Buyaathaillah's Blog

Bayan Hidayah Syuro Dunia : Miyaji Mehrab Rah.A

Bayan Syuro Dunia

Miyaji Mehrab

India, Nizamuddin

Bismillahirohmanirohim

Hadirin yang mulia,

Setiap sesuatu yang diciptakan oleh Allah subhanahuwata’ala di dunia ini ada umurnya, ada batasnya. Akan datang satu masa kepada mereka yang mana pada masa itu mereka akan keluar dari dunia yang fana ini. Mereka akan keluar dari alam yang berada di antara langit dan bumi ini, menuju ke alam yang lain. Mereka akan dikeluarkan dipindahkan dari alam yang lemah dan sementara ini, dipindahkan ke suatu alam yang kekal abadi selama-lamanya. Inilah yang dinamakan dengan maut.

Maut itu bukanlah satu hal yang akan menyelesaikan permasalahan manusia. Maut itu adalah berpindahnya seseorang dari satu alam ke alam lain. Sebanyak apapun harta dan kekayaan yang dimiliki manusia, baik itu emas perak perhiasan, mutiara, dan permata dan sebanyak apapun tanah yang dimiliki, seluas apapun tanah di dunia ini yang dimiliki, namun ketika maut datang semuanya akan ditinggalkan. Mereka akan kembali kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan tangan kosong.

Kemudian yang ketiga seperti apapun kehidupan yang dijalani oleh manusia semasa di dunia Maka itulah yang disebut dengan amal. Maka setiap amal perbuatan yang telah dikerjakan oleh manusia, tidak ada yang ditinggalkan di atas dunia. Semua amal akan dibawa bersama kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mengenai amal-amal ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memberikan pilihan kepada manusia. Siapa yang ingin membawa amal, dia akan membawa amalnya. Dan siapa yang tidak ingin membawa amal maka dia bisa tinggalkan amalannya di dunia, tidak seperti itu. Semua amal-amalnya akan bersama dia ketika kembali kepada Allah subhanahuwata’ala.

Allah Subhanahu ta’ala berfirman di dalam Alquran :

Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah(u) Wa man Ya’mal mitsqaala dzarratin syarran yarah(u)

Artinya :

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. 99:7-8)

Setiap manusia akan melihat segala amal kebaikan yang pernah dia kerjakan walaupun hanya sebesar biji Zarah. Dan setiap manusia akan melihat setiap amal keburukan yang dia kerjakan walaupun hanya sebesar biji Zarah. Allah Subhanahu ta’ala telah menetapkan dua malaikat untuk senantiasa mencatat segala amal amal yang dibuat oleh manusia. Sehingga tidak ada satu manusiapun yang bisa menyembunyikan amal amal tersebut dari catatan malaikat. Semua akan tertulis di daftar amal-amalnya. Amal kebaikan apa saja yang dikerjakan oleh seorang hamba laki-laki ataupun perempuan baik dalam keadaan sepi atau dalam keramaian, di siang hari atau di kegelapan malam, semua dicatat oleh malaikat. Demikian juga setiap amal keburukan yang melanggar perintah Allah subhanahu wa ta’ala, yang dikerjakan oleh setiap hamba laki-laki ataupun perempuan, ketika sendirian ataupun dalam keramaian, di siang hari ataupun di kegelapan malam, itupun dicatat oleh malaikat.

Kemudian pada hari kiamat nanti setelah Allah subhanahuwata’ala menghancurkan langit dan bumi ini dan semua apa yang ada diantara keduanya. Apa yang ada di dalamnya akan habis, dihancurkan semuanya. Maka akan terwujudlah satu suasana yang sangat mengerikan dan menakutkan, setiap manusia akan dibangkitkan dari kubur mereka masing-masing. Dan seluruh manusia akan dikumpulkan di satu tempat yang sangat luas. Begitu juga seluruh makhluk-makhluk lainnya, hewan-hewan, burung-burung, sapi, kerbau, kambing, unta, harimau, singa, gajah, dan binatang-binatang buas lainnya yang tinggal di hutan.

Maka hewan-hewan dan makhluk-makhluk ini pun akan dikumpulkan pada hari kiamat. Mereka akan diberikan keadilan. Siapa saja diantara mereka yang dulu di dunia pernah menzalimi yang lainnya maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan keadilan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menyelesaikan permasalahan-permasalahan mereka sampai disitu, kecuali jin dan manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menyelesaikan segala permasalahan mereka kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan membinasakan mereka, kecuali jin dan manusia. Yang mana jin dan manusia ini akan kekal selama-lamanya. Dan satu persatu dari mereka jin dan manusia pada waktunya masing-masing akan dihadirkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ketika manusia dihadapkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka ketika itu tidak akan ada pengacara untuknya. Tidak akan ada yang akan menolong hamba tersebut di kanan dan kirinya. Yang ada hanyalah hamba itu dan Allah Subhanahu ta’ala saja. Dan pada ketika itu Allah subhanahu wa ta’ala yang akan bertanya langsung kepada hambaNya ini. Mengenai kehidupan yang telah dia lalui di atas dunia Semenjak dia dilahirkan sampai dia mati. Amal apa saja yang pernah dilakukan. Setelah terjadi tanya jawab antara Allah subhana wa taala dan hambanya, ini mengenai kehidupan hambanya dari Semenjak dia Baligh sampai dia meninggal. Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memutuskan surga bagi sebagian hamba-hambanya dan kemudian akan memberikan keputusan neraka bagi sebagian hamba-hambanya yang lain yang celaka. Yang mana keputusan yang dibuat oleh Allah subhanahu wa ta’ala ketika itu adalah keputusan yang seadil-adilnya. Yang mana manusia ketika itu tidak akan ada kesempatan untuk menolak apa yang telah Allah swt putuskan untuk dirinya. Dan ini semua bukan hanya sekedar cerita saja tetapi setiap kita manusia dan jin akan mengalami hal ini nanti pada hari kiamat. Dan pada hari kiamat nanti manusia akan dihadapkan menurut keadaan mereka masing-masing ketika dibangkitkan dari kubur mereka. Kemudian akan didatangkan kepada setiap manusia keadaan-keadaan. Berbagai macam keadaan sesuai dengan bagaimana dia menjalani kehidupannya semasa di dunia. Yang mana hanya ada dua macam kehidupan yang telah dilalui oleh manusia di atas dunia ini.

Kehidupan pertama adalah kehidupan yang melupakan Allah, melupakan kehidupan akhirat dan melupakan kenikmatan kenikmatan surga, dan melupakan kengerian azab yang ada di neraka, dan melupakan kengerian hari kiamat, dan melupakan kesendirian didalam kubur, yang mana dia telah menghabiskan kehidupannya semasa di dunia. Bagaimana memikirkan dan mengusahakan untuk mendapatkan kehidupan yang senang di dunia yang mana ini adalah jalan hidup orang-orang jahil dan orang-orang bodoh. Dan ketika maut datang kepadanya maka matanya akan terbuka, melihat kehidupan yang sesungguhnya. Dia akan menyesal, dengan penyesalan yang begitu dalam. Walaupun dia ini menangis Air Mata Darah maka tidak akan memberikan manfaat apapun kepadanya. Inilah jalan hidup orang-orang bodoh, orang-orang yang tidak berakal. Manusia yang hidup, tidak mengetahui hakikat yang sesungguhnya.

Kemudian jalan hidup yang kedua adalah manusia tidak hanya memikirkan dan mengusahakan kehidupan dunianya saja. Bahkan juga mengusahakan dan memikirkan kehidupan selanjutnya, setelah kehidupan dunia ini. Mereka memikirkan alam kubur, memikirkan kejadian yang sangat mengerikan pada hari kiamat, memikirkan kenikmatan kenikmatan di surga, dan memikirkan kengerian azab yang ada di neraka. Dia berusaha bagaimana dalam kehidupannya semasa di dunia ini tidak ada satu amal pun yang terlewat, tidak dia kerjakan. Jangan sampai mengerjakan satu amal yang membuat Allah subhanahuwata’ala marah kepadanya. Dan barangsiapa yang menjalani kehidupan seperti ini maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan meloloskannya dari setiap tempat yang ada, setelah kematian dan tidak akan menggagalkannya. Orang-orang yang hanya memikirkan kehidupan sampai kematian saja maka setelah kematian dia akan menangis mengeluarkan air mata darah untuk selama-lamanya. Dia tidak akan mendapatkan jalan keluar dari masalah yang dihadapi ketika itu. Inilah hakikat dari kehidupan ini, yang kita pelajari dari Quran dan Hadits.

Ketika usaha tabligh ini muncul dalam kehidupan umat manusia, yang mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menampakan usaha ini dari seorang hambanya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala membangkitkan usaha ini melalui orang tersebut. Dimana pada masa itu kehidupan orang-orang yang ada dilingkungannya, mereka hanya memikirkan kesibukan masing-masing, kesibukan duniawi saja. Mereka hanya menggunakan pikirannya untuk memikirkan kesibukan masing-masing. Pagi sore, setiap hari, kehidupan berlangsung seperti ini. Yang dibicarakan setiap harinya hanya perkara yang mereka sibuk dengannya setiap hari. Penggunaan tangan dan kakinya juga hanya untuk hal seperti itu, urusan duniawi saja. Ketika pulang ke rumah mereka mulai memikirkan keadaan masalah anak-anak mereka. Ada yang anaknya sakit, ada yang anaknya bermasalah dalam hal belajar, ada yang anaknya sudah baligh, anak laki-laki dan anak perempuan. Lalu mereka mulai memikirkan bagaimana masa depan anak laki-laki dan perempuan mereka. Bagaimana anak laki-lakinya yang sudah baligh bisa mendapatkan jodoh, dan anak perempuan yang baligh juga begitu. Anak perempuannya yang sudah baligh dipikirkan bagaimana supaya mendapatkan jodoh laki-laki yang baik. Sehari penuh kecapean memikirkan masalah-masalah kehidupan yang ada di kehidupannya sepanjang hari hingga malam tiba. Beginilah kehidupan yang dijalani orang-orang ,setiap hari dari bangun tidur sampai tidur kembali.

