Buyaathaillah's Blog

Tabligh : Apa dasar keluar 3 hari, 40 hari, 4 bulan ?

Maulana Ilyas Rah.A ketika memulai usaha ini asbab fikirnya atas agama dan risaunya terhadap kondisi ummat saat itu di mewat, beliau telah melakukan beberapa usaha atas perbaikan ummat :

1.         Usaha Atas Ilmu : Mendirikan Madrasah

Namun ketika itu yang beliau temui adalah kegagalan, dan tidak effektif. Seperti ketika beliau membangun madrasah, salah seorang muridnya yang terbaik setelah lulus pergi kekota, dengan harapan murid tersebut dapat memberikan perbaikan terhadap kehidupan ummat di kota. Ternyata setelah bertemu kembali beberapa lama kemudian, si murid yang terbaik yang telah tinggal di kota ini, ketika bertemu telah hilang dari dirinya ciri-ciri keislamannya. Ini menunjukkan kegagalan atau ketidak effektifan usaha atas madrasah dalam memperbaiki ummat. Ketika si murid dibawa kepada suasana kota dimana amal agama tidak ada sehingga terjadi kemerosotan Iman.

2.         Usaha atas Dzikir Ibadah : Menghidupkan Amalan Tarekat

Beliau mempunyai murid dalam membuat amalan dzikir, karena beliau sendiri juga adalah seorang Mursyid tarekat. Namun masalahnya adalah murid-murid tarekat ini mempunyai kecenderungan untuk menyendiri, melakukan uzlah dengan membuat amalan dzikir. Sehingga perbaikan atas kehidupan ummatpun juga tidak nampak melalui cara ini.

3.         Usaha atas Kerja Dakwah : Melanjutkan Risalat Kenabian

Asbab fikir beliau yang kuat atas agama dan kerisauannya atas ummat yang sudah rusak ini, sehingga Allah telah memberi petunjuk, ilham,  kepada beliau untuk memulai kembali usaha nubuwah. Usaha Nubuwah yaitu usaha yang dibuat Rasulullah SAW pada waktu kurun awal islam berkembang. Apa itu usaha Nubuwah ? yaitu kerja dakwah, menyiapkan ummat melanjutkan risalah kenabian.

Rombongan dikirim untuk Fisabillillah agar dapat membuat dan membawa suasana agama sehingga orang tertarik kembali untuk menghidupkan amal-amal agama di dalam rumahnya, lingkungannya, dan di seluruh alam. Caranya dengan membuat amal maqomi dan amal intiqoli, yaitu usaha atas ketaatan, amar ma’ruf, dan usaha atas pengorbanan, khuruj fissabillillah.

Menurut ulama Bid’ah ini ada 2 :

1.         Bid’ah Dholalah : amal yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi SAW, tetapi mendatangkan banyak Mudharat dibanding manfaat

Contoh : Puasa 40 hari berturut-turut ( Pati Geni ), Jimat, Sesajen, Kejawen, tebusan dosa dengan uang, dll.

2.         Bid’ah Hasanah : amal yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi SAW, tetapi tidak dilarang.

Contoh : Dijaman Nabi SAW tidak ada pesantren, Terawih berjamaah, dll. Terawih 23 rakaat ada di jama Umar dan para perawi hadits terbesar seperti Abu Hurairah RA, Ali bin ABi Thalib RA, Abu Said Al Khudri RA, dll masih hidup dijama itu tapi mereka tidak membid’ah bid’ahkan Umar RA. Adzan 2 kali itu ada di jaman Utman RA dan para muhaditsin besar dikalangan sahabat pada waktu masih hidup tapi mereka tidak ada membid’ah bid’ahkan Utsman RA.

