yang terjadi sekarang, umat saling bermusuhan, saling mencaci, menyakiti satu sama lain, membuat orang tidak ada yang mau mendekat.

 

Lalu bagaimana membuat agama ini untuk dapat wujud lagi dalam kehidupan umat. Maka tidak ada jalan lain selain mengikuti usaha yang dilakukan Nabi Saw kepada sahabat RA agar mereka mendapatkan agama. Usaha inilah yang sedang kita lakukan sekarang. Usaha yang kita ingin bangkitkan kembali di masa ini. Atas perkara inilah kita berkumpul disini pada hari ini, yaitu memikirkan bagaimana agama bisa wujud dalam diri kita dan diri umat. Kalau orang sudah kena penyakit takut mati, maka orang-orang ini akan memahami agama dengan keliru, dengan pemikiran yang aneh-aneh. Ada orang memelihara anjing, tidurnya sama anjing, mau makan sama si anjing, bahkan waktu di wc pun membawa anjing. Lalu ada seorang ulama mendatanginya berkata, “Kamu ini setiap saat sama anjing, kemana-mana sama anjing, mengapa kamu ini begitu ?”. Orang ini bilang kalau ada anjing maka malaikat-malaikat tidak datang. Dia bilang, “Saya bawa anjing kemana-mana agar malaikat maut tidak datang.” Inilah kebodohan, kenapa ? jauh dari agama. Maka ulama ini katakan, “Malaikat maut akan datang kepada kamu, dan kepada anjing kamu, tidak akan ada yang bisa menahannya.” Maka janganlah kita berusaha untuk lari dari kematian. Namun yang harus kita lakukan adalah membuat usaha yang membuat kita menunggu-nunggu kematian dengan bahagia dan dengan kerinduan. Sehingga kita ini bukannya lari dari malaikat maut, tetapi menunggu-nunggu kedatangan malaikat maut.

 

Seperti orang yang berpuasa dibulan Ramadhan, apa yang dia tunggu ? nunggu berbuka puasa ? innalillahi wa innallillahi rojiun. Orang yang berpuasa tapi di hatinya dan di otaknya hanya ada fikir makan saja, ini namanya iman di hatinya lemah. Kenapa ? karena di hatinya dan di fikirannya, yang ada hanya makanan saja. Orang mukmin di dunia seperti orang yang berpuasa menunggu tanggal 1 syawwal. Ada apa dengan 1 syawwal ? itulah hari raya. Di bulan Ramadhan ada orang yang berdebat bulan ramadhan ini 30 hari dan ada yang 29 hari. Namun semakin pendek bulan Ramadhan maka mereka akan semakin gembira. Itulah hari raya, hari yang dinantikan oleh orang beriman. Hari Raya ini bagi orang beriman identik dengan kebebasan dari kesusahan. Begitulah orang beriman dengan kematian, semakin dekat dengan kematian semakin gembira. Kenapa ? ini karena seakan-akan ada kerinduan kapan saya mati dan dapat berjumpa dengan Allah Swt. Lalu masuk surga disana kita bebas seratus persen tidak akan ada lagi kesusahan. Kalau sudah datang 1 syawwal ini, maka puasa saja haram. Inilah hari untuk makan, minum, untuk berbahagia, tidak boleh berpuasa. Maka begitulah orang yang mati dalam keadaan beriman, seperti orang yang bebas. Bebas sesuka hatinya seperti di hari raya. Pada waktu itulah dia bebas untuk tidur, tidur senyenyak-nyenyaknya tidur. Sampai-sampai malaikat datang dan berkata, “Tidurlah kamu dengan nyenyak, selayaknya pengantin baru.” Pada hari pertama, tidurnya pengantin baru ini tidak ada yang berani membangunkan, selain orang yang dicintainya yaitu suami atau istrinya sendiri. Begitu juga orang mukmin tidur dikuburnya, tidak ada yang berani membangunkan selain Allah Swt sendiri yang membangunkan.

 

Maka mari kita fikirkan agar bagaimana agama dapat masuk kedalam hati kita. Namun iman ini akan bermanfaat jika didapat sebelum kita mati, bukan setelah kita mati. Saya yakin bahwa kita sudah paham pentingnya Iman dan Amal, pentingnya mempersiapkan diri kita untuk akherat. Tetapi anehnya, ketika ditawarkan kepada kita, keluarlah kamu di jalan Allah untuk mendapatkan kesempurnaan Iman, maka dia akan bilang, “Nanti saja….nanti saja.” Pertanyaannya nanti kapan ? setelah mati ? tidak akan ada lagi setelah mati. Nanti pada hari kebangkitan, semua manusia menunggu-nunggu hari hisab agar bisa disegerakan hisabnya karena susahnya dan menderitanya keadaan ketika itu. Namun para Ahli Iman berbeda keadaannya, mereka duduk dibawah naungan Arasy Allah Swt sudah disediakan jamuan makan yang besar, mereka bebas makan minum sepuasnya. Para Ahli Iman nanti dipadang mahsyar mereka akan dihantar menuju telaga Kautsar dimana mereka akan diberi minum oleh Nabi Saw.

 

“Barangsiapa minum dari telaga kautsar maka dia tidak akan haus selama-lamanya.”

 

Lalu para Ahli Iman ini akan :

 

  1. Melewati Shirat secepat kilat
  2. Masuk Surga tanpa Hisab

 

Didalam surga itulah kenikmatan akan mencapai tingkatan sempurna. Seluruh keinginan daripada ahlul Iman ini akan disempurnakan nanti didalam surga. Hari ini kita di dunia jika berkumpul dengan istri kita hanya memakan waktu 15 menit saja. Tetapi di surga nanti Allah tingkatkan kemampuan kita sekali berkumpul dengan istri kita akan memakan waktu 40 tahun lamanya.

 

Inilah kepentingan daripada kerja dakwah yaitu untuk memasukkan iman di dalam hati kita. Sangking pentingnya kerja dakwah ini disisi Allah, maka Allah kirimkan contoh sebagai pelajaran untuk kita yaitu kehidupan Nabi Yusuf AS. Ketika Nabi Yusuf dijebloskan kedalam penjara, beliau tidak berhenti berdakwah. Nabi Yusuf AS walaupun berada didalam penjara tetap melakukan usaha dakwah. Lalu datang 2 temannya di penjara, sesama narapidana, menghadap Nabi Yusuf AS. Mereka meminta penjelasan mengenai mimpi buruk yang mereka alami untuk dapat di tafsirkan oleh Nabi Yusuf AS. Nabi Yusuf AS bilang, “Saya akan jelaskan arti dari mimpi kamu, tetapi sebelum itu, kamu harus dengar dulu dakwah saya.”