Mereka tidak pernah memikirkan kebesaran Allah Subhanahu Ta’ala. Tidak pernah memikirkan janji-janji Allah swt, tidak pernah memikirkan kenikmatan-kenikmatan didalam surga, tidak pernah memikirkan kengerian azab di neraka, kengerian kejadian pada hari kiamat, dia tidak akan memikirkan hal ini. Ini karena sepanjang hari sudah dihabiskan pikirannya untuk memikirkan segala kesibukan-kesibukannya dan segala masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, dari masalah anak, masalah keluarga, masalah pekerjaan, habis pikirannya dari bangun tidur sampai tidur kembali. Hai sehingga memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan orang-orang ketika itu

Kemudian ketika orang-orang ini dikeluarkan di jalan Allah subhanahuwata’ala selama empat bulan, mereka bisa keluar dari pikiran-pikiran permasalahan kehidupan mereka. Lalu mereka memikirkan Bagaimana supaya agama Allah subhanahuwata’ala ini bisa menyebar ke seluruh dunia. Yang bisa menyebarkan agama ini hanyalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja. Agama ini tidak akan tersebar hanya karena seseorang yang berusaha menyebarkan agama. Tapi Allah yang menyebarkan agama Islam dan Allah subhana wa taala berkuasa dengan sendirinya untuk menyampaikan agama ini ke seluruh dunia. Allah subhanahuwata’ala tidak membutuhkan bantuan siapapun, Hatta bantuan Jibril dan Mikail sekalipun. Untuk menyebarkan agama ini Malaikat Jibril AS hanya Allah swt jadikan sebagai perantara seseorang dalam menyampaikan wahyu dari Allah swt kepada nabi-nabinya. Namun Allah swt tidak memberikan kuasa ataupun kemampuan kepadanya untuk memberikan Hidayah kepada siapa pun. Demikian juga dengan nabi-nabi. Setiap nabi diberikan tanggungjawab oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk buat usaha, akan tetapi tidak ada satu nabipun yang Allah swt berikan kemampuan ataupun kuasa untuk memberikan Hidayah pada siapapun. Ini karena masalah yang sesungguhnya itu berkaitan dengan manusia itu sendiri. Maka seseorang yang keluar di jalan Allah subhanahuwata’ala empat bulan ini adalah untuk mengeluarkan manusia orang-orang dari kesibukan mereka masing-masing.

Setiap harinya keluar dengan membentuk rombongan-rombongan. Sebanyak mana Taufik yang diberikan oleh Allah swt untuk pergi meninggalkan tempat asalnya sejauh-jauhnya. Barulah manusia akan bisa menggunakan anggota tubuhnya dengan benar dan pikirannya pun akan berhenti memikirkan kehidupan dunia. Maka keluar di jalan Allah swt empat bulan. Masing-masing jamaah supaya mulai memikirkan kebesaran Allah swt, dan memikirkan setiap janji-janji Allah, dan memikirkan kenikmatan-kenikmatan yang ada di surga, dan memikirkan kengerian pemandangan di neraka, dan memikirkan kejadian yang sangat mengerikan nanti pada hari kiamat. Kita memikirkan perkara-perkara ini sambil menyendiri. Kemudian kita latihan mengerjakan salat dengan senang hati dengan menghadirkan keagungan Allah swt. 

Kemudian setiap pagi dan petang kita berusaha untuk menjaga dan menyempurnakan zikir kita 300 pagi 300 petang. Selama kita keluar empat bulan di jalan Allah subhana wa taala kita latih diri kita untuk mengerjakan salat dengan senang hati dan menghadirkan keagungan Allah swt di dalam hati.

Bagaimana supaya ketika dia pulang ke rumahnya nanti, dia bisa mengerjakan dan menyempurnakan shalatnya. Dia bisa sholat dengan senang hati dan menghadirkan keagungan Allah swt di dalam hatinya. Walaupun dikelilingi berbagai macam kesibukan keduniaan lainnya. Mengenai amal shalat di dalam al-qur’an Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberitakan bahwasanya ini adalah satu amal yang sangat Agung yang sangat tinggi di dalam Islam. Yang mana jika seseorang bisa menyempurnakannya dengan sempurna, menunaikan hak-haknya, maka shalat seperti itu akan menjadikan hati orang ini bersih dari segala kemungkaran-kemungkaran. Kemudian dengan menjaga dzikir pagi dan petang, dengan menyebut nama Allah swt di pagi dan petang hari, maka akan menghilangkan segala kelalaian kelalaian yang ada dalam hati seseorang, dan akan mendatangkan hubungan baik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam hatinya. Lalu  duduk di halaqah halaqah Taklim, duduk dengan penuh rasa takzim dan penuh rasa tholab.

Dengan amalan-amalan ini semua akan menjadikan Allah swt senang kepada kita. Dan Allah akan berikan kemudahan kepadanya ketika didalam kubur. Allah akan berikan kemudahan kemudahan baginya pada hari kiamat. Nanti ketika dihadirkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Allah akan senang kepada orang seperti ini Hai kemudian Allah swt pun akan memberikan keputusan yang baik, yaitu masuk surga.  Mereka adalah orang-orang yang sangat beruntung, yang bisa menjadikan Allah swt senang disebabkan amal-amalnya. Dan membuat Allah subhana wa taala Ridha kepadanya. Sehingga Allah swt memberikan keputusan untuk memasukkannya ke dalam surga. Maka inilah orang-orang yang masuk kedalam golongan orang-orang beruntung nanti diakhirat.

berbeda dengan golongan yang celaka, ketika dia meninggal dunia, dia akan senantiasa mengalami kesulitan-kesulitan dalam kuburnya. Alangkah celakanya orang-orang yang membuat Allah subhana wa taala marah kepadanya. Sehingga Allah subhanahuwata’ala berikan keputusan untuk memasukkannya ke dalam neraka. maka ini adalah orang-orang yang merugi dan orang-orang yang celaka. Walaupun dia ketika di dunia menjalani hidup dengan penuh kenikmatan dan kesenangan.

Kemudian tempat-tempat yang kita datangi ketika keluar di jalan Allah swt, kita datangi orang-orang di sana satu persatu, untuk membujuk rayu mereka mengajak mereka sama-sama untuk datang ke masjid. Kita ajak mereka melalui Jaulah khususi dan jaulah umumi yang kita kerjakan ketika keluar di jalan Allah subhana wa taala. Bagaimana kita membujuk rayu orang-orang, supaya mereka ini mau datang ke masjid. Supaya mereka pun bisa menyempurnakan perintah-perintah Allah subhana wa taala. Maka kita iklankan kepada setiap orang, supaya mereka pun memikirkan mengenai kehidupan akhirat. Sampaikan kepada setiap orang-orang, bahwasanya seluruh kebahagiaan dan manfaat yang akan didapatkan oleh orang-orang beriman adalah sejauh mana dia mengamalkan agama dalam kehidupannya. Hanya dengan mengamalkan agama saja Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memudahkan kita dikubur. Dan hanya dengan mengamalkan agama saja Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan kemudahan-kemudahan pada hari kiamat. Dan hanya dengan keberkahan mengamalkan agama saja kita bisa mendapatkan keridhaan allah subhanahu wa ta’ala. Hanya dengan keberkahan mengamalkan agama saja Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan keputusan kepada kita untuk memasukkan kita kedalam syurga dan mendapatkan keselamatan dari neraka. Kita sampaikan perkara ini sebanyak-banyaknya kepada orang-orang. Sehingga timbul keinginan di hati setiap orang yang kita sampaikan ini, keinginan yang besar untuk mengamalkan agama dalam kehidupannya. Kemudian akan muncul niat dan keinginan dalam setiap hati mereka untuk menjadikan usaha yang mulia ini sebagai maksud hidup mereka, selama mereka hidup di atas dunia. Mereka pun pergi meninggalkan dunia nanti dalam keadaan seperti ini.

Maka orang yang keluar 4 bulan dengan tertib seperti ini Maulana Muhammad Ilyas Rah.A katakan Allah swt akan membukakan didalam hatinya hakikat usaha dakwah dan tabligh ini. Maka Untuk itu bagaimana kita niat untuk buat usaha ini sampai maut datang menjemput kita. Di dalam satu tahun ada 12 bulan, maka selama delapan bulan kita buat usaha-usaha apa saja yang dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi kita. Baik itu berdagang, berbisnis, ataupun bekerja, sebagai pegawai dan lain-lain. Kita sempurnakan semuanya di dalam delapan bulan ini. Kemudian sisanya 4 bulan kita gunakan untuk keluar di jalan Allah swt. Maka kita tetapkan dalam tahun tersebut di bulan mana kita akan keluar 4 bulan. Kita pilih hitungan menggunakan tanggal Hijriah. Selama delapan bulan, diantara semua kesibukan kita, kita tetap berusaha membentuk jamaah di setiap masjid-masjid kita dan menghidupkan amal-amal maqomi kita.

