Buyaathaillah's Blog

Nasehat Hadratji Maulana Yusuf Al Khandalawi : Dakwah, Ilmu, Thariqoh

Nasehat Maulana Muhammad Yusuf Al Khandhalawi رحمة الله عليه (Hadratji kedua)

Maulana Yusuf رحمة الله عليه ditanya seseorang, “Mana yang lebih penting dan patut diutamakan, antara dakwah dan Thariqah?”

Beliau kemudian menjawab, “Antara makanan dan air, mana yang lebih penting dan lebih diutamakan? Dakwah dan Thariqah bagaikan makanan dan air. Satu sama lain saling berhubungan dan menguatkan.”

Agama harus diamalkan secara sempurna, bukan sesuai dengan nafsu kita. Orang yang jauh dari Allâh ﷻ ini akan mudah ta’asshub (fanatisme kelompok) dengan satu jalan akan menganggap bahwa hanya itu jalan menuju agama dan yang lain bukan agama. Lalu menganggap dirinya telah paham agama dan orang lain tidak paham agama. Ini adalah kepahaman yang sangat keliru, hal ini merupakan kesalahan besar!

Orang yang kenal agama melalui dakwah wat Tabligh, akan ta’asshub kepada dakwah. Yang kenal melalui Thariqah, akan ta’asshub pada Thariqah. Orang yang kenal agama melalui ilmu, akan ta’asshub dengan ilmu. Sedangkan jalan suci para Nabi dan Rasul adalah menjalani hidup dengan agama yang sempurna, bukan hanya dengan satu bagian dari agama saja.

Orang yang hanya bermujahadah dalam dakwah, imannya akan tinggi selangit, tetapi hati mereka akan kotor dan tak akan merasakan ruhani istimewa yang dirasakan oleh ahli-ahli Thariqah. Mereka akan mengganggap diri mereka sebagai pemilik hidayah dan menganggap siapa yang tidak mengikut jalannya sebagai golongan yang “belum dapat hidayah” walaupun orang itu seorang ulama akabir ataupun Wali Allâh ﷻ. Mereka akan merasa sangat berjasa pada ummat karena kerja-kerja mereka yang akhirnya orang memang berbondong-bondong akan mendapat manfaat dari dakwah mereka, tetapi mereka sendiri gagal ishlah diri (tazkiyatun nafs) dengan dakwah mereka sendiri.

Orang yang hanya sibuk dengan Thariqah, hatinya tentu akan bersih, suci dari penyakit hati, mudah bertaubat dan insaf, rendah diri dan melihat diri hina dan lain-lain sifat kemuliaan akan zahir pada batinnya, tetapi dia tidak akan mendapat kekuatan iman sebagaimana yang didapat oleh para da’i melalui mujahadah dan pengorbanan mereka, dia tidak akan mendapatkan pikir dan risau para Nabi عليه السلام dan tidak mendapat sifat peduli pada ummat dengan penuh mahabbah, dan hanya akan sibuk dengan diri sendiri.

Yang lebih menakutkan ialah apabila ditipu syaitan dengan perkara keruhanian seperti kasyaf, karomah, sirr, nur dan sebagainya hingga dia hanya sibuk mencari itu bukan mencari Allâh ﷻ. Banyak yang tersesat dalam bayangan dirinya sendiri dan memandang orang lain yang tidak mengalami apa yang dia alami sebagai batil dan sesat!

Orang yang hanya sibuk dengan ilmu, kajian-kajian saja, tanpa peduli pada dakwah dan Thariqah, mereka akan mengalami masalah hati yang sangat dahsyat, mereka akan mengejar dunia dengan ilmu, mengejar mahsyur dengan ilmu, mengejar gelar dan pujian dengan popularitas. Menganggap dirinya paling berjasa pada ummat dan mengganggap semua orang yang jahil sebagai hina, termasuk para pekerja agama. Maka akan wujud para ulama dunia yang sangat terang-terangan mengejar keuntungan dunia dengan ilmunya. Tanpa dunia, ilmunya tidak akan diberikan kepada siapapun, takabur akan membesar, tamak akan subur dan sifat-sifat buruk lainnya yang semuanya dapat ditutup dengan pakaian ulama, sehingga banyak orang menganggap dia adalah pewaris Nabi yang shahih.

Semoga Allâh ﷻ melindungi ummat ini dari semua fitnah-fitnah (perkara-perkara yang menjauhkan dari agama).


Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.