Buyaathaillah's Blog

Bayan Hadratji Maulana Muhammad Saad Al Khandalawi : Sirah, Tadbir, dan Takdir

Bayan Hadratji Maulana Muhammad Saad Al Khandalawi DB
Nizamuddin Markaz
New Delhi, India


Bayan Subuh

Assalamualaikum wr. wb.

Ketika seseorang mengamalkan agama namun tidak sempurna maka pertolongan Allah swt akan tertunda. Agama yang diamalkan namun tidak sesuai dengan takaza atau persyaratan, tertib yang telah dicontohkan, maka tidak akan ada pertolongan Allah swt. Agama untuk bisa mendatangkan pertolongan Allah swt ada persyaratannya. Apa itu persyaratan pertolongan Allah swt untuk turun kepada umat ini ? Yaitu jika Umat ini buat kerja dakwah. Jika umat ini tidak buat kerja dakwah dan hanya mengamalkan agama saja, maka kebathilan tidak bisa dihancurkan. Hanya sekedar mengamalkan agama namun tidak mendakwahkan agama, maka kebathilan tidak hilang. Untuk menghancurkan kebathilan dan mendatangkan pertolongan Allah swt maka dakwah ini adalah persyaratannya.

Dakwah ini adalah syarat datangnya pertolongan Allah swt atas umat ini dalam menghancurkan kebathilan. Jika kebathilan datang untuk menentang atau melawan agama islam, maka Allah swt sendirilah yang akan menghancurkan kebathilan asbab dakwah telah dibuat. Ini adalah perkara yang pasti, mutlak akan terjadi demikian. Dalam Al Quran, Hadits, dan Kisah para Sahabat RA telah membuktikan pembicaraan ini. Yaitu ketika mereka telah mengamalkan agama dan mendakwahkan agama, Allah swt hancurkan kebathilan.

Ketika seseorang membaca kisah para sahabat, hendaknya dia harus pahami apa penyebab turunnya pertolongan Allah swt. Jadi tidak hanya sekedar mengamalkan agama saja, tetapi para sahabat RA juga mendakwahkan agama. Maka 2 persyaratan ini menjadi asbab turunnya pertolongan Allah swt :

1. Ibadah
2. Dakwah

Inilah syarat datang pertolongan Allah swt jika ada Dakwah dan Ibadah. Menggabungkan 2 perkara ini, Maulana Ilyas Rah.A dalam Malfuzatnya berkata :

“Asbab Ibadah dan Dakwah ini Allah swt akan tundukkan seluruh Alam”

Jika seseorang buat ibadah dan dakwah maka apa saja yang ada di alam ini akan Allah swt tundukkan buat dia. Alam ini akan bergerak sesuai keinginan dia karena Allah swt telah tundukan alam ini dibawah kaki orang yang menggabung Ibadah dan Dakwah. Kisah para sahabat ini menceritakan seperti apa pertolongan Allah swt yang turun kepada mereka, yang telah menggabungkan Ibadah dan dakwah. Apa asbab turunnya Nusroh Ghoibiyah kepada mereka. Apa yang para sahabat RA kerjakan sehingga menyebabkan Alam tunduk kepada mereka. Tanpa dakwah seseorang itu tidak akan sempurna amalnya.

Allah swt berfirman :

Manihtadā fa innamā yahtadī linafsih, wa man ḍalla fa innamā yaḍillu ‘alaihā, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, wa mā kunnā mu’ażżibīna ḥattā nab’aṡa rasụlā

Artinya:

“Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan mengazab suatu kaum sebelum Kami mengutus seorang rasul kepada kaum tersebut.”

(QS. Al Isra : 15)

Ketika para sahabat RA ini, mereka telah berulang kali menyampaikan agama, mendakwahkannya, lalu di ingkari dan ditentang oleh ummat, maka sahabatpun memerangi mereka. Namun dalam peperanganpun para sahabat RA tetap mendakwahi mereka. Jadi tidak ada bagi sahabat, dipikiran mereka sekarang ini sudah bukan waktunya dakwah tapi perang melawan kabathilan, tidak seperti itu. Bagi sahabat dakwah itu tidak ada batasanya kapan dan dimananya, setiap saat kapan bisa di dakwahi maka sahabat RA akan melakukannya walaupun dalam perang sekalipun. Sekarang sudah waktunya perang, mereka sudah kita sampaikan, kita dakwahkan, mereka menolak, jadi tidak perlu lagi dakwah, tidak, sahabat bukan seperti itu.

Kenapa dalam peperangan sahabat RA masih mendakwahkan agama ? karena dalam pandangan sahabat jika mereka terus buat dakwah maka ini asbab pertolongan Allah swt turun dalam peperangan sekalipun. Sehingga di dalam perang untuk menarik pertolongan Allah swt, sahabat RA dalam peperanganpun tetap dakwah. Karena ini sudah menjadi persyaratan turunnya pertolongan Allah swt.

Allah swt berfirman :

Yā ayyuhallażīna āmanū in tanṣurullāha yanṣurkum wa yuṡabbit aqdāmakum

Artinya:

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan menguatkan langkahmu.”

(QS. 6:8)

Diwaktu perang, seseorang berpikir kita sudah menyampaikan agama, namun mereka tidak mau menerimanya, mengingkarinya, ya sudah mau gimana lagi, perangi saja tidak perlu lagi dakwah.

Imam Abu Hanifah dalam kitabnya :

“Dakwah dalam medan perang itu hukumnya sunnah.”

Padahal kewajiban atas dakwah itu sendiri sudah tertunaikan sebelum perang oleh para Sahabat RA. Sebelum dakwah di tunaikan hukumnya tidak boleh langsung memerangi orang kafir. Jadi dakwah sebelum perang itu wajid, dan dakwah di medan perang itu sunnah. Tidak boleh perang sebelum ada dakwah. Sebelum perang melawan orang kafir. Itu diwajibkan ada dakwah dulu. Jika umat islam langsung memerangi umat kafir tanpa dakwah terlebih dahulu maka hukumnya Haram. Jadi kewajiban sebelum memerangi umat kafir itu adalah dakwah. Jadi setelah sempurnanya kewajiban yakni mendakwahi sebelum perang kata Imam Abi Hanifah di dalam perang juga tetap disunnahkan dakwah.

Kisah Sahabat Khalid bin Walid RA

Suatu ketika Khalid bin Walid menjadi Amir salah satu rombongan perang. Saat itu pasukan sahabat RA sudah berperang melawan pasukan romawi. Saat semua orang berpikiran di tengah-tengah perang yang orang pikirkan hanya perang saja, fokus membunuh musuh sebanyak-banyaknya, tapi dia tetap buat dakwah di tengah medan perang. Padahal dalam peperangan ini taruhannya nyawa jika tidak fokus berperang. Coba bayangkan resiko buat dakwah di medan perang, ternyata musuh pura-pura menerima islam, setelah mendekat kita malah dibunuh muluh musuh. Jadi ditengah-tengah perang seseorang itu tidak akan berpikir yang lain, selain berperang dan membunuh musuh, antara kita atau musuh yang mati pilihannya.

Khalid bin Walid dalam peperangan tersebut melihat darojah, salah satu orang pasukan romawi. Kata Khalid bin Walid RA kepadanya, kamu mendekatlah. Dorajah berpikir kalau saya mendekat, pasti dia akan membunuh saya. Khalid RA sampaikan mendekatlah jangan khawatir, waktu itu kuda mereka maju berdekatan namun darojah dalam keadaan waspada. Dalam kesempatan itu Khalid RA sampaikan, wahai darojah masuklah islam. Dengan dakwahnya khalid bin walid RA di tengah-tengah perang, Allah swt masukkan hidayah kedalam hati darojah.

Dalam kisah ini banyak sekali ushul atau azas kerja kita, fondasi dakwah. Secara umum dalam perang orang berpikir, ini kita sudah sampaikan dakwah ke mereka, ini ditengah-tengah perang ngapain lagi kamu masih buat dakwah. Sekarang ini waktunya perang bukan lagi mendakwahi mereka. Dalam kisah ini pelajarannya adalah seandainya kamu tetap berpikir bagaimana lawanmu itu mau masuk islam, Allah swt tetap akan memberikan mereka hidayah, walaupun dalam peperangan. Jadi tatkala orang berpikir bahwa dakwah sebelum perang sudah dibuat, untuk apa lagi dakwah dalam peperangan, Maka disini Allah swt melihat hati kita. Apakah kamu berniat untuk menghancurkan mereka dari awal atau kamu memang berniat ingin menyelamatkan mereka.

Allah swt lihat hati kita :

1. Niat Menghancurkan Mereka
2. Niat Menyelamatkan Mereka

Jika kita niat untuk menghancurkan mereka maka inipun agama, asal niatnya karena Allah swt. Masalahnya hari ini di dalam hati orang islam ada keinginan untuk mendapatkan harta orang kafir. Jika Orang Islam di dalam hatinya ada keinginan untuk memiliki harta atau apa yang ada pada orang kafir, maka orang islam tidak akan pernah bisa mengalahkan atau menang melawan orang kafir. Jika ada di hati orang beriman keinginan untuk memiliki apa yang ada pada orang kafir maka Allah swt tidak akan tolong dia.

Nabi saw menyampaikan kerja dakwah pada umat ini, selain dengan amalan dzohir juga dilakukan dengan amalan hati. Apa itu amalan hati ? Yaitu Pengharapan kebaikan kepada orang kafir agar mereka mau masuk islam itu dilakukan sebagaimana kamu berharap kebaikan atas orang yang baik. Sebagaimana kita lihat di kampung kita ada orang yang sopan, baik, lembut, murah senyum, banyak sedekah, dermawan, maka kita pun berharap agar dia mau ikut dakwah. Pengharapan kita atas orang baik dan sholeh mau ikut dakwah, seperti itu pulalah pengharapan kita atas hidayah kepada orang kafir atau orang yang buruk. Jadi pengharapan atas hidayah kepada orang sholeh agar mau ikut kerja dakwah kita. Maka seperti itu pula pengaharapan yang sama atas hidayah kepada orang kafir juga kita buat. Inilah yang dinamakan menolong agama Allah swt.
Nabi Muhammad saw tidak mengharapkan kebaikan hanya untuk Abu Bakar RA saja sebagai orang yang baik, tapi kepada Abu Jahal yang jahatpun Rasullullah saw mempunyai pengharapan yang sama agar dia mau masuk islam. Sebagaimana Rasullullah saw mendoakan sahabat yang baik-baik agar mereka mau menerima islam, begitupula Nabi saw mendoakan mereka yang jahat kepada nabi saw agar mau menerima islam. Jadi Pengharapan dalam doa untuk Abu Bakar RA sama saja dengan Abu Jahal agar mau menerima islam. Pengharapan yang sama buat yang baik dan yang buruk.

Inilah yang menjadi persyaratan turunnya pertolongan Allah swt yaitu dengan menolong agamanya Allah swt. Menolong agama Allah swt itu harus dari hati kita yaitu harapanmu kepada orang yang berbuat baik agar mereka mau ikut dalam usaha dakwah begitupula pengharapan kalian kepada orang-orang yang tidak baik untuk ikut kerja dakwah. Jadi harapanmu kepada orang yang baik untuk ikut dakwah sama dengan harapanmu kepada orang yang buruk untuk ikut dakwah.

