Buyaathaillah's Blog

Bayan Maulana Saad Al Khandalawi : Dakwah Ijtimaiyat

Bayan Maulana Saad

Tarjim : Maaulana Harun

15 November 2011

 

Hadirin yang mulia,

Secara pasti dan meyakinkan hendaknya hal ini ada dalam hati kita bahwa tatkala umat ini secara umum dan ijtimai mereka mengerjakan dakwah semua,setiap orang dari umat ini sibuk mendakwahkan agamanya maka waktu ini tidak ada kemurtadan sama sekali. Kemurtadan ada dalam umat tatkala umat menganggap bahwa dakwah ilallloh adalah kerja sekelompok umat atau kerja orang-orang sholeh saja. Tatkala umat menganggap bahwa kerja ini adalah kerja orang–orang sholeh,orang-orang tertentu saja dan secara ijtimai mereka tinggalkan kerja dakwah ini maka terbukalah jalan untuk keluarnya umat dari agama dan jalan untuk masuk ke dalam agama islam menjadi sempit. Hal ini hendaknya kita yakini dalam hati kita bahwa hidayah umat, jalan untuk datangnya hidayah dalam diri umat, yang Alloh jadikan ketentuan, yang telah Alloh ta’ala jadikan ketentuan bahwa untuk dapat hidayah, maka kententuan itu adalah dakwah ilalloh. Sebab seluruh tarikh menjadi saksi atas hal ini, dan setiap Nabi setelah meninggalkan dunia sebelum datangnya Nabi berikutnya maka di waktu fasroh, di waktu transisi dua Nabi. Maka kejahilan, kesesatan dan jauhnya umat dari agama di masa itu sebab saat itu tidak ada kerja dakwah. Dakwah ilalloh bukanlah salah satu hal yang dikerjakan hanya untuk belajar agama sementara waktu saja setelah itu selesai. Bukan. Tapi dakwah ilalloh terus menerus, dakwah ilalloh terus menerus, dakwah adalah terus-menurus. Kenapa terus menerus? Sehingga dakwah pada kebenaran terus diadakan dan umat tidak terpengaruh dengan dakwah kebatilan. Dakwah terus menerus agar setiap saat umat ini terjaga dari dakwah kebatilan. Tadi saya sampaikan bahwa waktu di antara datangnya dua orang Nabi setelah wafatnya seorang Nabi dan sebelum datangnya Nabi berikutnya, dalam waktu itu , dalam waktu itu umat ada kesesatan di dalamnya sebabnya apa? Sebabnya sudah jelas. Munculah sebab-sebab kesesatan. Nabi datang, dakwah datang, agama datang. Nabi wafat, dakwah hilang, agama pun hilang.

Maka di setiap masa pentingnya agama adalah ada isyarat wujudnya dakwah. Tidak pernah didapatkan tanpa dakwah kemudian agama pasti ada secara umum pada diri umat. Karena itulah ulama menulis umat ini, para anbiya assholatu wa salam melakukan dua kerja, mereka mempunyai dua tanggung jawab. Pertama adalah mereka memiliki hubungan yang kuat dengan Alloh ta’ala, begitu kuat dan dalamnya, begitu kuat dan dalam sehingga dengan kekuatan hubungan itu mereka menarik hamba Alloh kepada Alloh. Demikian pula mereka mempunyai hubungan yang sempurna dengan mahluk sehingga mereka mampu menyampaikan hukum-hukum Alloh taala. Itu adalah tanggung jawab para anbiya as. Di satu sisi mereka, mereka memberikan tanggung jawab mereka kepada mahluk dan di satu sisi mereka menunaikan tanggung jawab kepada Alloh. Jangan sampai kita beranggapan bahwa kerja ini hanya untuk belajar agama saja, tapi setelah belajar ya sudah tinggal amal. Bukan kerja ini bukan begitu maksudnya. Untuk sementara waktu kita belajar agama lalu setelah itu kita tinggalkan lalu kita hanya beramal saja tanpa mau berdakwah, bukan begitu maksudnya. Tapi dakwah dan amal terus menerus dijalankan sehinga akan ada istikomah dalam agama dan menyatukan amal dan dakwah menimbulkan keindahan dalam agama. Para anbiya as mempunyai dua tanggung jawab pertama diri mereka sendiri memiliki hubungan yang kuat dengan Alloh taala, sendirian mereka dengan Alloh taala, di waktu yang lain mereka bersama mahluk-mahluk Alloh. Dengan dakwah mereka sampaikan hukum-hukum Alloh kepada mahluk. Mereka sampaikan hukum-hukum Alloh kepada hamba Alloh. Dan mereka sendirian mereka beribadah kepada Alloh taala menguatkan hubungan dengan Alloh taala. Ini adalah dua tanggung jawab anbiya as. Ulama menulis tentang hal ini satu kisah bahwa nabi musa as diperintah oleh Alloh taala wahai musa pilihlah 70 orang dari kaummu dan bawa menghadap kepadaku bersamamu. Dan beribadah kepadaku selama 40 hari, Alloh taala berjanji, aku akan berikan sebuah kitab padamu. Dengan amal infirodi lalu meninggalkan ijtimai apa akibat kerugian yang diderita oleh umat? Karena amal infirodi, lalu itijmai ditinggalkan, kerugian apa yang akan diderita oleh umat? Maka nabi Musa as tatkala diberi janji oleh Alloh swt, nabi musa begitu gembira untuk berjumpa dengan Alloh taala, begitu rindu berjumpa Alloh taala, begitu cepat begitu laju hingga nabi Musa as meninggalkan kaumnya dibelakang. Dan karena begitu rindunya berjumpa dengan Alloh taala nabi Musa as menyegerakan jalannya. Nabi Musa as sampai di bukit tursina sendirian.I ni perlu perhatian khusus, agar kita memahami apa pelajaran di balik kisah ini. Bahwa perlunya dakwah itu perlu diadakan terus menerus.

Apabila kerja ini ditinggalkan walaupun sementara saja kerugian apa yag akan diderita oleh umat? Masaikh katakan kebatilan akan datang dari jalan yang di situ tidak ada jalan kebenaran. Sebagaimana pencuri yang datang dari pintu yang lupa tidak dikunci. Ada 4 pintu yang 3 dikunci yang 1 tidak dikunci, maka maulana Ilyas katakan apabila dakwah sudah menyeluruh maka jalan menuju, jalan masuknya kebatilan tertutup semua. Maka nabi Musa as sangat rindu untuk bertemu dengan Alloh taala, untuk bertemu Alloh taala sehingga nabi Musa as menyegerakan jalannya dan meninggalkan kaum dibelakang. Alloh swt bertanya “Maa a’ jalaka a qoum yaa Musa?” Wahai Musa, apa sebabnya engkau bersegera, terburu-buru meninggalkan kaummu? Nabi Musa menjawab “Wa ‘ajirku ilaika robbi litardhoo. ”Aku bersegera menujuMu, meninggalkan kaum agar Engkau ridho padaku, untuk mendapatkan ridhoMu. Muffasirin menulis, terutama orang-orang yang keluar setahun. Fainnaqod fatanna, fa disitu adalah fa sababiyah, yaitu fa sababiyah. Satu kaidah bahwa Fa bermacam-macam, ada Fa sababiyah juga. Jadi yang menerangkan sebab akibat. Fainnaqod fatanna, yang menyebabkan kesesatan banyak sekali orang-orang Bani Isroil.Ini Fa sababiyah menjelaskan sebab kenapa Bani Isroil banyak yang sesat. Alloh swt berfirman wahai Musa kamu tinggalkan kaum dibelakang. Padahal Kami, Kami katakan bawa kaum-kaum, orang-orang yang kamu pilih bawa ke sini, tapi kamu datang sendirian. Alloh swt berfirman wahai Musa setelah kamu tinggalkan Kami berikan fitnah pada kaummu dan kami menyiapkan patung anak sapi yang dibuat dari emas yang dulu dia diambil dari, dipinjam dari kaumnya firaun. Dengan alasan kami akan ada acara pernikahan kami pinjam emasnya dulu nanti kami kembalikan. Maka emas itu belum dikembalikan pada waktu itu oleh bani isroil,Maka emas dikumpulkan semuanya lalu menyiapkan patung anak sapi dan mengatakan Musa lupa dia meninggalkan tuhannya. Musa lupa meninggalkan tuhannya di sini. ini yang disembah ini mestinya. Yang disembah itu harus nampak, ya inilah. Sambil berkata inilah patung anak sapi. Ini adalah yang disembah oleh Nabi Musa dan disembah oleh kalian juga. Maka ulama menulis hanya dalam waktu 40 hari saja enam ratus ribu bani isroil yang asalnya dalam hidayah, yang asalnya mereka dalam hidayah, 588 ribu orang menyembah patung anak sapi, yang tidak hanya 12 ribu saja. 588 ribu menyembah patung anak sapi. Hanya ditinggal 40 hari saja. Padahal waktu itu nabinya masih ada. Tapi secara ijtimai, nabi sudah keluar dari ijtimai, keluar dari ijtimai. 40 hari Nabi Musa as beribadah kepada Alloh taala.