Jadi dalam melihat perkara Bid’ah ini perlu kita banyak konsultasi dan bertemu dengan banyak ulama agar wawasan dan pengetahuan kita bertambah sehingga kita bisa membuat keputusan yang tepat. Seperti pesantren di jaman Nabi tidak ada, tetapi apakah pesantren itu harus dilarang. Coba kita lihat manfaatnya daripada pesantren hari ini ? tentu jawabannya adalah sangat banyak terutama bagi ummat. Nabi SAW hanya melaksanakan haji hanya sekali, tetapi banyak sahabat dan ulama tabi’in naik haji lebih dari sekali, Apakah itu Bid’ah ? Bagaimana dengan mobil, pesawat, apakah itu juga harus dilarang walaupun itu tidak pernah dilakukan Nabi SAW. Hari ini banyak sekali gerakan islam yang ada dalam masyrakat dan ummat di pelosok dunia. Tetapi bagaimana kita mengetahui bahwa gerakan ini adalah yang benar untuk di ikuti. Selama dalam gerakan tersebut masih mengikuti 3 landasan hukum agama :

1.         Al Qur’an

2.         Hadits dan Sunnah Nabi SAW

3.         Ijtihad, Ijma, dan Qiyas Ulama : yang berdasarkan kehidupan sahabat, dan tabi’in-tabi’in

Maka gerakan tersebut masih dalam batas kepatutan, dan perlu di dukung. Sedangkan bagi yang mengikutinya maka kita akan tahu bahwa gerakan ini mendatangkan manfaat jika :

1.         Yakinnya menjadi terperbaiki

2.         Taqwa dan Amalnya meningkat

3.         Akhlaqnya menjadi tambah baik

4.         Ilmunya bertambah

5.         Pengorbanannya untuk agama bertambah

Tetapi yang pasti bahwa dakwah ini adalah jalan Nabi SAW  dan sahabat-sahabatnya :

Allah berfirman :

“Katakanlah (hai Muhammad SAW) : ini adalah jalanku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (manusia) kepada Allah dengan Hujjah yang nyata…” (12:108)

Allah telah perintahkan kepada Nabi SAW untuk menjelaskan jalan hidupnya kepada manusia agar mereka mengikutinya. Apa itu jalan hidup Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya yaitu mengajak orang untuk taat kepada Allah dan semua Perintah-perintahNya. Inilah yang namanya Dakwah yaitu mengajak orang kepada Allah saja dan untuk taat kepada perintah-perintahNya. Inilah maksud dikirimkan rombongan-rombongan dakwah ke seluruh pelosok dunia. Jadi jalan dakwah ini adalah jalan hidup kenabian dan salah satu sunnah Nabi SAW. Hanya dengan mengikuti jalan yang orang kita cintai baru cinta kita ini dapat dibenarkan. Bagaimana kita bisa mengaku cinta sementara kita tidak mau mengikuti orang yang kita cintai.

Allah berfirman :

“Katakanlah (hai Muhammad SAW) : Jika kamu mencintai Allah , ikutilah Aku, niscaya Allah akan mengasihimu, dan mengampuni dosa-dosamu..” (3:31)

Inilah yang Allah minta kepada orang yang mengaku cinta kepada Allah yaitu dengan mengikuti jalan orang yang paling dicintaiNya yaitu Nabi SAW. Hanya dengan cara Nabi SAW kita akan mendapatkan cinta Allah SWT, ini karena Allah telah mewariskan kepada Nabi Sunnanul Huda atau Jalan-jalan Hidayah (Petunjuk). Jika kita berjalan diluar Sunnanul Huda niscaya tersesatlah kita.

Dalam Hadits Mahfum Nabi SAW bersabda :

Barang siapa yang mengamalkan sunnahku berarti dia mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku maka dia akan di surga bersamaku.” (Al Hadits)

“Semua orang dari ummatku akan masuk surga kecuali yang menolak.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yang menolak ya Rasullullah SAW ?” Nabi SAW menjawab, “Mereka yang menolak Sunnahku.” (Al Hadits)

 

Allah Ta’ala berfirman :

“Innamal mu’minunalladzina amanu billahi warrosulih tsumma lam yatahu fajahadu bi amwalihim wa anfusihim fi sabillillahi ulaaika hummus shodiqun…”

artinya : Orang yang beriman itu adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasulnya tanpa ragu-ragu dan mereka berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Mereka Itulah orang-orang yang Imannya benar.”