Kita setiap satu kali dalam seminggu kita adakan Jaulah Umumi dan jauhlah Khususi. Satu minggu sekali kita berusaha supaya setiap orang yang sudah baligh di mahalah kita, ajak mereka dan kumpulkan mereka semua di masjid. Ajak mereka semua untuk sama-sama menyempurnakan kewajiban yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala perintahkan kepada mereka. Dan beritahukan kepada mereka bahwasanya kebahagiaan kejayaan setiap orang itu adalah sejauh mana mereka amalkan agama dalam kehidupannya. Dan sejauh mana mereka meninggalkan agama dalam kehidupannya, maka sejauh itu pula dia akan mendapatkan kesusahan dan kehinaan. Lalu kita berusaha semampu kita untuk memahamkan ini kepada mereka perkara yang penting ini.  Bahwasanya waktu yang Allah subhanahuwata’ala berikan untuk kita ini adalah menyempurnakan amal-amal agama dalam kehidupan.

Kesempatan kita menyempurnakan amal hanyalah sampai kematian saja. Setelah kematian datang maka tidak ada lagi kesempatan untuk menyempurnakan amal amal agama. Pada saat itu ketika terjaga dari kematian, kita akan melihat kekuasaan Allah swt yang sebenarnya dan pemandangan akhirat ada di hadapannya. Maka orang yang paling lalai sekalipun yang hidup di atasnya tas dunia ini, mereka akan beriman dengan sepenuhnya iman yang begitu kuat karena pemandangan yang telah dia dapatkan di depan matanya. Akan tetapi Iman pada saat itu tidak dapat memberikan manfaat  apapun kepada manusia yang lalai dari azab Allah swt.

Maka ini adalah satu-satunya usaha yang bisa membawa kita kepada jalan keselamatan. Usaha yang pernah dihidupkan oleh Maulana Ilyas Rah.A.  Usaha yang dibuat di zaman beliau hingga saat ini. Bahkan asbab keberkahan dari usaha yang beliau buat, hingga kinipun sebagian dari hamba-hamba Allah yang ada di majmaah ini pun akan berangkat untuk buat usaha ini. Namun kebanyakan sebagian yang lain akan pulang ke rumah masing-masing. Akan tetapi masalah kubur ini bukan hanya masalah orang yang akan berangkat, kiamat ini juga mau bukan masalah untuk orang yang akan berangkat saja. Di surga dan neraka ini bukan hanya masalah orang-orang yang akan berangkat fissabillillah saja, tetapi setiap kita yang akan kembali ke rumah kita masing-masing, kita juga akan kembali ke makam kita masing-masing. Ini juga menjadi masalah kita semua bukan hanya masalah orang yang akan berangkat keluar saja.

saudara-saudara yang akan kembali ke rumahnya kita kembali dengan penuh rasa penyesalan dan buat satu perjanjian dengan Allah subhanahuwata’ala :

“Ya Allah, hamba hambamu telah memanggil kami, mengajak kami untuk keluar dijalanmu, akan tetapi disebabkan kelemahan kami kekurangan kami, kami tidak bisa memenuhi ajakan mereka. ampunilah kami ya Allah.”

Ini semua adalah atas kelemahan kami. Setelah 1-2 bulan kemudian kita berangkat di jalan Allah, dan kita datang dengan orang-orang lama yang ada di tempat kita masing-masing. Datang ke nizamuddin supaya kita diberikan tertib dan diberikan jamaah untuk kita bisa keluar di jalan Allah. Kalau ada musyawarah orang-orang lama di daerah kita kita ajukan diri kita, nama kita, di sana. Supaya mereka memikirkan untuk Bagaimana mengirim kita keluar di jalan Allah swt.

Maka kalau kita niat pulang dengan niat seperti ini, pulangnya kitapun akan membawakan keberkahan dan kebaikan yang banyak di tempat kita masing-masing. Kemudian semasa kita berada di tempat kita, di rumah kita maka bagaimana kita berusaha untuk membentuk jamaah jamaah di setiap masjid kita, untuk menghidupkan amal-amal masjid sesuai dengan arahan. Amal jaulah umumi satu minggu satu kali, kita datangi setiap rumah yang didalamnya ada laki-laki yang sudah baligh membujuk rayu mereka mengajak mereka untuk bisa sama-sama bergabung dengan kita di masjid untuk menghidupkan amal-amal masjid. Lalu kita sampaikan kepada mereka bahwasanya hanya dengan keberkahan mengamalkan agama saja Allah swt kita akan mendapatkan kehidupan yang baik. Tidak ada jalan yang lain, hanya dengan keberkahan mengamalkan agama saja Allah swt akan masukkan kita ke dalam surga dan menyelamatkan kita dari neraka. Hanya dengan keberkahan mengamalkan agama saja kita akan mendapatkan pertolongan di alam kubur. Hal-hal yang penting seperti ini kita sampaikan kepada mereka.

Inilah usaha yang sedang berjalan saat ini. Apabila kita mau keluar di jalan Allah swt minimal 4 bulan, maka kita akan paham akan usaha ini. Akan terbentuk pikir akhirat didalam diri kita kita. Sampaikan perkara ini kepada setiap orang-orang yang ada di tempat kita. Ketika diantara mereka ada yang siap untuk keluar, maka kita kirim mereka untuk keluar tetapi dengan persetujuan orang-orang rumah mereka, keluarga mereka.

Yang terakhir kita ajak mereka, beritahukan kepada mereka bahwasanya pada waktu ini, kami sedang membuat menghidupkan amalan-amalan di masjid kami. Satu minggu satu kali kita adakan jaulah umumi di tempat kita. Supaya kita ajak mereka bergabung dengan kita, menghidupkan amal-amal masjid ini. Di hari yang lain setiap minggunya kita adakan jaulah umumi di Kampung Sebelah kita, ditempat lain yang jauh-jauh. Supaya mereka bisa ikut dengan kita. Dalam setiap bulan kita keluar tiga hari dari mahallah kita. Waktu yang sudah ditentukan, kita sepakati supaya mereka juga bisa ikut bersama kita. Jadi kita Taskil orang-orang di tempat kita untuk bergabung dengan kita menghidupkan amal-amal maqami. Ketika sedang keluar tiga hari mereka pun akan mendengarkan mudzakarah mudzakarah dan tertib tertib kerja ini. Sehingga mereka pun sedikit demi sedikit akan paham akan usaha ini.

Berikutnya kita ingatkan mereka supaya menjaga dzikir pagi petang. Dalam 24jam kita keluarkan minimal dua setengah jam, kita luangkan waktu dua setengah jam untuk memakmurkan masjid-masjid kita. Orang yang berkumpul di masjid meluangkan waktu dua setengah jam, upayakan mereka ini, keliling mendatangi setiap rumah-rumah yang berdekatan dan berdampingan dengan masjid. Kita berikan target kepada orang-orang tempat kita mengenai usaha ini. Kita tasykil mereka supaya mereka mau ikut bergabung buat usaha dakwah dengan kita. Ketika mereka menyiapkan waktu mereka untuk keluar di jalan Allah swt, kita kirim mereka untuk keluar. Jika mereka belum bersedia untuk keluar di jalan Allah swt  ajak mereka untuk sama-sama buat jauhlah 1 di tempat kita. Dan ajak mereka untuk bergabung dengan kita untuk buat jaulah 2. Begitu juga setiap kita keluar tiga hari dalam setiap bulannya, kita ajak mereka untuk bergabung dengan kita. Ini adalah tanggung jawab kita semua, setiap laki-laki dan perempuan yang sudah baligh di mahallah kita. Siapa yang akan mengusahakan agama ke atas mereka ? inilah tanggung jawab kita semua.

Kita rayu mereka, Kita bujuk mereka, supaya mereka ini mau mengamalkan agama dalam kehidupannya. Supaya mereka mau menjaga dan menyempurnakan shalat fardhu. Supaya mereka ini mau membaca al-quran di rumah-rumah mereka. Supaya mereka mau menjaga dzikir pagi-petang. Sehingga di setiap rumah-rumah orang Islam di mahallah kit,a hidup halaqah-halaqah taklim. Semua laki-lakinya berbondong-bondong datang ke masjid. Dengan keberkahan amal-amal ini, akan menimbulkan semangat untuk mengamalkan agama dalam setiap diri laki-laki dan perempuan yang ada di dalam rumah kita. Semua yang ada dirumah kita, mereka akan menjadi orang-orang yang mengamalkan agama. Dengan cara seperti ini kita buat 2.5 jam setiap hari. Melalui usaha kita maka dengan keberkahan kerja dakwah ini, Insyaallah akan terwujud suasana agama di setiap kampung kampung kita. Saya mendengar dari orang-orang tua kita, bahwasanya amal ini di ibaratkan seperti musim. Yang mana musim ini dia memberikan pesan kepada siapa saja, tidak terkesan pada siapapun. Seperti musim panas, ketika musim panas, semua orang akan merasakan panas baik orang kaya dan orang miskin. Jadi bukan hanya orang-orang miskin saja ataupun orang-orang kaya saja merasakan panas, semua akan merasakan panas.

Begitu juga apabila setiap laki-laki dan perempuan berusaha mewujudkan suasana suasana amal kebaikan, maka di hati orang-orang fasik dan ahli maksiat Allah swt akan masukkan keinginan-keinginan untuk berbuat kebaikan. Dengan keberkahan suasana amal, kebaikan akan dibuat oleh orang-orang seperti itu.  Begitu juga sebaliknya apabila setiap laki-laki dan perempuan berusaha mewujudkan suasana amal keburukan, maka pengaruhnya pun akan sampai kepada keturunan anak-anak orang-orang shaleh. Seperti musim panas atau dingin semua akan kena dan merasakan dampaknya. Ketaqwaan akan menimbulkan keinginan di dalam hati-hati mereka untuk tidak berbuat keburukan. Ini adalah kesan yang diberikan dari suasana amal yang dibuat oleh kita.