Ibadah pada Alloh taala dengan puasa,sendirian, dan Nabi harun as sendirian ditinggalkan di tengah kaumnya. Nabi Musa as sibuk beribadah 40 hari 40 malam. Berapa yang sesat tadi ditinggal 40 hari?588 ribu orang.Banyak ini. Hanya 12 ribu yang tetap bertahan dalam hidayah.Padahal nabi Musa telah memilih 70 orang,70 orang yang kuat.Untuk menyertai Nabi Musa as.Nabi Musa as meninggalkan mereka dibelakang.Kisah ini semua dituliskan para muffasirin dan mereka mengambil pelajaran bahwa umat baik secara ijtimai mau pun infirodi mereka meninggalkan dakwah walau pun untuk sementara waktu maka umat tidak akan istiqomah lagi di atas agama mereka.maka para anbiya as mempunyai dua tanggung jawab menyampaikan agama pada mahluk Alloh, yang lainnya adalah bersendirian menghadap Alloh taala, membuat kekuatan hubungan dengan Alloh taala.Maka hendaknya diyakini betul dalam hati bahwa apabila ada kekurangan dalam usaha dakwah ini maka apa kerugian yang diderita oleh umat ini secara ijtimai?Apa yang diderita oleh umat ini dalam agama mereka secara ijtimai?oleh sebab itu hadirin yang mulia, dengan dakwah maka akan ada istiqomah dalam hati.Maka Alloh taala telah bersumpah “wal asri.”bahwa seluruh manusia berada dalam kerugian kecuali mereka yang melakukan 4 kerja.kecuali mereka yang buat 4 kerja ini.Beriman, beramal sholeh,dan berdakwah,berdakwah orang lain,mendakwahkan amal sholeh pada orang lain.Mufti Syafii rah.a dalam hayatul quran menulis,bahwa sebab keselamatan bukan hanya 2 iman dan amal sholeh,tapi sebab keselamatan ada 4.bukan 2,sebab keselamatan bukan 2,bukan hanya iman dan amal sholeh.Tapi 4.Iman, amal sholeh, tawa sawbil haq tawa sawbisshobri.Secara umum amat menganggap bahwa dengan iman dan amal sholeh saja sudah cukup sebagai sebab keselamatan,padahal sebab keselamatan ada 4 ini;iman, amal sholeh, tawa sawbil haq, tawa sawbisshobri.apabila yang 4 ini didapatkan semuanya maka itulah adalah sebab keselamatan.Maka Alloh telah bersumpah Demi masa bahwa seluruh manusia dalam kerugian, kecuali orang melakukan 4kerja ini,iman,amal sholeh, tawa sawbil haq,mengajak orang untuk iman amal sholeh.Sebagian menafsirkan,tawa sawbil haq,amar ma’ruf;tawa sawbisshobri,nahi mungkar.Kenapa umat secara ijtima meninggalkan kerja ini?sebabnya adalah setiap orang beranggapan,bahwa orang yang sudah beramal,tatkala itu baru boleh memerintahkan kebaikan pada orang lain.Tatkala sudah melakukan kebaikan,baru dia boleh mendakwahkan kebaikan pada orang lain.Dan orang yang sudah meninggalkan keburukan, baru dia boleh melarang keburukan. Padahal ini tidak benar.Dalam al quran dan hadis tidak ada didapatkan pelajaran bahwa orang yang sudah mengerjakan kemungkaran tidak boleh mencegah kemungkaran.

Demikian pula orang yang belum mampu mengerjakan kebaikan dia tidak boleh memerintahkan kebaikan.Ini tidak ada ini keterangan begini dalam quran maupun hadis.ini perlu perhatian khusus pak ini.Tawajuh,tawajuh, insya Alloh.Tidak ada syarat bahwa orang melakukan kebaikan dulu baru mendakwahkan kebaikan.Pertama amalkan dulu baru dakwahkan pada orang lain, tidak ada keterangan begitu.Kita sudah terlanjur beranggapan bahwa kita amal dulu baru boleh berdakwah, maka dianggaplah hal bahwa kerja hanya kerja ulama dan orang-orang sholeh saja.Padahal ini kerja adalah kerja setiap orang dari umat ini.Baik yang sudah beramal maupun yang tidak beramal, baik dia masih melakukan kemungkaran.Maka ini kerja dari setiap orang umat.Sebab dakwah bagi setiap orang adalah untuk kepentingan dirinya sendiri.Orang yang belum beramal baik hendaknya dia lebih kuat lagi dakwah kebaikannya, dan orang yang masih melakukan kemunghkaran maka hendaknya dia lebih kuat dalam mencegah kemungkaran.Sebab dengan memerintahkan kebaikan akan menimbulkan kegairahan untuk melakukan kebaikan.memerintahkan kebaikan akan menimbulkan gairah untuk berbuat baik.Dan mencegah kemungkaran akan menimbulkan rasa benci pada kemungkaran dalam hati.Ini adalah khasiat dakwah.Kau perintahkan kebaikan maka kebaikan akan muncul dari hatimu. Dan bila kau cegah kemungkaran maka akan benci pada kemungkaran.

Maulana Asyri menulis bahwa apabila engkau ingin mendapatkan kebaikan maka dakwahkan kepada orang lain,dan apabila engkau ingin keluarkan kemungkaran dari dirimu maka cegahlah orang lain dari kemungkaran itu.Maka dakwah ini adalah untuk dai sendiri,dakwah adalah untuk dai sendiri.Lima takulu wama taf’alun,ini kan al qurannya begitu.Padahal ayat ini maksudnya adalah bukan untuk itu.Janganlah kamu katakan apa yang engkau tidak buat.Maksudnya sama sekali bukan bahwa apabila engkau belum beramal maka jangan engkau dakwahkan. Bukan maksudnya bukan begitu sama sekali bukan.maksud ayar ini adalah wahai orang beriman sebelum ada perintah perang kenapa engkau katakan Ya Alloh kenapa Engkau tidak perintahkan perang agar kita berperang.Mintahlah pada Alloh supaya diperintahkan perang pada kita,kita akan berperang.Sebelum datang perintah berperang kenapa engkau berkata kepada Rosululloh seperti itu?Tapi tatkala turun perintah berperang kalian malah duduk diam.Alloh berfirman,kami akan berperang sebelum ada perintah perang, tapi setelah diperintahkan malah tidak berangkat.Itu maksud ayat ini.Lima takulu wama taf’alun, kenapa engkau katakan sebelum ada perintah perang minta ada perintah, setelah diperintahkan malah tidak berangkat.jadi tidak ada tafsir mengatakan kenapa engkau perintahkan sesuatu yang tidak engkau kerjakan,tidak bukan begitu.Kenapa engkau perintahkan tapi tidak engkau kerjakan,bukan.Sehingga orang beranggapan bahwa oarang yang dakwah ini adalah orang yang sudah amal saja. padahal dakwah adalah untuk diri setiap orang sendiri.

Ulama menulis orang yang beri peringatan azab Alloh adalah untuk orang yang beri peringatan sendiri.Maka sawaaun alaihim,tidak ada faedahnya untuk orang yang tidak beriman.Bukan sawaaun alaika,wahai Nabi engkau dakwah tidak ada gunanya.Bukan,bukan begitu.Mereka iman tidak beriman, sawaaun alaihim mereka beriman tidak beriman tidak berguna dakwah untuk mereka. Bukan sawaaun alaika,engkau dakwah apa gunanya,tidak bukan begitu.Mereka tidak beriman berarti tidak berguna,bukan,bukan begitui.maka dakwah itu pasti didapatkan oleh dai faedahnya salah satu dari dua.pasti dia dapatkan salah satu dari dua faedah ini. Pertama, dia dapat pahala.Dua hal pasti didapatkan dengan dakwah ini.Orang yang didakwahi beriman tidak beriman sama saja dia dapatkan dua ini. Pertama dia dapat pahala.Yang kedua dia dapatkan kesan usahanya sendiri.dia akan mendapatkan kesan dari dakwahnya sendiri.Dai, dia akan mendapat kesan dakwahnya dan mendapatkan pahala.Ini tatkala yang didakwahi tak mau mendengar sama sekali, tidak ada yang mendengar sama sekali.lalu kalau orang mengamalkan dakwahnya,maka dengan amal manusia itu dia mendapatkan tambahan pahala lagi.Tawajuh pak tawajuh, masyaAlloh.Dikejutkan dibangunkan.Biar dapat pahala bangunkan yang tidur.Maka bila kita bawa orang pada kebaikan maka orang yang mengajari dapat pahala orang yang mengerjakannya terus menerus.Sedangkan yang dua tadi pasti dia dapatkan. Pertama adalah pahala dakwahnya, kedua kesan dakwahnya.dakwah adalah tarjis untuk dirinya sendiri.sedangkan bagi orang lain adalah tadzkir, memberi peringatan saja.Dakwah bagi dirinya sendiri adalah tarjis.apa itu?Seperti membidikan anak panah,membidikan anak panah.Itu tarjis.Orang yang keluar di jalan Alloh taala, ilmu, iman dan amal agar lebih kuat lagi.

Maulana Ilyas rah.a Mengatakan dakwah adalah untuk menyempurnakan iman dan amal. dakwah adalah untuk menyempurnakan iman dan amal.dengan dakwah iman dan amal akan sempurna.Dan keluar di jalan Alloh taala adalah untuk lebih memperdalam ilmu. keluar di jalan Alloh taala akan menguatkan, lebih memperdalam ilmu.Alloh taala firmankan, bertanya kepada ulama,bertanya.kenapa tidak ada segolongan ulama yang keluar, agar dengan keluar itu, mereka akan lebih dalam ilmu agamanya.lebih paham lagi. Maka dengan keluar di jalan Alloh taala,menyampaikan agama maka akan makin dalam ilmu agamanya.Ulama tulis dengan keluar di jalan Alloh taala, maka ilmu dan agamanya akan makin dalam lagi.Fala laa nabro man kulli birqontin minhum faaifatun yatafakkahu fiddiin.Maka apa maksudnya menyatukan khuruj di jalan Alloh dengang tafakkahu fiddiin apa maksudnya?Maka dengan dakwah dan keluar maka ilmu,iman dan amal akan makin sempurna.Dengan keluar di jalan Alloh taala ilmu,iman dan amal akan makin sempurna. Dengan keluar di jalan Alloh taala iman, ilmu, dan amal akan makin sempurna.Seolah-olah dakwah adalah sebab untuk tafakkahu fiddiin.Untuk memperdalam ilmu agama.Jangan sampai menyampaikan dari dirinya sendiri.hadirin yang mulia, ghuluw itu akan dikhawatirkan muncul tatkala oarang bicara dengan pikirannya sendiri.ghuluw,berlebihan.Berlebihan akan muncul tatkala orang buat kata-kata sendiri.Lihat dalam quran, hadis banyak sekali penjelasan ini.Bahwa hendaknya kita jalankan dakwah seperti cara sahabat, ini akan menyempurnakan ilmu dan iman.Akan menyempurnakan ilmu dan iman apabila kita dakjwah buat seperti cara sahabat.Hendaknya kita buat kerja dengan keyakinan seperti ini.kita buat kerja dengan keyakinan seperti ini.bahwa dakwah untuk menyempurnakan iman dan amal. dakwah untuk menyempurnakan iman dan amal. Bahwa dengan dakwah iman dan amal akan makin sempurna.sebab ini saya sampaikan kenapa,terkadang setan mau menimbulkan keraguan dalam hati, ini bukan kerja, kerja itu yang lain bukan ini.masih banyak kerja lain, ini pun kerja.Bukan hanya ini kerja itu, banyak kerja-kerja lain.Ini adalah perahu yang ditimbulkan oleh setan.Yakni dengan membawa amal baik di depan mata supaya kita tercabut dari amal baik ini.