Konsep keluar di jalan Allah ini adalah suatu jalan atau latihan untuk membuktikan diri kita dihadapan Allah, bahwa kita mau belajar mengikut-ikuti pengorbanan para Nabi dan Sahabat. Walaupun kita belum bisa dibilang menghadapi perjuangan yang sesungguhnya seperti Nabi dan Sahabat, tetapi dengan mengikuti napak tilas mereka, mudah-mudahan Allah tempatkan di kita pada golongan yang sama yaitu  golongan orang-orang yang telah mengorbankan dirinya di jalan Allah.

Hadits Nabi SAW mahfum :

“Barangsiapa yang mengikut-ikuti suatu kaum ketika dia mati maka dia akan dibangkitkan bersama kaum yang di ikutinya.”

Allah berfirman :

“ Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Dan mereka kekal  di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” ( 9 : 100 )

Inilah harapan kita jika kita berniat mengikuti napak tilas Nabi SAW dan para sahabat, mudah-mudahan dengan meniru-niru hidup mereka Allah bangkitkan kita bersama Nabi SAW dan para Sahabat. Jika kita meniru-niru kehidupan musuh-musuh Allah atau idola-idola orang-orang yang jauh dari agama maka Allah akan bangkitkan kita bersama mereka.

Jadi waktu 3 hari / 40 hari / 4 bulan ini kita harus lihat hanya sebagai pagar atau batasan waktu agar lebih mudah bagi kita mengamalkannya atau mengikutinya. Seperti untuk lulus SD dibutuhkan waktu untuk tamat selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, atau di pesantren lulus 8 tahun. Jadi itu hanya sarana saja, agar orang mempunyai target dari batasan waktu tersebut.

Tertib ini bukanlah suatu kewajiban atau keharusan yang bisa menyebabkan seseorang menjadi kafir jika tidak ikut tertib ini. Jadi tertib ini tujuannya bukan untuk menyusahkan orang lain yang ikut maupun yang tidak. Jadi tidak ada aturan atau maksud yang seperti itu. Tertib ini bukan untuk mengkafirkan orang atau menilai orang, tetapi tertib ini hanya untuk memudahkan orang dalam melakukan kerja dakwah. Dan Tertib dalam kerja dakwah ini adalah hasil ijtihad ulama yang diambil dari :

Mahfum Hadits, Nabi SAW bersabda :

“wahai sahabat-sahabatku jika Allah beri 10 perintah kepada kalian, lalu kalian melanggar 1 perintahnya, maka ini sudah bisa menjadi asbab kalian masuk ke dalam Neraka Allah. Namun nanti ada umatku sesudah kalian, Allah beri mereka 10 perintah namun 1 perintah saja mereka laksanakan sudah dapat menjadi asbab mereka masuk ke dalam SurgaNya Allah Ta’ala.”

(Al Hadits)

Sahabat ini dari 10 perintah Allah, satu saja mereka langgar maka sudah dapat menjadi asbab mereka masuk kedalam neraka. Namun, umat sesudah sahabat di akhir zaman ini kata Nabi SAW dalam mahfum hadits ini, satu perintah saja yang mereka laksanakan dari 10 perintah yang Allah kasih, sudah dapat menjadi asbab mereka masuk kedalam SurgaNya Allah Ta’ala. Atas dasar ini, yang di dapat dari hadits tersebut adalah 1 perintah dari 10 perintah berarti 1/10 nya ( 10 Persen waktu kita sedekahkan ). Bilangan ini digunakan sebagai tertib waktu untuk mempermudah kita mengamalkan agama secara sempurna melalui tahapan-tahapan. Tertib ini merupakan hasil dari Ijtihad para Ulama, sebagai cara atau methode untuk mempermudah manusia dalam beramal dan menjalankan usaha nubuwah atau usaha atas Iman. Atas perkara inilah Ulama membuat tertib atau tahapan untuk mempermudah manusia dalam mewujudkan kesempurnaan agama dalam diri mereka dan diri umat seluruh alam.