Semua saudara-saudara yang akan kembali ke tempat masing-masing dan tidak berangkat ke jalan Allah saat ini, tapi untuk beberapa bulan kedepan akan berangkat, maka kita masing-masing berusaha mewujudkan amal-amal Maqami yang telah disebutkan tadi di tempat kita, di mahalah kita masing-masing. Dan kita berusaha menjadi seperti bunga di tengah-tengah masyarakat. Jangan sampai kita menjadi seperti duri di tengah-tengah masyarakat. Inilah yang pernah disampaikan oleh Maulana Muhammad Yusuf Rahmatullah alaih. Untuk orang-orang yang akan kembali ke magami mereka, Jadilah seperti Bunga. Yang mana khasiat dari bunga ini adalah semua orang suka dengan bunga. Begitu pula juga dampak menjadi duri di lingkungan kita. Orang-orang akan mengangkat baju dan celananya, ketika melewati tempat-tempat yang banyak durinya, semua orang akan menghindar dari duri tersebut.

Kita berusaha setiap saat untuk berbuat baik kepada siapa saja orang yang ada di mahallah kita. Bagaimana kita menginginkan kebaikan kebaikan untuk mereka. Jangan ada permusuhan dengan siapapun dari mereka. Jangan ada kebencian kepada siapapun. Apabila terjadi sedikit perselisihan di antara kita dengan mereka, langsung kita yang pertama sekali minta maaf kepada mereka. Maka dengan seperti ini kita akan menjadi seperti bunga di tengah-tengah masyarakat. Kalau kita jalani kehidupan seperti ini satu saat nanti semua orang yang ada di mahallah kita akan menyukai kita, akan cinta kepada kita. Apabila kita disebabkan perkara-perkara kecil senantiasa bertengkar dengan orang-orang, dan berselisih dengan orang-orang, dan bermusuhan dengan orang-orang maka kehidupan seperti ini akan membuat kita menjadi duri di tengah-tengah masyarakat. Yang mana setiap orang akan menyelamatkan dirinya dari kita. Orang-orang pun akan menjauhi kita. Semoga Allah swt menjadikan kita semua seperti bunga, yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dan semoga Allah swt memberikan perlindungan kepada kita, menyelamatkan kita, dari menjadi duri di tengah-tengah masyarakat.

Kemudian untuk setiap wanita-wanita yang ada  rumah-rumah, maka dimohon supaya mereka ini bisa menjaga dan menyempurnakan shalat fardlu lima kali sehari semalam dan menjaga dan menyempurnakan dzikir pagi petang. Menjaga tilawat Al quran. Kalau dia tidak bisa baca-tulis, belajar kepada ulama-ulama, Mufti Sahab, melalui suaminya. Belajar supaya bisa membaca al-qur’an. Kemudian belajar shalat yang benar. Masa’il masa’il yang penting dalam kehidupan wanita juga dipelajari melalui suami-suami mereka yang bertanya kepada ulama. Lalu kita hidupkan Taklim Fadhail di setiap rumah-rumah kita. Para wanita menyiapkan mahram laki-lakinya untuk keluar ke jalan Allah swt. Apabila setiap wanita-wanita ada niat untuk menghidupkan amal-amal seperti ini, di rumah-rumah mereka, maka setiap orang yang ada di rumah-rumah mereka pun akan diberikan kemudahan dan semangat dalam mengamalkan agama. Untuk semua saudara-saudara yang akan berangkat keluar di jalan Allah swt, bahwasanya amalan yang paling tinggi yang paling mulia ini adalah mengajak setiap manusia kepada Allah swt. Disetiap zaman dari zaman Nabi Adam AS sampai kepada Baginda Nabi Muhammad saw,  Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah berikan usaha dakwah ini kepada orang sembarangan. Tetapi Allah swt pilih diantara sekian banyak hamba-hambanya yang paling dicintai oleh Allah swt. Mereka yang terpilih akan diberikan derajat kenabian. Untuk menyampaikan pesan-pesan dari Allah subhanahu wa ta’ala kepada nabi-nabi tadi Allah swt menggunakan Jibril AS, malaikat yang paling mulia.

Allah swt telah menutup kenabian ini dengan datangnya Baginda Nabi Muhammad saw. Tidak akan ada lagi nabi sampai hari kiamat. Setelah Allah swt menutup pintu kenabian maka tanggung jawab ini swt berikan kepada setiap orang dari umat Nabi Saw. Para nabi-nabi dahulu adalah orang-orang yang Maksum. Mereka telah dijaga oleh Allah swt  dari perbuatan-perbuatan dosa. Sedangkan kita adalah manusia biasa, yang penuh dengan kekurangan dan kesalahan. Dimana saja dan kapan saja, kita bisa berbuat kesalahan. Sehingga dengan usaha yang mulia ini yang tadinya Allah swt ingin mendatangkan manfaat bagi kita, tapi karena kesalahan dan kekurangan kita, manfaat itu tidak sempurna kita dapatkan. Ini disebabkan kekurangan dan kesalahan yang kita buat dalam menjalankan usaha ini.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin menjadikan hati-hati manusia ini tertuju hanya kepadaNya. Walaupun di dalamnya terdapat kekurangan-kekurangan dikarenakan kesalahan dan kelalaian kita, maka setiap kita keluar ini niatkan untuk belajar usaha ini. Di zaman Maulana Muhammad Ilyas Rah.A perkara ini ditekankan kepada jemaah berkali-kali. Disampaikan kepada setiap jemaah yang datang bahwasanya sampai saat ini kita belum bisa buat usaha ini dengan benar dan seharusnya. Sampai saat ini kita belum bisa buat usaha ini dengan baik. Maka setiap kita keluar ini adalah untuk belajar usaha ini. Kemudian ketika kita telah sudah belajar usaha ini, maka kita tidak akan tahu seberapa banyak Allah swt akan menggunakan kita dalam buat usaha ini. Setiap kali kita keluar di jalan Allah swt selama empat bulan ini, hendaknya minimal ada yang kita pelajari dan ada yang kita dapatkan mengenai usaha dakwah dan tabligh ini. Belajar bagaimana cara buat jaulah, belajar bagaimana cara untuk mengajak orang-orang, membujuk orang-orang. Akan tetapi apabila kita keluar tidak sungguh-sungguh, walaupun kita mendapat pahala keluar di jalan Allah, kita tidak akan mendapatkan bimbingan dari Allah swt dalam buat usaha ini. Allah swt tidak memberikan kepada kita kemampuan untuk buat usaha ini dengan baik. Ketika kita sedang keluar kita sudah melepaskan diri dari kesibukan kita masing-masing. Dan kita punya banyak waktu luang untuk belajar.

Bagaimana setiap dari kita berusaha untuk mentaati siapa saja yang diputuskan untuk menjadi Aamir rombongan. Setiap kali kita keluar di jalan Allah swt, siapa saja yang diputuskan untuk menjadi amir rombongan baik itu kita ataupun orang lain, kita berusaha untuk mentaatinya. Ketika kita sedang keluar maka dengan belajar seperti ini Allah swt akan memasukkan hidayah ke dalam hati orang beriman. Kita akan bergerak seperti ini, kita mentaati amir kita, sebagaimana ketaatan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Setiap orang beriman yang mana mereka telah berusaha untuk mentaati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam kehidupan mereka, maka dia akan diberikan kemampuan untuk bisa mentaati Allah swt dalam kehidupannya. Siapa saja yang meninggalkan dunia ini dalam keadaan taat kepada Allah swt, maka Allah swt akan memberikan kebahagiaan kepadanya. Allah swt tidak akan memberikan kesusahan untuknya. Sedangkan orang yang hidup dengan kebebasan di atas dunia ini, ketika dia meninggal dunia nanti Allah swt akan memberikan kesusahan dan kesulitan padanya.

Siapa saja yang diputuskan untuk menjadi Aamir dalam satu rombongan, maka dia telah diberikan satu tanggung jawab yang sangat besar. Selama 40 hari dia bersama dengan Makmur makmurnya. Maka dia bertanggung jawab, bagaimana menjadikan setiap waktu Makmur ini menjadi berharga. Buat dengan cara terus menasehati dan membimbing teman-temannya yang lain. Agar waktu mereka ini tidak sia-sia selama keluar di jalan Allah. Ini karena mereka semua telah mengorbankan uang mereka untuk kerja dakwah ini. Demi untuk belajar usaha tabligh, mereka telah mengorbankan waktu mereka. Sebanyak mana pahala ataupun balasan kebaikan yang akan Allah berikan kepada mereka ini, Allah akan memberikan pahala dan balasan yang sama kepada seseorang Aamir yang senantiasa mengusahakan supaya makmurnya ini waktu mereka tidak sia-sia. Akan tetapi apabila disebabkan kelalaian seorang Amir ini sehingga teman-temannya yang lain, tidak menggunakan waktu mereka dengan sebaik-baiknya, maka waktu mereka ini menjadi sia-sia. Maka sangat ditakutkan sekali Aamir yang seperti ini, nanti pada hari kiamat akan diminta pertanggungjawabannya oleh Allah swt. Semoga Allah menjaga kita semua.

Maka setiap Aamir berusaha untuk terus menasehati dan membimbing makmurnya dengan kasih sayang. Supaya Waktu mereka ini menjadi berharga dan tidak sia-sia. Bagaimana setiap kita yang keluar di jalan Allah menggunakan waktu kita sebanyak-banyaknya untuk amal dakwah ilallah. Baik dalam bentuk jaulah khususi ataupun jaulah umumi. Jaulah untuk mengajak dan membujuk orang lain datang ke masjid.