Kemudian dalam urusan menginfakkan harta, tidak bisa disamakan menolong anak yatim, memberi makan kepada fakir miskin, membayar hutang saudaranya, disamakan dengan menolong agama Allah swt, ini berbeda. Infak fakir miskin, dhuafa, yatim, tidak lah bisa disamakan dengan menolong agama Allah, karena itu masih dianggap menolong orang islam bukan menolong agama islam. Jadi berbeda antara menolong orang islam dengan menolong agama islam. Menolong Orang islam vs menolong Agama Islam. Pertolongan Allah swt itu turun kepada yang menolong agama islam bukan kepada orang islam.

Kisah Yuzak bin Nun RA

Yuzak bin Nun ditengah-tengah perang mereka belum sholat ashar. Sedangkan matahari sudah hampir tebenam. Peperangan masih berlanjut, dan tidak ada tanda-tanda orang kafir akan berhenti. Lalu Yuzak bin Nun berdoa :

“Ya Allah jika kami berhenti perang untuk mendirikan sholat, ini musuh akan berbahaya. Jika kami terus perang dan tidak menegakkan sholat, maka sholat berbahaya. Ya Allah apa yang harus kami lakukan di tengah keadaan seperti ini. Ya Allah kami diperintah dan Matahari juga diperintah. Tapi Ya Allah… Kami diperintah untuk engkau dan matahari diperintah untuk kami. Oleh karena itu Ya Allah, Tahanlah Matahari agar tidak terbenam.”

Nabi Saw bersabda :

“Addun-ya khuliqat lakum, wa antum khuliqtu lil-aakhirah.”

Artinya :

“Dunia ini telah Ku ciptakan untuk kamu (manusia) sekalian dan kalian Aku ciptakan untuk mempersiapkan (kedatangan ke) negeri akhirat.” (Mahfum Hadits)

Maka Matahari ini Allah swt tahan, diperintahkan untuk menunggu atas permintaan Yuzak bin Nun. Matahari tidak terbenam menunggu sampai Yuzak bin Nun dan orang islam selesai berperang. Waktu tidak berjalan padahal peperangan terus berlanjut sampai selesai dan orang islam bisa mengerjakan sholat ashar.

Kisah ini hendaknya kita pahamin ketika kita menolong agama, Allah swt akan tolong dia dan Allah swt akan tundukan alam ini di bawah kaki dia. Allah swt akan tundukkan semua mahluk mengikuti hajat dia, jika dia menolong agama Allah. Kisah sahabat .RA itu bukan hanya menceritakan sejarah saja, tapi juga tata cara mendatangkan pertolongan Allah swt. Jadi kisah ini bukan untuk menceritakan dulu ada orang yang seperti itu kini zaman sudah beda tidak ada yang seperti mereka lagi, tidak seperti itu. Jadi kisah itu bukan sejarah yang tinggal sejarah, tetapi ada tata cara pertolongan Allah swt yang Allah turunkan kepada para Nabi juga Allah turunkan kepada orang-orang beriman.

Jadi bukan bahwa pertolongan Allah turun kepada para Nabi itu tidak pada Sahabat, yang turun pada sahabat dan tidak pada tabiin, yang turun pada tabiin tidak kepada tabiut tabiin, dan yang turun kepada tabiut tabiin tidak kepada kita umat akhir zaman yang sudah hancur. Tidak seperti itu. Dalam AL Quran Allah swt terlah menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa kami akan menolong utusan-utusan kami dan orang-orang beriman.

Allah swt berfirman :

Innā lananṣuru rusulanā wallażīna āmanụ fil-ḥayātid-dun-yā wa yauma yaqụmul-asy-hād

Artinya:

“Sesungguhnya Kami akan menolong utusan-utusan Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)”

(Qs. Al Mukmin : 51)

Pertolongan Allah swt ini kepada siapa ? yaitu kepada orang yang menolong agamanya Allah swt. Tanpa kerja dakwah, maka tanggung jawab ini belum tertunaikan. Jika tanggung jawab belum tertunaikan maka pertolongan Allah swt tidak akan turun.

Apa yang dimaksud tanggung jawab itu ? yaitu berangkat dakwah dengan harta dan diri sendiri. Bagaimana seorang Dai ini buat kerja dakwah dengan istiqomah. Ketika diri kita sendiri yang berangkat untuk menyampaikan dakwah, inilah yang dinamakan tanggung jawab.

Hari ini kita berpikir untuk mendakwahi agama, apa perlunya kita mendatangi orang-orang. Untuk apa kita datangi orang-orang. Jikalau mereka datang kita bisa langsung menjelaskan, baru dakwahi dia. Ini ucapan betul tapi ini baru untuk orang yang datang. Sedangkan ummat yang tidak datang ini lebih banyak lagi. Bagaimana cara mendakwahi orang yang tidak datang dan tidak ada kepikiran untuk datang.

Orang-orang musyrik itu mendatangi Nabi saw lalu mereka berkata kepada Nabi saw :

“Ucapanmu itu benar, apa yang kamu sampaikan itu perkara Haq, Tapi kamu jangan keliling mendakwahkan agama kamu. Kalau ada orang datang ingin masuk islam, itulah yang kamu dakwahi. Tapi kamu jangan keliling mendatangi orang-orang.”

Ini perkataan siapa ? yaitu kaum musyrikin di zaman Nabi saw. Naudzubillah hari ini orang islam berpikir demikian juga. Orang islam berpikir ngapain dakwah mendatangi orang-orang, bukankah dakwah kita sudah sampai melalui : siaran TV, media, tulisan-tulisan, gadget, internet, dll, untuk apa lagi mendatangi umat islam. Naudzubillah ucapan orang islam hari ini sama dengan yang di ucapkan orang musyrik pada waktu itu. Orang islam hari ini pemikiran dan ucapannya sama dengan yang difikirkan dan diucapkan orang musyrik kepada Nabi saw.

Kisah Surat Nabi SAW dan Raja Kisra

Nabi saw menulis surat ke Kisra itu bukan menjadikan surat sebagai media dakwah ke Kisra, bukan seperti itu. Nabi saw tidak menulis surat sebagai sarana untuk dakwah ke Kisra. Namun Nabi saw untuk berdakwah kepada kisra itu dengan membentuk jemaah, kemudian memberikan jemaah itu surat. Jadi surat ini hanya sebagai bukti dari Nabi saw, bahwa memang betul surat itu dari nabi saw. Adapunsebagai bentuk menunaikan tanggung jawab yaitu dengan berangkatnya jemaah para sahabat ra ke kisra. Jadi apa yang Nabi saw lakukan buat dakwah ke kisra :

1. Mengirim Surat
2. Mengirim Jemaah Sahabat RA

Nabi selain mengirim surat yang dijadikan bukti bahwa surat ini dari memang dari Nabi saw, bersamanya Nabi saw juga mengirim jemaah sahabat RA sebagai wujud tanggung jawab kerja mendatangi ummat. Ini wujud dari tanggung jawab sahabat ra dalam menyampaikan agama yaitu berangkat dengan diri dan harta sendiri. Nabi saw itu mengirim surat hanya kepada para Raja dan Gubernur saja. Dan itupun nabi saw tidak pernah mengirim hanya surat saja, tidak seperti itu. Setiap nabi saw mengirim surat, Nabi saw juga mengirim 1 jemaah bersama surat tersebut untuk dikirim ke para Raja dan Gubernur.

Maka Raja Kisra membaca surat dari Nabi saw tersebut, setelah selesai langsung dia sobek surat tersebut. Sekarang perhatikan apa pertolongan Allah swt. Disisi Allah swt Nabi saw sudah menunaikan tanggung jawab maka berikutnya adalah pertolongan Allah swt. Ketika kamu sudah menunaikan tanggung jawabmu maka berikutnya yang turun adalah pertolongan Allah swt .

Nabi saw sampaikan bahwa kisra tidak menyobek surat saya tetapi dia telah menyobek kerajaannya sendiri. Semua kerajaannya telah dia sobek, dengan menyobek surat Nabi saw. Ketika kisra setelah selesai membaca surat Nabi saw, dia memanggil utusan Nabi saw yang membawa surat tersebut. Lalu kisra menyuruh guburner Yaman yaitu Bazzan untuk mengutus 2 orang saja, menemui Nabi saw untuk menangkapnya. Maka 2 orang utusan Bazzan ini pergi untuk menemui Nabi saw. Ketika melihat Nabi saw kedua orang utusan ini ketakutan. Maka Nabi saw katakan mengapa kalian ketakutan, ada apa ? apa yang bisa saya bantu, kata Nabi saw. Mereka mengatakan bahwa mereka ini adalah utusan Bazzan yang di kirim untuk menangkap Nabi saw. Sedangkan Bazzan sebagai gubernur Yaman diperintah oleh Raja Kisra. Nabi saw katakan :

“Tuannya Bazzan telah dibunuh oleh Tuan saya.” Atau “Rajanya Bazzan telah dibunuh oleh Raja saya”

Seperti apapun penghalang umat islam yang menghalangi agama islam hari ini untuk bangkit, baik dari pemerintahan, aturan-aturan, yang dibuat untuk menghalangi aturan-aturan islam untuk bangkit, itu tidak ada cara lain membangkitkannya ini selain mengikuti cara para sahabat RA. Jika tidak mengikuti cara sahabat RA, kamu telah menggunakan hartamu dan waktumu bahkan nyawamu kamu gunakan, demo kesana kemari, teriak-teriak di depan Raja atau Pemerintah, maka syariat islam tidak akan berdiri.

Setelah kematian Raja Kisra tidak ada satupun penerus laki-laki yang tersisa dari keluarga Kisra yang bisa menggantikan Raja Kisra selain seorang wanita yang bisa menduduki posisi tersebut di kerajaan. Sehingga yang menggantikan posisi seorang Raja Kisra yang wafat adalah seorang wanita, yaitu sebagai Ratu bukan Raja. Yaitu anak perempuan Kisra.

Kisah Maulana Ilyas dalam perjalanan Bis Mogok

Suatu ketika Maulana Ilyas pergi ke mewat menggunakan Bis, lalu tiba waktu Ashar. Maka satu irang dalam jemaah maulana Ilyas Rah.A pergi mendekati supir. Dia bilang kepada supir bahwa waktu sholat buat orang islam sudah masuk mohon kendaraan berhenti sebentar untuk orang islam bisa sholat. Supir bis tersebut menolak untuk berhenti tidak peduli dengan ibadah orang islam, karena dia hindu. Dia bilang bis ini hanya akan berhenti ditempat tujuannya bukan ditempat lain. Dia bilang kami mau sholat tapi supir bis itu bilang tidak boleh ada yang sholat. Maka dia kembali ke tempat duduknya lalu satu orang berkata tanggung jawab kita sudah selesai, kita sudah usaha dan sampaikan perkara sholat ini tapi supir bis menolak. Dan tidak mungkin kita satu jemaah lompat dari pintu bis untuk sholat. Sekarang tanggung jawab saya sudah selesai dan dosa ini semuanya akan ditanggung oleh supir.

Lalu Maulana Ilyas bertanya kepada jemaah ini sholat ashar dimana kita mau kerjakan. Maka satu orang tadi bilang kepada Maulana Ilyas saya sudah pergi ke supir untuk stop agar kita bisa sholat tapi dia menolaknya. Maka Maulana Ilyas sampaikan kamu untuk menahan bis ini apa yang sudah kamu buat ? kenapa kamu langsung ke supir untuk menghentikan bis ini ? didalam bis ini ada berapa banyak orang yang musafir ? sebelum kamu datangi supir seharusnya kamu datangi setiap penumpang musafir di dalam bis ini, kamu dakwahi mereka untuk mau sholat. Sekarang yang kamu pikirkan hanya sholatmu saja, kamu tidak memikirkan sholatnya orang-orang ini. Apakah kamu sudah sampai perkara sholat ini kepada para musafir yang ada didalam bis ini. Merekapun juga seharusnya ingin bis ini berhenti untuk sholat.

