Buyaathaillah's Blog

November 28, 2016

Mudzakaroh Ujian

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 7:22 am


Musibah memiliki 3 tujuan :
1. Ujian untuk mengangkat derajat hambanya

2. Teguran untuk kembali kepada Allah

3. Adzab asbab Dosa yang diperbuat
Mudzakaroh Ujian

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِيْنَ
“Sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sekalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjuang dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian.” (QS. Muhammad : 31)
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar : 10)

                                             
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah seorang muslim tertimpa kecelakaan, kemiskinan, kegundahan, kesedihan, kesakitan maupun keduka-citaan bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan apa yang menimpanya itu.” (HR. Bukhari)
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
“Tidak ada seorang muslim yang tertimpa cobaan berupa sakit maupun selainnya, melainkan dihapuskan oleh Allah Ta’ala dosa-dosanya, seperti sebatang pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Muslim)
مَا يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةً
“Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya.” (HR. Muslim)
مَا مِنْ مُصِيْبَةٍ يُصَابُ بِهَا الْمُسْلِمُ إِلَّا كُفِّرَ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا
“Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim, melainkan dosanya dihapus oleh Allah Ta’ala karenanya, sekalipun musibah itu hanya karena tertusuk duri.” (HR. Muslim)
مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ حَتَّى الشَّوْكَةِ تُصِيْبُهُ إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِهَا حَسَنَةً أَوْ حُطَّتْ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةٌ
“Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang mukmin walaupun berupa duri, melainkan dengannya Allah akan mencatat untuknya satu kebaikan atau menghapus satu kesalahannya.” (HR. Muslim)
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ أَبِيْهِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً قَالَ اَلْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ يُبْتَلَى الْعَبْدُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ فَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيْئَةٍ
Dari Mush’ab bin Sa’d dari Ayahnya Sa’d bin Abu Waqash dia berkata, Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cobaannya?” beliau menjawab: “Para Nabi, kemudian kalangan selanjutnya (yang lebih utama) dan selanjutnya. Seorang hamba akan diuji sesuai kadar agamanya (keimanannya). Jika keimanannya kuat maka cobaannya pun akan semakin berat. Jika keimanannya lemah maka ia akan diuji sesuai dengan kadar imannya. Tidaklah cobaan ini akan diangkat dari seorang hamba hingga Allah membiarkan mereka berjalan di muka bumi dengan tanpa dosa.” (HR. Ibnu Majah)
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُوعَكُ فَوَضَعْتُ يَدِي عَلَيْهِ فَوَجَدْتُ حَرَّهُ بَيْنَ يَدَيَّ فَوْقَ اللِّحَافِ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ مَا أَشَدَّهَا عَلَيْكَ قَالَ إِنَّا كَذَلِكَ يُضَعَّفُ لَنَا الْبَلَاءُ وَيُضَعَّفُ لَنَا الْأَجْرُ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً قَالَ اَلْأَنْبِيَاءُ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ الصَّالِحُوْنَ إِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيُبْتَلَى بِالْفَقْرِ حَتَّى مَا يَجِدُ أَحَدُهُمْ إِلَّا الْعَبَاءَةَ يُحَوِّيْهَا وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيَفْرَحُ بِالْبَلَاءِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بِالرَّخَاءِ
Dari Abu Sa’id Al-Khudri dia berkata, Aku pernah menjenguk Nabi saw. ketika beliau sedang sakit panas, aku meletakkan tanganku dan aku mendapati panasnya terasa hingga di atas selimut. Aku lalu berkata, “Wahai Rasulullah, alangkah panasnya sakit yang menimpa dirimu.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya begitulah kita, ketika dilipatgandakan cobaan bagi kita maka akan dilipatgandakan pula pahalanya.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat cobaannya?” Beliau menjawab: “Para Nabi.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Kemudian orang-orang yang shalih, salah seorang di antara mereka ada yang dicoba dengan kefakiran sehingga tidak menemukan kecuali mantel untuk dia pakai, dan ada salah seorang dari mereka yang senang dengan cobaan sebagaimana salah seorang dari kalian senang dengan kemewahan.” (HR. Ibnu Majah)
عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barangsiapa yang ridha (menerima cobaan tersebut) maka baginya keridhaan (Allah), dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan (Allah).” (HR. Ibnu Majah)
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُوْلُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُوْنَ الْجَنَّةِ
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman: “Hai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah pahala kecuali surga.” (HR. Ibnu Majah)
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik maka ditimpakan musibah (ujian) kepadanya.” (HR. Bukhari)
تَعَوَّذُوْا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari cobaan yang menyulitkan, kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian musuh.” (HR. Bukhari)

November 27, 2016

Kiat-kiat keimanan

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 10:56 pm

Mudzakaroh Faktor Keimanan :
Iman itu kayak angin ketemu pohon :
1. Jarang sholat berjamaah berarti ini iman lemah. Seperti angin sepoy sepoy ketemu pohon dahannya bergoyanh sedikit
2. Rajin sholat di mesjid berarti iman kuat. Seperti angin kencang jangankan dahan dan daun, pohonnyapun bergoyang kena angin kencang.
3. Tidak sholat berarti tidak ada iman. Kalau tidak ada iman yah berarti tidak ada angin, daunpun gak goyang.
Kiat-kiat keimanan :

 
1. Cara mendatangkan Iman

–> Pengorbanan
Tidak ada cara memperbaiki umat selain cara yang digunakan pada masa kurun awal (Imam Malik Ra.A)
Kisah Bilal disiksa ditindih oleh batu dipadang pasir yang panas supaya murtad dan menjadi kafir tapi dia menolak kekafiran. ketika ditanya kapan masa yang paling indah yaitu ketika dia disiksa waktu itu ditindih batu besar dipadang pasir tapi dia mampu menjaga imannya saat itulah masa paling indah karena bisa merasakan manisnya iman.

 
2.  Cara membentuk Iman

–> Dakwah / Bicarakan
Nabi saw bersabda perbaruilah iman kalian. Para sahabat bertanya bagaimana caranya ? Nabi saw bersabda perbanyak ucapan la illaha illallah
Sahabat RA suka membuat majelis pembicaraan iman memperbarui iman dengan duduk membicarakan perkara Iman
Imam Ghazali saluran iman : mata, mulut, telinga, fikiran. Muaranya adalah Hati.

 
3. Cara Menjaga Iman

–> Suasana Amal
Pergaulan dengan orang sholeh. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman (mahfum hadits)
Kiasan : Es akan terjaga jika diletakkan di kulkas kalau diletakkan dijalan raya maka akan mencair. Begitu juga iman akan terjaga bila diletakan dalam suasana iman dalam pergaulan iman. Jika iman diletakkan ditengah suasana maksiat maka dia akan mencair sebagaimana es di jalan raya.
Bagaimana cara membuat pergaulan atau suasana iman yaitu berada dalam amalan agama dan perjuangan agama bersama teman2. Secara khusus membuat amalan maqomi.