Pada saat ini iman yang dimiliki oleh setiap orang Islam, begitu lemahnya iman yang mereka miliki, membuat mereka menjadi tidak yakin kepada setiap janji-janji Allah swt. Ia tidak yakin terhadap kenikmatan kenikmatan di surga dan kehidupan akhirat. Ini karena semua kesibukan dan pekerjaan mereka ini telah menguasai setiap hati-hati dan pikiran mereka. Maksud dakwah yang pertama adalah bagaimana supaya hati manusia ini yakin mereka menjadi benar. Dari yakin terhadap makhluk menjadi yakin kepada Allah. ini lah dakwah yang kita buat. Bagaimana setiap kita berusaha menyibukkan diri masing-masing untuk mendapatkan ilmu Ilahi.

Apa itu ilmu Ilahi ? yaitu keyakinan yang kuat terhadap janji-janji Allah swt yang disampaikan oleh Baginda Nabi Saw. Dengan keyakinan tadi dia berusaha untuk mengajak orang-orang beriman lainnya untuk mengamalkan agama secara sempurna. Yang mana dengan kesempurnaan amalan agama ini, Allah swt akan memberikan kebahagiaan kepada manusia, baik di dunia sampai akhirat.

Sahabat-sahabat radhiallahu anhum dahulu setiap laki-laki ataupun perempuan mereka ini memiliki ilmu ini di dalam setiap hati-hati mereka. Penting setiap kita berusaha untuk mendapatkan ilmu tersebut. Sehingga apabila ilmu tadi masuk ke dalam hati, akan menggerakkan kita untuk menjalani kehidupan ini sesuai dengan cara yang dicontohkan oleh Baginda Nabi saw.

Hendaknya ketika kita sedang keluar jalan ini memanfaatkan setiap kesempatan dengan baik yang telah Allah swt berikan kepada kita. Di setiap Jamaah itu kita usahakan agar ada 1-3 orang, yang mereka bisa baca al-qur’an dengan benar. Kita belajar sedikit demi sedikit supaya kita ini bisa membaca alquran dengan baik. Kemudian kita belajar masalah-masalah yang penting seperti shalat, puasa, dan yang lainnya. Sebanyak-banyaknya kita dengarkan majelis ilmu ketika kita keluar di jalan Allah swt. Kemudian wanita-wanita menyempurnakan halaqah Taklim mereka di setiap rumah-rumah mereka. Semua laki-laki di setiap masjid-masjid akan semakin banyak duduk mendengarkan mengenai fadilah-fadilah Amal. Dari setiap amal yang kita buat maka ilmu itu pun akan tertanam di dalam hati kita dengan kuat. Ilmu akan menggerakkan kita untuk menyempurnakan segala perintah Allah swt dengan cara Nabi saw.

Yang ketiga kita berusaha mengerjakan dan menyempurnakan salat-salat sunat kita dan nawafil. Lalu memperbanyak berdoa dimalam hari. Kita jaga aripada waktu dzikir-dzikir kita. Kita sempurnakan tilawat Alquran kita. Untuk yang belum bisa baca al-qur’an kita belajar sedikit demi sedikit, supaya bisa membaca al-quran. Kita belajar masalah-masalah penting mengenai shalat dan amal lainnya. Kita berusaha menyibukkan diri kita dalam tiga amal ini.

Apabila kita berada dalam Safar, kita berusaha untuk berkhidmat dengan sesama kita. Kita belajar berkhidmat kepada Amir rombongan kita. Jika di dalam perjalanan kita melihat orang-orang yang membutuhkan yang memerlukan bantuan, maka kita bantu mereka, tolong mereka, tanpa melihat apa agama mereka. Begitu besar ini amalan khidmat sehingga sering kita mendengar Maulana Muhammad Ilyas Rah.A mengatakan bahwasanya dengan ibadah, Allah swt memasukkan seseorang ke dalam surga. Dengan ibadah seseorang akan mendapatkan surga. Tetapi dengan berkhidmat tanpa mengharap apapun, berkhidmat kepada makhluk-makhluk Allah swt, maka dengan amalan khitmat ini seseorang akan mendapatkan allah swt. Jika seseorang mendapatkan Allah, maka dia mendapatkan segala-galanya. Maka gunakan waktu kita sebanyak-banyaknya dalam empat amalan ini.

Nanti ketika kita berangkat dari sini setelah kita berkumpul di satu tempat, hendaknya Aamir rombongan ini bertanggung jawab dari setiap jamaah dan memperhatikan makmurnya. Apabila saatnya untuk berkumpul, maka bila ada 1-2 orang yang belum datang, maka dia kirim utusan untuk mencari mereka yang tidak ada. Setiap Aamir hendaknya memperhatikan makmurnya. Amir harus terus bersama-sama dengan jamaah dari mulai berangkat sampai waktunya kembali. Kemudian ketika sedang dalam perjalanan, menggunakan bis ataupun kereta api, kita lihat apa kesempatan dakwah yang ada dalam setiap saat.

Apabila kita dapat kesempatan untuk bisa berdakwah dengan orang lain maka kita buat dakwah. Tapi kalau tidak ada maka jangan sampai waktu kita ini kosong terbuang dengan begitu saja. Hendaknya sesama teman, kita gunakan waktu kita sebaik-baiknya untuk belajar dan mengajar. Belajar memperbaiki bacaan Alquran kita, belajar memperbaiki shalat kita, belajar menambah hafalan kita baik dari Quran ataupun Hadits-hadits Nabi Saw. Apabila kita sedang dalam perjalanan dengan kereta api, tempatnya lebih luas kita bisa duduk satu jemaah disana. Jangan sampai kita ketinggalan shalat. Begitu juga kita buat halaqah Taklim. Ketika sedang perjalanan kita bisa buat halaqah tajwid dua orang tiga orang. Untuk memperbaiki bacaan Alquran kita. Untuk memperbaiki shalat kita. Maka ini adalah kesempatan yang sangat berharga yang harus kita gunakan. Jangan sampai waktu kita sia-sia.

Kemudian ketika sampai di tempat Taskil, masing-masing kita berkumpul dan bertawajjuh kepada Allah swt. Maka kita berdoa minta pertolongan kepada Allah swt dengan mengakui kelemahan kita. Apabila Pertolongan Allah swt bersama dengan jamaah, walaupun nampaknya itu jemaah yang lemah, tapi apabila Pertolongan Allah swt bersama mereka, Allah swt akan gunakan mereka sebanyak-banyaknya untuk buat usaha agama, baik ketika sedang keluar ataupun setelah mereka pulang. Akan tetapi apabila satu jamaah nampaknya isinya adalah orang-orang hebat, orang-orang punya kemampuan yang kuat untuk buat usaha, tetapi Pertolongan Allah swt tidak bersama mereka. Kenapa ? jemaah seperti ini tidak akan bisa buat apa-apa, karena usaha ini tidak berjalan atas dasar kemampuan yang dimiliki, tetapi sejauh mana Pertolongan Allah swt  bersama kita maka sejauh itu pula kita akan bisa buat usaha agama. Setelah kita berkumpul berdoa seperti ini, minta pertolongan Allah swt baru kita masuk kepada Kampung ataupun Kecamatan ataupun kota yang akan kita datangi. Kemudian disana kita tinggal di dalam masjid. Tempat kita adalah di masjid. Kalau orang-orang menuliskan nama masjid yang kita datangi di kertas tasykil, kita masing-masing datangi mesjid-mesjid sesuai yang tertulis didalam kertas Taskyl. Disana kita akan menjumpai orang-orang yang pernah keluar. Kalau tidak dicantumkan nama masjid di kertas Taskil, maka kita cari masjid-masjid itu sendiri. Ketika masuk masjid kita masuk dengan cara Nabi Saw. Setelah kita masuk masjid, karena masjid ini adalah rumah Allah swt, maka jangan sampai kita lalai dari mengingat Allah swt ketika sedang berada di masjid. Jangan kita berbicara dengan suara keras di dalam masjid.

Kemudian kita Letakkan dan kita kumpulkan barang-barang kita dengan tertib dalam masjid. Jika kita tidak ada wudhu maka kita ambil wudhu. Pertama kali masuk ke dalam masjid kita buat amalan yang yang menjadi tujuan dibangunnya masjid yaitu sholat tahiyatul mesjid. Ini karena masjid ini dibangun adalah untuk menunaikan kewajiban kepada Allah swt. Walaupun di dalam masjid itu kita bisa buat amal-amal lainnya, bisa untuk belajar mengajar, bisa untuk berzikir, dan tilawah Quran, akan tetapi maksud tujuan utama didirikan masjid ini adalah supaya di dalamnya ini bisa untuk menunaikan kewajiban yang datang dari Allah swt. Setiap lima waktu dalam satu hari satu malam kita dirikan Sholat. Kita mulai dengan amalan ini, ketika pertama kali kita masuk ke masjid, yaitu sholat sunnah tahiyatul mesjid. Amalan shalat dua rakaat untuk tahiyatul masjid dan dua rakaat untuk tahiyatul wudhu. Ketika keluar kita niatkan untuk dua sholat ini.

Kemudian setelah semua jamaah shalat sunat, maka semuanya berdoa. Setelah berdoa Kita kumpul untuk bermusyawarah. Di dalam musyawarah yang pertama sekali kita buat adalah Bagaimana supaya kita buat kerja ini dengan sungguh-sungguh. Supaya dari tempat yang kita datangi ini bisa mengeluarkan orang-orang keluar di jalan Allah. Seperti Allah swt telah mengeluarkan kita saat ini. Maka semua jamaah berpikir seperti ini. Apabila fikir mereka sama, maka dengan keberkahan itu Allah swt akan wujudkan jamaah cash yang bisa keluar dari tempat tersebut. Kemudian di dalam musyawarah Amir meminta usulan dari setiap makmurnya. Bagaimana setiap makmurnya ini ada fikir.