Jika kamu tidak lakukan ini bagaimana supir ini mau berhenti untuk singgah biar kita bisa sholat. Berapapun musafir yang ada di bis ini kamu sampaikan kepada mereka tentang pentingnya sholat, dakwahi mereka, persiapkan mereka. Ini orang-orang yang ada di dalam bis ini, kamu dakwahi mereka, mau mereka terima atau tidak dakwah kamu itu tidak penting, karena yang Allah swt akan pandang itu usahamu, kamu telah berusaha menolong agamanya Allah swt.

Jika matahari saja bisa berhenti untuk sholat ashar, bahwa matahari tidak bergerak sedikitpun sampai perang selesai, matahari telah menahan dirinya agar orang islam bisa melaksanakan perang. Ini karena matahari bergerak atas kehendak Allah swt, dan Allah swt telah jadikan matahari ini berkhidmat kepada orang beriman.

Maulana Ilyas katakan jika matahari saja mampu menahan dirinya atas kehendak Allah swt buat orang beriman, dimana letak susahnya bagi Allah swt untuk bisa menahan bis ini agar kita bisa sholat. Matahari yang demikian besar Allah kuasa tahan pergerakannya, apa susahnya bagi Allah swt menahan bis ini.

Maka asbab pencerahan dari maulana Ilyas ini maka jemaah mulai mendatangi para musafir di bis untuk mendakwahi mereka tentang pentingnya sholat ashar. Maka ketika kami dakwahi semua orang di dalam bis, supir itu tetap tidak mau berhenti. Maka saat kami terus mendakwahi semua orang, tiba-tiba bis mogok, mendadak rusak. Supir sampaikan baru kali ini saya dapati ada orang dalam bis minta bis berhenti untuk sholat dan saya tidak peduli dengan permintaan itu. Namun ketika orang itu pergi dari saya, ada rasa takut dalam hati saya, rasa-rasa akan ada sesuatu buruk yang akan terjadi. Ternyata bis mogok, rusak ditengah jalan. Sehingga para penumpang turun dan kami melaksanakan sholat ashr bersama penumpang lainnya. Seberapalama mereka sholat dengan dzikir-dzikirnya, selama itulah mogok dan rusaknya bis tersebut. Setelah mereka semua menyelsaikan sholat dan dzikir lalu naik ke bis, setelah itu tiba-tiba bis langsung baik lagi, nyala lagi, lanjut jalan. Ini bukanlah hal yang ajaib, ini hanya bis saja, bukan matahari.

Di zamannya Sahabat RA mataharipun berhenti ikut permintaan sahabat kepada Allah swt. Sedangkan pertolongan Allah swt itu disamakan dengan semua orang beriman bukan hanya Nabi dan para sahabat saja. Ketika orang beriman ini punya niat sungguh-sungguh dalam hati untuk menolong agama Allah swt dan lalu mereka bergerak menolong agama Allah swt, maka pertolongan Allah swt itu cash, langsung sesuai hajat mereka.

Allah swt berfirman :

Wa man aḥsanu qaulam mim man da’ā ilallāhi wa ‘amila ṣāliḥaw wa qāla innanī minal-muslimīn

Artinya:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”

(QS. Fushilat : 33)

Inilah yang menjadi azas pertolongan Allah swt yang turun kepada para sahabat RA yaitu dengan mendakwahkan agama.

Kisah Sahabat Abdullah bin Hudzafah RA.

Abdullah bin Hudzafah RA pergi dakwah dengan jemaah ke RUM. Maka Raja Rum tahu melalui intelnya ada sahabat Nabi saw sedang buat dakwah di Rum bersama jemaahnya. Dan sahabat Nabi itu adalah Abdullah bin Hudzafah RA. Mendengar kabar ini Raja perintahkan pasukannya untuk menangkap Abdullah bin Hudzafah RA. Setelah di tangkap, Raja menghampiri Abdullah bin Hudzafah RA. Raja berkata kepadanya masuklah kedalam agamaku, yaitu Nasrani.

Hari ini orang bathil mendakwahkan kebathilannya sedangkan orang islam diam saja, tidak mau mendakwahkan agamanya. Mana dakwahnya orang bathil, dimana mimbarnya, itu TV, Radio, medsos, gadget, dll. Mereka semua mendakwahkan kebathilan tapi kita tidak sadar. Sedangkan orang islam yang berada dalam perkara yang Haq tidak mau medakwahkan agamanya.

Jadi Abdullah bin Hudzafah di dakwahi oleh Raja Romawi agar mau masuk agamanya, Nasrani. Bahkan Raja menawarkan separuh dari kerajaannya, agar sahabat RA ini mau masuk ke agama Nasrani.

Coba perhatikan disini ada pelajaran yang perlu kita ambil. Orang yang mendakwahkan agama tapi dia punya niat lain selain ridho Allah swt maka tatkala ada tawaran dunia, tanpa keraguan akan dia ambil. Inilah hari ini yang menyebabkan ummat meninggalkan dakwah, ada niat lain selain ridho Allah. Umat tidak ada keinginan untuk mencari ridho Allah, sehingga mudah sekali menerima tawaran dunia dan meninggalkan dakwah. Jika ada niat lain selain Ridho Allah, dia akan terkesan dengan tawaran dunia, sebagaimana tawaran Raja ke Abdullah bin Hudzafah RA. Sahabat RA dakwah ke Rum untuk mencari Ridho Allah swt, tidak ada niat yang lain. Maka tatkala Raja menawarkan separuh kerajaannya untuk dia ambil asal masuk Nasrani, apa kata Abdullah bin Hudzafah RA :

“Walaupun kamu tawarkan seluruh kerajaanmu, aku tidak akan tinggalkan islam ini walaupun hanya sekedip mata.”

Hari ini asbab kita dakwah juga namun masih bercampur dengan keinginan dunia. Sehingga dakwah mudah ditinggalkan untuk kepentingan dunia. Inilah keadaan umat hari ini :

1. Dalam Kejahilan
2. Dalam Kefakiran
3. Banyak Waktu yang Sia-sia atau Kosong

3 penyakit ummat ini, obatnya ada 3 :

1. Dakwah : Obat untuk Waktu yang kosong
2. Taklim : Obat Kejahilan
3. Iqrom : Obat Kefakiran

Seringkali orang asbab kefakiran maka dia tinggalkan agama. Maka Iqrom ini adalah obat untuk kefakiran Ummat. Lalu ada Qursod, waktu yang kosong, maka dakwah ini akan menyibukkan waktu ummat ini dalam agama dan memperjuangkan agama. Orang yang sungguh-sungguh dalam dakwah maka Allah swt akan membersihkan hatinya dari kecintaan pada dunia. Sekarang targetnya orang-orang bathil ini adalah untuk menhancurkan orang islam dengan menawarkan harta dunia. Belajar dari Abdullah bin Hudzafah RA, apa yang dia sampaikan ketika tawaran dunia datang untuk meninggalkan agama : Sekedip matapun tidak akan aku tinggalkan walaupun kamu berikan seluruh kerajaanmu. Berepa nilai seluruh kerajaan RUM bagi sahabat ini ? tidak ada nilainya walaupun sekedip mata jika dibandingan dengan Agama.

Mendengar jawaban Abdullah bin Hudzafah RA, Raja RUM sangat marah. Maka Raja katakan saya akan bunuh kamu. Perhatikan dari kisah ini dapat kita ambil pelajaran yaitu :

“ketika seseorang itu dakwah maka dia tidak akan bisa di dakwahi ke arah lain.”

Sebagaimana ketika seseorang membuat undangan acara di rumahnya maka tidak mungkin dia datang ke undangan lain di hari dan waktu yang sama. Seperti kita buat acara tasyakuran dirumah kita lalu ada tetangga ngundang acara di rumah dia. Apakah mungkin kita tinggalkan acara di rumah untuk memenuhi undangan orang lain di waktu yang sama ? tidak mungkin. Kita mengundang orang-orang datang ke rumah kita untuk acara, lalu kita pergi memenuhi undangan orang lain, Kita tinggalkan acara di rumah kita. Ini tidak mungkin. Kita tidak mungkin menerima undangan orang lain disaat yang sama kita mengundang orang.

Maulana Yusuf Rah.A katakan orang beriman ini hanya ada satu dari dua yaitu antara Da’i atau Mad’u. Menjadi yang di mendakwah atau yang di dakwahi. Menjadi yang mengundang atau yang di undang. Cuman itu saja pilihanya buat kita. Jika dia dai maka dia tidak akan menerima undangan namun jika dia bukan dai maka dia akan menerima undangan. Diundang kesana kemari untuk perkara kebathilan, perkara dunia.

Kisah Sahabat : Kaab bin Malik RA

Kaab bin Malik RA telah mengikuti semua perang bersama Nabi saw. Suatu ketika Kaab bin Malik RA tidak ikut perang Tabuk. Pelajaran disini, Kaab bin Malik RA bukan meninggalkan sholat, ataupun tidak berpuasa di bulan Ramadhan. Tapi dia tidak keluar di jalan Allah swt, asbab menunda-nunda. Dimana hari ini keluar di jalan Allah swt dianggap hal yang remeh. Asbab tidak pergi di jalan Allah swt bersama Nabi saw, Kaab bin Malik dihukum keras oleh Allah swt dan RasulNya. Apa hukumannya ? Nabi saw memerintahkan seluruh umat islam untuk memboikot Kaab bin Malik, mendiamkannya, tidak menjawab salamnya, tidak boleh berinteraksi dengannya sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Ini hukuman yang berat untuk seorang sahabat tidak bisa duduk bersama Nabi saw dan para sahabatnya bahkan keluarganya sekalipun dilarang. Apalagi sampai batas waktu yang tidak ditentukan ini terasa sempit hidupnya. Walaupun dalam kisah kita tau setelah 50 hari baru boikot tersebut diangkat. Semua penduduk madinah, bukan hanya tetangganya, tapi istri dan anak, juga ikut memboikot dia, mengisolasi dia. Tidak ada interaksi dan sosialisasi dengan siapapun. Betapa sempitnya hidup saat itu, tidak ada teman dan keluarga bahkan dari manusia yang paling dicintai sahabat RA yaitu Nabi saw. Ini merupakan siksaan yang berat bagi sahabat RA. 50 hari bukan waktu yang sebentar pula bagi sahabat untuk tidak bisa berjumpa dengan Nabi saw.

Syaidina Umar katakan bahwa kehidupan saya tidak akan terasa nikmat jika tidak keluar dijalan Allah swt. Seandainya dalam agama ini tidak ada keluar dijalan Allah swt, maka hidup saya tidak akan terasa nikmat.

Umar RA katakan ada 3 perkara yang saya senangi :

1. Menggunakan diri dan harta saya untuk Fissabillillah
2. Sujud berlama-lama
3. Duduk dalam Majelis Ilmu

Tiga perkara inilah yang menyenangkan hidupku, kata Umar RA. Berbeda dengan hal yang menyenangkan bagi kita dalam hidup ini. Hidup akan nikmat setelah menikah, setelah berharta, setelah punya jabatan, setelah punya kekuasaan, inilah yang ada dalam benak kita yang bikin hidup kita bahagia hari ini. Kalau sudah pulang khuruj baru berasa nikmat hidup. Inilah keadaan kita hari ini. Sedangkan syaidina umar ra terasa nikmat hidupnya karena ada keluar di Jalan Allah swt.

