Buyaathaillah's Blog

Bayan Maulana Saad Al khandalawi : Kepentingan Halaqah Iman

Bayan Subuh 11.10.2017

Maulana Sa’ad DB

Musyawarah Indonesia

Nizamuddin Bangla wali Masjid

New Delhi, India.

Nabi saw telah jadikan ummat ini sebagai ahli masjid supaya mendapatkan tarbiyah dan memiliki taalluq yg kuat dengan الله. Semua amal mesjid adalah sarana untuk menyempurnakan seluruh cabang2 agama. Dan ketika ummat dari mesjid itulah asbab utama ummat meninggalkan agama. Amal mesjid adalah amal hidayah. Ketika terputus dari amal mesjid maka ummat akan mudah tersesat. الله berfirman innama ya’muru… sesungguhnya yg memakmurkan mesjid adalah orang yg beriman pada الله dan hanya takut pada الله, tidak takut pada selain الله dalam mengamalkan agama. Kalau dalam amalkan agama mendengarkan cacian makhluk maka ia akan tinggalkan agama. Orang yg memakmurkan mesjid maka ia hanya takut pada الله. Itulah hakikat iman, ia tidak hiraukan cacian manusia. Perkara yg asas amal mesjid adalah amal yg didalamnya الله letakkan tarbiyah ummat dan taalluq pada الله. Kalo tinggalkan amal mesjid maka taalluq pada الله akan lemah. Untuk selesaikan semua masalah maka dibangunlah mesjid. Apapun masalah sahabat, mereka terbiasa baik masalah infirodi maupun ijtimai untuk menyelesaikannya di mesjid.

2 asbab :
1. Asbab yg dijalankan oleh manusia (kantor, toko, pertanian, dll)
2. Asbab diluar ikhtiar manusia (datangnya wabah penyakit, kekeringan, dll)

Keduanya di tangan الله. Untuk menyelesaikannya di jaman sahabat sangat mudah yaitu apapun musibah mereka datang ke mesjid.
Di Madinah pernah keluar api dari gunung di jaman Umar ra. Maka Umar ra lari ke mesjid, dan jumpa Tamim ra sedang solat. Maka Umar ra memintanya menghalau api. Maka Tamim ra menolak, jangan saya ya Amirul mukminin, siapa saya..? Tapi Umar ra tetap menyuruhnya maka ia pergi mengusir api hingga masuk kembali ke tempatnya.
Juga pernah terjadi paceklik, kemarau berkepanjangan di Madinah di jaman Nabi. Maka sahabat minta agar Nabi doa supaya turun hujan. Maka Nabi doa sehingga hujan turun seminggu hingga banjir. Sahabat minta didoakan lagi hingga hujan pun berhenti.

Nabi telah hubungkan ummat dengan mesjid. Untuk mengatasi asbab baik dalam ikhtiar manusia maupun diluar asbab manusia semua mudah, tinggal langsung ke mesjid. Setiap ummat dihubungkan dengan mesjid. Hari ini amal mesjid dihilangkan. Orang menyangka mesjid hanya untuk solat saja, padahal pintu masuknya agama dalam seluruh aspek agama asbabnya adalah mesjid. Didalam mesjid banyak amalan bukan hanya solat. Selama amal2 tidak ada dalam mesjid maka kita tidak akan ada isti’dad untuk amalkan agama dengan sempurna.
Maulana Yusuf rah.a telah kumpulkan hadits2 mengenai apa saja amalan sahabat di mesjid. Di dalamnya ada halaqah iman, halaqah Qur’an, dan semua halaqah. Bayan dibuat, datang waktu solat, solat dulu kemudian lanjut bayan lagi. Pernah Nabi bayan dari pagi hingga sore. Sebelum solat mereka buat muzakarah tentang pahala2 amal sehingga ketika solat muncul ihtisab dalam amal. Taklim dibuat untuk mendatangkan keyakinan akan janji2 الله. Hari ini taklim ditinggalkan sehingga untuk buat amal sangat berat, dan setelah solat langsung berlari ke makhluk.
Ibnu Abbas katakan tafsir setelah solat bertebaranlah mencari karunia الله, maksudnya adalah duduk dalam majelis2 ilmu.