Kita usahakan keluar di jalan Allah swt ini dengan tertib. Sehingga waktu kita ini menjadi bermanfaat dan tidak sia-sia. Setelah itu apabila masjid yang kita datangi sudah hidup beberapa amal, dan orang-orang pun ada yang berusaha untuk menghidupkan amal masjid, maka bagaimana kita manggil mereka untuk dikumpulkan. Kita berikan kepada mereka mudzakarah mengenai bagaimana untuk menyempurnakan amal amal masjid di tempat itu. maka semua kekurangan dan kelemahan yang selama ini ada di dalam usaha mereka, dalam menghidupkan amal masjid, dengan keberkahan datangnya jamaah bermuzakarah, mengarahkan, dan membimbing mereka, Insyaallah amal di sana pun akan menjadi sempurna.

Apabila di masjid itu belum hidup amal, belum ada orang yang mau berusaha menghidupkan amal-amal masjid, maka kita berusaha mengumpulkan orang-orang disana untuk membujuk mereka, mengajak mereka, supaya mereka mau membentuk jamaah di masjid. Mereka yang akan berusaha menghidupkan amal masjid mereka sendiri. Apabila kita keluar di jalan Allah swt, kita di dalam musyawarah kita, jadikan tiga perkara ini sebagai asas dalam musyawarah kita. Maka insya Allah, Allah swt akan wujudkan jamaah cash dari tempat yang kita datangi. Setiap waktu kita yang ada di dalam jamaahnya pun akan menjadi berharga dan tidak akan sia-sia. Yang tadinya amal masjid sudah hidup, tetapi masih ada kekurangan, akan bisa disempurnakan. Jika belum hidup sama sekali amal masjid, Allah swt akan wujudkan orang-orang disana untuk membuat jamaah di masjid mereka sendiri. Sehingga mereka akan menghidupkan amal masjid mereka dengan amal-amal.

Setiap tempat yang kita datangi kalau di sana ada orang-orang lama, maka kita berusaha supaya mendekatkan orang lama ini dengan kita. Kemudian bagaimana kita berusaha mendatangi orang-orang yang berpengaruh di tempat tersebut. Kita datang kepada mereka dan beritahu mereka bahwasanya di masjid tuan sekarang ada jemaah. Di masjid mahallah Tuan sekarang sedang ada jemaah. Beritahukan kepada mereka asal jamaah kita. Dari mana dan berapa lama disana. Sampaikan bahwasanya kami mendengar Tuan ini punya pengaruh yang besar kepada masyarakat. Kami datang membawa satu harapan, dengan datang kesini Tuan bisa menggunakan pengaruh Tuan untuk buat usaha agama seperti yang Kami buat. Tuan bisa menggunakan pengaruh yang tuan miliki untuk buat usaha yang mulia ini. Tuan bisa bergabung dengan kami supaya kita bisa buat usaha agama ini bersama-sama.

Kita fikirkan bagaimana menjadikan setiap orang-orang yang sudah baligh dari laki-laki ataupun perempuan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang menjaga perintah Allah swt. Menjaga shalat lima waktu, Puasa, dan bayar Zakat. Kita berusaha bagaimana menjadikan setiap orang di mahallah ini orang yang siap berdzikir kepada Allah swt di pagi dan petang hari, menjaga tilawat al-qurannya setiap hari. Berusaha bagaimana orang-orang yang tidak bisa baca-tulis, supaya mereka ini sedikit demi sedikit belajar membaca al-quran. Belajar mengenai hal-hal yang penting seperti shalat dan amal lainnya. Semua perempuannya bisa belajar agama melalui suami-suami mereka. Lalu suami mereka ini bisa langsung belajar kepada ulama-ulama. Selama disana kita berusaha bagaimana untuk mengeluarkan orang-orang di jalan Allah. Agar mereka bisa keluar cash di jalan Allah dengan pengaruh yang Tuan miliki. Sehingga amal-amal ini bisa wujud di dalam setiap laki-laki dan perempuan yang ada di mahala ini.

Maka dengan keberkahan amal-amal ini, sebanyak mana kemuliaan yang Allah swt telah berikan kepada Tuan saat ini, demikian juga Allah swt akan berikan kemuliaan ratusan ribu kali lipat lebih banyak dengan apa yang anda dapatkan sekarang di dunia. Allah swt  akan memberikan kebahagiaan yang selama-lamanya kepada Tuan nanti di akhirat. Kalau kita datangi orang-orang seperti ini, dengan cara dan tertib seperti ini, maka akan orang-orang yang berpengaruh untuk buat usaha agama yang mulia ini. Yang mana ini adalah suatu perkara yang sangat besar.

Begitu juga apabila di tempat itu ada orang-orang yang Allah swt berikan kelebihan mereka di bidang ilmu. Yang mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan ilmu di dalam hatinya, maka kita datang kepada ahli-ahli ilmu di tempat itu dengan berharap kita akan mendapatkan manfaat dari ilmu yang dia miliki. Kita karguzari kan kepada mereka tentang kedatangan jemaah kita, dan asal tempat jamaah kita, dan Apa amal yang kita kerjakan selama Keluar. Kita buat Taklim, kita belajar membaca al-quran, dan kita belajar masalah-masalah penting dalam mashail seperti shalat. Kita bertanya mengenai hal-hal masa’il kepada ulama. Kemudian setiap sore kita mendatangi warga setempat untuk mengajak mereka, membujuk mereka untuk sama-sama datang ke masjid. Supaya mereka bisa menunaikan kewajiban dari Allah swt dan berusaha membentuk fikir-fikir agama didalam diri mereka. Kami mendengar mengenai ustadz diberikan kelebihan ilmu oleh Allah swt. Kami telah datang kepada Ustadz dengan niat supaya kami juga mendapatkan manfaat dari ilmu yang Ustadz miliki. Dan dengan niat supaya kami ini mendapatkan doa dari Ustadz. Maka jika kita mendatangi ulama dengan tertib seperti ini, Insyaallah, Allah swt pun akan menjadikan setiap ulama-ulama menjadi orang yang ikut buat usaha yang mulia ini.

Kemudian kita tetapkan dua orang untuk menyiapkan keperluan makan minum kita. Selebihnya menghidupkan halaqah Taklim. Ketika sedang Taklim, kita kirim dua orang untuk menemui orang-orang yang ada disekitar masjid. Ini karena banyak orang-orang yang hanya duduk-duduk saja menghabiskan waktu mereka begitu saja. Kita datangi mereka dan bujuk rayu mereka supaya mereka mau duduk di halaqah Taklim. Kalau mereka siap mengikuti Taklim sampai selesai, maka setelah Taklim kita dudukkan mereka. Kita dakwahkan mereka. Akan tetapi kalau mereka hanya bersedia beberapa menit saja untuk ikut kita dalam Taklim, maka setelah selesai waktu mereka dalam Taklim kita dudukkan mereka sejenak, untuk kita targib mereka dan kita dakwah kepada mereka. Agar mereka paham pentingnya buat usaha agama. Kemudian ketika kita buat Taklim, maka yang pertama sekali kita baca adalah Fadila Alquran. Kita baca 2-4 hadist kemudian kita bentuk halaqah tajwid. Satu orang yang bisa membaca alquran dengan baik maka kita dudukkan 3-4 orang dengan orang itu. Kemudian ketika sedang buat halaka Alquran kita mendengarkan bacaan teman-teman kita. Diantara mereka ada yang membaca dengan salah, tidak bisa menunaikan huruf-huruf sesuai dengan mahrajnya. Maka jangan kita marahi teman kita. Jangan kita permalukan teman kita. Akan tetapi kita beritahukan kepada mereka dengan hikmah. Bahwasanya Alquran ini adalah kalam Allah swt, perkataan yang sangat suci dan paling tinggi. Yang mana apabila kita ini berusaha untuk membaca al-quran dengan sebaik-baiknya, menunaikan hak-hak bacaannya, maka Allah swt akan membukakan kepada kita jalan-jalan Hidayat. Sejauh mana kita memperbaiki bacaan Alquran kita, sejauh itu Allah bukakan jalan hidayat kepada kita. Sehingga kita bisa membaca al-quran di dalam salat kita dengan baik dan benar. Maka sejauh itu pula akan terbentuk ruh di dalam salat. kita terus berusaha bagaimana untuk memperbaiki bacaan Alquran teman-teman kita. Sehingga yang tadinya belum bisa membaca alquran dengan baik dan benar, selama kita keluar di jalan Allah swt maka Allah swt akan perbaiki bacaan mereka. Kemudian orang-orang yang belum bisa membaca maka selama 40 hari, kita bimbing mereka, ajarkan mereka, sehingga mereka bisa membaca beberapa ayat dengan benar. Sehingga cukup untuk mereka baca didalam shalat mereka. Begitu juga kita berusaha bagaimana memperbaiki bacaan-bacaan yang ada di dalam salat baik itu bacaan al-fatihahnya, bacaan doa iftitah nya, dan bacat surat-surat lainnya. Lalu sholawatnya dan doa tahiyatnya. Kemudian doa yang dibaca sebelum salam, dan tasbih tasbih yang diucapkan dalam setiap gerakan-gerakan  sholat kita. Kita fikirkan juga supaya memperbaiki gerakan-gerakan dalam shalat kita. Hal-hal yang penting mengenai shalat supaya kita pelajari dan kita bentuk pikir kepada teman-teman kita supaya mereka senantiasa bertanya kepada ulama mengenai hal-hal masa’il.