Masaikh katakan setan akan mendatangi ahli hak dengan amal kebaikan juga.Jadi setan mengatakan ini kerja baik,itu pun kerja baik juga.Ini boleh dikerjakan boleh tidak.Itu pun begitu.padahal kalau kerja itu sama-sama baik tidak mungkin bertentangan, tidak mungkin berlawanan.Dakwah.Dakwah itu akan menimbulkan kesempurnaan dalam semua bentuk kerja-kerja agama.Alloh ta’ala jelaskan, wa man ahsanu qoulammiman da’a ilalloh, tidak ada orang yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak kepada Alloh.Yakni orang yang berdakwah dan beramal baik.Tidak ada orang yang belajar dakwah lalu agamanya baik,tidak.tapi orang yang selalu berdakwah dan beramal,itulah yang agamanya paling bagus.Yakni tidak ada yang lebih baik agamanya daripada orang yang menyatukan dakwah dan amal.Itu akan menimbulkan keindahan kesempurnaan, kebaikan dalam agama.Ini pasti ini, dari quran.Ulama menulis ini diterangkan yang dengan jelas memberitahukan bahwa, ini tidak salah dengan kepastian,bahwa dengan menyatukan dakwah dan amal itu akan menimbulkan keindahan dalam agama.Dakwah dan amal mesti disatukan. Dakwah dan amal mesti disatukan.Orang merasa selesai dakwah, lalu tidak mau dakwah lagi maka pasti derajat amalnya pun menurun.leter(?) amalnya juga menurun.Maulana Ilyas katakan dalam dakwah ini hanya dua,dakwah tidak diam, kalau tidak naik pasti turun.tidak,tidak mungkin diam satu tempat,tidak mungkin.Dakwah dan amal dikerjakan terus menerus itu akan meningkatkan agama.Maulana Ilyas katakan, apa pun yang ingin engkau dapatkan hakekatnya maka dakwahkan itu pada orang lain. apa pun yang ingin engkau dapatkan hakekatnya maka dakwahkan pada orang lain.Ini adalah ketetapan Alloh.Bahwa Alloh taala akan memberikan hidayah kepada dai sebelum diberikan kepada orang lain.Dan kalau orang yang tidak mau ikut terkena azab, maka yang dakwah akan Alloh selamatkkan.Falamma nasu’ma bidzikrubihii anzaina ladzina yadhawna anittu.Tatkala orang yang diajak tidaka mau ikut, maka Alloh selamatkan orang-orang yang berdakwah.Perlu diperhatikan baik-baik tuan.

Dakwah ilalloh. Tidak ada jalan yang lebih diharapkan untuk tarbiyah,hidayah bagi umat yang lebih diharapkan daripada dakwah.Tidak ada jalan yang lebih diharapkan untuk mendatangkan hidayah, tarbiyah bagi umat yang lebih diharapkan daripada dakwah.Satu jamaah berangkat untuk berdakwah kepada orang-orang yang telah Alloh putuskan pasti akan ditimpa azab. Sudah keputusan Alloh untuk ditimpa azab.Tadi saya sampaikan bahwa tidak ada yang bisa diharapkan untuk tarbiyah dan hidayah umat daripada dakwah ini. Bila dakwah sudah hilang dari umat maka para sholihin pun sudah putus asa untuk tarbiyah umat. para sholihin pun akan putus asa untuk tarbiyah umat.Apa sebabnya?sebabnya adalah, Alloh swt, ketentuan Alloh swt untuk tarbiyah dan hidayah itu adalah dakwah. Dan itu sudah ditinggalkan.Maka para orang-orang sholih dari umat ini akan putus asa juga untuk tarbiyah umat.Maka satu jamaah berangkat untuk berdakwah pada orang-orang yang telah Alloh putuskan pasti binasa.Karena dosa mereka,karena kemaksiatan mereka, Alloh taala putuskan bahwa mereka akan dibinasakan.Alloh telah putuskan bahwa itu akan binasa.Maka jemaah itu berangkat untuk berdakwah.Maka orang-orang sholih di zaman itu bertanya,orang-orang sholih itu. Ahli batil membiarkan, tapi yang menyalahkan, yang menghentikan malah orang-orang sholih.Orang-orang sholih yang bertanya, mengapa kamu berdakwah pada orang-orang seperti itu?itu tidak ada gunanya.Sebab sudah selesai hidayah bagi mereka,tidak ada hartapan untuk turun hidayah.Dan Alloh sudah putuskan bahwa mereka akan dibinasakan.Akan dibinasakan, sudah pasti ini. Kamu dakwah tidak ada gunanya, sebab waktu dakwah sudah selesai.Untuk apa kamu dakwah,sedang Alloh taala telah putuskan akan binasakan mereka.Maka kaum yang akan dibinasakan,tatkala orang akan dibinasakan maka para anbiya bawa orang-orang mukmin untuk menyelamatkan diri.Jadi begitu.

Maka para anbiya selalu begitu,mereka bawa orang-orang mukmin keluar dari kampung dan Alloh taala binasakan kaum itu.Tapi ini saya ingin ceritakan bahwa Rosululloh saw walau pun sudah tahu bahwa orang-orang Makkah ada orang-orang yang sudah tidak mungkin dapat hidayah, dan Alloh swt sudah beritahukan juga wahai Nabi tidak akan ada lagi orang beriman dari mereka ini.Tapi tetap Rosululloh saw la’nai jabal awakubain, jabal ahmar,akan dihancurkan dengan dua gunung ini.Maka beliau tidak suka, tidak mau.Ya walaupun mereka tidak beriman tidak apalah mungkin keturunan mereka yang beriman.Maka jamaah itu, orang-orang sholih pada waktu itu mengatakan kamu dakwah pada mereka apa gunanya?sebab Alloh swt telah putuskan mereka pasti binasa. Maka orang dakwah mengatakan, kami berdakwah pertama adalah untuk menunaikan tanggung jawab kami kepada Alloh taala. Yang kedua kami masih berharap siapa tahu dengan dakwah ini mereka mau bertakwa.Ini jelas sekali.Idz qoolat ummati min inzuma……………… Ini sudah dipastikan binasa.dan orang-orang berdakwah masih berharap nanti mereka ini akan bertakwa. Wala’alam yattaqun, siapa tahu mereka mau bertakwa.Maulana Ilyas rah.a katakan, yang namanya dai itu tidak mungkin putus asa dalam keadaan apa pun.Walau pun umat sudah rusak, sudah hancur. Bahwa orang-orang seperti ini pasti diazab.Tapi dai tidak mungkin putus asa namanya dai.Namanya dai tidak ada putus asanya.

Maka hadirin yang mulia, kita perlu dengan kepahaman penuh bahwa yakin bahwa ini adalah jalan tarbiyah,tadzkiyah, hidayah. Sebab untuk menimbulkan hubungan dengan Allloh taala adalah dengan kita hubungkan mahluk Alloh dengan Alloh. Maulana ilyas rah.a mengatakan bahwa makin kuat usaha kita untuk menghubungkan hamba Alloh dengan Alloh maka ridho Alloh makin besar kita dapatkan.Maka orang yang paling Alloh cintai adalah orang yang menghubungkan mahluk Alloh dengan Alloh. Alloh swt akan memberikan kekuatan hubungan kepada orang yang mengajak sebelum diberikan kepada orang lain. Ini adalah mahfun dari wallazina jaahadu fiina lanahdianahum subulana.Maka Maulana Ilyas katakan bahwa apapun yang kau dapatkan dari dirimu, maka dakwahkan pada orang lain.Dengan dakwah maka yang pertama kali kita dapatkan perubahan keyakinan.Dengan dakwah kita ingin merubah keyakinan.Untuk merubah keyakinan, untuk meningkatkan iman, caranya adalah melakukan apa yang dibuat oleh para sahabat.Untuk meningkatkan iman, merubah keyakinan, caranya apa? meniru cara para sahabat.Tawajuh tuan-tuan,tawajuh.Bila kita pahami kerja dengan akal ini maka akan menjadi tamzi, pengaturan, organisasi saja.Maka bila kita lakukan sesuai contoh sahabat itulah dakwah.Tapi hari ini orang menganggap bahwa dakwah adalah untuk orang non muslim.Dan untuk orang muslim,aneh. Masa dakwah pada orang muslim.Ini adalah ketidakpahaman pada usaha sahabat.Sahabat usaha untuk para sahabat.Tidak paham.Tidak paham.Mengatakan dakwahkan untuk orang non muslim.ini adalah untuk non muslim. Bukan,bukan begitu.Orang muslim lebih berhak untuk didakwahi daripada orang kafir. Maka hendaknya kita hidupkan dakwah yang dulu dibuat untuk-sama sahabat. Sahabat dakwah sama sahabat. Maka karena ditinggalkannya usaha yang dibuat sahabat atas sahabat, itulah penyebab kesesatan di mana-mana. Kita ingin bagaimana para pejuang yang hadir ini paham apa yang dibuat sahabat untuk-sama sahabat.Apa usaha mereka? Yang dengan usaha itu maka iman dan amal mereka meningkat. Itu ada usahanya. Kita melihat sahabat itu, kita anggap mereka hanya berperang melawan orang-orang kafir.