Kalau mau keluar mesjid hanya boleh untuk 3 maksud saja :
1. Berkunjung kepada saudara muslim
2. Menjenguk orang sakit
3. Menyelenggarakan jenazah

Belajar ilmu tempatnya di dalam mesjid. Karena orang yg belajar di mesjid maka ia akan amal, sehingga dalam dakwah akan menjadi luar biasa.

Seorang sahabat mendengar minum arak telah diharamkan dan telah diumumkan di seluruh penjuru Madinah. Yg mengumumkan adalah yg belajar di mesjid, sehingga semua orang telah membuang semua arak mereka, langsung dikerjakan. Nabi sampaikan wahyu di mesjid, mereka mendengar di mesjid, mereka sampaikan ke rumah2.
Setelah perintah turun, ada sahabat yg baru minum arak, maka ia masukkan jarinya untuk memuntahkan arak tersebut. Ketika perintah hijab turun maka setelah itu langsung diamalkan sehingga wanita2 seperti burung2 gagak hitam. Inilah kalau ilmu dipelajari di mesjid.

Jaulah dibuat dengan niat membawa ummat ke mesjid, bukan hanya sekedar mulaqat. Sahabat jaulah untuk mengeluarkan ummat dari kesibukan dunia dan didudukkan dalam amal mesjid. Sementara kita buat jaulah hanya sekedar bertemu saja. Mencegah kemungkaran bukan sekedar melarang saja tapi harus mengeluarkannya dari lingkannya. Dan kemungkaran tersebut akan hilang dengan sendirinya karena orang2 yg membuat kemungkaran telah datang ke mesjid.

Tufail addausy datang ke Mekkah maka orang2 berkata : kamu orang terpelajar, kalau datang ke tempat kami jangan sekali2 kamu dengar dan bicara dengan orang yang mengaku sebagai Nabi.
Hari ini orang menggunakan dakwah dengan alat dan media yg baru yg mana di dalamnya terdapat kegelapan yg berkaitan dengan budaya. Hari ini digunakan untuk agama dengan anggapan sebagai kemudahan seperti pisau yg digunakan bisa untuk kebaikan ataupun mudharat. Bagaimana bisa alat digunakan untuk kebaikan dimana ada channel agama dan ada pula channel maksiat. Tidak mungkin kebaikan menyatu dengan maksiat.

Selain manusia tidak ada yg bisa menggantikannya dalam menyebarkan agama. Hari ini orang mendengar bayan ini masih menolak dan memberontak. Islam tersebar dengan mujahadah. Maulana Ilyas katakan ketika kita gunakan alat2 yang baru maka mujahadah akan hilang. Sambil duduk2 di rumah kita sebarkan agama maka ini tidak bisa dijadikan hujjah di akhirat bahwa ia telah sebarkan agama. Dakwah itu kita sendiri yg bergerak sampaikan agama. Datang dengan mujahadah maka akan jadi asbab kelembutan hati orang yg kita datangi.