Sebagai Bukti kita telah menunaikan tanggung jawab ini, seseorang itu musti khuruj dengan harta dan diri sendiri. Dia sendiri yang berangkat untuk menunaikan tanggung jawab tersebut. Berangkat dengan harta dan diri untuk mendakwahkan agama menunaikan tanggung jawab.

Sebagaimana kehidupan para sahabat RA mereka mendakwahkan agama dengan harta dan diri mereka sendiri. Sehingga agama ini sampai kepada ummat dengan 2 perkara :

1. Duduk dalam Majelis Ilmunya Ulama
2. Berangkat keluar di Jalan Allah swt

Hanya dengan 2 cara ini saja agama sampai kepada ummat, tidak dengan cara-cara yang lain. Dalam rangka menyebarkan agama, 2 perkara ini adalah azas atau ushul :

1. Mengambil Ilmu dari Ulama : Dengan cara Syukbah
2. Menyampaikannya ke Ummat : Dengan cara Khuruj

Syukbah itu bertemu langsung dengan Ulama, dan duduk di majelis mereka. Kemudian menyampaikannya kepada Ummat dengan cara berangkat di Jalan Allah swt. Dengan 2 cara inilah para sahabat menyebarkan agama agar sampai kepada ummat.

Jadi ketika Kaab dihukum asbab tidak keluar fissabillillah, umat islam diminta untuk tidak memberi salam dan menjawab salam Kaab bin Malik RA. Hati sahabat ini terasa sempit sekali, susah hatinya. Maka ketika itu Raja Ghossan mengirim surat ke Kaab bin Malik RA. Raja Ghossan ini tau bahwa Nabi Muhammad saw marah kepada Kaab bin Malik RA. Sehingga dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk merekrut Kaab, agar mau pindah ke Ghossan karena madinah sudah sempit bagi Kaab RA.

Inilah kesempatan untuk membawa seorang yang ahli perang, seorang yang punya kehalian dan kemampuan, kepada saya kata Raja Ghossan. Begitulah nilainya para Sahabat Nabi di mata musuh-musuh islam begitu tinggi nilainya sampai ada raja yang menawarkan kerajaannya dan jabatan-jabatan tinggi di kerajaannya. Sehingga ketika Raja Ghossan mendengar bahwa ada seorang sahabat dikucilkan maka Raja ghossan tidak akan membuang kesempatan ini untuk mentaskil sahabat agar pindah agama dan hijrah.

Dalam suratnya Raja ghossan berkata teman-temanmu sudah meninggalkan kamu, mengisolasi kamu, tidak mau bicara dengan kamu, datanglah kepada saya, maka saya akan muliakan kamu dan berikan kamu pangkat, kamu tidak perlu khawatir kepada kami. Inilah isinya dalam surat raja ghossan. Keadaan seperti ini kapan datang kepada seorang dai atau orang beriman, khususnya kepada Kaab bin Malik RA. Yaitu ketika tidak ada orang yang berbicara dengan dia. Coba bayangkan seandainya tidak seorangpun yang berbicara dengan kita dalam jemaah kita, di markaz kita, di maqomi kita. Maka kita akan kabur dari jemaah. Ini amir tidak mau bicara dengan saya, makmur juga tidak mau bicara sama saya, sudah kalau gitu saya pergi saja tinggalkan jemaah. Ini yang ada dalam benak kita kalau kita mengalami situasi yang sama sebagaimana Kaab bin Malik RA. Asbab tidak diajak bicara berapa banyak hari ini dari kita kabur keluar dari jemaah, dari markaz, dari Maqomi. Lihat sahabat Kaab bin Malik RA yang mengalami hal yang sama bagaimana dia menanganinya.

Disini Kaab bin Malik ketika dapat tawaran dunia dan di madinah dia sudah ditinggalkan tidak ada yang mau menemnani dan berbicara. Namun Kaab bin Malik RA dia tidak berpikir untuk meninggalkan madinah. Bahkan dalam keadaan sempit di madinah, lalu dia mendapatkan tawaran-tawaran dunia untuk meninggalkan madinah, meninggalkan markaz, Kaab memilih tetap bertahan dan sabar. Inilah Istikhlasnya pada sahabat RA dalam menghadapi masalah. Dalam kesulitan ditawarkan dunia, tapi ditolak dan memilih sabar menghadapi kesusahan daripada harus menjual agama untuk keluar dari kesulitan. Inilah Istikhlas para sahabat RA.

Jadi dalam kerja dakwah ini setiap kisah Nabi SAW dan para sahabat RA ini didalamnya ada Azas dan Pelajaran yang bisa diambil untuk dijadikan rujukan kerja.

1. Dengan mengikuti sirahnya para sahabat RA maka seseorang akan bisa menemukan jalan untuk istiqomah.

2. Dengan kisah Nabi saw seseorang akan kuat hatinya dalam kerja dakwah



Allah swt berfirman :

Yā ayyuhar-rasụlu ballig mā unzila ilaika mir rabbik, wa il lam taf’al fa mā ballagta risālatah, wallāhu ya’ṣimuka minan-nās, innallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn

Artinya:

“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

(QS. Al Maidah : 67)

Jika kita dalam menyampaikan Agama ini mendapati orang-orang menganggu kita, menentang, menyakiti kita asbab perkara agama yang kita sampaikan, maka Allah swt sendirilah yang menjaga kita dari keburukan manusia.

Maka Kaab bin Malik RA berkata kepada sahabat-sahabatnya dan keluarganya, kalian tau kan bahwa aku ini mencintai Allah swt dan RasulNya. Mereka tidak ada yang menjawab. Lalu dia mendatangi anaknya dan berkata wahai wanakku kamu kan tau kalau saya mencintai Allah swt dan RasulNya. Maka anaknya berkata, jika ayah benar cinta pada Allah swt dan RasulNya, tidak mungkin ayah meninggalkan Nabi saw berangkat ke perang Tabuk. Siapa yang berkata demikian ? anaknya Kaab bin Malik RA. Lihatlah hasil didikan anak di zaman sahabat RA.

Hadratji Maulana Muhammad Saad sampaikan :

“Seseorang itu akan didakwahi ke arah dunia ketika dia berhenti Dakwah.”

Ketika kaab bin malik tidak ikut Nabi saw fissabillillah, maka diapun di dakwahi oleh Raja Ghossan dengan ditawarkan dunia. Kalo hati sahabat ini tidak lurus, tidak istikhlas kepada Allah swt, maka pasti tawaran itu sudah diterima. Apalagi dunia terasa sempit baginya saat itu. Jika dai berhenti kerja dakwah maka dia akan didakwahi oleh dunia, bisnis-bisnis.

Kisah lanjutan Abdullah bin Hudzafah RA

Jadi ketika Abdullah bin Hudzafah diancam akan dibunuh oleh Raja RUM. Maka Abdullah bin Hudzafah katakan :

“Terserah kamu mau apakan saya, mau dibunuh sekalipun, saya tidak akan peduli. Saya tetap tidak akan tinggalkan Agama saya.”

Abdullah bin Hudzafah RA :

1. Ditawari Dunia : Menolak
2. Diancam Mati : Tidak Takut

Semua kisah sahabat ini kita baca agar kita bisa mendapatkan pelajaran dan mengetahui asbab-asbab untuk Istiqomah dalam kerja dakwah ini dari mereka Radhiallahu’anhum.

Allah swt berfirman :

Wa kullan naquṣṣu ‘alaika min ambā`ir-rusuli mā nuṡabbitu bihī fu`ādaka wa jā`aka fī hāżihil-ḥaqqu wa mau’iẓatuw wa żikrā lil-mu`minīn

Artinya:

“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”

(QS. Hud : 120)

Semua kisah ini diceritakan agar bisa menguatkan hati kita dalam kerja dakwah ini. Jika kita terus memikirkan dan berusaha memahami kisah mereka para Nabi dan Sahabat RA, maka akan tampak pertolongan Allah swt yang turun kepada mereka ini asbab mereka menolong agama Allah swt. Dan Pertolongan Allah swt ini pasti, mutlak, jika terpenuhi persyaratannya. Orang yang menyangka pertolongan Allah swt ini tidak turun dalam kerja dakwah ini maka ini lebih baik dia ambil tali ikatkan dilehernya lalu lompat dari atas, maknanya mati saja kamu kalau tidak percaya.

Kisah Nabi Saw meminum madu dirumah Zainab R.ha

Nabi saw selepas sholat ashar beliau pergi ke rumah Zainab R.ha untuk minum madu. Kemudian terlambat datang kerumah istri-istri beliau yang lain yaitu Aisyah R.ha dan Hafsah R.ha. Maka Aisyah R.ha dan Hafsah buat kesepakatan untuk membalas Zainab R.ha dengan cara bahwa tercium dari mulut Nabi saw ini bau yang tidak enak. Mereka aisyah r.ha dan hafsah, berkata kepada Nabi saw bahwa tercium bau tidak enak dari mulut Nabi saw. Beliau saw katakan bahwa dia baru saja minum madu dari rumah Zainab R.ha. Maka untuk menyenangkan hati istri-istri beliau ini, maka Nabi saw menyampaikan saya tidak akan pernah minum madu lagi. Asbab ini turun ayat dari Allah swt :

Yā ayyuhan-nabiyyu lima tuḥarrimu mā aḥallallāhu lak, tabtagī marḍāta azwājik, wallāhu gafụrur raḥīm

Artinya:

“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; demi kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

(QS. Tahrim : 1)

Langsung datang teguran dari Allah swt kepada Nabi saw asbab mengharamkan apa yang dihalalkan Allah swt hanya demi menyenangkan hati istri. Padahal minum madu ini tidaklah perkara yang wajib ataupun haram. Namun demi menyenangkan istri, ridho istri, nabi tidak mau meminumnya lagi. Hari ini jutsru banyak orang meninggalkan agama untuk menyenangkan hati manusia. Sebagaimana seorang istri berkata kepada suaminya, saya tidak suka jenggotmu, lalu sama suaminya langsung dicukur untuk mendapatkan ridho istrinya. Begitu juga dengan kantor, rapikan jenggotmu, bahasanya merapikan, padahal dia sudah memotong sunnah Nabi saw. Berapa banyak hari ini kita memotong atau meninggalkan sunnah hanya untuk mendapatkan ridho manusia.

Maka minum Madu tadi iitu tidaklah wajib dan tidaklah Harom. Allah swt tegur Nabi saw karena Nabi ini barometer syariah. Apa yang Nabi saw lakukan itu yang akan di ikutin ummat. Maka tatkala Nabi saw menolak minum Madu lagi sesuatu yang dihalalkan Allah swt hanya untuk mendapat Ridho istri-istrinya, langsung Allah swt tegur Nabi saw. Dalam lanjutan ayat tersebut Allah swt berfirman :

In tatụbā ilallāhi fa qad ṣagat qulụbukumā, wa in taẓāharā ‘alaihi fa innallāha huwa maulāhu wa jibrīlu wa ṣāliḥul-mu`minīn, wal-malā`ikatu ba’da żālika ẓahīr

Artinya:

“Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.”

