Buyaathaillah's Blog

Kisah Rabiah Al Adawiyah Yakin terhadap Amalan Sedekah

Dua orang pemuka agama datang mengunjungi Rabi’ah Al Adawiyah dan keduanya merasa lapar. “Mudah-mudahan Rabi’ah akan menyuguhkan makanan kepada kita.” 

Mereka berkata. “Makanan yang disuguhkan Rabi’ah pasti diperolehnya secara halal.”
Ketika mereka duduk, di depan mereka telah terhampar serbet dan di atasnya ada dua potong roti. Melihat hal ini mereka sangat gembira. 

Tetapi saat itu pula seorang pengemis datang dan Rabi’ah memberikan kedua potong roti itu kepadanya. 
Kedua pemuka agama itu sangat kecewa, namun mereka tidak berkata apa-apa. Tak berapa lama kemudian masuklah seorang pelayan wanita membawakan beberpa buah roti yang masih panas.
“Majikan ku teleh menyuruhku untuk mengantarkan roti-roti ini kepadamu,” si pelayan menjelaskan.
Rabi’ah menghitung roti-roti tersebut. Semua berjumlah delapan belas buah.
“Mungin sekali roti-roti ini bukan untuk ku,” Rabi’ah berkata.
Sipelayan berusaha meyakinkan Rabi’ah namun percuma saja. Akhirnya roti-roti itu dibawanya kembali. 

Sebenarnya yang telah terjadi adalah bahwa pelayan itu telah mengambil dua potong untuk dirinya sendiri. 

Kepada nyonya majikannya ia meminta dua potong roti lagi kemudian kembali ke tempat Rabi’ah. 

Roti-roti itu dihitung oleh Rabi’ah, ternyata semuanya ada dua puluh buah dan setelah itu barulah iamenerimanya.
“Roti-roti ini memang telah dikirmkan majikanmu untuk ku?” kata Rabi’ah.
Kemudian Rabi’ah menyuguhkan roti-roti tersebut kepada kedua tamunya tadi. Keduanya makan namun masih dalam keadaan terheran-heran.
“Apakah rahasia di balik emua ini?” mereka bertanya kepada Rabi’ah.

“Kami ingin memakan rotimu sendiri tetapi engkau memberikannya kepada seorang pengemis. Kemudian engkau mengatakan kepada si pelayan tadi bahwa ke delapan belas roti itu bukanlah dimaksudkan untuk mu. 

Tetapi kemudian keetika semuanya berjumlah dua puluh buah barulah engkau mau menerimanya.”
Rabi’ahmenjawab : “Sewaktu kalian datang, aku tahu bahwa kalian sedang lapar. 

Aku berkata kepada diriku sendiri, betapa aku tega untuk menyuguhkan dua potong roti kepada dua orang pemuka yang terhormat? 

Itulah sebabnya mengapa ketika si pengemis tadi datang, aku segera memberikan dua potong roti itu kepadanya dan berkata kepada Allah Yang Maha Besar,
“Ya Allah, Engkau telah berjanji bahwa Engkau akan memberikan ganjaran sepuluh kali lipat dan janji-Mu itu ku pegang teguh. Kini telah ku sedehkankan dua potong roti utuk menyenangkan hati-Mu, semoga Engkau berkenan untuk memberikan dua puluh potong sebagai imbalannya. Ketika ke delapan belas roti itu di antarkan kepdaku, tahulah aku bahwa sebagian darinya telah dicuri atau roti-roti itu bukan untuk disampaikan kepada ku.”
diambil dari Kitab Tadzkiratul Awliya’ by Fariduddin Attar.
Wallahu a’lam bishawwab.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.