Kita beranggapan kalau mereka dakwah, dakwahnya pada orang kafir. Padahal di antara 200 ribu para anbiya, kebanyakan dikirim untuk orang-orang muslim. Dan usaha sahabat yang dibuat untuk sama sahabat, untuk meningkatkan iman mereka, itu lebih banyak daripada usahanya untuk orang kafir.Maka Alloh perintahkan orang mukmin untuk beriman. Alloh perintahkan orang mukmin untuk beriman. Dan orang mukmin lebih berhak terhadap kalimat La ilaaha Ilalloh daripada orang kafir. Siapa yang paling berhak?Orang mukmin. Sebab tuntutan kalimat itu hubungannya dengan orang mukmin semua. Maka kita dituntut punya iman yang mampu menunaikan takaza kalimat Thoyibah. Wahai orang beriman berimanlah kalian. Wahai orang beriman berimanlah kalian.Para sahabat menunaikan amal, sebab para sahabat pun di dalam hadits diperintahkan untuk memperbaharui iman. Ya rosululloh bagaimana memperbaharui iman? Aktsiru min qouli laa ilaaha ilalloh.Maka hendaknya kita ketahui apa bentuk praktek, amalnya bagaimana ini?Dengan dzikir-infirodi saja?Kita kita pernah temui dalam kehidupan sahabat mereka mengoceh iman dengan dzikir infirodi.Terutama ulama tolong dengarkan. Dalam kehidupan sahabat kita tidak perrnah temui mereka meningkatkan iman dengan dzikir infirodi. Tapi untuk menguatkan iman mereka, secara ijtimai, mereka membuat halaqoh iman secara ijtimai, yang di situ mereka menyampaikan qudrotulloh,tauhid,nikmat,kehebatan Alloh taala. Sehingga iman para sahabat naik dengan majelis-majelis seperti itu. Ini dengan jelas ingin saya sampaikan, bahwa untuk menguatkan iman dengan membuat halaqoh iman. Lalu berjaulah jumpai orang-orang. Siapa yang dijumpai?orang kafir?Bukan. Sahabat yang dijumpai. Menjumpai siapa? Menjumpai sahabat. Kalau orang kafir didakwahinya untuk masuk islam. Sedangkan dakwah iman adalah dari sahabat untuk sahabat. Dan untuk itu dibuat jaulah. Sahabat besar mendatangi orang-orang, ayo ikut saya ke masjid. Ada halaqoh iman di sana. Sebentar saja.Duduk di sana agar iman kita meningkat. Tawajuh pak, tawajuh, masyaAlloh.Ini bukan kerja hanya satu orang sahabat, banyak sahabat.Takrir. Bayan tentang iman.Bayan iman hebat,tapi kita belum tahu apa bentuk prakteknya?Amamlnya bagaimana utnuk menguatkan iman ini.Namanya itu tadi, bentuk halaqoh.Sudah nampak di masjid dan keluarkan orang-orang dari rumah, dari kedai, toko mereka,dari benda-benda mereka. Keluarkan dan bawa ke masjid. Duduklah di sini sebentar.

Kita mengingat pada Alloh taala. Abdulloh bin Rowahah, Muadz bin Jabal, Umar bin khottob, Ubay bin Ka’ab rodiallohu ajmain banyak riwayat tentang mereka. Mereka keluar dari masjid, bahkan pegang tangan satu-dua orang, ayo ikut saya ke masjid. Ikut saya ke masjid, kita beriman kepada Alloh sebentar. Sehingga Abdulloh bin Rowahah tatkala berkata itu kepada orang,maka dia marah, apa saya belum beriman?Apa, iman apa maksud kamu?Maka dia sampaikan pada rosululloh, Ya Rosululloh Abdulloh bin Wahab mengajak saya beriman padahal saya telah beriman. Semoga Alloh rohmati Abdulloh bin Rowahah. Dia ingin membuat majelis iman dan Alloh taala banggakan di depan malaikat. Sebab kelemahan iman adalah bahwa kita mengangap majlis tentang iman bukan amal yang penting. Keluarkan orang-orang dari benda-benda mereka dengan jaulah dan bawa ke masjid untuk menyampaikan kebesaran Alloh. Bila ada ulama menyampaikan,lalu bertanya,apa benar dengan begini iman akan meningkat? Imam Bukhori rah.a,dalam Bukhori membuat satu bab bahwa dengan majelis-majelis iman, iman akan meningkat.Ini bukan perkara kecil. Dengan majelis iman, iman akan kuat. Dan sebagai dalilnya imam Bukhori tulis amal Muadz bin Jabal r.a,dia temui orang-orang lalu katakan “Ijlis diina min kaazan”(?), ayo duduk sebentar denganku untuk beriman. Bahkan imam Bukhori mempunyai kebiasaan satu bab dia buat, kemudian dia tulliskan dalilnya bahwa itu kisah sahabat atau yang lainya. Maka Imam Bukhori jadikan amal Muadz bin Jabal ini sebagai dalil. Bahwa sebab menguatkan iman adalah membuat majlis iman di dalam masjid dan menjumpai orang-orang untuk dibawa ke masjid. Mengumpulkan orang-orang di masjid. Ini saya sampaikan apa sebabnya,sebab surat-surat datang bertanya-tanya apakah benar dengan begini iman akan naik?Kami tidak berkata, ini adalah amal sahabat bukan buatan kami.Akan jadi masalah apabila kita tinggalkan cara-cara orang-orang lama kita buat cara baru.Dan ini kita meniru cara orang lama cara dahulu.

Maka hendaknya cara kerja kita adalah cara yang dibuat oleh sahabat.Sebab,di zaman kapan pun,orang tak terkesan sebab mereka meninggalkan cara Nabi dan para sahabat.Apabila agama dibuat dengan cara-cara baru maka agama tidak akan meningkat, cara-cara baru itu yang akan meningkat.Maka hendaknya dengan cara-cara lama. Apa itu? Membuat halaqoh-halaqoh iman di masjid. Dengan jaulah keluarkan orang-orang dari suasana kebendaan mereka bawa ke suasana masjid.Ayo ke sini sebentar untuk beriman pada Alloh taala. Di situ qudrotulloh, kehebatan Alloh, tauhid Alloh dibayankan dengan kuat.Sebab maulana Ilyas katakan orang tidak terpengaruh dengan perintah Alloh tatkala terpengaruh,terkesan dengan selain Alloh.Maka pertama kali adalah usaha iman, belajar iman.Apa itu iman? Ulama menulis bahwa………………….setelah melihat baru bertanya bukan iman namanya itu. setelah melihat baru bertanya bukan iman bil ghoib namanya.Bil ghoib yang asli itu.Bertanya setelah melihat bukan iman namanya.

Para sahabat mempunyai iman yang kuat karena mereka menyakini setiap apa yang disampaikan Rosululloh saw.Sedangkan orang-orang kafir,orang-orang musyrik mereka minta bukti dulu setiap apa yang disebutkan Rosululloh saw,apa bukti dari perkataanmu?Itu orang kafir, orang musyrik.Itu bedanya orang mukmin dan orang kafir.Itu bedanya iman dan kufur.Apa yang disampaikan Rosululloh langsung diperrcayai oleh orang mukmin.Kalau orang kafir buktikan dulu.Buktikan dulu baru kami percaya.Itu orang kafir.Maka orang minta dalil minta bukti atas perkataan Nabi saw itu cukup untuk kekufuran dan kesyirikan.Minta bukti, minta bukti atas perkataan Rosulullloh saw, buktinya apa?cukup untuk kekafiran dan kesyirikan itu. Dalam mi’roj,bagaimana berusaha dengan akal ini.Percaya tidak?apa yang disampaikan.Percaya tidak?Sebab oarang kafir itu ikut akal, sedang orang mukmin ikut hukum,ikut ahkam.Jadi hukum ikut akal. Maka hukum Alloh bukan berdasar pada akal,bukan berdasar pada akal.Ahkam, hukum berdasarkan pada keyakinan,pada keimanan bukan pada akal.Alloh taala perjalankan Nabi saw bertentangan dengan zhohir ini untuk mengetahui siapa yang beriman siapa yang tidak.

Maka waktu Nabi isro mi’roj beliau jalaskan, “Saya semalam dari sini ke baitul maqdis, dari bitul maqdis saya naik ke langit dan sebelum shubuh tadi saya sudah sampai di sini. Maka dengan jasad ini. Isro mi’roj dengan jasad. Tapi kalau hanya dengan ruh, itu bukan sesuatu yang hebat. Maka safar ini, perjalanan ini dengan jasad.Ini perjalanan mestinya 40 hari ini.Itu perjalanan jaraknya 40 hari, belum lagi ke langitnya, gak tau berapa lama itu mestinya. Maka begitu mendengar, sayidina Abu bakr langsung mengatakan pasti benar itu.Tapi pada saat itu orang-orang yang lemah imannya jadi murtad.Ini tidak sesuai dengan akal ini, ini tidak masuk akal.Ini tidak masuk akal.Masa ada ajaran yang tidak bisa dipahami. Maka zaman ini pun amal-amal yang nampaknya bertentangan dengan yang zhohir, maka bila janji-janji Alloh atas itu kita pikirkan dengan akal,kita bandingkan maka tidak akan Alloh taala penuhi. Sebab orang yang mengingkari janji dengan akal akan selalu ragu,sedangkan orang yang membenarkan janji dengan iman,dia yakin.Dia akan selalu ragu bila memikirkan janji dengan akal.Maka mendengar janji Alloh akal tidak terima.Sebab tatkala akal sudah habis kekuatannya, di situlah mulai jenjang yang lain,sistim alam sistim alam yang ghoib.Maka banyak orang yang lemah imanya waktu itu malah murtad.maka ini adalah untuk menguatkan iman kita ta’limkan iman bil ghoib.Apa itu bil ghoib? Apa pun yang disampaikan Rosululloh saw kita percayai, karena kita percaya pada Rosululloh saw.Itu namanya iman bil ghoib.kita percayai kabar dari rosululloh saw, karena percaya pada Rosululloh saw.Setelah majlis iman, dalam hayatu shahabah,dalam majlis iman apa yang mereka buat?