 
4. Cara melewati Ujian Iman

–> Sabar
Innaloha maa sobirin : sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, “Firman Allâh (yang artinya), “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu” seperti firman-Nya (yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn’ . Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya.”
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu :
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً قَالَ الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ
“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan [al-Anbiyâ’/21 : 35]
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu [Muhammad/47:31]
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? [al-‘Ankabût/29:2]

 
5. Cara Merasakan Iman / Tanda-tanda Iman

–> Ibadah / Amalan

Ulama katakan iman ini punya rasa sebagaimana kita makan buah ada rasanya manis dan ada rasanya pahit. Jika kita merasakan manisnya beramal dan pahitnya berbuat dosa berarti kita beriman , atau jika kita merasakan manisnya berbuat dosa dan beratnya beramal sholeh berarti iman kita rusak.
Nabi saw berkata jika seseorang itu kesibukannya mondar mandir ke mesjid untuk ibadah maka saksikanlah bahwa dia itu adalah orang yang beriman
Jika beramal dia senang dan ketika berbuat dosa dia sedih (Mahfum hadits)
Orang yang kuat itu adalah yang mampu menyembunyikan kesusahannya dari mahluk hanya mengadu kepada Allah swt.

 
6. Cara mensyukuri Iman

–> Tingkatkan Qualitas dan Quantitas Ibadan. Memberi manfaat kepada orang lain.
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [Al-Baqarah: 152]
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7).
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa tidak bersyukur, sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman(31) :12).
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya,” (HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).
“Khairun naasi anfa’uhum linnaas.” sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain. (Mahfum hadits)

 
7. Cara menghindari Rusaknya Iman.

–> hindari makanan syubhat apalagi haram. Jika yang haram masuk ibadah melemah perkara haram jadi manis. Jika yang halal masuk ibadah kuat dan perkara haram jadi pahit. Jaga pandangan agar hati dan pikiran tidak rusak.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(QS Albaqarah 168)
Rasulullah bersabda, “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh rambutnya kusut, mukanya berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku! Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram maka bagaimanakah akan diterimanya doa itu?” (HR Muslim)
Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “ Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah”. Apa jawaban Rasulullah, “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak untuknya” (HR. At-Thabrani)
“Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram kecuali neraka lebih utama untuknya” (HR. At Tirmidzi)
“Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin” (HR Bukhari dan Muslim)

Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,’Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’” (QS. An-Nur [24] : 30).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata,

هذا أمر من الله تعالى لعباده المؤمنين أن يغضوا من أبصارهم عما حرم عليهم، فلا ينظروا إلا إلى ما أباح لهم النظر إليه ، وأن يغضوا أبصارهم عن المحارم

Ini adalah perintah dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambaNya yang beriman untuk menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan.” (Tafsir Ibnu Katsir, 6/41)

Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah Ta’ala terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga kemaluan.

Jika seseorang mengumbar pandangan matanya, maka dia telah mengumbar syahwat hatinya. Sehingga mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang, dan itulah zina mata. Rasulullah bersabda,

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657. Lafadz hadits di atas milik Muslim).

Dalam riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْعَيْنُ تَزْنِي، وَالْقَلْبُ يَزْنِي، فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ، وَزِنَا الْقَلْبِ التَّمَنِّي، وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ مَا هُنَالِكَ أَوْ يُكَذِّبُهُ

Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu.” (HR. Ahmad no. 8356. Dinilai shahih oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth.)

Mudzakarah Dakwah Sahabat RA ke Indonesia

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 5:18 am

💎 Islam masuk ke indonesia pada  kekhalifahan Generasi Terbaik  (Khulafaur Rasyidin) 💎
➡ Islam pertama kali masuk ke indonesia bukan melalui jalur perdagangan dan bukan dalam hal perekonomian.
➡ Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan tentang wilayah dakwah Nabi Muhammad ﷺ :
 وَماَ أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ –
🌿 “Dan Kami (Allah) tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”. (Qs. AL-Anbiya:107)
👉 Ali bin Abi Thalib, pernah datang dan berdakwah di Garut, Cirebon, Jawa Barat (Tanah Sunda), Indonesia, tahun 625 M. [1]
👉 Ja’far bin Abi Thalib, berdakwah di Jepara, Kerajaan Kalingga, Jawa Tengah (Jawa Dwipa), Indonesia,sekitar tahun 626 M. [2]
👉 Ubay bin Ka’ab, berdakwah di Sumatera Barat, Indonesia, kemudian kembali ke Madinah. Sekitar tahun 626 M. [3]
👉 Abdullah bin Mas’ud, berdakwah di Aceh Darussalam dan kembali lagi ke Madinah sekitar tahun 626 M. [4]
👉 ‘Abdurrahman bin Mu’adz bin Jabal, dan putera-puteranya Mahmud dan Isma’il, berdakwah dan wafat dimakamkan di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sekitar tahun 625 M. [5]
👉 Akasyah bin Muhsin Al-Usdi, berdakwah di Palembang, Sumatera Selatan dan sebelum Rasulullah Wafat, ia kembali ke Madinah sekitar tahun 623 M. [6]
👉 Salman Al-Farisi, berdakwah Ke Perlak, Aceh Timur dan Kembali Ke Madinah sekitar tahun 626 M. [7]
♨ Seperti yg kita ketahui sebelumnya di pelajari di sekolah bahwa islam datang melalui pedagang gujarat india. Padahal bukan seperti Itu, ini adalah TEORI ORIENTALIS, 
Ini cara para orientalis yang disebarkan oleh orientalis terkemuka Belanda, yg pertama kali bernama  J. Pijnapel lalu Snouck Hurgronje yg notebene ingin menghancurkan Islam untuk menutupi sejarah bahwa Indonesia adalah bagian pada kekhilafahan Utsman bin affan. Oleh karena itu Indonesia patut diperhitungkan.
📝Demi mencapai tujuannya itu, ia mempelajari bahasa Arab, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya.
🔎 Sebuah artefak ditemukan bahwa saat itu di indonesia tepatnya dipulau jawa yaitu KALINGGA, Jepara. 
Pada tahun 640-650 M ada sebuah kerajaan yg ratunya adil bernama RATU SIMA dan anaknya bernama RATU JAYISIMA.
🌟Ketika itu ada seorang dari tanah arab yg diutus pada masa Utsman bin Affan dari BANI UMAYYAH. Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama (Muawiyah bin Abu Sofyan) setelah masa Khulafar Rasyidin.
 Lalu singgah di Kalingga-Jepara, kemudian Ratu Sima dan Putrinya masuk islam dan memerintah dari tahun 646-650 M, dan islam belum berkembang saat itu, lalu ditandai adanya surat-menyurat atau korespondesi antara Ratu Sima pada masa Bani Umayyah untuk di datangkan guru-guru untuk berdakwah.
 Surat-surat mereka sekarang tersimpan di MUSEUM GRANADA, SPANYOL. Indonesia adalah salah satu sasaran atau tujuan sahabat-sahabat nabi untuk berdakwah.
↪ Setelah masa kekhalifahan Utsman Bin Affan, lalu Ali bin Abu Thalib & kemudian di gantikan oleh tabi’in UMAR BIN ABDUL AZIZ yg memerintah pada tahun 711 M.
➿ Pada 7 tahun kemudian tepatnya 718 M, Khalifah UMAR BIN ABDUL AZIZ & anaknya ABDUL MALIK telah menginjakan kaki di Palembang – Sumatra Selatan.
➿ Pada waktu itu palembang dipimpin oleh seorang Raja Sriwijaya yg bernama RAJA SRINDRA VARMA. 
Ternyata dakwah Umar bin Abdul Aziz membuat Raja tertarik lalu masuk islam.
📌Terbukti di makamnya tertuliskan kalimat Lailla hailallah Muhammad Rasulullah.
 Lalu di tandai juga ada surat-menyurat (korespondensi) antara Raja Srindra Varma dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz yg juga untuk meminta didatangkannya para guru untuk berdakwah. Yg kini surat-suratnya di simpan di Museum Oxford, inggris.
✊ Setelah Rasulullah ﷺ wafat, sahabat-sahabat nabi menyebar keseluruh penjuru dunia untuk berdakwah profesi mereka yg utama pada waktu itu.
↪ Benarlah akan nubuwah Rasulullah ﷺ  bersabda:
“Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemerintahan Islam) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah. 
Sesungguhnya barangsiapa hidup sesudahku niscaya dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. 
Berpeganglah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu serta jauhilah oleh kalian perkara agama yang diada-adakan karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat.”
📃 (HR Ahmad,Abu Dawud,Tirmidzi,Dzahabi dan Hakim, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al jami’ no. 2549)
☝ Sejak 633 M Rasulullah ﷺ wafat⤵

Thn 634 M kekhalifahan Abu Bakar  = 2 thn

Thn 644 M kekhalifahan Umar Bin Khattab = 10 thn

Thn 657 M kekhalifahan Utsman Bin Affan = 13 thn

Thn 661 M kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib = 5 thn.