 

Allah firmankan dakwah Nabi Yusuf AS ini :

 

“Aarbabun mutafakarrikuna khoirun anillahul wahidul kohhar”

 

Artinya :

 

“Apakah menyembah tuhan berhala-berhala ini lebih baik dari pada menyembah tuhan yang maha esa lagi maha berkuasa.”

 

Nabi Jusuf AS Sampaikan kepada mereka :

 

“Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, dan aku mengikuti agama nenek moyangku yaitu Nabiullah Ibrahim AS.”

 

Maka begitu juga keadaan kita hadir disini, kita datang, seperti orang yang sedang mengalami mimpi buruk. Apa mimpi buruknya ? dagangan kita lagi merosot, hutang lagi banyak, masalah keluarga makin memburuk, maka kita datang kesini untuk menemui para ulama, untuk apa ? minta doa. Kita akan bilang ke ulama, “Doakan saya…doakan saya…” Keadaan kita seperti kawan-kawannya Nabi Yusuf AS di penjara tadi, datang dengan kekhawatiran dan mimpi buruk. Maka saya mengatakan kepada tuan-tuan sebelum saya doakan, dengarkan dulu dakwah ini. Datang untuk minta doa saja tidak cukup, tetapi harus mendengarkan dakwah terlebih dahulu. Apa itu yang kita dakwahkan :

 

“Bila ada dakwah, maka iman akan masuk dalam hati. Jika iman sudah masuk, maka akan terjadi perbaikan amal. Jika amaliat sudah terbentuk, maka pertolongan Allah akan datang menyelesaikan masalah tuan-tuan.”

 

Allah Swt sudah menjelaskan kepada kita hal-hal yang menyebabkan kekhawatiran kita, yang telah melanda umat ini. Namun Allahpun juga memberikan jalan keluar bagaimana kita dapat keluar dari masalah-masalah yang kita khawatirkan tersebut. Allah Swt menceritakan tentang kisah kaumnya Nabi Nuh AS sebagai pelajaran. Kaum Nabi Nuh AS ini dihatinya ada suatu keyakinan yang tidak benar. Mereka punya keyakinan jika mayoritas manusia ada bersama saya atau ada dibelakang saya maka saya akan sukses. Mereka berpikir kalau mayoritas orang bersama saya, dan saya bersama yang mayoritas maka kita akan mendapatkan kesuksesan dan keberhasilan, seperti Pemilu saja. Nabi Nuh AS diutus untuk menjelaskan kepada mereka bahwa bukan itulah kunci kesuksesan seseorang. Nabi Nuh sampaikan bahwa yang bisa mensukseskan kamu, membahagiakan kamu, memuliakan kamu, hanyalah Allah Swt.

 

“Yang bersama Allah maka dia pasti sukses, dan yang tidak bersama Allah dia pasti gagal.”

 

Ini seharusnya prinsip yang kita pegang dalam menjalankan hidup. Nabi Nuh AS katakan kepada kaumnya :

 

“Mintalah ampun kepada Allah Swt. Nanti Allah akan datangkan hujan yang cukup, diberikan anak laki-laki, perkebunan-perkebunan kalian akan menjadi baik, sungai-sungai akan dibuatkan untuk kalian, apabila kalian mau bertobat kepada Allah.”

 

Nabi Nuh AS mendakwahkan perkara ini siang dan malam selama 950 tahun tetapi apa yang terjadi ? setiap ketemu kaumnya tambah lari, ketemu lagi tambah lari lagi. Sampai-sampai setiap ketemu mereka berusaha untuk tidak dilihat oleh Nabi Nuh AS. Ketika Nabi Nuh AS lewat mereka langsung menutup muka mereka dengan baju-baju mereka. Mereka tidak mau melihat Nabi Nuh AS dan dilihat oleh Nabi Nuh AS. Inilah keadaan umat Nabi Nuh AS yang menolak dakwah Nabi mereka. Namun Ironisnya, hari ini umat Nabi Saw, umat yang dimuliakan Allah Swt, keyakinannya telah meniru-niru keyakinan kaumnya Nabi Nuh AS. Bahkan mereka menolak dakwah sebagaimana umat Nabi Nuh AS menolak dakwah Nabi mereka. Nanti kita lihat besok ketika takaza dibentangkan, maka saat ditaskyl berapa banyak yang menutupi muka mereka biar tidak dilihat tim taskyl. Nanti setelah doa kita lihat berapa banyak yang lari dari taskil dan berapa banyak pergi di jalan Allah. Seperti umatnya Nabi Nuh as ketika diajak kepada agama mereka lari. Maka kitapun lari juga hari ini, lari ketika diajak kepada agama, lari buru-buru pulang kerumahnya, tidak keluar dijalan Allah. Waktu jalan pulang berkata, “Alhamdullillah sudah dapat doa.” Tidak ada rasa iri ataupun sedih, karena tidak bisa ikut berangkat bersama jemaah yang keluar di jalan Allah. Innallillahi wa inna lillahi rojiun.

 

Hari ini kalau ada orang keluar dijalan Allah, orang pergi dakwah, maka sambutan umat hari sama seperti sambutannya nabi Nuh AS. Bagaimana mereka menyambutnya ? Lari dan menutupi muka mereka, seraya berkata, “Ini mereka orang-orang gila, tidak mau kerja, menterlantarkan keluarga, kerjanya di mesjid saja, kayak mau jadi pendeta saja.” Perkataan seperti inilah yang sering disampaikan ketika dakwah datang kepada mereka. Inilah yang menyebabkan mereka lari, sebagaimana kaumnya Nabi Nuh lari, yaitu asbab adanya dakwah datang kepada mereka. Begitulah keadaan umat hari ini. Maka hadirnya kita disini untuk berfikir bersama-sama bagaimana agama dan keyakinan ini bisa ada dalam diri kita dan diri umat. Kita fikirkan bagaimana martabat umat ini bisa naik lagi disisi Allah. Kita fikirkan bagaimana merubah keadaan umat agar fikirnya tidak lagi seperti fikirnya kaumnya Nabi Nuh AS.

