Buyaathaillah's Blog

Mudzakaroh Syuro KH. Mukhlisun : Dakwah Wali Songo

Asas Dakwah Wali Songo

 

“Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.” QS: At Taubah ayat 2

 

Wasiat sunan kalijaga dalam kitabnya :

“Yen wis tibo titiwancine kali-kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange, wong wadon ilang wirange mangka enggal – enggal tapa lelana njlajah desa milang kori patang sasi aja ngasik balik yen during oleh pituduh (hidayah) saka gusti Allah”

 

Artinya lebih kurang :

“Jika sudah tiba zamannya di mana sungai-sungai hilang kedalamannya (banyak orang yang berilmu yang tidak amalkan ilmunya), pasar hilang gaungnya (pasar orang beriman adalah masjid, jika masjid-masjid tiada azan, wanita-wanita hilang malunya (tidak menutup aurat dan sebagainya) maka cepat-cepatlah kalian keluar 4 bulan dari desa ke desa (dari kampung ke kampung), dari pintu ke pintu (dari rumah ke rumah untuk dakwah), janganlah pulang sebelum mendapat hidayah dari Allah swt”

 

Kalau kita buat dakwah berpegang dengan asas dakwah ini maka dakwah kita akan mirip dengan dakwah nabi dan para sahabat sehingga menjadi asbab hidayah ke seluruh alam. Asas dakwah wali songo ada 10 :

 

  1. Sugih tanpa banda (kaya tanpa harta)

Artinya : jangan yakin pada harta, kebahagiaan dalam agama, dakwah jangan bergantung dengan harta

 

  1. Ngluruk tanpa bala (menyerbu tanpa banyak orang/ tentera)

Artinya : jangan yakin dengan banyaknya jumlah kita, yakin dengan pertolongan Allah

 

  1. Menang tanpa ngasorake (menang/unggul tanpa merendahkan orang)

Artinya : dakwah jangan menganggap hina musuh-musuh kita, kita pasti unggul tapi jangan merendahkan orang lain (jangan sombong).

 

  1. Mulya tanpa punggawa (mulia tanpa anak buah)

Artinya : kemuliaan hanya dalam iman dan amalan agama bukan dengan banyaknya pengikut.

 

  1. Mletik tanpa sutang (melompat jauh tanpa tanpa galah/ tongkat panjang)

Artinya : niat untuk dakwah ke seluruh alam, Allah yang berangkatkan kita bukan asbab-asbab keduniaan seperti harta dan sebagainya.

 

  1. Mabur tanpa lar (terbang tanpa sayap)

Artinya : kita bergerak jumpa umat…dari orang ke orang, jumpa ke rumah-rumah mereka .

 

  1. Digdaya tanpa aji-aji (sakti tanpa ilmu-ilmu kedigdayaan)

Artinya : kita dakwah, Allah akan bantu (jika kalian bantu agama Allah, maka pasti Allah akan tolong kalian dan Allah akan menangkan kalian).

 

  1. Menang tanpa tanding (menang tanpa berperang)

Artinya : dakwah dengan hikmah, kata-kata yang sopan, akhlak yang mulia dan doa menangis-nangis pada Allah agar umat yang kita jumpai dan umat seluruh alam dapat hidayah, bukan dengan kekerasan.

Nabi saw bersabda yang maknanya lebih kurang : ‘Haram memerangi suatu kaum sebelum kalian berdakwah (berdakwah dengan hikmah) kepada mereka”

 

  1. Kuncara tanpa wara-wara (menyebar/ terkenal tanpa gembar-gembur/ iklan-iklan dan sebagainya)

Artinya : bergerak terus jumpa umat, tidak perlu disiar-siarkan atau diumum-umumkan.

 

10 Kalimasada senjatane ( senjatanya kalimat iman (syahadat))

Artinya : selalu mendakwahkan kalimat iman, mengajak umat pada iman dan amal salih.

 

Ket: pesannya sunan kali jaga ini, sesuai dengan yg diamalkan oleh mereka yg disebut2 orang jamaah tabligh. Mereka melakukan Khuruj Fisabillah (Keluar di jalan Allah) selama 4 bulan, masuk kampong keluar kampong, dari mesjid ke mesjid, mengetuk setiap rumah yg mereka jumpai, mengajak umat untuk taat kepada Allah, mereka mendakwahkan kalimat syahadat, sehingga kebesaran Allah masuk kehati mereka, Sepulangnya dari khuruj 4 bulan, perubahan besar terjadi pada mereka, karena mendapat hidayah seperti yg dikatakan oleh sunan kalijaga. Banyak sudah orang2 yg dahulu bekas penjahat, preman, pejabat, setelah mengamalkan 4 pesan sunan jaga ini, Kehidupannya berubah 180%, mereka jadi orang2 yg sholeh, dan juga Da’i.

Amalan ini pun di hidupkan di ponpes Sirojulmukhlisin, Payaman – Magelang Jawa tengah, Ponpes Al fatah Temboro Magetan, dan banyak lagi pesantren2 di indoensia yg udah mengamalkan ini.

 

Asas dakwah ini sudah dikenal pada 600 tahun yang lalu, ternyata mirip dengan asas dakwah yang diamalkan Syaikh Maulana Ilyas (India), adakah Syaikh Maulana Ilyas sengaja mereka-reka usaha ini mengikut akal fikirannya, sudah tentunya tidak, kerana apa? Kerana sumber dakwah wali songo ini dan dakwah tabligh berasal dari sumber yang sama iaitu sunnah Nabi Muhammad s.a.w. maka bagaimana mungkin dapat berbeza. Pelik juga usaha lain yang ingin mengembangkan Islam tetapi masih mengikuti cara orang kafir???????

 

Dari KH Mukhlisun

Ponpes Sirojulmukhlisin, Payaman – Magelang Jawa tengah, Indonesia

Blog di WordPress.com.