Jadi totalnya adalah selama 30 thn.
➡ Inilah 30 tahun masa khilafah ala manhaj nubuwwah, seperti disebutkan oleh Nabi shallalahu alaihi wa sallam.
🌟 Bahwa kehebatan & keistimewaan Nabi Muhammad ﷺ dalam memimpin strategi dakwah islam ke seluruh dunia.
Dengan mendalami atau memahami sejarah maka Aqidah kita akan lurus yg harus dibarengi dengan akhlakul karimah.
Semoga Bermanfaat..

Wa billahi taufiq wal hidayah..
▫▫▫▫▫▫▫▫▫

Intermezo:
➰ Bilal Bin Rabbah tidak dimakamkan di Saudi Arabia melainkan di Damascus.
➰ Sa’ad Bin Abi Waqas tidak dimakamkan di madinah atau mekkah melainkan di Guang Zsu (Cina).
➰ Abu Kasbah berdakwah dan dimakamkan di Tiangkok.
~~~~~~~~~~☆~~~~~~~~~~
🔹Footnote:
[1] Sumber: H. Zainal Abidin Ahmad, Ilmu politik Islam V, Sejarah Islam dan Umatnya sampai sekarang, 1979; Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.31; S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39)
[2] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.33)
[3] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.35
[4] Sumber: G. E. Gerini, Futher India and Indo-Malay archipelago
[5] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.38
[6] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39; Pangeran Gajahnata, Sejarah Islam Pertama Di Palembang, 1986; R.M. Akib, Islam Pertama di Palembang, 1929;  T. W. Arnold, The Preaching of Islam, 1968.
[7] Sumber: Habib Bahruddin Azmatkhan, Qishshatud Dakwah Fii Arahbiliyyah (Nusantara), 1929, h.39.
🔘 Asy-Syaikh As-Sayyid Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Hafizh (Syekh Mufti Kesultanan Palembang Darussalam)
🔘 Prof. Dr. HAMKA; Dari Perbendaharaan Lama; Pustaka Panjimas; cet. III; Jakarta; 1996;Hal.4-5.
🔘 Ustadz DR. Haikal Hassan
※•┈┈┈┈••••••┈┈┈┈┈•※

( Saya mendapatkan catatan ini dari grup teman pengajian tapi masih meragukan kebenarannya )

November 22, 2016

Maulana Saad Al Khandalawi : Alamat Iman

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 11:14 pm

​# Mudzakaroh Dakwah Maulana Saad Al Khandalawi #

Nasehat I :
Waman ahsanu qoulan mimman daa illallah wa amilan sholiha wa qola innani minal muslimin.
Ini penjelasan tingkatan dr Allah :
 1.  Dakwah : waman ahsanu qoulan mimman daa illallah

 –> datangkan Yakin 
 2. Amal : wa amilan sholihah 

 –> ibadat, muamalat, muasyarat, akhlaq ini dzohir islam
 3. Pengakuan : wa qola innani minal muslimin : Saya adalah muslim sbgmn muslim yg lainnya.

 

Hari ini banyak yg mengaku muslim tp tdk mau dakwah ataupun buat amal, bgmn bs menjadi muslim.
Makanya ulama tafsirkan ayat waman ahsanu qoulan menjadi waman ahsanu deenan siapa yg agamanya yg lbh baik dr pd org yg mengajak kpd Allah.
Nasehat II :
Jika dakwah ditinggalkan akan ada 3 kemurtadan :
 1. Murtad dlm cara hidup

 2. Murtad dlm pemikiran

 3. Murtad dlm Keyakinan

 

Dakwah memelihara kita dr kemurtadan tsb.
Sahabat Iman sdh kuat sama Nabi saw masih diperintahkan memperbarui iman. Sahabat tanya bagaimana memperbarui iman ? Nabi ktkan dng memperbanyak ucapan la illaha illallah.
La illaha illallah ini ada 2 takaza nya :
 1. Lafadznya yaitu dng Dzikir

 2. Tazkiroh yaitu dng Dakwah
Sahabat utk bs mendapatkan tazkiroh maka mrk saling mengajak beriman sesaat yaitu dng membuat halaqoh iman. Sahabat bilang mari kita beriman sesaat mrk duduk dan ngobrol seputar keimanan. Inilah yg dimaksud dng tazkiroh.
Hr ini dzikir udh banyak, tp sedikit yg tazkiroh. Apa itu tazkiroh yaitu mengingatkan. Dimasa sahabat RA ada sahabat yg membuat halaqoh iman di dalam mesjid dan ada yg keluar mengajak org masuk k dlm mesjid.
Nasehat III :
Kita nafikan semuanya bahkan diri kita sendiri dan hanya itsbatkan Allah. Nabi saw asbab kedekatannya dng Allah dan sering bertemu dng Jibril AS, berkata besok akan saya sampaikan tanpa mengucapkan insyaallah lsg Allah swt tegur. Nabi saw merasa yakin pd dirinya sendiri  shg 15 hari wahyu terhenti.
Jika kita yakin pd sesuatu maka Allah akan buat dia dikuasai oleh apa yg dia yakini. Apabila dia takut pd sesuatu maka Allah swt akan buat dia dikuasai oleh apa yg dia takuti. Kalo anak adam ini tidak takut pd Allah maka Allah akan buat segala sesuatu lari dr dia. Apabila anak adam takut pd Allah maka Allah swt akan buat segala sesuatu dtg pd dia. Apabila anak adam ini yakin pd Allah maka Allah akan buat segala sesuatu takluk pd dia. Kalo anak adam sudah berharap atau yakin pd sesuatu maka Allah akan serahkan dia kpd sesuatu tsb. Namun jika dia berharap dan yakin hanya kepada Allah maka Allah swt akan penuhi semua hajat dia. (Kisah sahabat gilingan gandum harap hanya kpd Allah maka Allah selesaikan hajatnya)
Nasehat IV :
Kekuatan yg ada pd Alam ini bukan berasal dr benda2 atau alam tersebut tetapi berasal dr Dzat Allah swt. Kita nafikan segala benda dan mahluk bahwa mrk tdk memiliki kekuatan atau kemampuan apa2. Semua kekuatan dan kekuasaan itu sesungguhnya milik Allah. Itulah keyakinan nabi ibrahim AS shg dia mampu menafikan segala kekuatan apapun jg walaupun sdh diancam dlm kobaran api. Beliau ibrahim AS tdk terkesan pd kekuatan api krn api tdk bs buat apa2, semuanya ada dalam genggaman Allah swt. Jangankan kekuatan benda atau alam bahkan kekuatan malaikatpun dia mampu nafikan. 
Ini krn Allah swt berkata aku sbgmn prasangka hambaku terhadapKu. Allah swt itu sbgmn prasangka hambanya. Bgmn prasangka hamba kpd Allah begitu pula Allah swt akan memperlakukan hambanya. Sedangkan prasangka hambanya ini bergantung iman. Jika iman kuat maka prasangkanya pd Allah akan kuat. Jika iman lemah maka prasangkanya kpd Allah jg akan lemah.
Nabi ibrahim AS diuji keyakinannya :
 1. Diancam kekuatan benda/ alam : Api

 2. Ditawarkan kekuatan malaikat 

 

Tapi semua mampu dinafikan. Sbgmn iman sahabat Hudzafah RA :
 1. Ditawarkan kekuatan benda : kerajaan

 2. Diancam dibunuh

 

Namun itu semua tdk menggoyahkan iman sahabat RA.