Maulana Yusuf dalam Hayatu shahabah, seorang bertanya “Ya Rosululloh saudara saya sakit perut, buang-buang air.” “Beri madu”.Maka lebih parah lagi.Diberi lagi.Lebih parah lagi.Lebih parah lagi.Maka setelah tiga kali.Firman Alloh benar, perut saudara kamu bohong. Firman Alloh benar dan perut saudara kamu bohong,dusta.Sebenarnya yakin dan syak itu dalam hati.Tatkala diberi minum madu lagi,maka “ya Rosululloh, sudah sembuh.” Maka beriman adalah bertentangan antara yang nampak dengan khobar dari Rosululloh saw.Bertentangan. Yang nampak itu tidak pasti.Sedang khobar dari Nabi itu pasti.Orang yang yakin dengan yang nampak maka ia tidak akan dapat faidah dari khobar. Orang yang yakin dengan yang nampak maka tidak dapat faidah dari khobar. Orang yang yakin dengan khobar tidak akan dicelakakan oleh yang nampak sama sekali.Ada pertentangan antara khobar dan nadzor.Maka orang yang yakin dengan khobar dia akan berkhusnuzon pada Alloh.khusnuzon pada Alloh. Tapi orang yang yakin pada yang nampak maka pandangannya akan suuzon pada Alloh.Apa suuzonnya?”Apabila ada pasti terbakar.Yang namanya ada apai padti terbakar.Ya kita kan sudah berdoa.Amal sudah.Sudah berdoa.Ya yang namanya kalau ada api ya terbakarlah.Ya memang sudah baca doa, itu suatu amal ada pahalanya.Tapi kan ada api, ya pasti terbakar rumah saya.” Lihat, itu namanya suuzon pada Alloh.Alloh taala sengaja pertentangkan antara yang nampak dengan khobar untuk ujian bagi akal.Dan tidak ada kekuatan yang lebih hebat daripada prasangka pada Alloh.Sampai malaikat jibril pun beliau mengingkari.Yang paling besar adalalah khusnuzon pada Alloh, perbaiki prasangka pada Alloh.Tak ada yang lebih besar daripada itu.Berkaca pada Nabi Ibrohim as, “Saya yakin Alloh tidak akan menyia-nyiakan saya.” Lihat karena kekuatan khusnuzon pada Alloh malaikat jibril pun diingkari.Nabi Ibrohim dilempar dalam api.Bahakan samapi begitu besarnya api, burung tidak bisa lewat diatasnya.Begitu besar menyala-nyala.Dan dengan keyakinan pada Alloh taala maka ditolak tawaran Malaikat Jibril as. “Untuk apa saya terima malaikat Jibril, pertolongan malaikat Jibril,berarti saya suuzon pada Alloh.Sudah saya pasrah pada Alloh.Terserah.Apakah melalui malaikat Jibril atau yang lain, terserah Alloh.” Maka ulama katakan, turunnya ulama untuk mengikrom anbiya bukan menolong anbiya.Dan tidak ada seorang lain pun ditolong lewat malaikat.Tidak ada.” Ya Alloh antar satu pasukan”. Kalau kita berdoa begitu, berarti Alloh perlu pada pasukan.

Ulama tulis, maka turunnya para malaikat adalah untuk ikrom para anbiya. Sebab kerja itu Alloh taala buat langsung.Maka akan diadukan antara khobar dengan nadzor.Orang yang yakin pada yang nampak tidak akan dapat faidah dari khobar.satu, dua, tiga orang katakan “Rumah kamu terbakar, kamu tidak percaya.” “Tidak mungkin. Saya sudah baca doa kemudian Alloh tidak tolong saya. Lalu rumah saya terbakar.Tidak mungkin.Tidak mungkin Alloh mengingkari janji itu, tidak mungkin.” Orang yang ingkari janji karena dia perlu. Orang yang ingkar janji karena dia mempunyai keperluan.Dan makhluk itu berhajat,kadang dia ingkar janji. Sedangkan Alloh taala tidak perlu pada apa pun. Apa perlunya Alloh mengingkari janji. Kalau ada yang mengingkari janji itu pasti makhluk, sebab dia punya keperluan. Tiga orang datang, “Saya sudah lihat sendiri, terbakar rumah kamu.” Tapi dia tidak percaya. “Oh tidak mungkin. saya sudah baca doa Alloh bakar rumah saya?!Tidak mungkin.” Maka ini pertentangan antara yang nampak dengan khobar Rosululloh. Maka orang yang yakin pada yang nampak tidak akan dapat faidah dari khobar.Sedangkan orang yang yakin pada khobar dari Rosululloh saw tidak akan dicelakakan oleh nadzor oleh yang nampak.” MasyaAlloh kana maa lam ya sya’ lam yakun.” Itu salah satu doanya.Orang kadang tanya “Bagaimana kita tahu faidah Alloh?” Orang kadang mesti tanya lagi, “Bagaimana kita tahu faidah Alloh?” Mengherankan sekali.Alloh swt memberikan janji, agama, kebahagian sukse ada dalam agama.Lalu masih tanya, “apa faidah Alloh itu apa?Kita kan tidak tahu faidah Alloh.” Faidah Alloh taala beserta keridhoannya.Dan keridhoannya beserta agamanya.Keridhoannya beserta agamanya. Seandainya saya sudah baca doa, lalu Alloh tetap bakar, maka kita pun harus gembira. Untuk apa?Alloh beri musibah pada kita untuk melihat hati orang mukmin, apakah dikasih musibah ini hatinya ridho atau tidak dia. Bila dia ridho dengan musibah ini, maka Alloh akan berikan yang lebih baik lagi, di akhirat diberikan pahala besar. Tapi kalau marah, maka di dunia rugi di akhirat labih rugi lagi.Siap tidak ngantuk, insyaAlloh! Waaqina birohmatika wa……….qodhoit.Ya Alloh apa pun yang sudah engkau putuskan palingkan kami dari keburukannya.Padahal tidak ada keburukan yang Alloh putuskan tidak ada.Tidak ada keputusan Alloh buruk itu tidak ada.maksudnya apa doa ini berarti?Alloh taala Rohim, Rohman.Maksudnya keburukan keputusan Alloh adalah tatkala orang tidak ridho keputusan Alloh.

Kebaikan keputusan Alloh adalah tatkala dia tetap gembira walau pun keputusan Alloh taala tidak sesuai dengan hatinya.Itulah kebaikan keputusan Alloh taala.Keburukan qodho Alloh adalah tatkala orang marah tidak suka dengan keputusan Alloh.Maka iman bil ghoib inilah yang asas.Maka yakin pada Alloh bertentangan dengan yang zohir,yakin pada janji Alloh bertentangan dengan yang zohir.Kita berbicara sesuai dengan yang zohir akan merusak keyakinan.Kita berbicara sesuai dengan yang zohir ini akan merusak keyakinan. Kita berbicara bertantangan dengan yang zohir ini akan membangun keyakinan. Maka dalam dakwah ini pertama kali apa? Kita bawa yakin untuk taat pada perintah Alloh.Maka kita bawa yakin pada Alloh,pada perintah Alloh.Dan tempat untuk mengajar ini adalah di masjid.Itu adalah kebiasaan para sahabat.Coba duduk sebentar di sini, beriman kepada Alloh. Kemudian yang kedua, untuk memasukkan keyakinan adalah bagaimana kisah para anbiya tatkala ditolong oleh Alloh taala nusroh yang ghoib, bertentangan dengan yang zohir.Maka sampaikan dengan sengaja. Bukan untuk bercerita, tapi untuk menyampaikan kehebatan pertolongan Alloh.Itu bukan kehendak kita, tapi adalah ketentuan Alloh dan sunnatulloh.Itu adalah sunnatulloh, itu ketentuan Alloh, aturan Alloh.Kita tinggalkan.. kita lalu mengatakan “itu kan zaman dahulu sekarang tidak mungkin.” Inilah penyebab hancurnya keyakinan kita. Nusrohtulloh yang ghoib tidak dibayankan lagi. Sebab karena tidak kita bayankan pertolongan Allph pada para anbiya kita jadi takut pada orang kafir. Kita tidak yakin lagi pada nusrohtulloh yang dulu Alloh berikan pada para anbiya. Lalu timbul putus asa.”Sekarang kan zaman roket, zaman bom, nuklir.Itu kan zaman dulu.” Nabi Musa katakan “Jangan takut, Alloh bersamaku.” Di depan lautan, di belakang firaun dengan pasukan.’inna la mudrokun.” Kita pasti tertangkap. Kita pasti tertangkap ini. “Kalla.” Tidak, tidak, tidak. “Inna ma’iya robbi sayahdiin.” Pasti Alloh akan tujukan jalan.

