Buyaathaillah's Blog

Tabligh : Pendapat Para Ulama Salafi tentang Dakwah Jama’ah Tabligh

Pendapat Para Ulama Salafi tentang Dakwah Jama’ah Tabligh

Bismillah walhamdulillah wassholatu ala Rasulillah

Informasi tentang Dakwah Jama’ah Tabligh di kalangan awam salafi terkadang sangat minim dan tidak up to date, bahkan banyak tuduhan-tuduhan yang tidak pada tempatnya disematkan kepada Jama’ah Ahlus-sunnah ini. Jama’ah Tabligh pun sebetulnya hanya penamaan ‘tampak luar’ untuk mewakili aktivitas mereka dalam mentablighkan risalah Islam. Dengan metode pengiriman rombongan-rombongan dakwah ke lintas geografis, sosial bahkan madzhab Islam, aktivitas dakwah Jama’ah Tabligh berkembang sangat pesat di seluruh penjuru dunia di berbagai negara.

Adanya kebaikan pada umat walaupun segunungpun tidak akan memberikan manfaat kepada yang lain, karena tidak adanya ‘tabayyun’ dan tafahum. Saat ini sesama umat islam bahkan lebih menonjolkan sikap ego dan tidak mau peduli dengan kondisi yang sebenarnya, maka tersebarlah sangkaan buruk (suuzon) dan berbagai tuduhan hingga memecah belah umat Islam. Umat Islam yang tadinya diharapkan saling membahu (At-ta’awun ‘alal birri wattaqwa) malah menjadi umat yang terus diadu domba dan dipecah belah oleh musuh-musuh Islam yang tidak suka apabila umat ini bersatu-padu dalam barisan dakwah.

Berikut petikan ceramah dan fatwa beberapa ulama Salafi tentang Da’wah Jama’ah Tabligh. Sengaja kami pilihkan ulama’ Salafi muta’akhirin yang kami fikir lebih objektif dan dekat dengan keadaan zaman sekarang, seiring majunya perkembangan dakwah Islam di seluruh dunia. Sudah ma’ruf bahwa fatwa sangat erat dengan kondisi terkini dan waqi’ dengan keadaan. Selamat membaca:

1. Syaikh Shalih Al-Maghamisi (الشيخ صالح المغامسي)

Pertanyaan:

Telah bertanya seorang ikhwan tentang Jamaah Tabligh, apakah mereka juga menggunakan manhaj salaf dalam dakwah mereka?

Jawaban:
Dakwah ilallah adalah sesuatu yang dinisbatkan kepada para nabi dan jalannya orang-orang shalih. Jika seseorang mengajak kepada Tauhid dan mengajak kepada sunnah Rasulullah ﷺ, dan mengajak masuk islam bagi orang-orang non-muslim ataupun mengajak kepada keistiqamahan dalam agama dan meninggalkan maksiyat bagi yang sudah beragama Islam, maka semuanya ini adalah kebaikan yang agung.

Dan hal yang demikian (yaitu: dakwah) tidak perlu pula kita pertanyakan lagi dalil-dalilnya, karena dakwah ini adalah ajaran agama yang dibawa oleh Rasul kita ﷺ , dan mengenai adanya kelompok-kelompok dan saya tidak terlalu membahas mengenai itu. Intinya, tidaklah masalah apabila seseorang keluar (khuruj) bersama siapapun yang berdakwah ilallah ‘ala bashirah. Dan Allah memberikan hidayah kepada banyak manusia dengan perantaraan ahli dakwah ini, dan rasanya sulit bagi seseorang untuk mengikuti perjuangan mereka dalam berkonstribusi terhadap umat. [Sumber:www.youtube.com/watch?v=Q7BKR-O_pfk ]

2. Syaikh Muhammad Hassan (الشيخ محمد حسان)

Pertanyaan:

Di Negara kami Tunisia, ada Jama’ah Tabligh. Mereka mengatakan bahwa Nabi hidup dan berjalan di India, mereka berkata bahwa Khuruj itu wajib dan siapa yang tidak khuruj maka berdosa, dan saya membaca pendapat Syaikh Al-Albani bahwa Kitab Hayatus Sahabah terdapat riwayat hadits yang munkar. Saya berharap penjelasan Syaikh yang lengkap tentang jama’ah ini.

Jawaban:
Sesungguhnya Allah telah memberikan mereka (Jama’ah Tabligh) banyak manfaat, dan betapa banyak ahli maksiat yang bertaubat melalui perantaraan dakwah mereka, orang-orang yang mulia ini.

Walaupun begitu, bukan berarti saya berlepas diri dari kesalahan-kesalahan dan kekurangan yang terjadi, akan tetapi telah terjalin hubungan ukhuwah dan kasih sayang diantara kami (dengan Jama’ah Tabligh) dan wajib bagi kami untuk senantiasa memberikan nasehat kepada saudara-saudara kami dan selain mereka jika terjadi kesalahan pada salah seorang diantara mereka.