Syekh Ibnu Atha’illah Rah.A berkata :

“Jika Allah cinta dengan seorang hamba maka Allah akan sibukkan dia setiap waktu dalam amal-amal Agama. Seluruh waktunya sibuk dengan perkara yang Allah cintai yaitu amal-amal Agama.”

Tahapan itu adalah :

1.         Minimal memberikan 1/10 waktunya untuk agama : 2.5 jam tiap hari, 3 hari tiap bulan, 40 hari tiap tahun, minimal 4 bulan seumur hidup. (Tertib Minimum ) : Ijtihad Ulama

2.         Memberikan 1/ 3 hidupnya untuk agama : 8 jam tiap hari, 10 hari tiap bulan, 4 bulan tiap tahun. (Tertib Umar RA, Standard para Sahabat)

Umar RA pernah menanyakan pada istri-istri prajurit islam tentang batas kesiapan mereka untuk ditinggal pergi oleh suaminya ketika fissabillillah. Mereka menjawab yaitu 4 bulan. Sehingga Shift prajurit yang berperang diputar setiap 4 bulan. Ijtihad lain yang digunakan untuk massa keluar 4 bulan di jalan Allah ini adalah masa ditiupkannya ruh ke dalam badan. Di dalam Al Qur’an Allah jadikan dari darah menjadi segumpal daging dalam waktu 40 hari. Ketika berumur 4 bulan daging tersebut di tiupkan Ruh oleh Allah Ta’ala. Maka bayi yang gugur sebelum 4 bulan ini tidak perlu di sholatkan, lain dengan yang sudah 4 bulan dan sudah bernyawa, ini wajib hukumnya disholatkan. Inilah yang menjadi harapan para ulama dalam ijtihadnya mudah-mudahan dalam waktu 4 bulan di jalan Allah ini iman kita mempunyai ruh seperti ruh yang ditiupkan ke badan manusia. Badan tanpa ruh ini seperti mayat tidak ada manfaat, badan ini kan mendatangkan manfaat jika hidup atau mempunyai ruh.

3.         Memberikan seluruh waktunya untuk Agama. (Tertib Abu Bakar R.A)

Dalam suatu riwayat ketika semua orang menyumbangkan harta untuk agama Utsman RA memberikan 1/3 hartanya untuk agama, Umar menyumbangkan 1/2 untuk agama, sedangkan Abu Bakar RA menyumbangkan seluruh harta dan waktunya untuk agama.

Inilah tertib waktu yang merupakan hasil daripada ijtihad para ulama agar ummat ini dapat melakukan perbaikan qualitas hidup dan agar kehidupan mereka tidak terlalu tertinggal dengan kehidupan sahabat.

Dalam sirah Nabawiyah ditemukan sebanyak 150 jemaah telah dihantar dari Madinah dalam masa 10 tahun tersebut. Baginda s.a.w. sendiri telah menyertai 25 daripada jemaah-jemaah tersebut. Sebahagian jemaah tersebut terdiri daripada 10,000 orang, ada yang 1,000 orang, 500 orang, 300 orang, 15 orang, 7 orang dan sebagainya. Jemaah-jemaah ini ada yang keluar untuk 3 bulan, 2 bulan, 15 hari, 3 hari dan sebagainya. 125 jemaah lagi sebahagiannya terdiri daripada 1000 orang, 600 orang, 500 orang dan sebagainya dengan masa 6 bulan, 4 bulan dan sebagainya.