(QS. At Tahrim: 4)

Jika mereka dua orang istri kamu menentang kamu, hafsah r.ha dan Aisyah r.ha, maka Allah swt, Jibril AS, semua orang beriman, dan para malaikat, akan membantu kamu untuk melawan mereka. Padahal siapa mereka berdua apakah ribuan musuh yang akan menyakiti Nabi. Perkara Apa yang begitu hebat sampai ayat begitu keras turun, hanya perkara Madu. Siapa yang akan membantu Nabi dan untuk menghadapi siapa ? seluruh malaikat dan orang beriman bersama Allah swt akan menghadapi 2 orang wanita ini. Siapa yang akan menolong Nabi saw dalam ayat ini :

1. Allah swt
2. Jibril AS
3. Seluruh orang beriman
4. Para Malaikat

Apa maknanya dibalik ini semua ?

Hadratji Maulana Saad sampaikan :

“Perkara yang Nabi saw tidak diutus untuk perkara tersebut saja, namun jika ada yang menentangnya maka : Allah swt. Jibril, semua orang beriman, para malaikat, akan menolong Nabi saw.”

Walaupun bukan untuk perkara yang Nabi saw di utus, Allah swt tetap akan menolong Nabi saw. Jadi keinginan Nabi saw ini selalu disertai pertolongan Allah swt. Allah swt dan para malaikat dan orang beriman akan membela Nabi saw jika menghadapi masalah walaupun hanya untuk perkara Madu. Sekarang perhatikan, Lalu bagaimana pertolongan Allah swt yang akan turun jika ada yang menentang Nabi saw atas perkara yang Nabi saw justru diutus atasnya. Untuk perkara Madu saja begitu hebatnya Allah swt menyatakan akan menolong Nabi saw, apalagi perkara yang Nabi saw diutus dengannya. Tentu pertolongan Allah swt lebih pasti dan jauhb lebih besar lagi.

Maulana Ilyas Rah.A mengatakan :

Orang yang mengamalkan semua amal agama dari, imaniat, ibadat, muamalah, muasyarat, akhlaq, dizikir pagi petangnya, baca qurannya, tahajjudnya, witirnya, dhuhanya, israknya, bersiwaknya, bersorbannya, cara berpakaiannya, makannya, tidurnya, semuanya dia amalkan. Dia hanya dikatakan Ahli Ibadah saja. Namun dia tidak dikatakan sebagai orang yang menolong agama Allah swt. walaupun dia mengerjakan sholat terus tidak pernah tertinggal. Namun jika dia tidak buat dakwah, maka dia tidak akan termasuk sebagai orang yang telah menolong agama Allah swt, hanya sebagai ahli ibadah saja. Baru dikatakan dia menolong Agama Allah swt jika dia mendakwahkan agama Allah swt

Nabi saw menjadikan semua orang islam itu sebagai Dai nya Allah swt. Semua sahabat RA diajarkan Nabi saw cara menjadi Dai nya Allah swt. Apa itu Ushul, Fondasi, dan Azas untuk menjadi seorang Dai. Begitu besarnya pertolongan Allah swt yang datang kepada Nabi saw dan para sahabat RA, sehingga orang yang lari dari islam jadi masuk islam. Baca kisah para sahabat RA ini agar kamu tidak keliru dalam memikirkan kerja dakwah.

Kerja dakwah ini bukanlah kerja untuk mempelajari tata cara sholat, wudhu, puasa, seperti halnya pesantren kilat, tidak demikian. Sehingga kini orang-orang beranggapan bahwa keluar 3 hari itu pesantren kilat, tidak bukan demikian. Alhamdullillah saya sudah keluar 3 hari saya sudah bisa sholat dan wudhu, terus tidak keluar lagi, bukan seperti itu. Kerja dakwah tidak sampai disitu saja, hanya untuk mempelajari cara sholat dan wudhu, adab-adab sunnah. Belajar agama ketika keluar 3 hari ini seperti belajar alif ba ta saja. Bahkan untuk yang 4 bulan sekalipun. Seseorang asbab keluar sudah pandai sholat jenazah, sholat tasbih, sholat tahajjud, sholat Isyrok, lalu merasa keja ini hanya sampai disitu saja, tidak bukan itu. Anehnya yang sudah keluar bahkan ada yang belum tau tata cara sholat jenazah.

Maulana Ilyas katakan pandai sholat sampai kepada tata cara dan hukumnya, dia dapatkan ketika dia keluar, itu seperti anak kecil yang belajar alif ba ta di madrasah. Ini tingkatan yang paling rendah jika ukurannya keluar 3 hari, 40 hari, dan 4 bulan. Target dakwah bukanlah demikian. Ini salah faham jika belajar sholat jadi pandai adalah puncak kerja dakwah. Ini tertipu namanya. Kamu tidak akan temukan dalam kisah sahabat ketika para sahabat RA ini sudah pandai sholat, sudah pandai baca quran, lalu mereka meninggalkan kerja dakwah, maka kamu tidak akan menemukan kisah seperti ini. Memang ketika keluar dijalan Allah swt ini disertai dengan Taklim, Tafaqquh Fid Deen. Agar orang-orang baru tersebut bisa belajar agama. Maka bersama orang lama, orang-orang baru bisa belajar agama. Tetapi ini bukan tujuan utama.

Kisah Ikrimah bin Abu Jahal RA

Siapa Ikrimah bin Abu Jahal RA ? ayahnya adalah orang yang paling memusuhi Nabi saw. Waktu Futuh Mekkah, Ikrimah, dia kabur lari dari Mekah untuk menghindari Nabi saw dan Islam. Dia hendak pergi ke Yaman. Ketika sudah naik kapal dan berlayar, diitengah laut tiba-tiba badai yang sangat kuat datang. Maka Ikrimah berkata mau gimana ini, apakah tidak ada cara untuk menyelamatkan harta dan diri saya ini, dia bicara kepada Nakhoda. Nakhoda tersebut berkeyakinan bahwa badai yang datang ini asbab Ikrimah naik kapal. Sehingga dia bilang bahwa Allah swt marah kepada kita mengirimkan badai yang demikian dahsyat. Lalu Nakhoda bilang ke ikrimah bahwa cuman ada 1 jalan untuk selamat yaitu kamu kembali ke Mekkah.

Tadbir vs Takdir :

1. Tadbir : Rencana kita hubungannya dengan asbab.
2. Takdir : Rencana Allah swt hubungannya dengan Amal

Apa itu Tadbir : itu adalah pengaturan-pengaturan atau rencana-rencana yang kita buat hubungannya dengan Asbab.

Sedangkan Takdir itu adalah rencana atau keputusan-keputusan Allah swt yang hubungannya dengan Amal.

Takdir itu bisa mengalahkan Tadbir. Apapun rencana yang kamu buat itu pasti dapat dikalahkan oleh takdir. Apa yang telah ditakdirkan oleh Allah swt itu tidak mengikuti Asbab. Takdir itu adalah Qudrat Allah swt, dan hubungannya tidak ada dengan Asbab. Qudrat Allah swt itu hubungannya dengan Amal. Qudrat Allah swt ini hubungannya dengan Janji Allah swt. Dan Janji Allah swt ini hubungannya dengan Amal bukan Asbab.

Takdir – Qudrat – Janji – Amal
Tadbir – Kemampuan Kita – Hasil Usaha – Asbab

Kepastian : Takdir > Tadbir

Contoh :

Seseorang membangun bisnis dengan membuat rencana-rencana dengan target usaha dan keuntungan sekian-sekian. 1 barang dengan harga 5000, lalu saya jual 10 maka saya dapat uang sebesar 50.000. Inilah Tadbir : pengaturan-pengaturan.

Sedangkan hasil dari pengaturan-pengaturan ini hubungannya dengan Takdir. Walaupun dia sudah hitung semua keuntungannya dan rencana-rencananya sudah dibuat dengan sangat teliti dan matang. Dari target keuntungan yang sudah dibuat itu maka rencana tersebut bisa menguntungkan dan bisa merugikan. Outcome dari rencana ini tidak ada hubungannya dengan tadbir tapi dengan takdir, ada rejekinya atau tidak. Keuntungan dan Kerugian dalam Rancangan yang kita buat ini hubungan dengan Takdir. Jadi Tadbir itu mengikuti Takdir, Sedangkan Takdir mengikuti Amal bukan Asbab.

Lanjutan Kisah Ikrimah RA

Maka Nakhoda sampaikan kepada Ikrimah, jika kamu mau selamat cuman ada 1 jalan kamu ucapkan syahadat lalu kembali ke Mekkah. Lihat disini Ikrimah sudah membuat rancangan, pengaturan agar dirinya dapat kabur dari Nabi saw dan Islam menuju ke Yaman, inilah Tadbir. Rupanya Takdir tindak menghendaki demikian. Walaupun dirinya sudah membuat pengaturan dan rencana untuk menyelamatkan diri dan hartanya ke yaman, pada akhirnya harus kembali juga ke Mekkah, ini Takdir.

Kisah Jemaah mau berangkat di Jaman Maulana Ilyas Rah.A

Suatu ketika jemaah terbentuk dari mesjid Nizamuddin untuk berangkat di Jalan Allah swt. Lalu setelah beberapa lama Maulana Ilyas menemukan bahwa jemaah ini belum berangkat. Maka mereka memberikan alasan kepada Maulana Ilyas bahwa ini hujan sangat deras sekali dari tadi jadi tidak bisa berangkat. Lalu Maulana Ilyas katakan kepada mereka coba lihat diluar ada orang gak yang sedang berjalan kehujanan. Maka maulana ilyas katakan sedang apa dia hujan-hujanan ? mereka menjawab orang tersebut sedang berlari hujan-hujanan mengejar kereta agar tidak tertinggal. Maulana Ilyas bertanya lagi, apakah masih ada orang lagi yang sedang berjalan hujan-hujanan ? mereka jawab ya masih ada orang lain yang hujan-hujanan. Maulana Ilyas kemana orang itu pergi hujan-hujanan ? mereka jawab dia pergi hujan-hujan untuk menutup tokonya agar tidak kehujanan.

Maka Maulana Ilyas sampaikan :

“Sungguh sangat disayangkan, orang-orang dunia, mereka mengejar dunianya tanpa mempedulikan hujan. Sedangkan mereka yang mempedulikan agama tidak mau berhujan-hujanan demi agama mereka..”

Kisah Sahabat Syaidina Umar bin Khattab RA

Suatu ketika satu rombongan berangkat bersama Syaidina Umar RA. Namanya mereka mengendarai Unta, ada yang jalannya cepat dan ada yang jalannya lambat. Maka Syaidina Umar RA ini berjalan di depan. Ditengah jalan terjadi hujan lebat. Jemaah yang tertinggal di belakang, mereka mengatakan :

“Ya Allah hujan ini memanglah Rahmat engkau, Namun ya Allah pakaian kami, barang-barang kami, alas tidur kami tentu akan kehujanan, lindungi kami ya Allah dari kehujanan”

Syaidina Umar RA sudah sampai tujuan dengan basah kuyub, barang-barang kehujanan semua basah. Maka 2 orang yang tertinggal dibelakang ini mereka akhirnya sampai juga di tempat tujuan jemaah. Maka syaidina Umar RA bilang kepada mereka, wah wah kalian tidak terkena hujan di perjalanan tadi ? apakah tadi tidak hujan ? mereka menjawab, iya tadipun hujan deras sekali, namun kami berdoa kepada Allah swt agar tidak kehujanan. Sehingga Allah swt menahan hujan dari kami. Lalu apa yang dikatakan Umar RA :

“Alangkah Bakhilnya kalian, kalian hanya berdoa untuk kalian saja dan tidak untuk kami.”