 

Kita satukan niat kita dalam meajelis ini, bahwa maksud adanya majelis ini adalah untuk mencari ampunannya Allah Swt. Kita hadir di majelis ini tidak mencari yang lain selain mengharapkan ampunannya Allah Swt. Bukan untuk yang lain, bukan untuk mencari harta benda, kekuasaan, jabatan, tidak, bukan untuk perkara seperti itu, hanya mencari ampunan Allah Swt. Jika ini niat kita maka keberkahan dari majelis seperti ini akan sangat-sangat luas. Sekumpulan malaikat baru kembali menghadap Allah Swt setelah selesai mendatangi majelis-majelis dzikir. Lalu Allah Swt bertanya, “Dari mana kamu datang ?” malaikat bilang saya baru kembali dari majelis dzikir (baru pulang dari temboro). Lalu Allah Swt menanyakan, “Ada apa di Temboro?” Padahal Allah Maha tahu dan sudah tahu bahwa ummat di temboro sedang memikirkan agamaNya dan membesarkan diri-Nya. Malaikatpun menjelaskan seperti itu. Lalu Allah Swt bertanya, “Apa yang mereka inginkan ?”. Malaikat menjelaskan bahwa mereka tidak menginginkan harta, benda, jabatan, selain AmpunanMu saja. Maka Allah Swt berfirman, “Wahai-wahai malaikat-malaikatKu jadilah kalian semua sebagai saksi bahwa Aku sudah mengampuni dosa-dosa mereka semuanya.” Inilah keberkahan dari majelis ini.

 

Sindiran Mubayin :

 

Namun malaikat mengatakan, “Tetapi ya Allah ada juga yang datang ke majelis (temboro) ini niatnya bukan untuk mencari ampunanmu, melainkan hanya untuk mencatat bayan-bayan, kemudian kalau ada kekeliruan-kekeliruan mau ditentang bayannya itu, mencari-cari kesalahan yang ada di majelis itu.” Allah Swt katakan, “Tidak apa-apa ,orang-orang seperti itupun akan Aku ampuni semuanya karena mereka duduk bersama orang-orang yang mengingatiKu.”

 

Jadi maksud dari kehidupan kita ini adalah untuk mencari ampunan Allah Swt, dan kita jangan khawatir jika kita sudah diampuni oleh Allah Swt, maka keberkahan yang didoakan oleh Nabi Nuh AS akan datang dalam kehidupan kita. Apa itu doa Nabi Nuh AS :

 

“Istaghfiru robbakum innahu kaana ghoffaro yursilihis sama alaikum midroro wa yundzid kum bi amwalin wa banin waj’alakum jannat wajj’alakum anharo”

 

Artinya mafhum :

 

“Mintalah ampun kepada Allah, maka Allah akan datangkan hujan yang deras (tapi berkah), harta benda kemakmuran, anak-anak laki-laki, dan pertanian-pertanian yang subur”

 

Hujan Allah kasih yang deras tapi berkah, bukan kayak di jakarta deras tapi jadi banjir. Harta benda akan Allah datangkan. Diberikan anak laki-laki yang bisa meneruskan keluarga. Dan pertanian atau perdagangan kita di makmurkan. Ini kalau maksud hidup kita untuk mencari ampunan Allah, maka justru dunia ini akan mengikuti kita.

 

Nabi Nuh AS usaha agama 950 tahun siang dan malam, tetapi yang beriman kepadanya hanya sedikit sekali. Ada yang mengatakan pengikut Nabi Nuh AS ini cuman 60 – 80 orang saja dari hasil kerja susah payah siang dan malam, korban harta dan perasaan. Ini apa sebabnya ? Padahal Nabi Nuh AS telah berkorban begitu banyak dalam masa yang sangta lama tetapi hasilnya sangat sedikit. Diantara sebabnya adalah dikarenakan istri Nabi Nuh AS tidak mendukung dakwah Nabi Nuh AS. Istri Nabi Nuh AS telah berkhianat, apa pengkhianatannya ? ingkar dan kufur terhadap dakwah Nabi Nuh AS. Oleh karena itulah kita harus memkirkan bagaimana istri kita ini bisa bersama-sama memperjuangkan agama. Bagaimana kita hidupkan amal-amal agama dirumah kita dengan cara menghidupkan taklim dirumah kita, hidupkan suasana sunnah di dalam rumah kita. Kita bacakan kepada istri dan anak kita ayat-ayat Allah Swt dan hadits-hadits Nabi Saw. Sehingga nanti dirumah kita istripun ikut terlibat memikirkan agama, mendirikan sholat, menghidupkan taklim, membaca quran, dan mendidik anak menjadi pejuang-pejuang agama. Inilah diantara sebab yang memikirkan agama sedikit sekali, karena hanya laki-laki saja yang bergerak, sedangkan wanita tidak membuat amalan apa-apa. Wanita kalau tidak diajak membuat amalan yang Haq, maka dapat dipastikan mereka akan membuat Amalan yang Bathil. Apa itu amalan yang bathil ? berkelakuan seperti orang Jahil, dan berpenampilan seperti wanita-wanita kafir. Asbab tidak ada pembicaraan keimanan dirumah kita, akhirnya para wanita yang dibicarakan hanya dunia saja ataupun berghibbah satu dengan yang lainnya.

 

Jadikan rumah kita seperti rumah Nabi Ibrahim AS, beliau punya 2 istri, Sarah Rah.A dan Hajar Rah.A, kedua-duanya sama-sama ikut berjuang bersama Ibrahim AS. Maka Allah Swt telah memberkati rumah Ibrahim AS, dan Allah muliakan rumah ibrahim ini. Apa keberkahan dan kemuliaan dari rumah Ibrahim AS yang Allah berikan ? Allah datangkan seluruh Nabi AS dan Rasul semua dari anak keturunan Ibrahim AS. Maka bagaimana kita fikirkan istri-istri kita menghidupkan amal-amal di rumah. Jangan kita biarkan istri kita berkhianat, sebagaimana khianatnya istri Nabi Nuh AS yaitu menolak dakwah Nabi Nuh AS, menolak agama. Kita fikirkan bagaimana kita buat usaha memperbaiki keyakinan istri kita dan membersihkan hati-hati mereka dari kebathilan.

 

Bangun, bangunlah, jangan tidur, mari kita tunaikan hak tetangga kita, bukan yang dirumah tetapi tetangga disebelah kita, yang duduk bersama kita. Apa hak tetangga kita ? jika mereka tertidur kita bangunkan, kalau kita biarkan maka nanti ruhnya kemana-mana, mimpinya sudah pulang ke rumah saja. Jasadnya ada di temboro, tetapi hatinya sudah di rumah, sehingga apa yang terjadi ? fikir agama tidak masuk, yang ada cuman berkeliaran di warung-warung minum kopi, dan makan-makan. Padahal ini semua bisa dilakukan dirumahnya, tidak perlu disini, sungguh sia-sia, menghabiskan waktu cuma-cuma.