Sekiranya kita menghitung dengan teliti maka akan didapati purata masa yang diberikan oleh setiap sahabat untuk keluar ke jalan Allah dalam masa setahun ialah antara 6 hingga 7 bulan.

Sahabat keluar 5 tahun:

Pada tahun 627M satu rombongan sahabat-sahabat Nabi S.A.W yang diketuai oleh Wahab bin Abi Qabahah dikatakan telah mengunjungi Riau dan menetap selama 5 tahun di sana (sebelum pulang ke Madinah)
(dipetik dari kitab ‘Wali Songo dengan perkembangan Islam di Nusantara’, oleh Haji Abdul Halim Bashah, terbitan Al Kafilah Enterprise, Kelantan, 1996, m/s 79, bab 9, ISBN 983-99852-8-0)

Sahabat radiyalaahu anhum keluar 6 bulan:

Bara’ Radiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahawa Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam telah mengutus Khalid ibne-Walid Radiyallahu ‘anhu kepada penduduk Yamen untuk mengajak mereka masuk Islam. Bara berkata: Aku juga termasuk dalam jamaah itu. Kami tinggal di sana selama 6 bulan. Khalid radiyalaahu anhu selalu mengajak mereka untuk masuk Islam, tetapi mereka menolak ajakannya. Kemudian Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam mengutus ‘Ali ibne-Abi Talib Radiyallahu ‘anhu ke sana dan memerintahkan kepada Khalid r.a. untuk kembali dengan seluruh jamaah kecuali salah seorang dari jamaah Khalid r.a. yang mahu menemani Ali r.a, maka ia boleh ikut serta dengan Ali r.a. Bara r.a berkata: Akulah yang menemani Ali r.a. selama di sana. Ketika kami betul-betul dekat dengan penduduk Yaman, maka mereka keluar dan dan dating kehadapan kami. Lalu Ali r.a. mengatur shaf mereka untuk mengerjakan solah dan Ali yang menjadi imam dalam solah kami. Selesai solah, Ali r.a membacakan isi surat Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam kepada mereka. Setelah mendengar isi surat Rasulullah sallalaahu alayhi wasalam itu maka seluruh Bani Hamdan masuk Islam. Kemudian Ali r.a. menulis surat kepada Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam yang isinya memberitahukan tentang ke-Islaman mereka kepada baginda. Setelah isi surat tersebut dibacakan kepada Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam, maka baginda langsung sujud syukur kepada Allah Swt. Setelah mengangkat kepala, baginda berdoa: Keselamatan bagi Bani Hamadan. Keselamatan bagi Bani Hamadan. (Bukhari, Baihaqi, Bidayah-wan-Nihayah)
(Dipetik dari kitab Muntakhab Ahadith, bab Dakwah dan Tabligh, hadith 108)

Keluar 4 bulan:

“Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.” ( Attaubah 9:2)

Setiap dari kita ini mempunyai benih-benih kemusyrikan. Bahwa kita ketahui ayat ini ditujukan kepada orang musyrik. Maka untuk mengambil keberkahan dari perintah Allah swt maka bilangan 4 bulan ini bisa dijadikan pedoman waktu sebagai usaha menghilangkan kemusyrikan dalam diri kita.

Ibn Juraij berkata: “Ada seseorang yang menceritakan kepada saya bahawa pada suatu malam ketika Umar radiyalaahu anhu sedang berkeliling (ghast) di sekitar lorong-lorong kota Madinah, tiba-tiba beliau mendengar seorang wanita sedang melantunkan sya’ir:

“Betapa panjang malam ini dan betapa gelap di sekelilingnya, Daku tidak boleh tidur kerana tiada yang tersayang yang boleh ku ajak bercumbu Andai bukan kerana takut berdosa kepada Allah yang tiada sesuatu pun dapat menyamaiNya Sudah pasti ranjang ini di goyang oleh yang lainnya”

Ketika Umar r.a. mendengar sya’irnya itu, maka dia bertanya kepadanya “Apakah kamu bermaksud melakukan hal yang buruk?” Wanita itu menjawab, “Saya berlindung kepada Allah.” Umar r.a. berkata, “Kuasailah dirimu! Sekarang saya akan mengutus orang untuk memanggil suami mu.”