Kembali ke Jemaah yang Kehujanan

Pertama, Setan itu memasukkan kedalam hati manusia perasaan ragu. Bahwa sebenarnya Dai itu bisa menahan hujan, namun setan memasukkan perasaan Ragu kedalam hati seorang Dai ini.

Sehingga para Dai ini berpikir sekarang hujan, bagaimana caranya mau berangkat. Apa kata Maulana Ilyas :

“Dari satu sisi Dai itu tidak mau basah untuk agama, sedangkan orang dunia itu tidak peduli basah untuk dunia nya.”


Kedua, setan memasukkan perasaan Ragu kedalam hati seorang Dai, sehingga dai ini asbab hujan dia terhenti dari buat kerja agama.

Kisah Usaha Nabi saw vs Usaha Musyrikin

Orang-orang musyrik itu mencari-cari cara untuk menahan kerja dakwahnya Nabi saw. Orang musyrik ada yang berusaha menahan orang-orang yang mau mendatangi Nabi saw. Mereka mengatakan jangan kamu datangi Muhammad nanti kamu akan terkena sihir. Mereka buat usaha menghalang-halangi orang yang mau datang kepada Nabi saw, dengan mendatangi mereka. Bahkan orang-orang musyrik itu, mereka sampai pergi ke negeri-negeri jauh, ke kampung-kampung, ke pelosok-pelosok hanya untuk menyampaikan jika ada yang berdakwah seperti ini dan itu, jangan kamu dengarkan mereka dan jangan kamu dekati.

Lalu Nabi saw berpikir bagaimana ini setiap berdakwah mereka berbuat demikian, untuk menahan dakwah saya.

Allah swt berfirman :

Lā yagurrannaka taqallubullażīna kafarụ fil-bilād. Matā’ung qalīl, ṡumma ma`wāhum jahannam, wa bi`sal-mihād

Artinya:

Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh usaha orang-orang kafir yang bergerak di negeri tersebut {dalam menghentikan kerja dakwahmu}. Itu hanyalah sementara saja, Nanti tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.

(QS. Ali Imran : 196-197)

Allah swt mentarghib Nabi saw, disemangati agar jangan kesan dengan usaha orang-orang musyrikin. Apa yang mereka lakukan itu cuman sementara saja, mereka tidak akan bisa membendung hidayah Allah swt atas dakwah Nabi saw. Akhirnya para musrikin ini berputus asa. Mereka terus buat manuver untuk menghalangi dakwah Nabi saw. Sampai mereka orang musyrikin mendatangi Nabi saw dan memberikan penawaran :

1. Harta : kami akan kumpulkan orang kaya untuk memberikan harta kepadamu hingga kamu menjadi orang terkaya diantara kami.

2. Wanita : Jika kamu mau kami bisa kumpulkan seluruh wanita tercantik di Quraish kamu tinggal pilih untuk dikawinkan

3. Tahta : Jika kamu ingin jabatan tertinggi dikalangan kami maka kamipun akan memberikannya kepadamu, seperti menjadi kepala suku quraish.

Dengan syarat kamu mau meninggalkan dakwahmu. Ketiga inilah justru yang menjadi penghalang terbesar bagi dai hari ini untuk istiqomah dalam kerja dakwah :

1. Harta : ketika tiba waktu Nishob atau Takaza, tiba-tiba tawaran bisnis datang atau proyek menang tender.

2. Wanita : Istri hari ini jadi asbab terhalangnya dai keluar di jalan Allah swt. Mereka mampu menahan dai ini untuk pergi di jalan Allah swt.

3. Tahta : Dilantik jadi pejabat sehingga tidak ada waktu untuk pergi khuruj lagi.

Inilah 3 perkara yang mencegah dai dari istiqomah dalam kerja dakwah. Dan perkara ini sudah ada dari zaman Nabi saw. Perkara inilah yang ditawarkan musyrikin untuk menahan dakwah Nabi saw. Hari ini para dai menggunakan 3 perkara ini hingga mereka tinggalkan kerja dakwah untuk perkara ini.

Apa yang nabi saw lakukan atas tawaran orang musyrikin dalam menghentikan dakwah Nabi saw. Nabi saw menolak dengan tegas tawaran tersebut. Namun sungguh ajib, tawaran yang dulu pernah ditolak oleh Nabi saw kini para dai justru menerima.

Kisah Nabi Yusuf AS

Ketika Nabi Yusuf AS di jebloskan ke penjara. Beberapa orang kepada Nabi Yusuf AS untuk minta mentakwil mimpi mereka. Walaupun di dalam penjara, Nabi Yusuf AS tidak berpikir bahwa keadaan seperti ini mustahil untuk dakwah. Bagaimana bisa saya dakwah kalau saya di penjara apa-apa serba susah disini, tidak demikian yang ada dipikiran Nabi Yusuf AS. Namun walaupun dipenjara, Nabi Yusuf AS tidak berhenti dakwah.

Saat itu Nabi Yusuf AS tidak langsung menjawab takwil dari mimpi orang-orang yang bertanya di penjara. Nabi Yusuf AS beri mereka dakwah dulu baru menjawab takwil dari mimpi-mimpi mereka.

Kembali kepada kisah Ikrimah RA

Wahai Ikrimah ucapkanlah syahadat, La illaha illallah, baru kamu selamat, hanya jalan ini. Ikrimah berkata kenapa kamu berkata demikian, justru karena menghindar dari kalimat inilah aku kabur ke Yaman.

Sementara Istrinya Iqrimah itu berdiri di pinggir pantai melambai-lambaikan kain kepada Ikrimah. Ikrimah melihat dari kejauhan dari atas kapal yang diserang badai. Bagaimana ini kata ikrimah. Disatu sisi nakhoda kapal menyuruh dia mengucapkan syahadat dan kembali ke mekah, dan istrinya di pinggir pantaipun menunggu dia untuk kembali ke mekkah. Asbab ini ikrimahpun turun dari kapal untuk menemui istrinya. Maka Ikrimah berkata kepada istrinya bahwa dia tidak mau kembali ke mekkah karena Muhammad pasti akan membunuh saya. Lalu istrinya mengatakan kepada Ikrimah :

“Tidak, itu tidak akan terjadi. Kamu tidak mengenal Muhammad saw. Dia itu orang yang hatinya sangat lembut, dia orang yang suka memaafkan. Kamu tidak akan mendapatkan kesusahan sedikitpun jika kamu berteman dengannya.”

Allah swt berfirman La Tanaktu Mirahmatillah : Janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah swt.

Allah swt akan mengampuni semua dosamu. Namun Ikrimah menyangkalnya bahwa itu tidak mungkin. Pasti Muhammad dan para sahabatnya akan membunuh saya. Saya ini anaknya Abu Jahal, bapak saya itu paling jahat kepada Nabi saw, pasti dia akan membalas semua keburukan tersebut kepada saya, pasti dia dan sahabatnya akan membunuh saya.

Pikiran seperti ini hanya pikiran premanisme saja, yaitu keburukan bapaknya akan dibalaskan kepada anaknya sebagai balas dendam. Seorang Nabi itu tidak demikian begitu juga orang beriman. Maka dalam perjalanan balik ke Mekkah, ikrimah berkata aku ingin menggaulimu, tapi di tolak oleh istrinya. Ikrimah bingung kenapa ditolak ? kamukan istriku. Istrinya menjawab, iya saya istrimu, tapi saya sudah islam sedangkan kamu tidak.

Coba perhatikan disini istrinya disini sudah menjadi sahabiyah, dia mampu menahan nafsunya untuk berjima dengan suaminya karena agama. Secara bilogis, nafsu perempuan itu dalam urusan jima lebih kuat dibanding laki-laki. Namun istri Ikrimah asbab sudah masuk islam dia mampu mendahulukan agamanya diatas nafsunya.

Hadratji Maulana Saad sampaikan :

“Jika seorang beriman itu mampu menundukkan nafsunya untuk agama maka ini akan mendatangkan wibawa pada diri orang beriman dan ketakutan dalam diri musuhnya.”

Asbab wibawa ini orang-orang kafir akan ketakutan melihat orang islam. Kapan ini terjadi ? yaitu ketika orang beriman itu mampu menundukkan nafsunya untuk agama baik itu berupa nafsu : Harta, Tahta, ataupun Syahwat. Jika orang beriman ini mampu menahan nafsu dalam dirinya untuk agama Allah swt, maka Allah swt akan datangkan orang beriman ini sifat dan wibawa yang akan membuat musuhnya takut kepadanya. Setiap melihat orang beriman musuh-musuhnya akan takut asbab wibawa yang Allah swt berikan kepada orang beriman.

Ketika Ikrimah datang ke Majelis Nabi saw. Maka Nabi saw perintahkan para sahabat RA untuk tidak membicarakan ayahnya Ikrimah RA, Abu Jahal, di depan Ikrimah RA. Nabi saw begitu menjaga perasaan orang agar tidak tersakiti hatinya asbab perkataan. Mengingat kesalahan orang-orang ini adalah sifat unta. Apa itu sifat Unta ? unta ini binatang pendendam. Dia akan mengingat semua kesalahan orang yang pernah menyakitinya, tidak akan dilupakan. Jika ada kesempatan untuk membalas maka dia akan langsung menendang orang yang pernah menyakitinya. Mengingat keburukan orang-orang, ketika orang itu sudah tobat, apa bedanya orang beriman dengan Onta.Hari ini orang beriman sudah kehilangan sifat melupakan dan memaafkan, masih ada dalam hati orang islam keinginan untuk membalas dendam.

Kisah Sahabat RA : Hakam bin Kaisan

Dalam kisahnya Hakam bin Haisan, seseorang yang berulang kali berusaha untuk membunuh Nabi saw. Maka dia tertangkap di pasar, oleh jemaah sahabat RA. Dan dalam jemaah tersebut ada Miqdat RA. Ketika itu Hakam bin Kaisan RA sudah hampir dibunuh. Namun Miqdat RA berkata jangan kamu bunuh dia, saya beri jaminan keamanan pada dia. Satu orang Kafir mendapatkan jaminan keamanan dari satu orang beriman sehingga orang beriman lainnya tidak jadi membunuh Hakam bin Kaisan saat itu. Begitu dihargainya ucapan satu orang beriman saat itu. Hari ini jika ada yang seperti itu apa jawabannya ? Terserah saya, itu kamu yang beri keamanan bukan saya, saya tidak mau dan tidak peduli, saya tetap akan bunuh dia. Namun sahabat yang lain tidak berkata demikian ketika itu. Ketika ada yang mengatakan Maafkan dia, aka yang lain mengatakan tidak jangan dimaafkan, bunuh saja. Tidak demikian dengan para sahabat RA yang hatinya bersih dari dendam.

Nabi saw bersabda :

“Berakhlaqlah sebagaimana Akhlaqnya Allah swt.”

( Mahfum Hadits )

Apa Akhlaqnya Allah swt : La’allahu Yatub 3x : “Semoga dia bertobat”. Maksudnya apa ? Ketika seseorang berbuat dosa tidak langsung disiksa oleh Allah swt karena Allah swt berharap dia mau bertaubat. Setiap berbuat dosa lagi, Allah swt tidak langsung siksa, semoga dia bertobat kata Allah swt, La’allahu Yatub 3x. Lalu ketika pendisa tersebut bener-bener bertaubat dari dosanya, maka semua dosanya langsung dihapuskan oleh Allah swt.