 

Nabi Nuh AS membuat dakwah selama 950 tahun siang dan malam, sampai pada satu titip dimana telah nampak bahwa kaumnya sudah tidak mau ikut ajakan Nabi Nuh AS sama sekali. Ketika itu Nabi Nuh AS berdoa :

 

“Robbi la tadzar alal ardhi minal kafirin nadhayaro”

 

Artinya :

 

“ Ya Allah jangan engkau tinggalkan satu orang kafirpun dimuka bumi ini habiskan semuanya.”

 

Ini doa yang panjatkan setelah dakwah 950 tahun. Disini menunjukkan ada satu pelajaran kepada kita bahwa kekuatan ijabah doa ini akan terjadi setelah ada dakwah. Berapa lama dakwah ? 950 tahun. Sekarang coba kita balik tertibnya : tidak mau dakwah, hanya mau doa saja. Hari ini orang berdoa hidayah, doa kehancuran atas kekufuran dimuka bumi, tetapi tidak mau keluar di jalan Allah, pulang langsung tidur. Kira-kira bagaimana ? apakah doa kita akan di dengar. Maka tertib yang benar untuk ijabahnya doa ini adalah : Dakwah + Doa. Dakwah terus yang benar, baru nanti akan datang kekuatan dalam doanya. Sebagaimana Doa Nabi Nuh AS ini langsung disambut oleh Allah Swt.

 

Allah Swt berfirman :

 

“Wahai Nuh kamu tidak usah bicarakan mengenai orang-orang dzolim itu, semuanya akan Aku tenggelamkan.”

 

Maka datanglah banjir yang sangat besar, lalu Nabi Nuh AS bersama pengikutnya menaiki kapal atas perintah Allah Swt. Ketika itu Nabi Nuh AS melihat anaknya, yang anaknya ini ikut ibunya cara berfikirnya, ingkar kepada Nabi Nuh AS. Nabi Nuh AS memanggil anaknya untuk segera naik ke kapal agar selamat dari musibah. Beginilah yang seharusnya dilakukan seorang da’i, jika dia melihat temannya atau anggota keluarganya dalam kemaksiatan maka diajak, bukan dijelek-jelekkan. Ajakan apa ? ajakan untuk kembali kepada agama dan meninggalkan kemungkaran. Dakwah ini adalah ajakan kepada keselamatan, inilah yang harus kita lakukan setiap melihat kemungkaran. Kita ajak mereka, kita rayu mereka, jangan kita jelek-jelekkan mereka.

 

Panggilan dan Ajakan Nabi Nuh AS :

 

“Ya bunnayar kam ma’ana”

 

Artinya :

 

“Hai anakku naiklah kamu ke kapal ini bersama aku dan orang-orang beriman di kapal ini.”

 

Namun anaknya ini pemikirannya sangat bergantung pada Logika dan Akalnya , yang sangat mengandalkan Kebendaan. Anaknya berkata, “Tidak ayahku, Aku tidak akan ikut engkau. Aku akan pergi ke puncak gunung Himalaya yang tinggi sehingga tidak mungkin terkena banjir.” Begitulah cara berpikir anaknya. Dia berpikir jika adzab berupa musibah datang, maka benda-benda inilah yang dapat menyelamatkannya. Dia berpikir gunung dapat menyelamatkan dari musibah banjir. Maka Nabi Nuh AS katakan, “Wahai anakku pada hari ini tidak akan ada satupun yang selamat dari adzab Allah Swt.” Namun anaknya tetap nekat berangkat ke gunung untuk mencari keselamatan. Disinilah akal melawan keimanan terjadi. Asbab anaknya Nabi Nuh AS tidak mempunyai iman, dan hanya mengandalkan akal, maka dengan kekuasaan Allah segunung-gunungnya Allah tenggelamkan. Ini karena keyakinan si anak nabi Nuh AS hanya kepada benda-benda dan bukan kepada Allah.

 

Allah Swt berfirman :

 

“Fahala baina humal mauju fakaana minal mughrotin”

 

Artinya :

 

“Maka datanglah ombak yang besar dan anaknya Nabi Nuh AS termasuk dari orang-orang yang tenggelam.”

 

Allah Swt telah memberikan kekuatan yang dahsyat kepada umat ini yaitu kekuatan doa. Namun doa ini akan ijabah atau mempunyai kekuatan setelah ada pengorbanan yang sungguh-sungguh untuk dakwah. Pengorbanan kehilangan anak demi agama, anak yang disayanginya dari kecil, inilah yang menyebabkan derajat Nabi Nuh AS tinggi disisi Allah. Ketika Nabi Nuh AS melihat anaknya sudah tenggelam, maka beliau berdoa kepada Allah Swt. Beliau berfikir jika doanya sudah dapat mendatangkan badai besar yang menghancurkan orang kafir, maka berikutnya beliau mau menggunakan doanya untuk menyelamatkan anaknya ini. Tetapi apa yang terjadi ? Allah Swt memperingatkan Nabi AS :

 

“Wahai Nuh AS kamu saya nasehati, jangan sampai kamu menjadi orang yang bodoh. Dia itu bukanlah anak kamu yang sebenarnya, karena amalnya yang buruk (tidak beramal seperti amal kamu).”

 

Doa Nabi Nuh AS yang demikian dahsyat kekuatannya, ditolak oleh Allah Swt untuk menyelamatkan anaknya dikarenakan anaknya yang tidak sholeh. Hari ini siapa saja yang datang kepada kita minta doa, maka kita doakan walaupun dia sholeh ataupun dia tidak sholeh. Sedangkan Nabi Nuh AS mau mendoakan anaknya yang tidak sholeh dinasehatkan oleh Allah Swt, janganlah kamu jadi orang bodoh.