Dan saya tidak menyukai sikap menggeneralisasi (at-ta’mim) dalam menghukum sesuatu, namun jika terjadi kesalahan daripada mereka atau selain mereka dalam kesalahan yang bersifat syar’i, maka wajib bagi siapapun dari saudara kita agar mengingatkan dengan hikmah dan adab.

Dan saya telah mendapatkan jawaban tentang masalah ini dengan terheran-heran ketika saya mendengar dengan kedua telinga kepala saya ini sendiri dari perkataanSyaikh Utsaimin (rahimahullah) tentang saudara kita di Jama’ah Dakwah Tabligh. Syaikh Utsaimin berbicara dengan suatu ucapan yang demi Rabb Ka’bah telah membuat saya menangis karena keadilan dan kebijaksanaan Syaikh Utsaimin dalam masalah ini. Beliau katakan: Ikhwah kita dari jama’ah banyak memberikan manfaat kepada umat. Namun jika ada perkataan yang keliru yang keluar daripada mereka, wajib bagi kami (ulama) memperingatkan mereka dengan dalil dan kami jelaskan kebenaran ke atas mereka. Dan jika salah seorang dari mereka mengerjakan perbuatan yang salah atau selain mereka, kami akan jelaskan kepada mereka dengan dalil dari AlQuran dan Sunnah.

Tentang Saudara kami yang berkeyakinan khuruj 40 hari itu suatu kewajiban, maka ini tidak ada dalam sunnah. Namun jika ia melakukan khuruj pada hari-hari tertentu dengan masa tertentu dengan niat islah diri dari fitnah dunia, atau dalam rangka belajar sunnah nabawi dalam perkara makan, minum, tidur atau dalam rangka membentuk hati agar condong ke masjid, atau khuruj dalam rangka dakwah Ilallah dengan syarat si Muballigh faham dengan AlQuran dan Sunnah, atau dalam rangka membuat majelis yang membicarakan kebesaran Allah dan mengenai RasulNya, maka ini perkara yang indah,dengan syarat penentuan batas waktu-waktu itu (misal 40 hari) tidaklah bermaksud menjadikan itu bentuk syariat, tapi itu hanyalah semacam tartib (manajemen) waktu sebagaimana kita juga mengatur pekerjaan-pekerjaan kita sehari-hari.

Saya juga menasehati jika memang ada statement yang menyatakan Nabi ﷺ hidup dan berjalan di India [3], maka ini muncul karena pengaruh lingkungan yang tidak baik. Setahu kami, saudara kami yang berafiliasi dengan Tabligh di Arab Saudi dan Haramain (Makkah-Madinah) bahwa akidah mereka adalah akidah Salafiyah, kecuali yang menolak. Sebagaimana saya katakan tadi bahwa saya tidak suka menggeneralisir dalam menghukum sesuatu, ini prinsip saya. Intinya, jika memang ada kesalahan dari mereka (jama’ah) baik perkataan atau perbuatan, wajib bagi kami (ulama) menjelaskan kepada mereka petunjuk dari AlQuran dan Sunnah.

Satu hal yang juga penting kami katakan bahwa Kitab Hayatus Sahabah [2] adalah kitab yang sangat indah! Saya pribadi mengambil manfaat darinya, namun bukan berarti saya katakan seluruh riwayat di dalamnya shahih, tetapi kitab ini perlu ditahqiq (diteliti) agar jelas mana hadits yan shahih dan yang dho’if. Saya pribadi berkeinginan ada yang mentahqiq kitab yang bermanfaat ini, dan ini usaha yang baik sekali dalam rangka sumbangsih terhadap dakwah dan agama Islam.[Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=_o4u2isdnK4 ]

3. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Al-Arifi (الشيخ محمد العريفي)

Pendapat beliau tentang Jama’ah Tabligh:

Jamaah tabligh adalah jamaah yang sangat bersemangat dalam mengajak kepada Allah dan mereka sangat berani dalam dakwah, banyak diantara mereka yang berdakwah di diskotik-diskotik, club malam dan di tempat-tempat maksiat , dan banyak manusia yang terkesan dengan dakwah mereka. Dan terkadang mereka mendatangi rumah-rumah masyarakat dan mengingatkan manusia kepada nasehat agama, dan saya setuju bahwa mereka sangat bersemangat berdakwah.

Dan tidaklah mengapa keluar (khuruj) bersama merekaakan tetapi wajib bagi siapa yang keluar berdakwah bersama mereka agar menuntut ilmu syar’i, begitu juga bagi diri Jama’ah Tabligh sendiri, harus tetap memperhatikan akidah yang shahih, dan tetap mengingkari perkara-perkara yang keliru dalam akidah jika memang terdapat pada seorang personal, seperti mengelilingi kuburan[4], membangun masjid di atas kuburan, atau berdo’a kepada selain Allah. Dan hal yang penting juga, wajib bagi siapapun agar tidak berbicara apapun kecuali dengan kapasitas ilmu. Dan InsyaAllah mereka (Jama’ah Tabligh) berada dalam kebaikan. [Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=VejFMPYL_kU ]