Jika  kita buat dakwah maka Allah swt akan berikan keyakinan para nabi kpd kita sbgmn yg telah diberikan kpd para Sahabat RA.
Nasehat V :
Qudratullah itu tdk bergantung pd kekuatan dan keadaan alam tetapi Allah letakkan dalam ahkam atau amal2 agama. Jika ahkam atau amal2 yg dilakukan para nabi yg menjadi asbab pertolongan Allah, kita lakukan juga hari ini, maka nusrotullah yg ada pd Nabi akan Allah swt berikan pd kita hr ini. Sunnatullah ini bukan ketentuan alam. Ketentuan alam itu berubah2, kalau sunnatullah tdk akan berubah. Apa itu sunnatullah bahwa allah akan tolong org2 yg buat amal sbgmn amal yg d buat para Nabi, dan pasti Allah akan tolong mereka sbgmn Allah tolong para Nabi.
Sedangkan kebahagiaan itu tdk bergantung pd Alam tetapi pd sunattullah. Dimana sunatullah kebahagiaan itu yaitu jika seseorang buat amal sbgmn para nabi maka Allah swt akan akan bahagiakan dia sbgmn Allah swt bahagiakan para nabi. Tdk ada hubungan kebahagiaan dng alam atau asbab yg dia miliki, tetapi semua itu hubungannya dng amal. Inilah sunnatullah bahwa nusrotullah tdk bergantung pd asbab atau alam tetapi semata bergantung pd ahkam allah atau amal.
Bahkan Nabi saw katakan bahwa kekuatan org beriman hari ini dalam menarik nusrotullah, 1 org beriman setara 10 org sahabat RA. Sedangkan pahalanya 1 org beriman yg sungguh2 dlm beramal setara pahala 50 org sahabat dlm beramal. 1 org beriman hari ini yg Allah beri nusroh setara dng nurohtullah yg Allah berikan kpd 10 org sahabat RA.
Nasehat VI :
Asbab vs Amal :
 1. Buat Asbab baru Doa : Yakin org Kafir

 2. Buat Amal baru Doa : Yakin org beriman

 

Tdk ada janji Allah dalam asbab, tapi janji Allah ada dalam Amal.
Hari ini kita hubungkan asbab dng doa. Mrk buat asbab lalu berdoa ini sama seperti keyakinan org kafir. Padahal dalam Al Quran Allah swt hubungkan bukan asbab dng doa, tapi ibadah dng doa. Iyyakana hudu wa iyyakanastain. Bereskan ibadah br doa, Allah tdk katakan bereskan asbab km br doa. Perbaiki amal bukan perbaiki asbab utk mendapatkan pertolongan Allah. Kedepankan amalan bukan kedepankan asbab dlm berdoa. Hari ini org2 berpikir bereskan asbab dulu br doa. Padahal yg Allah mau dahulukan amal baru doa. 
Nabi kisahkan 3 org pemuda terjebak dlm goa tawasul dng amal dlm berdoa. Mrk mengutamakan asbab buat geser batu tp gak bs. Maka setelah itu br mrk sadar tawajjuh kpd Allah dng Amal. Amal dlm akhlaq, muasyarah, muamalah. Baru Nusrotullah datang. Dng Amal br Doa ijabah.
Nasehat VII :
Umat ini adalah umat ijtimai bukan infirodhi. Seseorang tdk bs beramal sholeh sendirian lalu membiarkan yg lain tetap berdosa atau membiarkan yg lain tdk beramal. Ini karena perbuatan dosa org lain atau tdk beramalnya org lain akan menyebabkan dia menderita juga. Jadi dari kisah tiga pemuda terjebak di goa sampai tiga2nya bertaubat br Allah bukakan pintu goa.
Nasehat VIII :
Seorang sahabat ingin berdagang izin kepada nabi saw. Maka nabi saw katakan sholatlah kamu 2 rakaat br dagang k bahrain. Nabi ingin arahkan sahabat bukan asbab yg buat km sukses dan bahagia tp amal. Amal dulu doa dulu minta kpd Allah br berdagang.
Asbab yg kita miliki itu ujian. Apakah kita tawajuh kepada Asbab atau kepada Amal.
Nasehat IX :
Hendaknya kita mengetahui alamat iman atau tanda2 iman itu apa ?  Iman itu tdk ada batasan, tapi agar iman ini tdk menjadi khayalan saja maka kt perlu mengetahui alamat iman atau tanda2 iman. 
Ketika nabi bertanya kepada sahabat bagimana keadaanmu ? Ini nabi tdk bertanya ttg kesehatan atau perdagangan tp nabi nanya mengenai keadaan iman mrk. Begitu jg ketika nabi bertanya siapa kalian ? Itu mksdnya nabi bertanya apakah kalian org beriman atau bukan. Maka Sahabat bertanya iman itu apa ya Rasullullah ? Sahabat bertanya mengenai tanda2 iman itu apa ? Nabi katakan apabilah hasanah atau perbuatan baik atau amal membuat kamu gembira dan perbuatan dosa membuat kamu sedih berarti kamu beriman.
Haritsah ra ditanya nabi bagaimana keadaannya. Beliau ra jawab dalam keadaan benar2 beriman. Lalu nabi tanya apa buktinya. Beliau RA jawab bahwa dia bangun tidur hati dia sudah kehilangan selera sama dunia. Malam dipakai tahajjud siang dipakai berpuasa. Lalu dia seakan2 melihat penduduk surga saling mengunjungi dan penduduk neraka tersiksa.
Inilah Alamatul Iman atau tanda2 Iman.
Nasehat X :
Kita beramal bukan buat mencari pertolongan Allah swt, ini hanya Janji saja, bukan Maksud. Maksud kita beramal ini buat mencari Ridho Allah swt. Tujuan kita beramal ini adalah Allah swt. Jangan sampai kita beramal hanya untuk mendapatkan keduniaan dan janji2 Allah saja. Kita beramal semata2 hanya utk mencari Ridho Allah. Kita harus yakin Allah swt akan penuhi janjiNya tp itu bukan Maksud Amal. Maksud Amal adalah Ridho Allah saja.
Ibadah dan Amal ini adalah Hak Allah dan Kewajiban kita sbg hamba. Surga itu bukan kewajiban Allah untuk memberikannya kepada kita itu adalah Hak Allah kepada siapa Surga itu diberi walaupun kita sdh melaksanakan kewajiban kita. Diberikannya surga oleh Allah bukan krn kewajiban Allah bukan, dan bukan juga krn amal2 kita, tapi semata2 krn karunia dr Allah. Nabi katakan tidak ada satupun dr kalian yg mampu selamat dr neraka melainkan krn karunia atau rahmat Allah swt. Sahabat bertanya engkau jg ya rasullullah. Nabi jawab ya termasuk saya juga. Aisyah jg berkata demikian mengenai surga apakah krn amal nabi saw ? Tidak kt nabi sy masuk surga krn rahmat Allah swt krn karunia Allah swt.
Selamatnya seseorang dr neraka dan masuknya org kedalam surga semata2 karunia Allah swt. Maka yg harus kita cari dlm amal ini adalah Ridho Allah swt. Kalo Allah swt ridho dng amal kita maka Allah swt akan selamatkan kt dr neraka dan memasukkan kt k dlm surga.
Nasehat XI
Sahabat ditanya oleh Nabi tanda keimanan maka mrk menjawab :
1. 6 kami imani (rukun iman), 