 

Setelah datang taufan dan banjir dijaman Nabi Nuh AS, maka seluruh orang kafir sudah habis. Di dunia ini hanya ada orang-orang beriman saja, yang sibuk beribadah dan menjaga kesholihan mereka. Namun setelah Nabi Nuh AS wafat, seiring bergantinya generasi demi generasi, karena tidak adanya kerja dakwah, maka anak cucu mereka kehidupannya menjadi merosot lagi. Kemerosotan demi kemerosotan terus terjadi dalam kehidupan merka dikarena agama sudah tidak ada lagi yang mendakwah. Setiap pergantian generasi, orang tua mereka tidak lagi mengajarkan agama kepada anak-anaknya. Ibu-ibu mereka yang berperan sebagai pendidik tidak lagi mengajarkan agama kepada mereka. Seperti yang terjadi sekarang para ahli ibadah, bahkan terjadi kepada keluarga ulama, anak-anak mereka tidak diajarkan agama lagi. Bahkan dari keturunan ahli ibadah dan ulama, anak-anak mereka bukannya belajar agama, malah belajar politik, teknologi, perdagangan, pertanian, dan lain-lain. Ilmu agam tidak diajari lagi pada anak cucu mereka sehingga yang terjadi adalah datangnya penerus generasi yang jauh dari agama. Begitulah merosotnya kehidupan manusia sepeninggal Nabi Nuh AS. Asbab tidak ada lagi yang fikir agama dan usaha atas agama, sehingga kehidupan manusia terus merosot sampai datang suatu kaum yang musyrik dan kufur kepada Allah Swt yaitu kaum Ad. Darimana datangnya kaum Ad ini ? mereka datang dari keturunan orang-orang sholeh tersebut. Kaum Ad ini terkenal dengan kekuatan fisiknya, besar-besar dan kuat-kuat. Sehingga mereka selalu membanggakan kekuatan mereka :

 

“Siapa yang lebih kuat dari kami. Nenek moyang kami dulu kena banjir lalu habis, dikarenakan mereka itu lemah. Kalaupun banjir datang lagi kepada kami, maka kami tidak akan bernasib sama seperti mereka.”

 

Mereka lupa bahwa Allah yang menciptakan mereka, lebih kuat dari mereka. Begitu juga keadaan manusia saat ini, banyak orang-orang mengaku sangat kuat dihadapan orang-orang islam, “Siapa yang lebih kuat dari kami ?” Mereka lupa bahwa Allah yang menciptakan mereka, lebih kuat dari mereka.

 

Umat dalam keadaan kemusyrikan dan kekufuran pada waktu itu setelah melewati beberapa generasi setelah wafatnya Nabi Nuh AS. Mereka adalah kaum Ad. Allah Swt telah mengutus Nabi Hud AS untuk berdakwah kepada mereka, namun mereka tolak. Apa yang terjadi kalu kita tolak dakwah ? Allah kirim angin dahsyat kepada kaum Ad yang menhancurkan mereka, hingga tidak ada satupun yang tersisa. Dimana kesombongan mereka ? dimana kekuatan mereka ? Allah telah hancurkan mereka semua asbab menolak dakwah Nabi mereka. Ini saya ceritakan agar kita paham betul kekuatan dari Dakwah ini, yang melebihi segala kekuatan dimuka bumi ini. Mereka yang menentang dakwah hanya mampu bersandar pada kekuatan mahluk, sedangkan dai ini bersandar pada kekuatan Allah swt semata saja. Siapa yang lebih kuat mahluk atau Allah Swt ? Jika kita berdakwah maka akan datang kekuatan Allah Swt bersama kita. Ini karena dakwah ini menghubungkan kita dengan kekuatan Allah Swt. pertanyaannya siapa yang lebih kuat daripada Allah Swt ? Allah Swt yang Maha kuat, berbuat sekehendakNya, tidak tertandingi dan tidak terlawan. Jika Allah menghendaki kebaikan maka tidak ada yang bisa menolaknya. Jika Allah menghendaki kehancuran maka tidak ada satupun yang mampu menghalanginya. Ini Allah Swt ceritakan kepada kita agar kita memahami bagaimana kekuatan ahlul bathil ini dihancurkan dengan kekuatan dakwah.

 

Sepeninggal Nabi Hud AS, maka fikir agama mulai hilang. Jika fikir agama sudah hilang, maka lambat launpun agama akan hilang, seiring bergantinya generasi. Sampai pada generasi yang tidak lagi mengenal agama, maka datanglah kaum Tsamud. Kaum Tsamud ini lebih maju dan lebih modern dibanding kaum Ad yang hanya mengandalkan otot saja. Kaum Tsamud ini mempunyai ketrampilan yang luar biasa. Mereka mampu membangun rumah didalam gunung-gunung. Mereka mampu membangun bangunan dengan pengaturan udara yang luar biasa. Mereka mampu membangun pengaturan udara yang membuat bangunan di musim panas menjadi sejuk, dan dimusim dingin menjadi hangat. Namun dibalik kecanggihan ilmu mereka, dibalik majunya teknologi mereka, kaum tsamud adalah kaum yang ingkar kepada Allah Swt. Allah Swt telah mengirim Nabi Sholeh AS untuk mengingatkan mereka agar kembali kepada Allah Swt. Kaum Tsamud berkata Nabi Sholeh AS bahwa mereka memerlukan bukti. Mereka katakan, “Wahai Sholeh kalau kamu sanggup mengeluarkan onta dari batu maka kami akan beriman kepadamu.” Nabi Sholeh katakan, “Baiklah saya akan berdoa kepada Allah swt untuk mengeluarkan onta dari batu, karena Allah Swt Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Dengan Qudratullah maka keluarlah onta dari batu, sebuah onta yang sangat besar. Namun kehadiran onta ini datang dengan tertib yang Allah buat. Apa tertibnya ? Nabi Sholeh katakan bahwa dikampung kita ini hanya terdapat satu mata air saja. Maka mulai saat ini satu hari mata air ini digunakan untuk minum onta, lalu hari esoknya mata air ini boleh digunakan penduduk tsamud, bergantian pemakiannya, bergiliran. Namun Allah Swt ini kalau membikin tertib, ini berikut ujiannya. Bagaimana ujiannya ? Setiap kali di hari onta itu minum, maka air melimpah ruah, tetapi giliran penduduk kampung yang minum airnya tinggal sedikit. Inilah Allah Swt, selain membuat aturan, Allah Swt juga membuat ujian yang datang bersama aturan tersebut. Sehingga kaum tsamud ini marah, akhirnya ontanya dibunuh oleh mereka. Asbab kejadian ini Allah kirim kaum tsamud adzab berupa malaikat yang membentak. Sekali bentakan saja mampu mumutuskan jantung-jantung mereka dan merubuhkan bangunan-bangunan mereka. Kehidupan kaum tsamud ini di ikuti oleh kaum yahudi di khaibar, pada jaman Nabi Saw. Kaum yahudi ini memiliki benteng-benteng yang kokoh. Mereka punya keyakinan dengan benteng-benteng ini tidak ada satu kekuatanpun yang dapat menghancurkan mereka. Ternyata mereka justru hancur didalam benteng-benteng mereka. Itulah akhir yang tragis bagi kaum tsamud, sehingga yang tersisa pada waktu itu hanya orang beriman saja.