Inilah yang dimaksud Nabi saw berakhlaklah sebagaimana Akhlaq Allah swt, selalu memaafkan3x. Inilah penyebab hari ini umat islam kenapa mereka berpecah belah. Selalu mempertahankan egonya, tidak mau mengalah. Inilah penyebab perpecahan. Sedangkan Allah swt ini selalu mengalah, menunggu selalu taubatnya seorang pendosa, tidak langsung di adzab. Bahwa malaikat pencatat dosa-dosa seringkali ditahan Allah swt dalam mencatat dosa seseorang. Allah swt perintahkan jangan kamu tulis dulu, tunggu dulu, mudah-mudahan dia segera bertaubat.

Hari ini orang bekelahi dan bertengkar gara-gara uang 1000 rupiah saja. Akibatnya keluarga ikut terlibat, semua pada datang. Lalu satu keluarga ini memanggil yang lain juga. Panggil itu kamu punya paman dia polisi, panggil dia. Paman Polisi datang untuk mempertahankan keluarganya. Bayangkan 1 orang bertengkar hanya karena uang 1000 rupiah tapi berapa banyak yang dilibatkan dan kegaduhan yang disebabkan. Jadi hanya karena uang 1000 rupiah bisa menyebabkan pengeluaran yang lebih banyak lagi, ratusan ribu bahkan jutaan untuk mempertahankan egonya masing-masing. Seandainya satu dari dua orang ini ada yang mengalah maka tidak akan banyak uang yang perlu dikeluarkan dan tidak akan banyak permusuhan. Mereka selalu mempertahankan egonya, sukunya, keluarganya. Ini suku saya, itu kerabat saya, dia satu negara dengan sama, saya satu kampung sama dia, maka saya harus bela dia. Jadi kesalahan satu orang bisa melibatkan orang satu negara atau satu suku atau satu kampung. Inilah sifat Ego yang menyebabkan perpecahan berlarut-larut.

Lanjut Kisah Ikrimah RA

Maka ketika Ikrimah datang, Nabi saw berdiri dari tempat duduknya, lalu mendatangi Ikrimah. Nabi Istiqbali kedatangan Ikrimah RA. Lihat Akhlaq Nabi saw padahal siapa ini ikrimah ini, bapaknya adalah orang yang suka menyakiti Nabi, musuh besar islam. Jadi bukan menyuruh ikrimah tunggu diluar dulu, saya mau ganti baju dulu atau persiapan dulu, buat dia menunggu, tidak, nabi saw tidak seperti itu. Nabi saw dalam riwayat tersebut menerima Ikrimah langsung, dan mendudukkan dia disebelah Nabi saw. Nabi saw tidak membicarakan sedikitpun tentang ayahnya ikrimah yang musuh busar islam dan sering menyakiti Nabi saw. Sehingga melihat Akhlaq Nabi saw, Ikrimahpun masuk islam.

Lalu Nabi saw katakan kepada Ikrimah : “Wahai Ikrimah bersaksilah dihadapan orang-orang ini bahwa kamu telah masuk islam.”

Maka Ikrimah berkata : “Hari ini saya telah masuk islam, saya siap untuk hijrah, dan saya siap untuk memperjuangkan agama.”

 Inni muslimun, muhajirun, mujahidun

Nabi saw mengatakan sekarang ikrimah apa yang kamu inginkan semua akan saya berikan kepadamu. Sekarang apa yang kamu inginkan katakan kepada saya. Ikrimah katakan sekarang yang saya inginkan adalah semua permusuhan yang telah saya buat dengan engkau ra Rasullullah saw diampuni oleh Allah swt, hanya ini saja. Semoga Allah swt mengampuni saya.

Hari ini justru orang islam suka mempermasalahkan masalah yang kecil-kecil dan tidak mau saling memaafkan. Seperti ini adalah sifat Raja, ada Takabbur, sombong. Dari dulu raja-raja saling perang satu sama lain. Jika diremehkan mereka akan langsung berperang. Ini sifat raja-raja, takabur, sombong, mudah marah.

Sedangkan Nabi saw ini diutus bukan seperti Raja. Beliau diutus sebagai seorang Nabi. Beliau diperintahkan jika ada orang yang menghormati kamu maka kamu beri dia penghormatan yang lebih lagi. Sebagai seorang muslim jika ada yang mengucapkan salam kepadamu, maka wajib hukumnya menjawab salam tersebut. Assalamualaikum lalu jawab waalikumsalam. Namun jawaban salam ini blom dianggap sesuatu yang lebih baik. Salam tersebut akan lebih baik jika di balas waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh. Ini baru akhlaq.

Maka Ikrimah buat 3 perntaaan dihadapan Nabi saw dan Sahabat RA :

1. Saya masuk islam
2. Saya Siap Hijrah
3. Saya Siap Memperjuangkan Agama Allah swt.

Mulai saat itu Ikrimah RA menggunakan seluruh waktunya untuk menentang kebathilan. Ini adalah sifat azas yang harus dimiliki seorang dai :

1. Sifat Memaafkan
2. Sifat Melonggarkan

Seorang kawan menghabisi makanan kawannya lalu dia minta maaf. Saya pikir kamu sudah selesai makan jadi saya habisi semua. Lalu dia bilang kenapa kamu begitu ganti semua makanan saya, tidak begitu bagi seorang dai. Makan habis oleh kawan ya sudah tidak masalah, maafkan selesai. Inilah sifat azas seorang dai.

Jadi hendaklah kita selalu melihat sirah Nabi saw dan sahabat RA dalam kerja dakwah ini. Rujukan melihat kehidupan orang terdahulu, bukan melihat kehidupan orang yang sekarang. Orang yang melihat keadaan sekarang dalam memperbaiki keadaan maka dia tidak akan mampu memperbaiki keadaan berikutnya. Sekarang saja begini bagaimana berikutnya. Orang yang menyandarkan solusi dengan melihat kehidupan Nabi saw dan para Sahabat RA, yaitu orang-orang terdahulu, orang seperti inilah yang baru bisa berjalan kedepan. Jika dia hanya melihat keadaan sekarang maka dia tidak akan bisa melanjutkan kerja dakwahnya.

Nabi saw menjadikan setiap orang ini sebagai Dai. Nabi saw mengajarkan kepada ummat tata cara menjadi dai dan agar setiap orang ini memiliki sifat-sifat seorang dai. Sedangkan hari ini orang-orang malah melihat keadaan sekitarnya, kita ikuti dia kita ikuti ini, ikuti pengalaman-pengalaman si A dan si B. Bukan mengikuti Sirah Nabi saw dan para Sahabat RA. Padahal kerja dakwah ini bukanlah kepemilakan orang ini dan itu, kerja ini adalah kerja Allah swt.

Seorang yang memiliki perusahaan, direktur perusahaan, dia memiliki staff yang kerja untuk dia. Kemudian satu orang staff, berbuat kesalahan. Semua orang paham bahwa sesama staff tidak bisa memecat staff lain karena berbuat kesalahan. Kenapa ? karena mereka sadar bahwa perusahaan ini bukan milik staff tapi milik sang direktur perusahaan. Kita sering khawatir kalau saya tidak ikut orang itu maka saya akan terpental dari kerja dakwah. Padahal kerja dakwah ini bukan punya orang itu, kerja ini punya Allah swt. Siapa yang berhak mengeluarkan kita dari kerja ini ? hanya Allah swt saja. Kenapa ? karena Allah swt lah yang punya kerja dakwah ini.

Maulana Ilyas memberikan satu tamsil :

Ikan itu bisa hidup jika dia masuk kedalam air. Ikan yang mati itu jika keluar dari air. Kerja dakwah ini ibarat Laut, kita ini ikannya. Orang yang masuk kedalam dia akan selamat, dan yang keluar dari kerja ini akan celaka. Ikan melihat teman-temannya sudah keluar dari laut, maka saya akan ikut mereka keluar. Ketika dia keluar dari laut maka dengan sendirinya akan tersingkirkan.

Hadratji Maulana Saad sampaikan :

Dalam kerja ini kita jangan melihat orang, jangan melihat figur, tapi lihatlah Nabi saw dan para Sahabat RA dalam kerja ini. Kita bawa orang kepada kerja agama bukan kepada sosok atau figur.

Orang-orang yang mau merusak kerja ini dia akan mengatakan dengarkanlah ucapan saya kalau kamu mau tetap dalam kerja dakwah.

Dalam kerja ini hendaklah kita selalu bersangka baik. Seperti apa kita bersangka baik kepada orang beriman ? yaitu seandainya kamu melihat dia berbuat buruk atau berbuat salah sekalipun kamu tetap bersangka baik. Bukan selama ini dia berbuat baik maka saya bersangka baik, bukan begitu. Ini belum dikatakan bersangka baik. Jadi kapan dikatakan berprasangka baik ? yaitu walaupun kamu melihat langsung dia berbuat buruk kamu tetap berprasangka baik.

Apa akibat buruk dari berprasangka buruk ? yaitu dia tidak akan bisa kembali lagi dalam kerja dakwah ini. Dia tidak punya lagi fikiran untuk kembali selain perasaan menyesal saja.

Allah swt berfirman :

Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba’ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba’ḍukum ba’ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

(QS. Al Hujarat : 12)

inna ba’ḍaẓ-ẓanni iṡmuw : Jauhilah Prasangka Buruk

Jika kamu dengar berita ini dan berita itu hendaknya kamu tahkik, tabayun, klarifikasi atau konfirmasi kebenarannya. Apa betul orang ini bicara seperti ini, datang ke orangnya langsung ini baru tabayun namanya. Tabayun itu bukan dapat klarifikasi dari orang lain yang menyampaikan. Ini bukan tabayun namanya. Menyampaikan perkara yang di dengar ketika mendengar sesuatu kemudian langsung menceritakannya kepada orang. Lalu merasa cerita yang didapat dari orang lain sudah cukup sebagai tabayun maka ini bukan tabayun namanya, tapi pembohong.

Nabi saw bersabda :

Cukuplah seseorang dikatakan Pembohong bila menceritakan segala hal yang dia dengar

(HR Muslim dari Hafsah bin ‘Ashim radhiyallahuanhu)

Umat ini diperintah untuk menyampaikan perkara yang baik namun dia menyampaikan perkara yang buruk. Lidah yang seharusnya menyampaikan perkara yang baik justru digunakan untuk menyampaikan keburukan, ini adalah tanda kehancuran. Ghibah itu apa ? berbicara keburukan walaupun itu benar.

Berbicara keburukan terkena ancaman 2 hadits :

1. Ghibah
2. Pembohong

Membicarakan tentang apa yang ada pada diri seseorang, walaupun benar, inilah Ghibah. Satu orang bilang kepada Nabi, Ya Rasullullah apa yang saya bicarakan ini benar memang dia seperti itu, semua yang saya sampaikan adalah fakta. Maka Nabi saw katakan itulah Ghibbah. Jika yang kamu sampaikan tidak ada pada diri orang tersebut itulah Fitnah. Baik Ghibah ataupun Fitnah dua-duanya buruk. Ghibah itu dosanya lebih besar dari berzina. Setiap dia mendengar keburukan langsung dia sampaikan kepada orang lain. Bahkan jika satu orang mendengar satu cerita bukan keburukan cerita ini, lalu dia sampaikan cerita ini kepada orang lain setiap apa yang dia dengarkan maka cukuplah dia dapat dikatakan sebagai pembohong.