Tufail ra. menutupi telinganya dengan kapas karena takut dan benci saat berada di luar mesjid. Ketika masuk mesjid Nabi sedang solat. Tufail berpikir bahwa ia adalah orang terpelajar dan ahli syair, kalo baik maka ambil dan kalau buruk maka tinggalkan. Maka ia buka kapas di telinganya maka ia dengarkan perkataan Nabi hingga ia masuk Islam. Dan ia juga mengajak orang di luar Islam untuk masuk Islam. Tufail meminta ijin pada Nabi untuk pulang dan dakwah di sana. Ia merasa sebagai pemimpin kaumnya maka otomatis mereka akan ikut dakwah. Kyai ikut dakwah maka belum tentu santri ikut dakwah, bisa jadi keluar dari sana. Islam tidak tersebar dengan karomah tetapi dengan mujahadah. Ketika melihar karomah maka orang akan terkesan bukan kepada الله tetapi terkesan pada orang tersebut. Tufail ra minta didoakan karomah berupa cahaya maka dari kedua alisnya muncul cahaya, namun ia berpikir akan aneh bila cahayanya di antara kedua alis maka ia doa kepada الله agar dipindah ke tongkatnya maka cahaya pun berpindah.
Maka ia pun dakwah namun kaumnya tidak berimana. Kadang kita berpikir bahwa kita sudah dakwah maka terserah الله memberikan hidayah. Kita tidak berbuat seperti itu untuk perkara dunia. Di saat gagal kita akan coba lagi. Namun untuk hidayah maka kita cukup sekali saja lalu serahkan pada الله.
Tufail mendatangi Nabi lagi dan minta kehancuran untuk kaumnya. Maka Nabi menyuruhnya pulang dakwah lagi dan Nabipun doakan hidayah untuk kaumnya bukan kehancuran. Tufail ra masih sibuk dakwah sementara peperangan terus berjalan. Pada perang Khaibar Tufail bawa 80 kepala keluarga termasuk imamul muhaddits Abu Hurairoh. Padahal dulunya ia meminta didoakan kehancuran kepada kaumnya.
Maka dengan dakwah kita bawa ummat dari rumahnya ke mesjid. Diantara amal mesjid adalah dakwah ilallah untuk merubah hati. Mesjid tempat perbaikan iman dan pasar adalah tempat rusaknya iman. Maka kita usaha menarik ummat dari tempat yg buruk ke tempat yg baik.

Organisasi berjalan dengan pengalaman dan tertib dunia sedangkan dakwah dijalankan mengikut sirah Nabi dan Sahabat. Imam Malik katakan tidak akan baik ummat saat ini kecuali dengan cara perbaikan ummat terdahulu.

Sahabat adalah bintang2 hidayah, bila diikuti maka akan kita dapatkan hidayah.
Berhasilnya hakikat 6 sifat sahabat maka banyakkan waktu di mesjid, sibukkan dalam amal mesjid. 6 sifat sahabat ini amalan fardhu yang asas. Orang katakan ini adalah amalan tabligh. Padahal 6 sifat adalah pelajaran yg faraidh, diawali dengan iman, solat, ilmu dimana tanpa ilmu amal apapun tidak akan diterima الله. Kemudian zikir, tanpa ingat الله maka ilmu apapun tidak akan mampu dikerjakan. Hari ini kita zikir tapi kita tidak ingat pada الله. Kalau ingat الله maka kita akan menjaga amal kepada الله. Ikramul muslimin juga fardu dimana الله bisa memaafkan kesalahan yg berkaitan dengan الله. Namun yg berkaitan dengan manusia harus diselesaikan dengan memberikan pahala, jika habis maka dosanya akan ditimpakan pada kita. Ikhlas juga fardu, tanpa ikhlas akan jadi syirik. Ikhlas adalah ruh amal. Tanpa ikhlas amal akan rontok. Terakhir adalah dakwah yg hari ini kita anggap fardhu kifayah. Dalam hadits disebutkan bahwa seperti beberapa orang yg naik kapal, ada yg di bawah dan ada yg di atas. Ketika yg dibawah memerlukan air, tanpa ingin merepotkan yg diatas maka mereka melobangi dinding kapal. Jika dibiarkan maka semua akan tenggelam. Yg mencegah harus semuanya, bila hanya seorang maka yg lain masih akan tetap melobanginya.
Setiap kita hendaknya berpikir ini tanggung jawab semua orang.