 

Namun seiring generasi berganti generasi, dakwah sudah tidak ada lagi sepeninggal Nabi SholehAS, maka manusia kembali menjadi ingkar dan kufur lagi kepada Allah Swt, yaitu kaumnya Nabi Syuaib AS. Kaumnya Nabi Syuaib ini mempunyai keahlian berdagang. Mereka ini adalah pedagang-pedagang yang mahir. Mereka mampu membuat suatu peraturan yang salah tapi kelihatan normal dan diterima pada masa itu. Apa itu ? kalau menjual mereka mengurangi timbangan, sedangkan ketika membeli mereka minta ditambah timbangannya. Mereka berfikir dengan cara ini mereka akan untung besar. Nabi Syuaib AS memperingatkan mereka untuk tidak membuat aturan perdagangan yang seperti itu. Namun kaumnya syuaib, kaum madyan, menolak peringatan syuaib AS tersebut, bahkan mengecamnya. Mereka berkata, “Apakah gara-gara sholat kamu itu, kamu melarang kita berdagang dengan cara yang kita mau ? Jika kamu berdagang tidak dengan cara kami maka kamu pasti akan rugi.” Namun Allah Swt berfirman bahwa justru orang-orang yang menentang Nabi Sholeh inilah orang-orang yang merugi. Akhirnya Allah kirim adzab kepada kaum madyan ini dihancurkan oleh Allah Swt.

 

Sepeninggal Nabi Syuaib AS, maka dari generasi ganti generasi muncul kekufuran dan kemusyrikan lagi. Kerusakan yang lebih dahsyat melebihi kerusakan yang sebelumnya yaitu munculnya seorang Raja bernama Namrutz Laknatullah Alaih. Padahal pada masa syuaib setelah kaum madyan dibinasakan, tidak ada lagi orang kafir dan kemusyrikan, semuanya isinya orang beriman. Namun asbab tidak ada dakwah, maka muncul kerusakan yang lebih dahsyat dari sebelumnya yaitu munculnya Raja Namrutz yang mengaku sebagai Tuhan. Asbab Raja Namrut ini mempunyai kekuasaan di seluruh dunia, suatu kekuasaan yang luar biasa, sehingga dia mengangkat dirinya sebagai Tuhan. Kekufuran menjadi lebih dahsyat dari sebelumnya. Maka Allah Swt telah mengutus Nabi Ibrahim AS.

 

Nabi Ibrahim AS dilahirkan dirumah seorang musyrik, yang pekerjaannya menjual berhala. Maka dia mengatakan kepada Ibrahim AS, “ Wahai Ibrahim, bawalah berhala-berhala ini kepasar untuk dijual. Berhala yang dari pasir harganya sekian dan yang dari batu harganya sekian.” Nabi Ibrahim AS ini pada dasarnya dari kecil sudah benci berhala-berhala. Ketika dia diminta untuk mengantar berhala tersebut kepasar, maka di ikatnya kaki-kaki berhala tersebut lalu diseret sampai kepasar, tidak mau diangkatnya. Kemudian Ibrahim AS berteriak dipasar, “Wahai manusia siapa yang mau beli berhala-berhala ini, yang dari batu harganya sekian, dan yang dari tanah harganya sekian, tetapi semuanya sama saja tidak ada yang bisa memberikan manfaat ataupun mudharat.” Begitulah cara Ibrahim AS menjual berhala-berhala tersebut. Berhala-berhala ini diletakkan oleh Ibrahim AS di bawah terik matahari. Dikarenakan cara Ibrahim AS yang menjual seperti itu sehingga tidak ada orang yang mau membeli. Dalam perjalanan pulang Ibrahim AS mampir di sungai lalu berkata kepada berhala-berhala yang diseretnya, “Wahai berhala-berhala kamu dari pagi pasti kepanasan sekarang kamu minumlah dikali.” Berhala-berhala itu ditinggal Ibrahim AS di kali. Lalu mendengar hal tersebut ayahnya Ibrahim AS marah kepadanya. Ibrahim AS berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku ini berhala-berhala tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat. Tuhanku adalah Allah Swt yang menciptakan segalanya, yang memberikan rizki kepadaku, yang memberi kesembuhan kepadaku ketika aku sakit.” Ketika Ibrahim AS mulai dakwah, ayahnya marah, maka diusirlah dia dari rumah oleh ayahnya. Begitulah seorang dai kadang-kadang perlu diusir dari rumah juga. Jangan kita berkecil hati ketika kita diusir dari rumah asbab dakwah, karena begitulah cara Allah Swt menguji para da’I, sebagaimana Allah Swt menguji Nabi Ibrahim AS. Banyak kejadian di keluarga yang belum paham kerja dakwah ini, maka ayahnya berkata, “Apa kamu ini ikut-ikut Tabligh, merusak masa depan saja. Masih ikut mereka, saya usir kamu dari rumah, jangan pulang lagi kamu !” Kisah seperti ini mirip dengan kisahnya Ibrahim AS.

 

Setelah Nabi Ibrahim AS berdakwah kepada ayahnya :

 

“Wahai ayah, Tuhanku adalah Allah Swt yang menciptakan segalanya, yang memberikan rizki kepadaku, yang memberi kesembuhan kepadaku ketika aku sakit”

 

Maka Ayahnya Ibrahim AS menjawab :

 

“Hai Ibrahim, bagaimana kamu ini. Yang memberi makan kamu ini saya, yang memberi minum kamu itu saya, kalau kamu sakit yang mengobati kamu itu saya. Bagaimana kamu bisa bilang yang melakukan itu semua tuhan kamu.”

 

Nabi Ibrahim AS katakan :

 

“Wahai Ayahku aku sangat yakin dengan perkara ini, dan akan saya buktikan, “Inni Dzahibu illa robbi sayahdin” , aku akan keluar dari rumah ini menuju tuhanku. Supaya kamu tahu bahwa tanpamu aku akan diberi makan oleh Allah Swt, diberi minum oleh Allah Swt, dan disembuhkan oleh Allah Swt. Saya akan pergi di jalan Allah, dan Allah Swt akan memberikan petunjuk kepadaku.”