Lalu  kita lanjutkan dengan membaca Kitab Fadhilah amal. Kitab ini terdiri dari kumpulan fadhilah yang dicetak dalam Bahasa Urdu dan kemudiannya telah diterjemahkan dalam berbagai macam bahasa. Setiap Bab dari kitab ini kita bacakan dan kita dengarkan. Fadilah Quran, fadhilah sholat, Fadhilah dzikir, dan hikayatus Sahabah, Fadilah tabligh, Fadilah sedekah, dan kemerosotan umat dan cara memperbaikinya. ini Semua kita bacakan dari setiap bab. Kita bacakan sampai 567 hadis dan dalam masa 40 hari. Sekurang-kurangnya kita menyelesaikan 7 kitab ini dua kali selama 40 hari. Kemudian yang tugas membaca jangan membaca dengan terlalu cepat ataupun terlalu pelan. Tapi berusaha bagaimana membaca setiap hadis dengan baik dan benar. Sehingga setiap yang dibacakan dan yang didengarkan bisa berkesan didalam hati. Kita buat Taklim dengan tertib seperti ini.

Ini karena didalam kitab itu Hazrat Maulana Zakariya Rah.A telah menuliskan ayat-ayat al-quran di sana dan menuliskan hadis-hadis Nabi saw dan terjemahannya pun telah ditulis. Maka kita duduk di dalam halaqah Taklim ini dengan penuh rasa takzim, mendengarkan setiap ayat-ayat Alquran yang dibacakan dan hadits-hadits Nabi saw yang disampaikan. Sehingga dengan ketawajuhan dan kesungguhan kita, ketika mendengarkannya Allah swt akan memberikan kepada kita Taufik untuk bisa mengamalkan setiap apa yang kita dengarkan.

Setelah itu kita bentuk Halaqah mudzakaroh 6 Sifat. Bagaimana setiap jamaah bisa menyampaikan enam sifat ini dan bukan hanya sekedar tahu poin-poinnya saja. Sifat pertama adalah Kalimat Iman, dan yang kedua shalat, yang ketiga ilmu dzikir, yang keempat Ikramul Muslimin, dan kelima Ikhlas, dan yang ke enam Dakwah wa Tabligh. Kita berusaha untuk bisa memahami setiap sifat-sifat ini dengan sebaik-baiknya. Maka orang lama yang ada di dalam jamaah itu, khususnya Amir rombongan supaya bisa mengajarkan setiap sifat ini kepada makmurnya dengan sempurna. Kita sampaikan bahwasanya agama ini telah sempurna dibawa oleh Baginda Nabi saw. Bagaimana supaya kita berusaha mengamalkan agama ini secara sempurna dalam kehidupan kita. Ini karena hanya dengan mengamalkan agama saja kita akan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia sampai akhirat, tidak ada jalan lain.

Kesempatan yang Allah swt berikan kepada kita untuk menyempurnakan agama dalam kehidupan ini adalah selagi masih kita diberikan kehidupan di atas dunia ini. Setelah itu kematian datang, maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk menyempurnakan agama dalam kehidupan kita. Bagaimana untuk mewujudkan kekuatan di dalam diri kita untuk mengamalkan agama dalam kehidupan ini, yang mana hari ini iman ada pada diri umat tidak memberikan mereka kekuatan untuk mengamalkan agama dalam kehidupan mereka. Maka untuk itulah penting bagi setiap kita untuk meluangkan waktu keluar di jalan Allah swt. Meninggalkan sejenak segala kesibukan kita. Merubah pembicaraan kita dan merubah pemikiran kita dari bicara mahluk menjadi bicara Kholiq, bicara Maal menjadi bicara Amal, bicara dunia menjadi bicara Akherat. Lalu kita berusaha memperbaiki Salat kita. Kemudian duduk di halaqah halaqah Taklim. Kita jaga dzikir pagi dan petang. Kemudian mendatangi orang-orang dengan jaulah khususi ataupun jauhlah umumi. Merayu mereka untuk ikut ambil bagian dalam usaha agama ini. Dengan demikian maka orang lain pun akan mendapatkan manfaat.

Dan yang paling utama sekali, orang yang buat dakwah itu sendiri Allah swt akan mewujudkan sifat thalab yang sesungguhnya di dalam hati orang ini. Untuk mengamalkan agama dalam kehidupannya, setiap orang hendaknya berusaha untuk mendapatkan enam sifat ini. Sifat yang pertama adalah kalimat Iman. Kita pahamkan kepada orang-orang mengenai kalimah ini. Bahwasanya inilah kalimat iman dan iman ini adalah suatu perkara yang mesti diusahakan oleh setiap orang. Agar setiap orang yang beriman mereka ini terus bisa dalam keadaan beriman sampai maut datang. Iman ini adalah perkara yang sangat penting, yang akan dibawa terus oleh seorang hamba sampai pada hari akhirat. Sebagaimana zat Allah swt adalah Dzat yang Maha Tinggi, tidak bisa dijangkau oleh siapapun, demikian juga dengan iman. Maka Iman ini tidak ada batas waktunya, akan terus menyertai manusia hingga akhir hayatnya. Satu perkara yang mesti dipelajari dan diusahakan dalam kehidupan manusia ini di dunia sampai akhirat. Seseorang yang senantiasa mengusahakan perkara iman dalam kehidupannya maka sampai pada satu saat nanti Allah swt akan menyampaikan imannya ini pada level yang iman Haq. Ketika dia sampai level ini akan memudahkan dirinya sendiri untuk mengamalkan agama secara sempurna. Inilah agama yang dibawa oleh Baginda Nabi saw sebagai satu-satunya jalan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan di dunia sampai akhirat. Lalu kita berusaha untuk menyampaikan kebesaran dan kehebatan Allah swt ini kepada orang-orang. Kita buat perkara ini melalui khususi-khususi ataupun jaulah umumi, datang kepada setiap orang. Kita sampaikan kepada mereka kebesaran Allah swt, kita ajak mereka supaya mau menyempurnakan kewajiban yang Allah swt berikan kepada mereka. Kita iklankan kepada setiap orang bahwasanya hanya satu cara untuk mendatangkan kebahagiaan di dunia sampai akhirat yaitu hanya dengan mengamalkan agama dengan sempurna dalam kehidupan mereka. Kita sampaikan kepada orang-orang bahwasanya mereka akan paham perkara ini apabila mereka mau meluangkan waktu keluar di jalan Allah 4 bulan.

Maka dengan kita mendakwahkan kebesaran Allah swt kepada orang-orang, apabila kebesaran dan keagungan Allah swt ini telah ada pada diri seseorang maka dia pun akan mulai mengamalkan agama dalam kehidupannya. Ini akan menjadi simpanan kebaikan yang begitu besar nanti di akhirat, untuk orang yang buat dakwah itu sendiri. Allah swt akan masukkan kebesarannya dan keagungannya ke dalam hati orang yang membuat dakwah ini. Ini adalah cara dakwah yang sangat mudah yaitu menyampaikan kebesaran Allah dan keagungan Allah kepada orang-orang. Kita sampaikan dakwah kebesaran Allah swt kepada orang-orang dengan niat bahwasanya yang paling memerlukan Iman ini adalah saya. Bagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikan kepada saya iman, yang dengan iman tersebut saya akan bisa mengamalkan agama ini dengan sempurna dalam kehidupan saya. Kita berdakwah kepada orang lain dengan niat untuk diri sendiri .

Maulana Muhammad Ilyas Rah.A mengatakan bahwasanya orang-orang yang buat usaha untuk meningkatkan keimanannya dengan tertib seperti ini, maka satu saat nanti Allah swt akan menyampaikan imannya pada tingkatan yang mana dengan iman itu Allah swt berikan kemampuan mengamalkan agama secara sempurna. Agama ini telah dibawa oleh Baginda Nabi saw sebagai sumber kehidupan, sumber kebahagiaan, seluruh manusia sampai hari kiamat. Inilah cara untuk mendapatkan kebahagiaan yang Hakiki di dunia sampai akhirat.

Setelah itu sifat shalat, yang mana shalat ini adalah amalan yang sangat besar di dalam Islam. Setiap perintah-perintah yang Allah swt turunkan dalam agama ini, Allah swt  turunkan kepada manusia melalui perantara malaikat jibril AS. Perintah puasa ini diturunkan dengan perantara malaikat jibril AS, dan perintah zakat ini diturunkan melalui perantara Jibril AS dan perintah Haji diturunkan melalui perantara Jibril AS. Meminum khamar ini diharamkan oleh Allah swt dan perintah ini disampaikan kepada manusia melalui Malaikat Jibril AS. Perintah supaya meninggalkan makan riba ini diturunkan oleh Allah swt melalui Jibril AS. Perintah untuk berhijab kepada wanita-wanita diturunkan oleh Allah swt melalui Jibril AS. Akan tetapi ketika Allah swt ingin menurunkan perintah salat kepada manusia, Allah swt tidak menjadikan Jibril AS sebagai perantara untuk membawanya kepada manusia. Allah swt langsung memanggil Nabi saw dalam peristiwa Mi’raj. Allah swt telah memanggil nabi saw sampai kepada tempat yang mana tempat tersebut tidak bisa didatangi oleh Jibril AS. Secara khusus ketika itu Allah swt berikan perintah salat ini kepada Nabi saw, untuk dikerjakan dan disempurnakan oleh umat ini sampai hari kiamat. Ini adalah satu perkara yang sangat besar, amalan yang sangat besar. Bagaimana setiap orang-orang beriman supaya berusaha memperbaiki shalatnya. Kita lihat hari ini umat telah meninggalkan perintah sholat ini. Maka ketika sedang berada di jalan Allah swt yang mana orang-orang telah melalaikan perintah shalat ini, hendaknya kita ada kerisauan dan keresahan di dalam hati kita. Dengan kerisauan tersebut dia pun mendatangi orang-orang berusaha mengajak mereka, membujuk mereka, supaya mereka ini mau menyempurnakan kewajiban yang Allah swt perintahkan kepada mereka, sehingga dengan asbab usaha yang dia kerjakan, orang lain pun mendapatkan hidayah. Sehingga mereka menjadi orang-orang yang menunaikan kewajiban yang Allah swt berikan. Ini akan menjadi simpanan pahala yang besar bagi orang tersebut di akhirat. Kemudian dia sendiri yang mengajak orang lain tadi untuk menyempurnakan salat Allah swt akan memberikan kepadanya Taufik untuk bisa mengerjakan dan menyempurnakan setiap perintah salat. Sehingga wujud ruh di dalam setiap sholatnya. Yang pertama sekali akan diberikan Taufik oleh Allah swt untuk bisa memperbaiki shalatnya adalah orang yang mengajak orang lain kepada amalan shalat. Dia akan diberikan Taufik oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk bisa memperbaiki Zahir dan batin shalatnya. Setiap orang Islam bagaimana berusaha untuk memperbaiki setiap gerakan dan bacaan bacaan yang ada di dalam shalatnya. Belajar mengenai hal-hal yang penting tentang shalat. Kemudian untuk setiap masa’il dalam kehidupannya bertanya kepada ulama.