2. 5 kami jalankan dlm ibadah (rukun islam)

3. Muamalah, 4. Muasyarah, 5. Akhlaq kami ikuti.  
Dan 5 yang kami punya ketika jahiliyah. 5 sifat sahabat yg sdh ada dijaman jahiliyah :
 1. Bersabar dalam kesusahan

 2. Bersyukur ketika dapat kenikmatan

 3. Ridho pada semua ketentuan Allah

 4. Tidak lari dr medan perang

 5. Tidak bergembira saat musuh kalah

 

Maka nabi senang dng jawaban mrk… kalian Fuqaha, org yg sangat paham betul… para sahabat dianggap ajaba maksudnya org mulia dng adab. Ini krn mrk mengamalkan sunnah2 nabi. Org yg meninggalkan sunnah org yg tdk beradab.
Bahkan nabi katakan dng sifat2 yg mrk miliki… hampir2 mrk menjadi nabi.
Nasehat XII
Tanda iman yg paling utama adalah Taqwa. Taqwa tidak hanya dalam ibadah tp dlm muamalah, muasyarah, dan akhlaq.
Dalam ibadah kita perhatikan kesucian agar sah. Padahal syarat diterima ibadah bukan krn kesuciannya saja, tapi darah yg mengalir atau daging yg tumbuh ini dr benda haram atau tdk. Walaupun secara kesucian sdh sah tp darah atau daging dia mengalir benda haram bagaimana ibadahnya mau diterima.
Syekh Yusuf katakan :
 1.  Org yg Yakin pd Asbab, dia Yakin asbab mendatangkan kebahagiaan maka dia akan sulit menjalankan Perintah Allah dlm asbab

 

 2. Org yg Yakin pd Amal, Yakin bahwa kebahagiaan hanya akan dtg melalui amal maka dalam setiap asbab dia akan cari apa perintah Allah.

 

Jadi kalo yakin kita benar maka kita tdk akan melihat dlm berasbab itu untung atau rugi, berkurang atau bertambah, tapi yg akan dilihat dan menjadi perhatian adalah apa hukum Allah dalam menjalankan asbab. Jika perintah Allah kita perhatikan dlm bermuamalah tadi maka akan menutup semua barang haram masuk kedalam diri kita sehingga ibadah kita akan diterima.
Nasehat XIII :
Janji Allah ini jika Agama disempurnakan dlm kehidupan kita : imaniat, ibadat, muamalat, muasyarat, akhlaq. Namun kalo kita amalkan sebagian2 saja maka tidak ada janji Allah pd umat ini. Sholat dijalankan dng cara Nabi tp Muamalah dng cara kafir, Janji allah tdk akan wujud. Sbgmn org sholat ada berdiri, ruku, duduk, dan sujud. Kalo org berdiri saja atau duduk saja atau ruku saja tdk lakukan gerakan yg lain bukan sholat namanya. Sholat sempurna jk dilakukan semuanya tdk bs sebagian2 saja. Begitu jg agama sempurna jika dilakukan semua tdk sebagian2 saja. Sholat cara nabi begitu jg muamalah, muasyarah, akhlaq dng cara nabi br agama sempurna. Sholat cara nabi tp muamalah, muasyarah, akhlaq, bukan cara nabi maka akan tertolak krn ketaatan msh bercampur dng selain Allah.
Adli bin Hatim RA sblm msk islam beliau adalah seorang nasrani. Seuatu ketika beliau dtg kpd nabi saw, Dia berkata sblm kami msk islam kami sdh beriman kepada Allah dan kami hanya menyembah Allah. Tapi knp didalam Al Quran kami dikatakan telah menjadikan pendeta2 mrk Rabb selain Allah atau kami dikatakan telah menyembah pendeta2 kami. Padahal kami tdk pernah mentuhankan mereka, kami hanya menyembah Allah. Nabi saw menjelaskan wahai adhi bukankah pendeta2 kamu mengharamkan apa yg dihalalkan dalam kitab dan menghalalkan yg diharamkan dlm kitab dan lalu kamu mengikutinya. Adli bin hatim RA menjawab betul ya Rasullullah. Ketika kamu mentaati pendetamu menghalalkan yg diharamkan oleh Allah dan mengharamkan yg dihalalkan oleh Allah, berarti kamu sudah menyembahnya.
Allah tdk akan menerima amal yg masih tercampur dng ketaatan selain Allah. Yg Allah mau adalah bahwa ketaatan dalam seluruh aspek kehidupan dr imaniat, ibadat, muamalat, muasyarat, akhlaq, tdk tercampur dng selain Allah.
Nasehat XIII :
Allah swt berfirman : Innalladzi na qolu robbunallah sumastaqomu : Seseungguhnya org beriman itu yg mengatakan Rabbku hanyalah Allah Dan mrk istiqomah 

 

Surga hanya akan diberikan kpd siapa :
 1. Mengakui Rabbnya adalah Allah dan beribadah atau taat hanya kepada Allah
 2. Mereka Istiqomah dlm menyempurnakan agama dlm seluruh aspek kehidupan
Nasehat IV :
Begitulah pemandangan islam dijaman nabi sampai2 tawanan perang di ikat dimesjid selama 3 hr lsg msk islam. Krn mrk melihat pemandangan islam. Mrk ditawan tp pas ketika makan maka setiap org islam mengambil tawanannya bahkan mrk memberi makan tawanan sblm mrk makan dng tangan mrk sendiri. Sehingga para tawanan ini malu melihat muasyarat para sahabat nabi saw. Tangan yg sama membawa pedang k leher mrk dng tangan yg sama mrk memberikan makan kpd musuhnya. Akhirnya musuh jd teman masuk islam.
Suatu hari saidina ali ra pergi ke pasar. Dipasar dia menemukan baju besinya yg sdh lama hilang ada bersama seorang yahudi. Maka ali Ra bilang k yahudi itu bahwa baju besi ini adalah milik dia yg telah lama hilang. Yahudi lsg menyangkal tidak baju besi ini milik dia. Maka akhirnya mrk sepakat membawanya ke hakim. Maka hakimnya waktu itu adalah suraish yg dilantik oleh Ali Ra. Maka melihat Ali ra lsg berdiri menyambut atasannya yaitu amirul mukminin Ali ra. Dan bertanya gerangan apa yg bs dibantu ? Dia persilahkan ali duduk dibangku dia tp ali menolak agar suraih sbg hakim yg duduk d situ. Maka ali yg dtg bersama yahudi td menceritakan duduk masalahnya. Setelah selesai ali ra dan yahudi tadi meminta keadilan kpd suraish hakim mahkamah wkt itu. Sesuai dng hukum islam maka Ali hrs bs menghadirkan saksi. Maka ali bilang ada hasan dan husein sbg saksi. Suraish bilang anak dlm hukum islam tdk bs dijadikan saksi. Padahal hasan dan husein ini adalah penghuni surga pemimpin para mujahid perkataannya bs dijadikan pegangan. Betul tp dlm islam anak tdk boleh jd saksi.. cari saksi yg lain. Tapi ali tdk menemukan saksi lain. Maka suraish putuskan bahwa baju besi tsb adalah milik yahudi. Maka si yahudi terkejut pdhl awalnya dia ragu bgmn mungkin dia bs menang sementara hakimnya diangkat oleh ali ra dan dia jg seorang yahudi bkn org islam pasti gk imbang. Si yahudi tadi tertegun dia pikir pasti agama islam ini bukanlah agama sembarangan, ini pasti agama dr langit yg d bw oleh para anbiya as. Langsung si yahudi td mengucapkan syahadat dan baju besi tadi dikembalikan k ali ra.