 

Maka Ibrahim AS pergi dijalan Allah untuk membuktikan bahwa Allah Swt lah yang memberi makan kepadanya, memberi minum kepadanya, dan mengobatinya tatkala sakit. Begitu pula kita, untuk membuktikan bahwa bukan kita yang memberi makan anak istri kita, dan bukan juga orang tua kita yang memberi makan minum kita, maka kita pergi Khuruj keluar dijalan Allah Swt. Inilah cara mendapatkan dan membuktikan Iman yaitu dengan keluar di jalan Allah Swt, sebagaimana Ibrahim AS.

 

Apakah cukup dengan keluar di jalan Allah kita buat pengorbanan ? tidak, keluar saja dijalan Allah saja ini tidak cukup. Kita juga harus mengalami ujian-ujian yang Allah berikan kepada kita, sepulang dari Khuruj Fisabillillah. Kita harus mampu untuk sabar dan ikhlas dalam setiap ujian yang Allah Kasih. Seperti Nabi Ibrahim AS setelah beliau keluar dari rumahnya, hatinya selalu tawajjuh kepada Allah Swt dalam menghadapi masalah-masalah. Suatu ketika beliau datang ke tempat penyembahan berhala. Berhala-berhala yang ada di situ beliau hancurkan, lalu palu yang digunakan untuk menghancurkan berhala, dikalungkan ke patung berhala yang paling besar. Akhirnya kejadian ini diketahui oleh Namrut dan kaumnya. Maka dipanggillah Ibrahim AS oleh Namrutz Laknatullah Alaih. Mereka bertanya kepada Ibrahim, “Siapa yang menghancurkan berhala-berhala ini.” Nabi Ibrahim AS tidak menjawab “iya” ataupun “tidak”, beliau menjawab dengan cerdik, “Tanya itu berhala yang paling besar, inikan kejadian dilihat oleh berhala yang paling besar, seharusnya dia menyaksikan siapa yang berbuat seperti ini.” Akhirnya Namrut menundukkan kepala, karena mereka sudah kalah hujjah, tidak bisa berkata-kata melawan argumennya Ibrahim AS. Maka Namrutz perintahkan pasukannya untuk membakar Ibrahim AS. Setelah mengetahui Nabi Ibrahim AS untuk tidak terbakar maka selesai, tidak ada kelanjutan.

 

Disinilah Allah Swt memberi pelajaran kepada kita melalui kisah Ibrahim AS. Allah Swt menjaga seorang dai itu dalam suasana-suasana seperti itu. Allah Swt lah yang menggerakkan bibir namrut untuk mengeluarkan perintah, “Bakarlah Ibrahim” bukan “Bunuhlah Ibrahim” ini ada maksudnya. Apa maksudnya ? jika yang keluar perintah bunuh, maka semua akan bergerak membunuh Ibrahim AS. Tetapi namrut malah menyuruh “Bakarlah Ibrahim”, tujuannya apa ? untuk menampakkan pertolongan Allah Swt kepada dainya. Inilah salah satu cara Allah Swt untuk menampakkan kehebatan dan kemuliaan Ibrahim AS dihadapan kaumnya. Kejadian tersebut diatur Allah Swt sedemikian rupa, untuk menunjukkan kehendak Allah Swt, bahwa Allah Swt berkuasa atas segala sesuatu dan kehendak Allah Swt ini mutlak. Walaupun semua manusia menentangnya maka tidak ada satu mahlukpun yang sanggup melawannya. Maka ketika Ibrahim AS dibakar, Allah Swt selamatkan Ibrahim AS dari kobaran api yang bisa membakarnya, dengan QudratNya. Ini semua ujian yang datang kepada Ibrahim AS, yang justru malah menambah kemuliaan Ibrahim AS. Begitulah seorang dai, ujian-ujian dan masalah-masalah yang datang kepadanya, akan menjadi asbab kemuliaan bagi si dai itu sendiri. Seperti Ibrahim AS, semua masalah dan ujian yang datang menjadi asbab tambah mulianya Ibrahim AS disisi Allah Swt dan dimata manusia. Sekarang hiruk pikuk masalah yang terjadi di seluruh dunia, maka gerakan dakwah tetap terus berjalan. Semua ujian yang datang tidak menyebabkan seorang dai ini berhenti dakwah. Ketika pergerakan yang lain berhenti, kerja dakwah tetap terus berjalan.

 

Maka Namrut telah memerintahkan rakyatnya untuk mengumpulkan kayu yang banyak sekali, yang akan digunakan membakar Ibrahim AS. Sangking banyak kayu yang digunakan sehingga apipun menjadi besar. Sehingga sangking besarnya api ini ada burung yang lewat diatasnya langsung terbakar. Begitulah ahlul bathil diberikan kekuatan-kekuatan besar oleh Allah swt seperti namrutz ini. Namun begitu api telah dinyalakan besar sekali, maka mereka kebingungan sendiri. Mereka saling berkata bahwa bagaimana ini kita membakar ibrahim, sementara mendekat api saja, burungpun bisa terbakar. Maka syaithon mendatangi mereka mengajari mereka membuat suatu teknologi yang canggih berupa alat lempar. Begitu Ibahim AS mau dilemparkan, ayahnya usul, agar ibrahim AS ditelanjangi dulu. Ini agar Ibrahim AS nampak hina dihadapan manusia. Begitulah cara mereka menghinakan Nabi Ibrahim AS dengan menelanjangi dan melemparkan ke api. Namun sesuatu yang hina menurut manusia, justru mulia disisi Allah Swt.

 

Nabi Saw bersabda :

 

“Nanti pada hari kiamat, di padang mahsyar, manusia yang pertama kali diberikan pakaian oleh Allah Swt adalah Ibrahim AS, karena dia adalah manusia pertama yang ditelanjangi karena Allah Swt.”

 

Nabi Ibrahim AS dilemparkan kedalam api, tetapi hatinya senantiasa tawajjuh kepada Allah Swt. Beliau tidak tawajjuh kepada api, melainkan hanya tawajjuh kepada Allah Swt. Beliau mengucapkan satu kalimah yang diabadikan oleh Allah swt didalam Al Quran :

 

“Hasbunallah wa nikmal wakil” : “Cukup Allah Saja sebagai penolongku”

 

Maka ketika dilemparkan ke dalam Api, Allah Swt perintahkan kepada Api untuk menjadi sejuk dan keselamatan bagi Ibrahim AS. Api tetap hidup, namun panasnya telah hilang. Allah tidak memerintahkan padam kepada api, karena kalau api padam tidak nampak kekuasaan Allah Swt oleh manusia. Allah ingin menampakkan QudratNya dihadapan manusia dengan membiarkan api tetap menyala namun tidak dapat membakar Nabi Ibrahim AS. Seorang dai ini di uji oleh Allah swt dengan berbagai macam masalah, namun si dai ini tetap terjaga dalam masalah-masalah itu. Masalahnya tetap ada tetapi dianya tetap terjaga, seperti Ibrahim AS, apinya tetap ada tetapi Ibrahimnya tetap terjaga. Inilah cara Allah menunjukkan QudratNya, yaitu dengan menjaga dai itu dalam masalah. Inilah yang terjadi dengan orang beriman, yaitu dijaga oleh Allah Swt dalam setiap masalah yang Allah berikan. Tujuannya apa ? menampakkan Qudratullah dan menambah kemuliaan bagi orang beriman.