Tingkatan pertama yang mesti kita buat untuk menjadikan Salat kita ini ada ruhnya adalah ketika kita sedang shalat maka kita buat keadaan didalam hati kita, dalam diri kita, seolah-olah kita melihat Allah swt di hadapan kita. Kalau tidak bisa seperti ini maka kita buat keadaan dalam diri kita, dalam hati kita, Bahwasanya Allah sedang melihat saya. Setelah kita Selesai mengerjakan sholat maka kita bersyukur kepada AllAh swt dan beristighfar :

“Ya Allah kami bersyukur kepadaMu engkau telah memberikan kepada kami Taufik untuk bisa menyempurnakan kewajiban yang telah engkau berikan pada kami.”

Bersyukur kepada allah swt karena Allah telah berikan Taufik kepada kita untuk menyempurnakan kewajiban kita yang diberikan oleh Allah swt. Yang mana masih banyak orang lain selain kita, tidak dapat taufik yang sama yang diberikan oleh Allah swt dalam menunaikan kewajibannya. Apabila kita pun tidak diberikan Taufik oleh Allah swt untuk menyempurnakan kewajiban kita, maka kita akan celaka dan merugi.

Di samping kita bersyukur pada Allah swt,  kita minta kepada Allah swt supaya diberikan Taufik untuk bisa melaksanakan salat dengan lebih baik lagi. Kemudian kita beristighfar memohon ampun pada Allah swt :

“Ya Allah engkau adalah Dzat yang Maha Tinggi dan maha suci, sedangkan saya ini adalah hambaMu, yang penuh dengan kekurangan dan kesalahan. Ampunilah saya untuk semua kesalahan dan kekurangan yang ada di dalam salat saya, dan berikanlah Taufik kepada saya untuk bisa mengerjakan salat dengan lebih baik lagi.”

Orang tua kita Maulana Muhammad Ilyas Rah.A mengatakan orang yang senantiasa berusaha memperbaiki shalatnya, maka satu saat nanti Allah swt akan menyampaikan salatnya kepada satu maqam yang mana shalat yang dia kerjakan ini akan menghentikannya dari segala kemungkaran-kemungkaran. Maka kalimah iman dan salat ini adalah kewajiban setiap orang-orang beriman, laki-laki ataupun perempuan, yang sudah baligh.

Ketiga adalah ilmu. Mempelajari Ilmu ini sangat penting untuk setiap orang-orang beriman. Kepada yang mau berangkat di jalan Allah, selama kita keluar nanti, agar kita menyempurnakan halaqah Taklim. Demikian juga kepada yang akan kembali ke maqaminya masing-masing. Agar mereka menghidupkan Taklim masjid-masjid bersama dengan jemaah masjid. Dengan menentukan diwaktu shalat mana yang setelahnya kita akan ada Halaqah Taklim. Kita dakwahkan kepada setiap orang mengenai kepentingan Taklim. Agar ini dibuat ketika kita sedang keluar ketika kita sedang di maqami. Setiap laki-laki buat Taklim di masjid, dan perempuan buat Taklim di rumah-rumah.

Lalu kita berusaha menjaga zikir kita pagi dan petang kita. Ini karena di dalam menyebut nama Allah swt ini ada kekuatan yang sangat besar di dalamnya. Dengan keberkahan menyebut nama Allah swt, Allah swt akan hilangkan sifat goflat atau kelalaian dari dalam hati. Allah swt akan memberikan kepada kita hubungan yang kuat kepada hamba yang menyebut nama Allah. Ketika kita yang keluar di jalan Allah agar kita menjaga dzikir pagi dan petang, minimal 300 pagi 300 petang. Kemudian wanita di rumah-rumah juga supaya menjaga dzikir pagi petang. Dan mendakwahkan pentingnya dzikir pagi petang. Hendaknya kita berdoa kepada Allah untuk di istiqomahkan. Apabila setiap laki-laki dan setiap wanita-wanita menjaga dzikir pagi-petang nya, maka perlahan-lahan Allah swt akan hilangkan kelalaian dari setiap hati mereka. Yang tadinya tidak ada hubungan dengan Allah swt kini akan wujud hubungan baik dengan Allah swt. Lalu kita berdoa kepada Allah swt agar dijaga diri kita dari kelalaian atau goflat.

Keempat adalah Akhlaq dalam pergaulan yaitu Iqram. Dalam pergaulan kita sehari-hari dengan saudara-saudara Muslim, hendaknya kita berusaha untuk memperlakukan setiap orang sesuai dengan derajatnya masing-masing, sesuai dengan kedudukannya masing-masing. Supaya kita senantiasa memuliakan saudara Muslim kita yang kita dakwahkan. Penting untuk kita ini memuliakan sesama saudara Muslim kita. Kita berdoa kepada Allah agar Allah swt masukkan sifat Iqram ini dalam diri kita. Sejauh mana orang Islam ini, dia memuliakan saudara sesama muslimnya, maka sejauh itu pula akhlak akan diperbaiki oleh Allah swt. Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan Taufiq kepada setiap orang Islam untuk menunaikan hai hak-hak saudara Muslim lainnya. Dengan seperti ini akan wujud kecintaan dan kasih sayang di antara sesama umat Islam. Sehingga segala macam perselisihan dan pertikaian akan hilang. Ini akan memberikan pengaruh kepada orang-orang diluar Islam. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kepada kita semua Taufik.

Kemudian yang kelima adalah niat yang ikhlas. Yang mana sifat-sifat Ini adalah perkara yang mesti kita usahakan dalam kehidupan kita. Ikhlas ini tidak akan datang dengan sendirinya tanpa kita berusaha dalam setiap amal. Kita berusaha dalam setiap amal hanya untuk mencari ridho Allah swt. Kita senantiasa mengoreksi dan memperbaiki amal kita. Kita perbaiki niat kita sepanjang beramal. Kita dakwahkan pentingnya ikhlas dalam setiap amal. Lalu kita berdoa kepada Allah agar diberi keikhlasan dalam setiap amal kita. Apabila kita senantiasa berusaha memperbaiki keikhlasan kita, dalam setiap amal, dan senantiasa berusaha menjadikan diri kita ini sebagai orang-orang yang muflis dan kemudian kita mati dalam hal seperti ini, maka Allah swt akan ampuni dan maafkan segala kesalahan kesalahan kita. Kemudian Allah swt akan bangkitkan kita nanti pada hari kiamat dalam golongan orang-orang yang Mukhlis.

Seluruh manusia di seluruh dunia pada saat ini ada kesalahpahaman didalam diri mereka mengenai harta dan diri mereka. Bahwasanya mereka menggunakan anggota tubuhnya dirinya dan hartanya dengan menganggap bahwasanya semua ini adalah miliknya. Yang mana Ini adalah perkara yang bertentangan dengan Alquran. Karena di dalam al-qur’an Allah swt berfirman :

Innallāhasytarā Minal-Mu`Minīna Anfusahum Wa Amwālahum Bi`Anna Lahumul-Jannah

Artinya :

Sesungguhnya Allah Membeli Dari Orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka

Yang mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala Telah membeli diri dan harta orang-orang beriman ini dan sebagai penggantinya nanti Allah swt akan memberikan surga kepada manusia. Siapa saja orang beriman dari laki-laki ataupun perempuan, diri dan harta mereka ini bukan milik mereka, tapi milik Allah swt. Allah swt telah membeli harta dan diri orang-orang beriman dari mereka dengan surga. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak memerlukan hal-hal seperti itu. Maksudnya adalah Allah swt ingin supaya hamba-hambanya yang beriman, menggunakan diri dan hartanya ini, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah swt. Dan hanya menggunakannya di tempat-tempat yang mendatangkan Ridha Allah swt.

Silakan kalau mau bekerja untuk mendapatkan harta, namun setelah mendapatkan harta, maka Allah swt memerintahkan kemana dan dimana harta ini harusnya digunakan. Orang beriman tadi harus menggunakannya diri dan hartanya sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt. Sudah semestinya manusia ini hai menggunakan diri dan hartanya untuk meninggikan kalimat Allah. Ketika datang panggilan untuk meninggikan kalimat Allah, maka semua pekerjaan mesti ditinggalkan. Semua kesibukan mesti ditinggalkan, untuk menyambut panggilan dan seruan untuk meninggikan kalimat Allah. Semua perdagangan dan pertanian mesti ditinggalkan untuk menyambut panggilan tersebut, panggilan untuk meninggikan kalimat Allah. Pergi memenuhi panggilan fissabillillah dalam keadaan lapang ataupun sempit. Dalam keadaan apapun ketika datang panggilan swt untuk meninggikan kalimatullah maka kita mesti berangkat keluar memenuhi panggilan itu

Semua bersedia Insya Allah !!!

Blog di WordPress.com.