Untuk menguatkan iman para sahabat membentuk halaqah2 iman di mesjid dan mengajak saudara muslim di luar untuk datang ke mesjid. Ini adalah kerja asas setiap orang Islam. Hari ini dakwah hanya kepada sesama karkun saja karena takut. Sahabat dakwahi orang beriman dan tidak beriman. Dalam sahih bukhari juga ada bab Majalisul Iman.
Ini bukan karangan tetapi kehidupan sahabat, bahkan sahabat2 besar : Ubay bin Kaab, Muadz bin Jabal, Umar bin Khattab, bahkan Umar katakan saya suka mengajak duduk dalam halaqah iman karena iman saya akan meningkat. Ada satu kabilah mau pindah ke dekat mesjid maka Nabi melarangnya karena setiap langkah akan dihitung. Nabi menjauhkan pasar dari mesjid. Hari ini pasar dekat mesjid bahkan promosi pun ditempel di mesjid.
Nabi melarang mengiklankan barang hilang di mesjid. Suatu ketika sahabat iklankan ontanya hilang di mesjid maka Nabi doakan ontanya tidak ketemu.
Menggunakan agama untuk kepentingan dunia. Abu Talhah katakan saya tidak mau bangun toko dekat masjid walau keuntungannya diinfakkan semua, takbiratul ula tidak ditinggalkan.

Umar ra bergantian dengan temannya duduk di mesjid bersama dengan Nabi karena kesibukannya sama dengan temannya. Ada yg mengadu kepada Nabi bahwa adiknya tidak mau jaga toko karena selalu duduk dalam majlis Nabi. Maka Nabi nasehati bahwa rejeki kamu berasal dari amalan adikmu yg selalu duduk di majlis ku.

Orang yg ke mesjid maka akan tertular sifatnya malaikat. Orang Syam katakan di mesjid kami tidak hanya solat tapi banyak majlis

Halaqah iman adalah untuk memperbarui iman. Maksud memperbanyak ucapan لا اله الا الله adalah duduk dalam halaqah iman.
Tabligh adalah mengajak ummat kepada الله. Dan hubungan terbesar adalah solat. Maka kita bawa ummat untuk kerjakan amalan fardhu yaitu sholat, dengan penuh ikrom. Betapa banyak orang dimana2 sementara waktu azan sudah masuk. Ada juga orang yg membawa keburukan pasar ke rumahnya. Jangan merasa cukup jumpai orang hanya di rumahnya saja karena banyak ummat di luar. Namun jangan tinggalkan mesjid dalam keadaan kosong dari amal. Nabi juga ajarkan ummat untuk solat di mesjid. Dakwah bukan seperti terminal, masuk dan keluar. Hendaknya kita solat dengan keyakinan. Kapan kita akan yakin dengan solat..? Yakni ketika terbentur antara solat dan asbab dan kita tinggalkan asbab menuju solat. Seorang sahabat mau pergi ke Bahrain maka Nabi anjurkan untuk solat terlebih dahulu.
Dalam islam tidak ada kerahiban yakni meninggalkan asbab. Mujahadah adalah mengurangi asbab. Menjalankan asbab juga tidak bertentangan dengan tawakkal. Kita harus yakini dengan asbab hajat kita takkan terpenuhi tetapi dengan perintah الله lah hajat akan terpenuhi. Lalu mengapa kerjakan asbab.? Sebagai ujian apakah kita mampu jalankan asbab untuk menyempurnakan ahkamat. Ada juga asbab yg berbenturan dengan ahkamat seperti bisnis yang mengandung riba. Asbab bisnis halal namun suatu ketika berbenturan dengan solat atau dengan ahkamat. Bagaimana kalo orang tidak menjalankan asbab..? Asbab adalah fitrah manusia dan الله uji dengan ahkamat yg berhubungan dengan asbab dan ahkamat yg berhubungan dengan ibadah. Untuk orang non muslim maka asbab ini membuat mereka tenang karena mereka tidak fikir akhirat karena mengingkari perjumpaan dengan الله. Bagi orang beriman asbab adalah imtihan, yakni ujian.
Benturan antara amal dan asbab, dulu sebelum ikut dakwah selalu dahulukan asbab. Kita diuji ketika azan berkumandang pembeli antri. Maka kita meski paham bahwa sedang diuji oleh الله bukan merupakan nikmat dari الله. Dari pagi tidak ada yg beli, namun pas azan ramai pembeli. Maka ia pun bingung memilih. Akhirnya dia layani dahulu baru solat, akhirnya yg ia layani tadi الله palingkan hati mereka, lalu mereka pergi tidak jadi beli.
Azan bukan hanya iklan sekedar waktu telah masuk melainkan panggilan الله untuk meninggalkan yg lain selain solat. Ketika ia tinggalkan tokonya pergi ke mesjid maka ia lulus ujian yg kecil. Begitu ia mau masuk ke mesjid maka ada yg memberitahu bahwa perdana menteri mau ke rumahnya. Kalau dia tetap solat maka seluruh perdana menteri akan الله tundukkan padanya. Namun bila ia tunduk pada menteri maka selamanya ia akan hina. Hari ini ummat tunduk pada penguasa dan tidak mau tunduk pada الله. الله akan serahkan kita pada ghairullah bila kita yakin dengan ghairullah. Maka hendaklah kita dakwahkan solat dan ajak tinggalkan semua untuk solat. Dengan cara ini jazbah solat akan meningkat.