 

Sekarang ini ada keinginan dari kita mau berdakwah tanpa ada masalah, tidak ada ujian sama sekali. Kalau kita dakwah tanpa masalah maka tidak akan nampak kemuliaan dakwah ini, tidak akan nampak bagaimana Allah menjaga dai-dai ini. Allah Swt menjaga iman justru dalam masalah-masalah ini, sebagaimana Allah menjaga ibrahim AS didalam Api. Inilah pengalaman Iman, yang menyebabkan iman kita jadi naik, yaitu dalam masalah ada pertolongan Allah. Jangan kita memikirkan bagaimana masalah itu hilang, tetapi yang harus kita fikirkan bagaimana kita di tolong dan dijaga oleh Allah Swt dalam setiap menghadapi masalah. Dengan begitu akan tampak kekuasaan Allah yang menjaga kita, sehingga iman kita akan naik. Bagaimana mungkin api tidak panas ? bagaimana mungkin api jadi dingin ? sekarang ini manusia dikasih kecerdikan oleh Allah swt menjadikan api menjadi dingin. Contohnya : lemari es. Lemari es ini asalnya adalah dari api yang dalam bentuk listrik masuk ke lemari es menjadi dingin. Inilah kecerdikan manusia hari ini. Jika manusia ciptaan Allah Swt dikasih kecerdikan seperti itu, bagaimana dengan Qudrat Allah Swt yang tidak terbatas.

 

Setelah Nabi Ibrahim AS lulus dari ujian-ujian yang berat ini, Allah Swt memuliakan beliau dengan menganugerahkan 2 orang anak yang sholeh, yang Allah angkat menjadi Nabi, yaitu Ismai AS dan Ishak AS. Kemudian dari keturunan ini Allah telah bangkitkan nabi-nabi dan rasul-rasul, menjadi orang-orang yang mulia, bahkan ada yang menjadi Raja yaitu Nabiullah Yusuf AS. Ini asbab apa ? asbab pengorbanan Ibrahim AS. Namun seiring generasi demi generasi, kemorosotan kehidupan terjadi pada Bani Israil akibat kuatnya fikir dunia. Mereka telah berhenti tidak mencari agama lagi, melainkan hanya mencari dunia saja. Sehingga akhirnya kehidupan bani israil ini terus merosot menjadi kufur. Kekufuran dan kemusyrikan merajalela dalam kehidupan Bani Israil yang terus merosot asbab kuatnya fikir dunia mereka. Keadaan ini telah menyebabkan Allah marah kepada Bani Israil, dikarenakan bumi telah dilanda kekufuran dan kemusyrikan. Kerusakan dan kefasadan terjadi dimana-mana, sampai ada akhirnya Allah kirim Nabi Muhammad Saw untuk memperbaiki kehidupan ummat. Inilah tanda sayangnya Allah Swt kepada umat, ketika mereka rusak maka Allah kirim Nabi untuk mengingatkan. Nabi Saw buat usaha dakwah atas umat selama 23 tahun. Namun ada perbedaan usaha nabi Saw dengan nabi-nabi terdahulu. Ini dikarenakan Nabi Saw adalah Nabi yang terakhir. Maka selain mengajarkan agama, Nabi Saw juga mentraining para sahabat untuk bisa usaha atas agama. Ini untuk apa ? untuk bisa meneruskan usaha dakwah Nabi Saw sampai hari kiamat. Mereka bukan saja dilatih berdakwah tetapi dilatih untuk mendapatkan sifat-sifat nabi yang dibutuhkan dalam mendakwahkan agama sampai hari kiamat.

 

Baginda Nabi Saw membuat usaha dakwah selama 23 tahun sehingga jazirah arab berubah total dari jahil menjadi mulia. Sehingga Nabi Saw mengatakan :

 

“Setan telah berputus asa untuk disembah lagi ditanah arab. Tidak akan ada harapan lagi ornag menyembah berhala lagi di tanah arab.”

 

Namun setelah Nabi Saw wafat, terjadi kemurtadan dimana-mana, kenapa bisa demikian ? padahal para sahabat yang utama masih hidup :

 

  1. Sepuluh sahabat yang paling utama dan terjamin surganya masih ada.
  2. Qori yang paling top masih ada, Ubay bin Kaab RA masih ada.
  3. Muhaddits paling besar besar yaitu Abu Hurairoh RA masih ada.
  4. Mufti paling besar yaitu Muadz bin Jabal masih ada.

 

Semua sahabat Nabi saw masih ada, padahal mereka adalah pilar-pilar islam pada waktu itu. Namun kenapa terjadi kemurtadan dimana-mana ? apa sebabnya :

 

  1. Jemaah batal diberangkatkan
  2. Fikir pada waktu itu bukan fikir agama tetapi fikir dunia yaitu memilih pimpinan islam.

 

Ini pelajaran buat kita, walaupun seorang dai sudah mujahaddah habis-habisan untuk agama, kemudian fikir dakwahnya hilang, maka ini tanda-tanda musibah akan datang kepada umat. Jika jemaah sudah dibentuk lalu dia batal berangkat dan pulang lagi, ini adalah tanda-tanda musibah akan datang pada umat.

 

Cerita-cerita ini semuanya Allah Swt ceritakan didalam Al Quran agar kita bisa mengambil pelajaran. Pelajaran apa yang bisa kita ambil ? Bila ada fikir agama maka agama akan hidup, namun bila tidak ada fikir agama, maka agama pelan-pelan akan hilang dari kehidupan ummat. Jika yang Haq tidak ditegakkan maka yang Bathil akan masuk dan menguasai kehidupan. Namun jika yang Haq ditegakkan ini seperti datangnya cahaya, maka dengan sendirinya kegelapan akan lenyap. Apa itu cahaya dalam kehidupan ummat ? yaitu kerja dakwah.

 

Kita siapkan diri kita untuk pergi di jalan Allah. Insya Allah !!

 

Blog di WordPress.com.