Nabi Musa as ingin memahamkan bahwa Alloh taala bersama saya. Ini nabi Musa as pahamkan pada umatnya. Tapi kalau Rosululloh saw sampaikan Robbi bersama kita, bukan bersama saya. “Innalloha ma ana.” Apakah kita perlu takut, Alloh bersama kita, bukan bersama saya. Bersama kita. “Inna ma’iya robbi sayahdiin.” Ini menunjukan apa?bahwa nusrotulloh yang Alloh berikan kepada Nabi saw itu sudah dibawa ke punggung kami untuk seluruh umat manusia,seluruh umatnya di hari kiamat. Tapi ada aturannya.Apa tuan-tuan? Tadi sebab nusrohtulloh yang ghoib bukan hanya ibadah. Sebab nusrohtulloh yang ghoib bukan hanya ibadah. Dengan ibadah orang dapat karomah,tapi dengan ibadah nusroh tidak bisa turun. Tolong diperhatikan baik-baik tuan-tuan.Dengan ibadah karomah mungkin dapat, tapi nusroh tidak. Maulana ilyas katakan dakwah ilalloh dan ibadah, lalu kita satuka keduanya dakwah ilalloh dan ibadah, ini adalah resep, sistim untuk menundukkan alam. Isa bin nun melawan musuh. Apabila dakwah sudah memberikan hidayah maka tatkala ada yang melawan Alloh turukan nusroNya. Apabila kita tanpa dakwah ingin mengalahkan orang dan mendatangkan hidayah, maka karena tidak adanya dakwah maka tidak ada nusrotulloh. Hari ini orang muslim di seluruh dunia berkeinginan, bersemangat bagaimana agar ahli batil kalah semua dan masuk islam semuanya. Padahal kata Maulana Ilyas rah.a orang muslim ikut cara hidup orang kafir, lalu ingin orang kafir masuk islam, itu tidak mungkin. Itu baru terjadi tatkala orang muslim tinggalkan cara orang kafir, ikut cara Nabi. Dan hidayah tidak akan turun selama belum ada istiat, pembedaan hidup orang-orang muslim. Yakni apa? Meninggalkan total cara hidup orang kafir. Maka menyatukan ibadah dan dakwah ini adalah resep, prinsip untuk menundukan alam.Dengan ibadah saja tidak mungkin.

Tadi Isa bin Nun waktu ashar sudah hampir habis,sementara musuh masih menyerang, belum kalah lagi musuh. Tapi Isa bin mengatakan,”Ya Alloh, tahanlah matahari di sini. Kalau saya langsung sholat musuh menyerang. Kalau saya terus berperang ashar kelewat. Allohuma …..ya Alloh tahanlah matahari di sini.” Maka matahari berhenti, lalu beliau berperang, berperang, musuh kalah, setelah selesai, lalu dengan tenang sholat ashar setelah itu baru matahari terbenam. Kemudahan yang Alloh berikan semua itu adalah asbab dakwah. Kalian dalam perjalanan, empat rokaat jadi dua rokaat. Dalam perjalanan kalian tidak ada air kalian boleh tayamum pemgganti wudhu. Melawan musuh maka sholat kalian boleh dibagi dua, sholatul khouf. Maka beliau sholat dengan tayamum, sholatul khouf. Itu semua tatkala dalam perjalanan dakwah semua agar kerja dakwahnya lebih mudah. Karena dalam perjalanan boleh diqoshor. Maka tatkala di atas kendaraan tidak apa-apa melakukan ibadah-ibadah sunah. Maka ulama khilafiyah, kalau orang yang melakuakan perjalananya untuk maksiat apakah musafir yang dapat rukhsoh apa tidak? Maksudnya kemudahan yang Alloh berikan karena safar dakwah itu boleh gak didapatkan oleh orang yang musafir untuk maksiat? Ikhtilaf. Apakah boleh diqosor apa tidak. Sebab semua kemudahan itu Alloh taala berikan pada umat karena dakwah. Kalau imam syafii tidak boleh kalau niatnya untuk maksiat. Maka menyatukan ibadah dan dakwah itu adalah untuk menundukan alam. Maka sampaikan nusrohtulloh pada para anbiya. Agar kita paham apa ketetapan Alloh untuk mendapat nusrotulloh. Dan itu akan menguatkan iman dalam hati kita. membayankan para anbiya akan menguatkan hati kita. “Allohumma………………….” Lihat derajatnya Rosululloh, takwanya, tawakalnya, sifatnya, dan bagaimana cintanya pada Alloh, cintaNya Alloh pada Rosululloh, apakah ada kurangnya? Tapi itu pun Alloh sampaikan, “Aku beri kisah-kisah Nabi terdahulu agar engkau tidak gentar melihat orang-orang kafir seperti itu. Maka Aku siapkan kisah para anbiya.Wa kulla……………..Wahai Nabi Aku kisahkan kisah para anbiya untuk menguatkan hatimu. Agar engkau tidak takut tidak khawatir. Dan Kami perlahan-lahan turunkan ayat-ayat Al quran untuk menguatkan hatimu.Diturunkan wahyu kisah-kisah para anbiya, nusroh pada para anbiya untuk menguatkan hati Rosululloh saw. Di zaman ini orang-orang yang berpendidikan, mereka mangatakan, “Itu kan Nabi.” Lihat. Pemerintah, kekuasaan muslim hancur kenapa? Karena mereka tidak percaya lagi dengan nusroh yang dulu Alloh berikan pada para anbiya.

Orang taatsur dengan perintahan kenapa? Dengan kekuasaan.Maka tatkala mereka tidak terkesan lagi dengan nusroh yang ghoib, maka terkesan dengan kekuasaan sehingga merasa tidak ada jalan lain kecuali harus mendekat dengan para penguasa dan mengejar kekuasaan. Tapi ternyata, kita ingin mengharapkan supaya kerja mudah adalah apabila pemerintah beri kemudahan. Sedangkan pemerintah melawan agama, gimana ini? Maka untuk menguatkan hati ini adalah bayankan kisah para anbiya, nusrohtulloh yang ghoib pada para anbiya. Sebab asabab yang zohir ini hanya bisa dilawan dengan kisah para anbiya. Kalau tidak begitu maka orang yakin dengan benda-benda. Begitu kuatnya yakin pada benda-benda sehingga, masyaAlloh, maka untuk agama pun mereka harus mengejar asbab. Mereka harus mengejar benda-benda. Akan muncul orang-orang yang disebutnya ulama tapi usaha untuk menghalalkan yang haram. Yang haram pun dihalalkan. Sebab keadaan dunia memaksa mereka menghalalkan yang haram. Yang diharamkan oleh Alloh mereka halalkan. Mereka terpaksa lakukan itu. Bukan mereka tidak tahu ilmu quran hadits, punya ilmu quran. Tapi karena keadaan menekan mereka maka dengan berbagai cara dan muslihat mereka lakukan untuk menghalalkan yang haram. Terkesan dengan suasana inilah yang membuat kosong agama. Agama tidak ada isinya dari dalam, kosong. Maka kisah para anbiya adalah ketentuan Alloh untuk turunnya nusrohtulloh sampai hari kiamat. Ini yang kedua. Kemudian yang ketiga, bayankan kisah para sahabat. Nusrohtulloh pada para sahabat. Jangan pernah katakan “itukan sahabat. Kalau sahabat ditolong kalau kita bagaimana?” Bukan. Maka yang kita pikirkan amal apa yang dibuat para sahabat sehingga datang nusrohtulloh.Maksudnya bukan untuk nusrohtulloh pada para sahabat, maksudnya adalah untuk keyakinan amal. Amal apa yang dibuat para sahabat hingga datang nusrohtulloh. Orang menganggap bahwa karomah untuk para awaliya, nusrohtulloh untuk para sahabat. Bukan. Nusrohtulloh diceritakan untuk menceritakan kekuatan amal para sahabat. Dan karomah diceritakan untuk menjelaskan kekuatan amal. Kita beranggapan kekuatan dalam diri wali. Bukan. Artinya orang putus asa dengan amalnya sendiri dan berharap dengan amal para wali. Maka dia tinggalkan amalnya sendiri dan mengejar-ngejar wali. Wah, kalau dia membantu akan beres.

Maulana Ilyas katakan orang yang putus asa dengan amalnya sendiri maka bagaimana dia dapat faidah langsung dari Alloh swt dengan amal orang lain, kalau dia putus asa dengan amalnya sendiri. Orang yang membuat Alloh murka bagaimana dia dapat faidah dari Alloh dengan amal orang lain.karena itu hadirin yang mulia, ini asbab juga untuk menguatkan iman yakin. Bayankan nusrohtulloh yang ghoib pada para sahabat. Kemudian yang keempat, bayankan iman dengan tanda-tanda iman. Bayankan iman dengan tanda-tanda iman. Satu sahabat bertanya pada Rosululloh saw, “ya Rosululloh, iman itu apa?”………………………….Kebaikanmu membuat kamu gembira dan kesalahanmu membuatmu bersedih, maka engkau orang mukmin. Itu tanda yang sangat mudah. Amal baik membuatmu gembira, kemudian dosa membuatmu bersedih. Maka kamu masih mukmin. Maksud dan usaha iman bukanlah agar turun nusrohtulloh. Bukan. Dan makanan turun dari langit. Bukan itu target iman. Lalu kita melawan musuh, dan dengan keyakinan kita dapat harta sebanyak-banyaknya. Kalau begitu bayannya berarti dia tidak paham target iman. Kalau orang bayannya begitu, kalau kita pikir iman begini, “nah akan dapat nusrohtulloh nanti.”, maka yang bayan berarti tidak paham maksud iman. Puncak iman. Bukan agar turun nusroh yang ghoib. Sebab apa yang dijanjikan itu jangan dijadikan maksud. Apa yang dimau Alloh, yang dijanjikan jangan dijadikan maksud. Dengan yakin turun nusrohtulloh itu buka maksud. Apa yang dijanjikan jangan dijadikan maksud. Maksud adalah dzat Alloh. Maksud adalah dzat Alloh. Maka surga pun bukan maksud. Surga pun bukan maksud.