Jibril as menawari pertolongankepada Ibrahim as ini adalah sebagai ujian. Ghairullah terbesar adalah kekuatan Jibril. Utk dapatkan faedah dari qudratullah maka keyakinan kepada selain الله harus dikeluarkan dari dalam hati.
Yakin pada solat tidak akan bisa bergabung dengan yakin pada toko di dalam hati. Yakin pada asbab dan yakin pada ahkamat tidak akan menyatu dalam satu hati, hanya satu saja keyakinan dalam hati. Maka hendaklah kita ajak solat dengan penuh keyakinan barulah qudratullah akan kita rasakan.

Mengerjakan amal haruslah dengan 2 ilmu: fadhail dan masail. Iman yg dikerjakan dengan ilmu maka akan diterima الله. Belajar iman di mesjid belajar ilmu pun di mesjid. Hari ini belajar ilmu di luar mesjid, dulu sahabat belajar ilmu di suffah dalam mesjid. الله banggakan mereka di depan para malaikat.
Untuk mengajar tidak harus di mesjid, kita mengajarkan ilmu ini dengan gerak, di mesjid2. Ulama2 yg sudah keluar 1 tahun hendaknya menjadikan mesjid2 mereka masing2 sebagai madrasah2 karena kalo hanya mengandalkan pesantren yg merupakan lautan ilmu yg menguap dan menghujani semua ummat.

Kita buat jaulah sampai di mesjid kita dudukkan dalam majelis ilmu. Kalo niat kita membawa orang maka الله akan hadirkan mereka. Orang yg mau berdagang maka suruh ke mesjid untuk belajar dulu ilmu dagang Islam.
Hari ini ummat masih dalam kejahilan. Para ulama hendaknya buat majlis2 ilmu masail di mesjid2. Bagi waktu separoh untuk dakwah separoh untuk dagang. Ulama sendiri yg gerak mengkader ummat. Jika hidup majlis seperti itu maka dengan mudah agama akan tersebar. Dengan duduk bersama ulama bersuhbah dan praktek latihan di mesjid.
Nabi mengingatkan seseorang untuk mengulangi solatnya dan kemudian Nabi ajari dia di mesjid.
Ini tanggung jawab ulama. Sekitar mesjid berapa rumah. Tanggung jawab orang umum untuk kumpulkan orang kemudian belajar pada ulama sebagaimana muazin dan imam. Hari ini ummat telah jauh dari ulama sehingga orang awam menjadi jahil dan berani komentar tentang agama. Geraknya ulama adalah seperti mendung. Hendaknya kita azzam jadikan mesjid kita seperti mesjid Nabawi jaman Nabi.

Untuk menghidupkan amal di seluruh dunia maka kita keluar ke negeri jauh. Ulama keluar negeri jauh 5 bulan. 1.200.000 mesjid di indonesia harus dihidupkan.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.