4. Syaikh Dr. Abdullah bin Abdul Aziz Al-Mushlih (الشيخ عبدالله ين عبد العزيز المصلح)

Pendapat beliau tentang Jama’ah Tabligh:

Berbicara tentang Jama’ah Tabligh bisa sangat panjang, tapi ringkasnya mereka adalah jama’ah yang diberkahi (mubarak), jama’ah kebaikan, dan mereka bergerak tersebar ke seluruh alam mengajak manusia kepada Allah dan mengajari manusia tentang agama Allah, mengeluarkan mereka dari dunia gelap kepada masjid Allah, mengeluarkan manusia dari gemerlap hiburan malam kepada rumah-rumah Allah, dan mereka mengajarkan manusia adab-adab sunnah Rasulullah ﷺ , dan mereka berjuang dengan perjuangan yang keras di atas bumi ini, dan mereka telah menjadi asbab hidayah bagi jutaan manusia dan ribuan orang telah masuk Islam melalui mereka (jama’ah tabligh).

Jadi mengapa mengapa kita harus menghalangi satu bentuk kebaikan ini..??!

Lalu ada yang berkomentar: “Akan tetapi mereka (Jamaah tabligh) tidak memperhatikan ilmu, yakni ilmu yang sempurna dalam hal akidah, ilmu fiqh dan pemikiran Islami..”

Maka Saya katakan: Wahai para pemikir! Wahai ahli akidah! Wahai para ahli fiqh! Semua ilmu itu, akidah dan fiqh itu tugas kalian! Ajari mereka! Ajak mereka ke masjid dan ajarkan mereka, itu tugas kalian! Sempurnakan apa-apa yang kurang!

Saling tolong menolonglah (sesama muslim), jangan cuma saling mengejek! Barangsiapa yang tidak memperbaiki bahkan tidak mau sekedar mengajak untuk kebaikan umat, padahal setiap kebaikan yang ada pada umat ini akan dihisab oleh Allah! Akan diperhitungkan oleh Allah!

Takutlah kepada Allah atas diri kalian!

Tentang apa-apa yang kalian herankan dari Jama’ah tabligh bahwa mereka tidak memiliki manhaj yang benar, dan kalian wajib bertabayun kepada mereka atas perkara itu hingga menjadi jelas, mereka (Jama’ah Tabligh) berkata: kami tidak memiliki kitab rujukan apa-apa kecuali satu yaitu Enam Sifat Sahabat [1], mereka mengajak kepada Kalimat Thayyibah, memuliakan sesama muslim dan lain sebagainya… Biarkan mereka mengajarkan umat dengan hal-hal baik seperti ini![Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=6emDxPgzNKk ]

Catatan

[1] Enam Sifat Sahabat Nabi ﷺ yaitu:

Yakin dengan Kalimat Thoyyibah (Laa ilaha illallah Muhammadun Rasulullah)Shalat Khusyu’ wal Hudhu’Ikramul Muslimin (memuliakan orang Islam)Ilmu ma’a Dzikir (ilmu yang disertai dzikrullah)Tashihun-niyah (meluruskan niat)Da’wah wa Tabligh Khuruj fi Sabilillah (Dakwah keluar di jalan Allah)

Dalil-dalil mengenai 6 Sifat Sahabat ini dirangkum dalam satu kitab hadits yang berjudul Muntakhabul Ahaditsyang ditulis oleh Al-Muhaddits Syaikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawi Al-Hanafi, disusun dan disempurnakan oleh Maulana Sa’ad Al-Kandahlawi rahmatullah alaihima.

[2] Kitab Hayatus Sahabah (حياة الصحابة) adalah kitab yang menghimpun sirah para Sahabat Nabi ﷺ -dan perjalanan dakwah mereka semasa atau setelah kematian Rasulullah ﷺ. Kitab ini dihimpun dan ditulis oleh Syaikh Maulana Yusuf Al Kandahlawi. Kitab ini terdiri dari dua jilid berbahasa Arab dan telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia. Kitab ini tidak hanya digunakan oleh kelompok tertentu tetapi telah diakui dan digunakan oleh umat Islam pada umumnya dan dijadikan rujukan ilmiah.

[3] [4] Tuduhan-tuduhan dan fitnah terhadap dakwah yang haq akan selalu ada di setiap masa, sudah menjadi sunnatullah apabila ada saja oknum yang membuat-buat perkara yang tidak benar yang disandarkan kepada kelompok tertentu dalam hal ini kepada Jama’ah Tabligh. Seperti ungkapan jasad Nabi saat ini hidup di India, jama’ah tabligh berhaji ke India Pakistan, Jama’ah Tabligh tidak bertanggung jawab terhadap nafkah keluarga yang ditinggalkan, mereka mengelilingi kuburan dan berbagai fitnah lainnya. Selayaknya kita sebagai muslim harus tabayun (konfirmasi) kepada alim ulama, bukan malah terpancing dengan pendapat awam atau informasi yang tidak bertanggungjawab.

Sumber: http://www.azansite.wordpress.com

Blog di WordPress.com.