Tolong dengarkan baik-baik. Padahal surga itu selamanya. Surga itu selamanya. Yang nilai satu kerudung bidadari saja tidak bisa dibeli dengan seluruh kekayaan dunia. Itu padahal kerudungnya saja, bidadari yang paling rendah yang paling jelek. Itu kerudungnya tidak mampu dibeli oleh seluruh dunia. Itu pun jangan dikejar dengan amal, bukan menjadi maksud amal. Mak apalagi mengejar dunia dengan amal, sedangkan dunia itu akan hancur. Sedangkan surga yang abadi saja jangan dikejar dengan amal, apalagi hanya mengejar dunia. Itu surga dibangun khusus oleh Alloh taala. Dan Alloh taala ciptakan bidadari-bidadari khusus. Inna aissya’na hunna aisya’a. Secara khusus. Pembuatannya lain bidadari ini. Dan untuk berapa lama? Selama-lamanya tidak ada batasnya. Itu pun jangan dijadikan maksud amal. Padahal itu selamanya. Orang akan tinggal selama-lamanya. Lihat orang membuat rumah akan ditinggali padahal dia akan meninggalkan dunia. Dan dunia akan hancur. Itu surga yang selamanya pun bukan maksud amal. Maka apalagi dunia yang tidak sebading jika ditimbang dengan sebelah sayap nyamuk lalu dijadikan maksud amal. Bagaimana ini? Orang berpikir “Oh iman kita harus kuat. Kuatkan iman. Sehingga uang saya banyak, tanah saya luas, tanaman saya subur.” Apa itu? Berarti dia tidak paham target iman. Sehingga dia meninggalkan amal lalu berusaha menguatkan iman untuk mendapat nusroh yang ghoib. Tidak dapat nusroh juga, akhirnya dia putus asa dengan imannya. Padahal maksud iman supaya turun nusrih yang ghoib, bukan. Itu ma’uud, itu dijanjikan, bukan maksud. Ada janjinya itu bukan maksud. Dan hakekatnya adalah janji akan Alloh tunaikan tatkala orang ini konsentrasi, bertawajuh pada maksud. Orang munafikin dahulu hanya melihat ma’ud, melihat yang dijanjikan Alloh taala saja. Pandangan mereka pada ma’ud tapi mereka tidak mau amal. Amal tidak mau ingin dapat janji. Lau kana ardhon koriba wasyarron kodiron tabbauka (?)

Seandainya ada gambaran akan menang maka mereka akan ikut. ……….. Kalau kita perjalanan dekat kemudian hasilnya banyak uangnya, mau itu orang-orang munafikin. Oh ini perjalanan panjang, melawan musuh, berat, munafikin tidak mau ikut.Sebab mereka meliaht ma’ud saja tidak melihat maksud. Maka Alloh tidak berikan janji pada kaum munafikin sebab pandangan mereka pada ma’ud bukan pada maksud. Sedangkan para sahabat pandangan mereka pada maksud, apa yang Alloh inginkan. Maka Alloh tunaikan janji Alloh pada mereka. Apa yang Alloh suka apa. Jangan sampai kita beranggapan kuatkan iman hingga rizki akan banyak. Bukan. Itu dijanjikan, pasti dapat. Para sahabat yang kaya-kaya tidak ada yang meninggal dengan gembira. Tidak ada. Padahal mereka sudah pasti dapat surga dan harta mereka tidak mengurangi derajat mereka di surga. Itu pun meninggalkan dunia dengan sedih, tidak ada yang meninggal gembira. Tidak ada. Sebab mereka khawatir di akhirat tidak dapat apa-apa karena di dunia sudah didapatkan semua. Tidak ada seorang sahabat pun yang kaya raya yang meninggal dengan gembira karena akan meninggalkannya. Sebab pandangan mereka pada maksud bukan pada ma’ud. Apa pun yang mereka dapatkan di dunia tidak membuat mereka gembira. Kita lihat perdagangan Abdurrahman bin ‘auf. Abdurrahman bin ‘auf datang ke madinah itu onta penuh dengan muatan. “wahai a’isya, ada apa ini? Suara apa ini? Apa ini?” Siti a’isya mengatakan, “ wahai Rosululloh,bukan-bukan. Ini adalah suara kafilah unta yang membawa barang-barang perniagaan Abdurrahman bin ‘auf.” “Wah, banyak sekali. Saya khawatir Abdurrahman tidak akan masuk surga dengan berjalan tapi dengan merangkak. Karena begityu banyak uangnya. Bagaimana dia masuk surga degan berjalan.” Maka siti a’isyah sampikan pada Abdurrahman bin ‘auf ra, Rosululloh bersabda begini-begini tentang dirimu. Maka saat itu juga disedekahkan semua unta beserta isinya. “Aku ingin masuk surga dengan berjalan.” Siapa ini? Abdurrahman bin ‘auf. Para sahabat yang punya pangkat jabatan, mereka bercita-cita seandainnya mereka masuk islam sebelum mendapat jabatan ini. Kadang kita berfikir kita tegar dalam dawak supaya dapat pangkat. Jadi bagaimana saya dsuruh 4 bulan katanya ada berkah berkah, mana? Perdagangan tidak meningkat, pertanian tidak bertambah, apa ini? Wah kalau begitu harus kerja lain saja kalau begitu. Seseorang nasykil dulu berjanji begini-begini, ternyata tidak ada buktinya. Kalau melihat janji begini adalah sifat orang munafik.

Maka lihat baik-baik, dengar baik-baik. Alloh berfirman dalam Al-Qur’an, “ wa minannaasi maya’budullohu wahab”(?). Asbabunnuzul ayat ini, orang munafik datang ke madinah tinggal di sana, mereka fikir kalau dengan tinggal di madinah mereka untung perniagaannya, kesehatan mereka baik dan pekerjaan mereka semuannya menguntungkan maka mereka mengatakan “ wah ternyata betul, islam itu bagus. Islam itu bagus harus diikuti.” Dan begitu pekerjaan mereka, atau hewan ternak mereka atau kesehatan mereka berkurang atau mendapat kerugian maka mereka katakan, “ islam itu buruk ternyata. Islam itu bukan agama yang baik, saya datang ke madinah malah rugi.” Maka mereka tinggalkan madinah. Ulama tulis ini sebagai asababunnuzul. “ wa minannaasi maya’budullohu wahab”(?) Itu orang –orang munafik itu, mereka berada di perbatasan antara kufur dan iman. Maulana Ilyas katakan orang akan bertahan dalam dakwah ini apabila dia tidak mencari dunia dalam dakwah. Kalau dia tidak menyandingkan dunia dalam dakwah. Kita beranggapan orang yang mengambil dakwah ini Alloh akan bukakan keberkahan sebesar-besarnya di dunia ini. Lihat sahabat-sahabat, orang yang menghabiskan hidupnya, tapi tidak mendapatkan dunia sama sekali. Abu Bakr ra menghabiskan uangnya tapi sampai menggunakan duri untuk kancing bajunya.Maka setelah itu Alloh bertanya, “Setelah engkau belanjakan ini semuanya Aku tidak beri apa-apa engkau ridho?” Maka dapat salam dari Alloh. Orang tinggalkan dakwah kenapa?karena berpikir kalau dakwah begini ternyata tidak dapat apa-apa, akhirnya putus asa menunggu janji Alloh, sudah ditinggalkan. Tapi orang-orang mukmin melihat perintah Alloh, kalau orang-orang seperti tadi melihat janji Alloh. Janji Alloh terpenuhi hajat terpenuhi sukses. Padahal bukan itu sukses.

Sukses itu adalah terpenuhinya perintah Alloh. Lalu hajat tidak terpenuhi merasa gagal. Bukan begitu. Sukses tidak sukses adalah ditunaikannya hukum atau tidak. Bukan hajat terpenuhi tidak terpenuhi itu gagal atau sukses, bukan. Contoh para sahabat. Bahkan mereka menganggap tatkala hajat tidak terpenuhi, sukses. Hajat tidak terpenuhi sukses. Itulah para sahabat. Sebab apabila hajat terpenuhi mereka khawatir kalau hasil amal mereka diberikan di dunia, di akhirat tidak dapat apa-apa. Kalau hajat terpenuhi takut. Kita jangankan hajat, nafsu langsung terpenuhi pun tidak takut, merasa tenang. Nah itu para sahabat, hajatnya terpenuhi takut mereka. Qonaah itu apa? Kita menganggap manahan hawa nafsu itu qonaah. Sedangkan para sahabat maksud qonaah adalah tidak terpenuhinya hajat. Sedangkan kita tidak terpenuhinya nafsu. Nafsu tidak terpenuhi itu qonaah. Kalau para sahabat hajat tidak terpenuhi itu qonaah. Para sahabat kedatangan tamu. Ikrom tamu kan wajib, maka dia siapkan makanan yakni roti dan garam. Roti dan, apa kuahnya? Apa lauknya? Ini hanya garam.untuk cocolannya hanya pakai garam.Legan, lauk apa saja. Bahasa indianya legan, dicocol lalu dimakan. Sahabat biasa mereka makan dengan garam dicocol begitu saja. Itu sahabat. Maka bila ada orang yang baru datang, “wah seandainya ada daun mint itu betapa enaknya ada nak-nak.” “oh iya tenang-tenang akan saya bawakan.” Maka beliau pergi ke pasar, tapi tidak punya uang. Maka lotanya dibawa keluar ke pasar, “ tolong ini dijadikan jaminan saya hutang daun mint. Nanti kalau saya punya uang saya tebus lota saya.” Maka dijadikan jaminan, dibelikan daun mint. Maka dia makan dengan nikmat. Setelah makan , “Alhamdulillah Alloh telah berikan nikmat qonaah dalam hati saya. Kita cukup makan dengan daun mint saja.” Kata tuan rumah, “kamu qonaah, saya tidak perlu gadaikan lota saya.” Hari ini orang-orang mukmin terjerat dengan orang-orang kafir karena mereka menganggap qonaah tidak terpenuhinya nafsu. Namanya qonaah adalah tidak terpenuhinya nafsu. Nafsu tidak terpenuhi, “saya sudah qonaah ini.” Maka bayankan iman dengan tanda-tandanya. Bahwa puncak iman bukan turun nusroh yang ghoib, bukan. Puncak iman adalah mengamalkan peribtah Alloh dengan ikhlas. Dengan ikhlas. Bagaiman seluruh umat, secara ijtimai diperintahkan untuk ibadah.