Kisah Utusan Nabi SAW terkena Hoax

Ini kisah mengenai satu orang yang menerima kabar, dan kabar tersebut ternyata kabar yang salah, tanpa konfirmasi hampir bikin terjadi perang. Suatu ketika Nabi saw mengutus satu orang sahabat ke Bani Mustaliq untuk mengambil zakat. Nabi saw bilang kepada sahabat ini pergilah kamu ke bani mustaliq mereka adalah kabilah yang besar, ambillah zakat dari mereka. Maka pergilah utusan Nabi saw ini menuju ke kabilah Bani Mustaliq. Mendengar kabar bahwa ada utusan Nabi saw mau datang mengambil zakat ini maka kabilah bani mustaliq ini sangat senang. Mereka langsung mempersiapkan zakat yang diminta oleh Nabi saw dan semua orang keluar dari rumahnya untuk menyambut utusan Nabi saw ini. Para sahabat ini jika diminta mengeluarkan zakat ini mereka semua semangat. Maka orang Munafiq melihat keadaan ini, tidak suka. Ditengah jalan utusan nabi saw ke banu mustaliq ini dicegah oleh orang munafiq, ditanya mau kemana. Utusan Nabi saw ini bilang saya diutus Nabi saw untuk mengambil zakat kabilah bani mustaliq.

Orang munafik itu disetiap zaman ada. Kalau di zaman nabi saja ada orang munafik bagaimana hari ini. Maka orang munafik ini bilang kamu jangan kesana, jangan sampai kamu datang lalu kamu dibunuh mereka. Bani Mustaliq ini mereka lagi mempersiapkan diri untuk membunuh kamu karena mereka tidak suka ditagih zakat olehmu. Mereka semua keluar rumah untuk menangkap dan membunuh kamu. Mereka telah mengingkari perintah untuk membayar zakat ini kata orang munafiq yang kasih berita hoax, dusta. Padahal mereka bani mustaliq orang-orang pada keluar rumah untuk menyambut tapi orang munafiq bilang untuk membunuh kamu. Orang Munafik ini sudah memberikan kabar bohong bahwa mereka keluar untuk membunuh padahal untuk menyambut. Sekarang kamu pulang saja kembali ke madinah kasih tau nabi kamu bahwa ini Bani Mustaliq ingkar untuk bayar zakat dan mau bunuh kamu.

Kisah ini perhatikan betul untuk kerja dakwah kita. Orang munafiq menyampaikan kabar bohong untuk menciptakan prasangka buruk diantara kedua pihak. Tujuannya agar umat islam ini bertengkar dan bermusuhan, berkelahi satu sama lain. Maka sahabat utusan Nabi saw mendengar berita ini karena dia sendirian, dia tidak berani meneruskan perjalanannya. Akhirnya sahabat utusan Nabi saw ini kembali dan melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi saw. Utusan ini bilang ke Nabi saw bahwa ya Rasulullah saw saya ini sudah pergi kesana, ketika mendekati tujuan saya dapat kabar bahwa Bani Mustaliq tidak mau bayar zakat dan bersiap untuk menangkap dan membunuh saya. Maka mendengar kabar ini saya tidak melanjutkan perjalanan, balik kembali kemari. Menyebar Hoax mengadu domba agar orang berkelahi dan bertengkar ini pekerjaannya orang munafiq. Kamu jangan kesana, Kamu kemari saja, orang itu telah begini, dia telah begitu, menyampaikan berita hoax, inilah pekerjaan orang munafiq.

Setelah mendapat kabar ini Nabi saw langsung bermusyawarah dengan para sahabat RA. Hari ini orang bermusyawarah bukan untuk kerja agama tapi mereka bermusyawarah untuk merusak kerja dakwah. Tidak lagi mereka bermusyawarah untuk memperbaiki kerja.

Maka para sahabat dan Nabi bermusyawarah untu menyerang Bani Mustaliq malam ini juga. Siapa yang mau diserang ? yaitu bani mustaliq. Siapa Bani Mustaliq ? orang yang siap membayar zakat dengan semangat kepada utusan Nabi saw. Ini Nabi saw masih hidup sedangkan mereka sudah berani mengingkari zakat. Kisah ini untuk kita dalam kerja dakwah karena sejarah itu berulang kembali bahwa perpecahan yang terjadi hari ini asbab tersebarnya berita-berita bohong. Kisah ini kita ambil pelajaran karena setiap masalah nanti yang muncul dalam kerja dakwah kita sama dengan kejadian di zaman Nabi saw dan sahabat RA. Cara menyelesaikannya sama dengan cara mereka menyelesaikannya, hanya itu saja.

Maka tatkala dimalam hari pasukan para sahabat RA sudah bersiap menyerang kabilah bani mustaliq, lalu turunlah firman Allah swt :

Yā ayyuhallażīna āmanū in jā`akum fāsiqum binaba`in fa tabayyanū an tuṣībụ qaumam bijahālatin fa tuṣbiḥụ ‘alā mā fa’altum nādimīn

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

(QS. Al Hujarat :6)

Jika datang kabar mengenai sesuatu perkara, maka hendaklah kita tabayun dulu, klarifikasi dan konfirmasi ulang ke orangnya. Dalam usaha nubuwah ini, jika permasalahan datang pada kerja dakwah kita hari ini, maka inipun juga pernah terjadi dengan Nabi saw dan para Sahabat RA. Permasalah yang kita hadapi sama dengan permasalahan yang dihadapi Nabi saw dan para sahabat RA. Setiap datang masalah dalam kerja dakwah kita ini, pasti ini masalah juga sudah terjadi di jaman para sahabat RA. Jika kamu dapat masalah dalam kerja ini maka bersegeralah kamu melihat kehidupan sahabat RA. Dan kamu hanya bisa menyelesaikan masalah dalam dakwah ini dengan cara para sahabat saja, tidak ada cara lain. Jika kamu tidak mau menyelesaikan masalah yang ada dalam kerja dakwah ini merujuk kepada para sahabat RA, jangan pernah berpikir bahwa kamu bisa menyelesaikan masalah. Masalah tidak akan selesai jika kita tidak rujuk pada sirah Nabi saw dan para sahabat RA.

Perhatikan banyak sekali akibat buruk yang terjadi asbab hoax, kabar-kabar bohong. Jangan sampai kamu salah melangkah alkibat berita bohong kamu membunuh saudaramu. Dalam kerja dakwah ini, hendaknya kita selalu berprasangka baik kepada orang beriman.

Kita bergerak keluar di jalan Allah swt ini membawa akhlaq. Bukan dengan membuat grup. Kamu sudah berpisah dari grup kami, kamu bukan lagi bagian dari grup kami, jangan lagi datang ke kami. Buatlah kerja dakwah dengan membawa perasaan Ummat, bahwa kita ini satu Ummat. Dengan membawa perasaan sebagai Ummat Nabi SAW inilah yang akan menyatukan Ummat. Saya bukan dari suku ini, bangsa itu, negara ini, tidak. Bawa perasaan bahwa kita ini Ummat Nabi saw yang bergerak keseluruh dunia menemui manusia karena kita ini adalah satu ummat, ummatnya Nabi saw. Perasaan Ummat seperti inilah yang akan menyatukan Ummat. Merasa bahwa saya ini dari sini diakan dari situ bahwa saya berbeda dengan dia, saya dari partai ini, dia dari partai itu, kita tidak dari satu partai, inilah yang akan memecah belah ummat. Menghadirkan perasaan ini saja di dalam hati, ini saja sudah bisa memecah belah ummat. Ummat bukan menjadi bersatu tapi terpecah menjadi grup-grup, kabilah-kabilah, ras-ras, bangsa-bangsa.

Kisah Nabi saw bertemu perampok yang menghadang

Dalam suatu perjalanan Nabi saw ada 2 jalan menuju tujuan. Seorang sahabat mengusulkan kita ambil jalan ini karena yang satunya ada perampok jalan tersebut. Namun Nabi saw justru memilih jalan yang ada perampoknya untuk dilewati. Sahabat bilang jalan ini sangat berbahaya karena ada perampoknya. Nabi katakan justru kita lewat jalan ini agar kita bisa mendakwahi perampok tersebut. Nabi saw katakan kita inikan pergi Hijrah untuk dakwah, maka mereka bisa kita dakwahi.

Supaya kerja dakwah kita ini maju maka kita harus berani jangan jadi penakut. Memangnya kenapa kalau ada perampok, kita bisa dakwahikan. Kamu kira kamu pandang perampok ini buruk. Mendengar kata-kata perampok saja orang seringkali sudah merasa takut. Ketakutan ini akan muncul dalam hati orang yang tidak ada Ta’aluq, hubungan dengan Allah swt. seorang dai ini haruslah punya pemahaman jika kita tolong agama Allah swt maka pertolongan Allah swt pasti datang. Maulana Ilyas katakan kalau kita tidak percaya pada pertolongan Allah swt akan datang asbab kita menolong agama Allah maka kita sudah fasik. Allah swt akan tundukkan alam ini kepada dai. Allah tundukkan mahluk buat dai yang menolong agama Allah swt ini adalah suatu yang pasti. Ini bukanlah kemungkinan tapi ini adalah suatu kepastian. Bagi siapa ? bagi yang menolong agama Allah swt.

Jika setiap orang khuruj membawa perasaan masing-masing. Ada yang membawa perasaan sebagai pedagang, ada yang membawa perasaan sebagai petani, ada yang membawa perasaan sebagai pejabat, bukan seperti iu perasaan yang kita bawa. Kita bawa ketika keluar ini perasaan sebagai seorang Dai. Ittiba Sunnah ini, mengikuti sunnah Nabi saw ini, itu bukan hanya pada perkara makan dan minum saja. Giliran makan dan minum kita ikuti sunnah Nabi saw, tapi dalam buat kerja dakwah kita tidak mau mengikuti sunnah Nabi saw. Jangan seperti itu. Kalau urusan makan dan minum ini saja ada tata cara sunnahnya, bagaimana mungkin untuk perkara yang dengannya Nabi saw di utus yaitu dakwah, bisa tidak ada tata caranya. Itu tidak mungkin.

Bergerak sendiri dengan Jasad sendiri. Bergerak dengan diri sendiri adalah azas. Kesunnahan bergerak dengan diri sendiri ini tidak akan bisa dirubah sampai hari kiamat. Sebagaimana ibadah ini adalah perintah Allah swt, begitu pula khuruj keluar di jalan Allah swt ini dengan harta dan diri sendiri ini juga perintah Allah swt.

Kita keluar di jalan Allah swt ini bukanlah untuk belajar agama saja. Belajar agama ini bisa didapat dengan banyak cara hari ini. Duduk dirumah dengan membuka handphone dengan media-media, melihat siaran-siaran TV. semua bisa belajar. Kita keluar ini bukan dengan niat untuk belajar agama. Betul kita belajar agama ketika keluar di jalan Allah swt. tapi niat kita keluar ini bukan untuk belajar agama. Jangan dibatasi niat kita untuk belajar agama saja. Kita keluar dengan membawa niat belajar agama dan niat belajar usaha atas agama.

Buat kerja dengan melihat sirah Nabi saw dan para sahabat RA. Permasalahan akan datang kepada pekerja dakwah sebagaimana permasalahan yang datang kepada Nabi saw dan para sahabat RA. Cara penyelesaian masalah tersebut hanya bisa dengan cara Nabi saw dan para sahabat saja dalam menyelesaikan masalah. Tidak dengan cara lain.


Niatkan Kita keluar di jalan Allah swt untuk menunaikan tanggung jawab dengan membawa perasaan Ummat menggunakan harta dan diri sendiri.

Siap Insya Allah !!

Blog di WordPress.com.