Si yahudi td msk islam asbab ada muamalah yg benar. Dzohir islam wujud asbab ada taqwa dlm muamalah. Maka org kafir pun mau msk k dlm islam. Namun hr ini muamalah, muasyarah, dan akhlaq kita sudah tidak ikut cara nabi lagi sehingga org kafir hr ini menolak islam bahkan menghujat.

Maulana Saad Al Khandalawi : Asbab lemahnya Iman

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 10:58 pm

​Nasehat 1 :
Setiap amal ini Allah swt tuntut keistiqomahan. Keistiqomahan akan datang apabila ada iman atau keyakinan yang kuat di hati. Usaha kita hari ini adalah bagaimana keimanan kita bs kuat terhujam dihati sehingga bs mendatangkan keistiqomahan dalam amal.
Nasehat 2 :
Tanamkan dalam diri kita bahwa kita dalam kerja ini adalah untuk memperbaiki diri kita sendiri bukan untuk memperbaiki orang lain. Tatkala dia senantiasa dalam keadaan sibuk memperbaiki diri dia tersebut maka ini bs menjadi asbab  perbaikan bagi orang lain.
Nasehat 3 :
Maulana Yusuf rah.a katakan perbaikan akan datang tatkala dia dakwahkan kepada orang lain. Jika kita dakwahkan keyakinan pada orang lain maka pertama yang akan terperbaiki adalah keyakinan kita sendiri. Iman akan datang tatkala kita dakwahkan iman kpd orang lain. Inilah kekhususan amalan dakwah ini.
Nasehat 4 :
Yang kita inginkan adalah bagaimana dari dakwah datang kepada kita ini hakekat 6 sifat. Amal dakwah ini akan mendatangkan tarbiyah, hidayah, dan pemahaman dalam diri kita jika kita kerjakan dengan penuh keyakinan.
Nasehat 5 :
Amal Dakwah ini adalah amalan nubuwah, amalnya para nabi. Sudah ada jaminan bahwa melalui amal ini maka hidayah akan kita dapat. Jika dakwah ini tidak kita lakukan dengan keyakinan bahwa dengan dakwah masalah kita akan selesai, maka yang terjadi kita mudah meringan ringankan atau meremeh temehkan amalan dakwah ini, selalu di belakangkan. Jika sudah kita remehkan amalan dakwah ini maka perbaikan tidak datang.
Nasehat 6 :
Jika tidak ada keyakinan dalam kerja ini maka apa yg terjadi ? Pekerja dakwah ini akan mudah meninggalkan amal2 dakwah ini seperti 3 hari ditinggalkan, 40 hari ditinggalkan, malam musyawarah ditinggalkan, jaulah ditinggalkan, taklim ditinggalkan, dll. Kenapa semua itu ditinggalkan karena dia tidak yakin bahwa amal dakwah ini dapat menyelesaikan masalah. Jika amal dakwah sdh ditinggalkan maka berikutnya ibadahpun akan ditinggalkan.
Nasehat 7 :
Maulana ilyas katakan dimana ada kelemahan dalam dakwah kita maka kita akan merasakan pula kelemahan dalam ibadah kita. Ini sdh menjadi ukuran dari dai apabila dia mengetahui agama akan berkurang, maka dia akan merasakan kesedihan atau tidak terima kalau agama ini berkurang. 
Sebagaimama Abu Bakar ra dia berkata apakah agama akan dibiarkan berkurang padahal aku masih hidup ?
Apabila tidak ada kerisauan dalam diri kita melihat berkurangnya agama dalam diri kita ataupun dalam diri ummat berarti kita tidak terhubung dengan dakwah.
Inilah azas dalam dakwah kita. Makanya yang terpenting dalam kerja ini adalah terperbaikinya diri kita sendiri bukan orang lain.
Nasehat 8 :
Pertama yang harus kita perbaiki dalam kerja dakwah kita ini adalah sifat yg pertama yaitu iman kita. Takaza yg utama dalam kerja ini adalah menguatkan iman kita sendiri.
Maulana Ilyas katakan jika aku harus memberi nama kepada gerakan ini maka aku akan menamainya usaha menggerakkan iman.
Nasehat 9 :
Fondasi dari seluruh ibadah ini adalah Iman. Dengan keimanan maka seseorang akan mendapat 4 hal :
1. Ikhlas

2. Istiqomah

3. Pahala

4. Janji Allah
Nasehat 10 :
Langkah pertama kebesaran Allah ini kita bicarakan sebanyak banyak sesering seringnya. Dengan pembicaraan iman maka iman akan terbentuk. Jika iman terbentuk maka akan mudah mengamalkan agama. Hari ini mengapa agama lemah diamalkan karena tidak ada lagi orang yang membicarakan iman.
Nasehat 11 :
Pembicaraan Iman ini untuk membentuk iman dalam hati. Sedangkan ilmu itu adalah jalan untuk mengantarkan iman kita ketujuan. Contoh : orang belajar ilmu sholat bukan supaya dia bisa sholat, karena orang yg belajar sholat belum tentu dia sholat. Begitu juga orang belajar ilmu zakat bukan untuk membuat dia membayar zakat, karena belum tentu dia mau bayar zakat. Maka yang bs menggerakan sesorang ini untuk mengamalkan ilmu sholat atau ilmu zakat yang dia pelajari ini adalah iman. Maka penting kita bicarakan kemuliaan allah, kekuasaan Allah, qudratullah, nusrotullah, rabbaniyah nya Allah agar iman terhujam dalam hati kita sehingga mampu menggerakan kita untuk beramal.
Nasehat 12
Agar iman terhujam di hati ini ada 4 hal yg harus kita lakukan :
1. Kita bayankan kebesaran Allah : kekuasaanNya, qudratullahNya, nusratullahNya. Kita bayankan agar kita kenal kepada Allah swt.
2. Kita ceritakan perjalanan dan perjuangan Anbiya AS dan bagaimana Allah swt menolong mereka yg buat kerja agama. Allah swt firman kan kpd nabi saw bahwa Allah swt kisahkan para nabi ini kepada kamu untuk menguatkan hati kamu. Allah ceritakan pertolongan Allah kpd ibrahim as, kpd musa as, kpd Nuh as, ini utk menguatkan dakwah nabi saw.
3. Kita ceritakan nusroh ghaibiyah yg Allah swt berikan kepada para sahabat ra dalam kerja dakwah ini. Ini supaya kita paham bahwa pertolongan Allah bkn hanya kpd para Nabi saja tapi juga kepada mrk yg bukan nabi tapi mau bw kerja ini.
4. Kita hafalkan hadits2 yg shahih yg meriwatyatkan ttg keimanan. Ini agar kita mengetahui alamat iman dan dalil2nya. Kita harus tahu apa yg jd alamat iman dan apa yg membatalkan keimanan kita. Disinilah penting kita baca berulang ulang muntakhab al hadits dan kita hafalkan agar bs menjadi rujukan kita kemana alamat iman itu ditujukan. Taklimkan secara ijtimai.
Nasehat 13 :