Maka seluruh umat pun diperintahkan untuk ibadah kepada Alloh. Umat diperintahkan untuk ibadah diperintahkan juga untuk dakwah semuanya. Dakwah juga diperintahkan kepada seluruh umat, sebagaimana ibadah diperintahkan kepada seluruh umat. Maka perintah dakwah ini untuk umat adalah sebagai umat, dia posisinya sebagai umat. Infiru. Infiru itu adalah perintah untuk umat sampai hari kiamat. Itu adalah posisinya sebagai umat sampai hari kiamat perintah itu. Maka umat diperintahkan untuk berdakwah sebagaimana diperintahkan untuk berdakwah. Dakwah karena perintah Alloh. Janji Alloh buat ibadah, apabila Alloh tidak tunaikan, apakah kita akan tinggalkan ibadah? Karena janji Alloh tidak Alloh penuhi? Apakah boleh kita tinggalkan ibadah? Sebab tuntutan sebagai hamba Alloh adalah sejak kita lahir sampai akhir umur kita seandainya kita bersujud, diperintahkan bersujud, tiadkingkar kepada Alloh tidak maksiat kepada Alloh, alau Aloh tidak berikan apa pun di dunia, dan di akhirat dimasukan kedalam neraka, maka itu adalah hak Alloh taala. Sebab surga dan kenikmatan di dunia itu bukan ganti ibadahnya, bukan ganti ibadah hamba Alloh, bukan. “Ya Alloh aku beribadah, berilah aku makan. Ya Alloh aku beribadah masukanlah aku ke dalam surga.” Bukan. Alloh taala tidak mempunyai kewajiban apa-apa. Orang beribadah Alloh wajib memberikan makan, memberikan minum mamasukan ke dalam surga. Tidak, tidak. Tidak, Alloh tidak punya kewajiban apa-apa kepada hambanya. Seandainya seluruh nabi pun dimasukan kedalam neraka, tidak ada yang boleh protes. Itulah informasi Alloh tidak berhajat kepada siapa pun. Terserah Alloh. Tidak ada yang boleh bertanya,kenapa Alloh buat begini? Seandainyya orang habiskan seluruh hidupnya untuk ibadah, orang tidak berhak untuk mendapatkan satu tetes air, satu teguk air. Dengan ibadahnya tidak berhak mendapatkan seteguk air. Sebab tatkala di akhirat ditampakan seluruh nikmat dan amal, maka seluruh amal terbang, tidak ada nilainya tatkala dibandingkan dengan nikmat Alloh. Bahkan tidak kelihatan. Karena bandingannya amat besar, apa? Bandingannya nikmat Alloh. Bila Alloh menghisab kita ya sudah, binasa. Seandainya Alloh menghisab kita, menuntut atas nikmat-nikmat Alloh yang diberikan pada kita, faman nuqisya nasobhiba faqod halaka(?), kalau sampai dihisab langsung oleh Alloh nikmatnya, pasti orang ini binasa.

Kalau dengan ibadah masalah tidak selesai, berkah tidak turun, kalau dengan ibadah kesulita tidak selesai, apa boleh kita tinggalkan ibadah? Kita sudah sholat hajat, ternyata masalahnya tidak selesai, bukan. Ibadah itu perintah Alloh, hamba diperintah ibadah. Ini perintah Alloh. Kalau pun tidak dapat apa-apa,ya tetap harus ibadah. Maka demikian pulalah umat ini diperintahkan untuk dakwah. Bila dengan gerak ini, tidak ada keadaan, tidak ada hasil sama sekali, maka jangan pernah katakan kerja ini tidak ada gunanya. Jangan sampai kerja ini untuk menuduh kerugian dunia maupun agama. Maka tidak akan dapat kebaikan agama, tidak akan dapat keberkahan dunia. Bila kita tuduh dakwah ini maka tidakakan dapat tarbiyah agama, tidak akan dapat keberkahan dunia. Bila kita tuduh dakwah ini. Pulang empat bulanpulang 40 hari, teryata al fatihahnya belum benar. Jangan pernah katakan, “ apa kamu keluar 40 hari, al fatihah belum benar, tidak ada gunanya kamau keluar.” Saya berpikir bagaimana dia bisa katakan tidak ada gunanya?saya tidak dapat faidah apa-apa? Ini baru saja menunaikan perintah Alloh. Maka kalau tidak mendapat keuntungan apa-apa, tidak mendapat faedah apa-apa pun jangan pernah berpikir ada kerja yang lain yang lebih penting dari kerja ini. Ini seandainya semua tidak dapat faedah. Dapat faidah ini bukan karena ada hubungan kerja ini dengan seseorang. Orang beri bayan pada seseorang, saikh dapat faidah, teruskan. Orang tidak dapat faidah ditinggalkan. Kalau dengan seseorang mungkin cocok mungkin tidak cocok mungkin. Orang sakit berobat pada dokter fulan, sembuh. Lalu orang tidak sembuh. Lalu dokter lain, boleh begitu. Ganti dokter yang lain, tidak apa-apa. Kalau untuk baiat boleh juga ganti. Degan saikh ini cocok, yang ini kurang cocok, tidak apa-apa. Tapi kalau dakwah bukan begitu. Bukan cocok tidak cocok. Buakan kalau cocok dilakukan kalau tidak cocok ditinggalkan. Bukan. Ini adalah perintah Alloh. Dapat keuntungan atau tudak, dapat faidah atau tidak, ini diperintah oleh Alloh. Kalau dengan dakwah kita tidak ada satu dunia ikut, maka jangan pernah berkata bahwa kerja ini tidak ada gunanya. Sebab nanti ada nabi masuk surga tapi tidak ada seorang pun beriman masuk bersamanya. Ada nabi masuk surga dengan orang-orang beriman banyak sekali. Ada yang membawa orang beriman jumlah kecil jumlah besar. Paling besar adalah umat Rosululloh saw. Tapi ada juga nabi masuk surga sendirian tidak ada seorang pun yang mau ikut. Tapi mereka sempurnakan kerja. Ap ada orang berani bilang, “oh, itu nabi gagal” ? Naudzubillah. Tidak ada seorang pun yang beriman. Tetap Alloh berikan derajat yang tinggi seperti nabi-nabi yang lain juga. Sebab para anbiya diperintahkan untuk dakwah oleh Alloh taala. Dan umat ini pun secara ijtimai diperintahkan untuk berdakwah samapi hari kiamat.

Maulana Ilyas rah.a katakan, kerjakan dakwah ini karena perintah Alloh. Kerjakan kerja ini karena diperintah Alloh. Selamat dari neraka, masuk surga itu adalah anugrah Alloh, karunia Alloh. Selamat dari neraka, masuk surga itu adalah karunia Alloh. Kita diperintahkan dakwah sebagaimana diperintahkan untuk ibadah. Ada orang mengatakan setelah saya keluar tidak mendapat apa-apa. Setan menyembunyikan hasil amal itu dari orang yang beramal. Padahal ada perubahan kondisi. Maka ini adalah salah satu cara setan untuk menyerang. Ada juga yang selamat dari perangkap setan ini. Tapi setan menyembunyikan rasa manis ibadah dari orang yang beramal sehingga dia tidak mau beramal. Dan susah payahnya ibadah yang dinampakan. Dan tatkala maksiat ditipu dengan manisnya maksiat, dan pahitnya maksiat disembunyikan. Sedangkan tatkala ibadah manisnya ibadah disembunyikan oleh setan. Maka amal itu bukan bergantung pada rasa, terasa gak ini. Tapi dasar setiap amal adalah perintah Alloh. Kenapa? Karena ini adalah perintah Alloh.Jangan pernah jadikan kaifiah, keadaan, keadaan rasa terasa atau tidak sebagai asas perintah Alloh. Kadang dapat kadang tidak, kadang terasa kadang tidak. Satu keadaan, kadang ada, terkadang hilang. Rosululloh bersabda pada para sahabat, “Ya Rosululloh, kami di depanmu maka surga neraka di depan mata. Kami meninggalkan ini, di tengah anak istri, pekerjaan, maka keadaan ini hilang”. Rosululloh sampaikan, “seandainya keadaan kamu selalu seperti itu, maka malaikat akan datang bersalaman di tempat tidur kamu. Hanzalah memang terkadang begitu keadaannya.” Para sahabat menganggap itu kemunafikan. Kenapa jadi berubah keadaan hati saya. Menganggap itu adalah kemunafikan. Kita bukan bergatung paa keadaan pada rasa bukan, kita tergantung pada perintah Alloh. Kita terikat dengan perintah Alloh. kita jaulah tidak jaulah, saya selama setahun keluar 4 bulan apa tidak, orang menghanggap begitu sebab mengerjakan amal bukan berdasarkan perintah. Pada perintah infiru itu adalah perintah untuk umat. Kita hari ini menganggap itu perintah untuk sahabat dan itu untuk perang. Padahal itu orang berpendidikan orang terpelajar. Ini perintah untuk sahabat, untuk perang. Bagaimana setan memberikan musyawaroh pada dia supaya kita tidak mau buat usaha ini. Oh itu kan kerja jamaah tabligh. Padahal Rosululloh membina umat untuk dakwah ini. Kami bisa membuat talim-talim sendiri, untuk membuat umat lupa pada tanggung jawab. Ini dengan talim-talim yang salah yang kita buat sendiri. Infiru khifafaw wa tsikola. Ini adalah untuk umat. Dan kita jadikan itu kan perintah untuk sahabat, untuk jaman dulu. Padahal hukum sampai hari kiamat, untuk siapa? Untuk umat. Dan sampai kiamat untuk umat. Miqdad ra begitu berat tubuhnya, gemuk sekali. Tatkala duduk di atas dipan, di atas kursi, maka anggota tubuhnya turun ke tanah. Karena begitu gemuknya. Sahabat miqdad ra badannya sampai mnjuntai ke tanah tapi tiap tahun keluar. “kamu kan punya udzur.” “Saya tidak menganggap ini adalah satu alasan untuk tidak keluar. Sebab Infiru khifafaw wa tsikola.” Maksudnya bukan khofi itu orang yang kaya, tsaki itu orang yang miskin, bukan. Yang ringan yang banyak uang, yang berat yang tidak punya uang. Bukan. Beliau katakan, udzur apa pun yang ada pada kita, dalam keadaan apa pun keluar. Alloh firmankan………

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.