Setelah itu Umar r.a. bertanya kepada anak perempuannya Hafsah r.anha, “Aku akan bertanya padamu mengenai sesuatu masalah yang membingungkan aku, mudah-mudahan kamu boleh memberi jalan keluar untukku. Berapa lama seorang wanita mampu menahan kerinduan ketika berpisah dari suaminya?” Mendengar pertanyaan itu, Hafsah r.anha menundukkan kepala merena merasa malu. Umar r.a. berkata, “ Sesungguhnya Allah tidak pernah merasa malu dalam hal kebaikan.” Hafsah menjawab sambil berisyarat dengan jari tangannya, “Tiga sampai empat bulan.” Kemudian Umar r.a. menulis surat kepada setiap amir (pimpinan) pasukan tentera Islam supaya tidak menahan anggota pasukannya lebih dari 4 bulan.” (Riwayat Abdur Razzaq dalam kitab Al-Kanz Jilidl VIII, m/s.308).

Rasulullah saw mengeluarkan 25 jama’ah ke seluruh dunia dengan jumlah 10,000 orang, 1,000 orang, 500 orang, 15 orang, 7 orang untuk keluar dakwah 6 bulan, 4 bulan, 3 bulan, 2 bulan, 15 hari, 3 hari.  (Dari Kitab Sirah Nubuwah)

Keluar 40 hari:

“Seorang lelaki telah datang kepada Saiyidina Umar ibnu Khattab r.a. maka Saiyidina Umar r.a. pun bertanya: Di manakah engkau berada? Dijawabnya: Saya berada di Ribat. Saiyidina Umar r.a. bertanya lagi: Berapa hari engkau berada di Ribat itu? Jawabnya tiga puluh hari. Maka berkata Saiyidina Umar r.a.: Mengapa kamu tidak cukupkan empat puluh hari? (Kanzul Ummal, Juzuk 2 muka surat 288, dipetik dari kitab ‘Risalah ad Dakwah – Apa itu Dakwah Tabligh’, susunan Hj. Abdul Samad Pondok Al Fusani Thailand, terbitan Perniagaan Darul Khair, 1988)

Kisah Nabi Musa a.s dari al-Quran surah Al A’raf ayat 142. “Dan kami telah menjanjikan kepada Musa a.s petunjuk, dari Taurat, sesudah berlaku 30 MALAM..! Dan Kami sempurnakan waktu yang telah ditetapkan dengan 10 malam..! Maka genaplah dari Tuhannya, Allah swt selama 40 MALAM..!” Nabi Musa a.s diperintahkan hanya beribadah dan membesarkan Allah di Bukit Tursina. ( al Baqarah ayat 51)
Rasulullah saw ada bersabda, “Siapa yang mengikhlaskan dirinya kepada Allah selama 40 HARI akan zahir sumber-sumber hikmah dalam hati melalui lidahnya..!”(Mahfum hadits)

Keluar 3 Hari:

Daripada Ibnu Umar r.a. berkata: Nabi SAW telah memanggil Abdul Rahman bin Auf r.a. lalu bersabda: Siap sedialah kamu, maka sesungguhnya aku akan menghantar engkau bersama satu jama’ah maka menyebut ia akan hadis dan katanya: Maka keluarlah Abdul Rahman hingga berjumpa dengan para sahabatnya, maka berjalanlah mereka sehingga sampai ke suatu tempat pertama bernama Daumatul Jandal, maka manakala ia masuk ke kampung itu ia mendakwah orang-orang kampung itu kepada Islam selama tiga hari. Manakala sampai hari yang ketiga dapat Islamlah Asbagh bin Amru al Kalbi r.a. dan adalah ia dahulunya beragama Nasrani dan ia ketua di kampung itu.