Sahabat bertanya apa itu iman kpd nabi saw. Nabi saw jawab :
“Apabila perbuatan baik yg kamu kerjakan dapat membuat kamu gembira dan perbuatan buruk yg kamu kerjakan membuat kamu sedih berarti kamu telah beriman.”
Ini namanya alamat iman dari hadits2 yg shahih.
Nasehat 14 :
Dengan menghafal hadits2 yg sahih  yg berhubungan dng 6 sifat ini kota jadi tau alamatnya. Sehingga ketika bertemu ulama yg bertanya koridor pembicaraan kita tidak terlepas dari dalil2 shahih tersebut. Bukan keluar dari karangan2 kita tetapi dari dalil yg benar dan shahih.
Nasehat 15 :
Kebiasaan daripada sahabat ra ini ketika bertemu, mrk akan saling mengajak untuk duduk berbicara iman walaupun hanya sebentar. Sebagaimana abdullah bin rawahah suka mengajak duduk sahabat mari kita bicara iman bermudzakaroh iman.
Nasehat 16 :
Sunnah para sahabat ini adalah saling mengajak bermudzakaroh perkara Iman. Hari ini sunnah sahabat ra sudah kita tinggalkan sehingga suasana iman tidak lagi wujud dalam kehidupan kita.
Padahal dakwah iman yakin ini sesungguhnya orang beriman itu sendiri yg berhajat atas iman itu sendiri. Sebagaimana firman Allah swt :
“Ya ayyuhalladzi na amanu. AMINU….”
Artinya :
“Wahai orang2 yg beriman…. berimanlah kamu…”
Maksudnya adalah ini perintah kepada orang beriman untuk mendakwahkan iman. Para sahabat ra mereka membuat majelis majelis yg memudzakarohkan iman sehingga Allah swt menguatkan iman mrk. Sehingga keyakinan mrk terhadap yg Ghaib itu lebih kuat dibandingkan thd yg nampak.
Asbab hari ini kita tinggalkan pembicaraan dan mudzakaroh iman sehingga yakin kita terhadap yg ghaib jadi lemah. Keyakinan kita hari ini justru kepada yang nampak2 saja akibat suasana pembicaraan iman sudah kita tinggalkan.
Nasehat 17 :
Mesjid akan makmur melalui 2 amal yaitu : Taklim dan Dakwah. Maka usaha memakmurkan mesjid : dakwah, taklim, istiqbal ini seharusnya kita lakukan setiap hari bukan seminggu sekali. Jangan jadikan kerja ini sbg kerja karkun saja bukan tetapi kita bawa semua orang secara umumiyat untuk ikut dalam kerja ini. 
Allah berfirman yg memakmurkan mesjid Allah ini hanya orang yg beriman pd Allah dan beriman pd hari kemudian.
Maka melalui program dakwah taklim istiqbal kita buat 2 halaqah yaitu halaqah taklim dan halaqah dakwah.
Nasehat 18 :
Dng program dakwah taklim istiqbal kita kirim rombongan2 untuk mengajak dan menghadirkan ummat ke mesjid. Jika tidak bs hadir sekarang kita tanyakan kapan waktu luang yg mrk punya. Jika mrk udzur jangan dimarahi atau ditarghib untuk berhenti kerja, jangan. Cara seperti itu bukan cara dakwah. kita tidak boleh menyuruh orang melepaskan pekerjaan mrk atau menyuruh mrk menyari pekerjaan lain. 
Yg kita inginkan adalah bagaimana dalam kesibukan mrk dalam kerja2 mrk, mereka bs meluangkan waktu mrk untuk agama atau kita minta kapan waktu mereka yg kosong kita pakai utk agama. Setan ini buat kerja juga diwaktu waktu kita yang kosong shg waktu yg kosong itulah terpakai utk bermaksiat kpd Allah swt. Oleh krn itu kita minta waktu kosong mereka dimana mereka bs meluangkan waktunya utk agama. Bw mereka ke mesjid shg tdk ada waktu kosong yg bs dimasuki oleh kebathilan. Jika mereka mendapat hidayah asbab suasana iman di mesjid maka mereka akan menjadi dai di tempat mereka kerja tersebut. Jadi jangan minta mereka berhenti kerja.
Nasehat 19 :
Jika suasana mesjid hidup asbab 2 amalan : Dakwah dan Taklim, maka hidayah akan Allah swt datangkan melalui perantara amalan tersebut.  Nabi saw sabdakan barangsiapa yg menginginkan ilmu dan iman maka Allah akan memberikannya kepada org tsb. Caranya gimana hidupkan halaqah iman dan halaqah taklim dimesjid.
Nasehat 19 :
Kita boleh menghidupkan dakwah iman di rumah rumah yg kita datangi. Tapi yang lebih utama jika kita bisa menghadirkan mereka ditengah tengah suasana amalan mesjid yg hidup halaqah iman dan halaqah taklim, ini akan memberikan kesan yg lebih kepada mereka. Akan lebih mudah bagi mereka mencerna dan memahami dakwah kita jika kita hadirkan mereka dalam amalan mesjid yg hidup halaqah iman dan halaqah taklim.
Nasehat 20 :
Ketaatan ini adalah alamat dari Iman. Orang beriman ini seperti onta yg jinak. Kemana di arahkan dia ikut, jika di ikat dia berhenti. Onta ini taat kepada pemiliknya. Begitulah ketaatan kita kepada Allah sbgmn taat nya onta kpd pemiliknya.
Nasehat 21 :
Semua amal akan menjadi kuat bergantung kepada keimanan seseorang tsb. Kapan orang bs sholat ketika imannya kuat. 
Dalam surat al baqarah 1-5 :
Mereka yg beriman kpd yg ghaib dan mendirikan sholat.
Begitu juga dengan iman maka muamalah, muasyarah, akhlaq semua akan menjadi baik.
Nasehat 22 :
Jika keyakinan kita terletak pada asbab maka semua ibadah, muamalah, muasyarah, akhlaq kita akan menjadi lemah dan rusak.
Namun Yakin kita kuat kpd Allah maka akan ada kemudahan mengerjakan amal2 tersebut dan membentuk ketaatan dalan setiap keadaan.
Nasehat 23 :
Ketaatan ini membutuhkan :

1. Iman

2. Ilmu
Iman itu menggerakkan sedangkan Ilmu itu mengarahkan.
Nasehat 24 :
Sholat kita perbaiki dzohirnya dan bathinnya. Dzohir melalui taklim masail bertanya pd ulama dan taklim fadhail untuk mengenal keutamaan amal dan mendorong semangat dalam beramal.
Orang yg sholatnya tidak benar begitu cepat ruku dan sujudnya, maka nanti dia tidak akan dibangkitkan sbg ummat nabi saw.
Nasehat 25 :
Ada keadaan karkun asbab banyak takaza dan lain sebagainya, akhirnya dia percepat sholatnya. Padahal tujuan dakwah ini adalah perbaikan dalam sholatnya, untuk mendapatkan hakekat sifat ke 2. Bukan malah merusaknya. Maksud dakwah ini jika dikerjakan adalah perbaikan dalam ibadah.
Nasehat 26 :