Kisah Nabi Zakaria a.s diperintahkan Allah swt tidak berbicara kepada manusia, tentang perkara dunia kecuali membicarakan kebesaran-kebesaran Allah dan berzikir sebanyak-banyaknya selama TIGA HARI. ( QS Ali Imran : 41)
Rasulullah saw mengutus Abdurrahman bin Auf r.hu ke Dumah al Jandal untuk berdakwah selama TIGA HARI. (HR Darul Qutni)

Rasulullah saw mengutus Khalid bin al-Walid r.hu ke Najran kepada Bani Harits untuk menyeru kepada Islam selama TIGA HARI.

Dakwah Salman Al Farisi r.hu selama TIGA HARI ke istana-istana putih Persia.*
(HR Bukhari)
Ketika tentera meminta Salman r.hu menyerang, Salman r.hu berkata,”Biarlah aku mengurusnya..! Aku akan mendakwahkan Islam kepada mereka terlebih dahulu TIGA HARI sebagaimana yang aku ketahui dari Rasulullah saw..!”
Rasulullah saw menawan dan menahan orang kafir di sekitar masjid agar orang kafir melihat amalan orang Islam di masjid selama TIGA HARI.* (HR sahih Bukhari jilid 2 bab Maghazi)
Kisah Sumamah bin Aufal r.hu yang ditahan di masjid TIGA HARI lalu dapat hidayah Islam

 

Tidak ada yang tidak bermakna dari angka-angka yang disebutkan Allah swt dalam kalam-Nya al Quran atau dalam hadis Rasulullah saw. Setiap hari meluangkan hanya 10% dari waktu kita untuk berdakwah, bercakap, membicarakan kebesaran Allah 2.5 jam saja. Lalu kita tingkatkan menjadi 1/3 Hidup atau 1/3 masa : 1 hari 8 jam, 1 bulan 10 hari, 1 tahun 4 bulan. Bagi orang lama bisa ditingkatkan hingga 8 bulan setiap tahun sebagaimana para sahabat ra mereka menghabiskan 4 bulan dijalan ALlah swt lalu kembali ke kampungnya selama 4 bulan lalu berangkat lagi 4 bulan dijalan Allah swt. Maka total masa sahabat ra di jalan Allah swt adalah 8 bulan. sedangkan 4 bulan dikampungnya ulama membagi waktu sahabat 1/2 nya atau 50% dipakai untuk urusan agama dan 50% nya untuk urusan dunia. Berarti sahabat RA di kampungnya menghabiskan 2 bulan untuk mesjid, 2 bulan untuk urusan keluarga dan dunia. Jadi bisa dikatakan para sahabat RA menghabiskan 10 bulan untuk agama hanya 2 bulan untuk urusan dunia dan keluarga. sahabat modal 2 bulan saja urusan dunia mampu mencukupi dan menutupi kebutuhan selama 1 tahun. hari ini kita kerja setiap hari siang dan malam selama satu tahun tapi tidak pernah cukup. Apa yang hilang dair kita ? keberkahan. Para sahabat RA karena mereka meluangkan waktu untuk agama maka Allah swt beri keberkahan dalam kehidupan mereka.
Dalam kisah Nabi Ibrahim a.s berdakwah selama 13 tahun meninggalkan anak isterinya. Dan 124,000 Para Sahabat r.hum dihantar oleh Rasulullah saw ke seluruh alam untuk menyebarkan agama dan sebahagian besar tidak pulang. Mereka berdakwah sampai mati..!

3 Komentar »

  1. Niat 4 bulan

    Komentar oleh Ahmad jaya — Juli 16, 2016 @ 4:17 am

    • ipb insyaallah

      Komentar oleh muhammad fikru akbari — Agustus 16, 2016 @ 5:01 pm

  2. Insya Allah.. IPB.. aamiin..

    Komentar oleh mujib bahrudin — Desember 23, 2019 @ 6:10 pm


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.