Suatu ketika maulana ilyas dan rombongan dalam perjalanan ke mewat tiba waktu sholat. Mereka buat gerak dari pagi sampai malam. Sehingga dalam keadaan letih mereka buat musyawarah. Usul sebagian kpd maulana ilyas agar cepat2 sholat yg wajib beres biar bs makan dng tenang lalu istirahat. Tapi kata maulana ilyas yg benar itu kita cepat2 makan biar bs sholat dng tenang lalu istirahat. Kalo kita dahulukan sholat keliatannya baik tp sholat yg dilakukan cepat2 akan rusak dan pikiran dalam sholat jd tidak tawajuh krn jadi ingat makan.
Nasehat 27 :
Jangan sampai asbab kerja dakwah malah membuat ibadah kita jadi menurun atau berkurang. Kita berkata dakwah ini kerja besar sedangkan ibadah ini kerja abid bukan kerja dai. Mengecilkan ibadah karna dakwah ini adalah tipuan iblis laknatullah alaih. Seharusnya asbab dakwah, ibadah jadi kuat bukan jadi lemah atau kecil
Nasehat 28 :
Menegakkan ibadah ini akan kita dapatkan melalui ilmu. Duduk dalam taklim fadhail akan memberi kita pemahaman keutaaman amal. Sehingga ada gairah dalam mengerjakan ibadah. Ibadah ini akan kuat jika kita memahami fadhilah2 dalam ibadah kita. Dengan mengetahui nilai ibadah maka akan mendorong kita untuk melakukan ibadah dengan betul.
Nasehat 29 :
Ada 3 hal untuk menguatkan ibadah kita :
1. Perbaiki dzahir sholat (Masail)

-> Adab dan Fiqh 

2. Perbaiki batin sholat (Fadhail)

-> Dzikir, Ihsan, dan Ihtisab

3. Selesaikan masalah dng sholat
Nasehat 30 :
Tujuan taklim fadhail agar kita bs menghadirkan sifat ihtisab dalam beramal. Apa itu ihtisab ? Mengharap pahala dan keutamaan dari Allah. Ihtisab ini itu sifat pengharapan kepada Allah. Apa yg kita harapkan : pahala, keutamaan, ridhonya.
Nasehat 31 :
Nabi saw katakan apa yg tidak aku jelaskan jangan ditanyakan. Apa yg tidak dijelaskan kita tinggalkan. Ini pelajaran buat kita sehingga tidak ada perkara2 baru atau penemuan2 baru dalam taklim.
Nasehat 32 :
Arahan nabi kpd para sahabat. Apa yg disuruh itu yg dikerjakan, apa yv tidak disuruh tidak dikerjakan. Sebagaimana perintah nabi saw kepada hudzaifah ra untuk memata-matai musuh, jangan lakukan yg lain pantau saja. Ketika itu hudzaifah ada kesempatan membunuh musuh islam saat dia memata matai.  Padahal abu sofyan pemimpin pasukan musuh, pahala membunuh pasukan kafir juga besar. Namun tidak dia lakukan padahal kesempatan ada, krn apa ? Tdk ada perintah dari Nabi saw. Hudzaifah ra teringat pesan nabi saw agar jangan melakukan sesuatu sampai kamu ketemu kembali dng nabi saw. Keinginan membunuh ada tp dia teringat pesan nabi, sampai 3x mo coba bunuh gak jd. Asbab ketaatan hudzaifah ra ini dikemudian hari Allah jadikan Abu Sofyan yg dr menjadi musuh islam menjadi pembela islam.
Itulah ketaatan para sahabat ra. Apa yg diperintahkan nabi itu yg dikerjakan, dan apa yg tidak diperintahkan ditinggalkan jangan dikerjakan. Inilah ushul dalam dakwah kita.
Nasehat 33 :
Buat mudzakaroh 6 sifat dengan keluarga kita, tujuannya agar lahir dari rumah kita dai dai yg memiliki 6 sifat. Buat secara bergantian, sehingga mereka miliki kemampuan untuk mendakwahkan 6 sifat di dalam rumah dan diluar rumah.
Nasehat 34 :
Mesjid Nabawi hidup taklim dan disaat yg sama abu hurairah ra jaulah ke pasar untuk menghadirkan orang ikut taklim di mesjid. Abu harairah berkata wahai manusia apa yg kalian dilakukan dipasar sementara warisan mabi saw sedang dibagi bagikan dimesjid. Maka berbondong bondong orang datang ke mesjid. Sampai di mesjid ternyata yang ada halaqah taklim kata abu hurairah ra itulah warisan nabi saw. Bersamaan dengan taklim ada juga usaha atas jaulah menghadirkan orang dalam taklim. Inilah amalan mesjid nabawi.
Nasehat 35 :
Mengenai taklim masail hendaknya kita dorong diri kita untuk belajar kepada ulama. Hakekat sifat ilmu maa dzikir ini akan kita dapatkan jika didalam diri kita ada kecintaan terhadap ilmu dan penghoramatan kepada ulama. 
Hadratji Inamul Hasan berkata Yakinlah bahwa mendatangi ulama itu adalah ibadah. Dengan mendatangi mereka Allah swt nanti akan beri keberkahan ilmu. Melalui ulama ini nanti amal amal kita akan menjadi baik dan benar. Jika umat tidak mau mendatangi ulama maka kejahilan tidak akan hilang dari kehidupan ummat.
Nasehat 36 :
Dalam setiap bayan atau mudzakaroh jangan sampai kita mengingkari atau mengecilkan kerja kerja orang lain dalam bidang agama : Taklim mereka, Ibadah mereka, Dakwah mereka, Khidmat mereka. Jangan kita banding bandingkan bahwa kerja dakwah kita ini lebih baik dari usaha mereka. Mereka semua bergerak dalam bidang agama maka kita harus hargai. Apabila kita menghina atau mengecilkan kerja mereka berarti kita mengecilkan kerja kenabian. Karena yg namanya kerja kenabian itu adalah kumpulan dari amalan amalan seperti dakwah, taklim, dzikir, dan khidmat. Kalo kita kecilkan kerja mereka berarti kita telah mengecilkan kerja nabi saw. Jangan kita beranggap bahwa kerja yg lain bertentangan dengan kerja kita. Sehingga kita berpikiran bahwa kerja yg lain kecil hanya kerja yang besar, jangan berpikiran seperti itu.
Hadratji katakan Dakwah ini adalah kerja besar seperti kerja air. Air ini akan menyirami semua tempat sehingga semuanya mendapatkan manfaat. Dakwah ini menyirami semua tempat seperti air sehingga semua orang bisa merasakan manfaatnya. Dakwah menyirami semua tempat dari ibadah, dzikir, taklim, bahkan muamalah, muasyarah, pemerintahan, perkantoran, semuanya mendapatkan manfaat dan menjadi semakin kuat. Jangan sampai kita mengecilkan mereka tapi kita hargai dan kita hormati usaha2 mereka dalam agama.
Nasehat 37 :
Dalam suatu perjalanan ke saudi saya berkesempatan duduk dalam mobil dengan seorang imam mesjid yg alim. Alhamdullillah dia juga istiqomah keluar 3 hari dan 40 hari tiap tahun. Dia juga buat jaulah dan taklim di mesjid. Dia bercerita suatu ketika dia di targhib oleh teman2 maqomi bahwa kamu ini sudah lama jadi karkun kenapa belum juga berangkat 4 bulan. Dia bilang kemampuan saya cuman bisa 3 hari dan 40 hari karena saya seorang imam terikat sama aturan mesjid. Temannya bilang kalo begitu berhenti saja jadi imam, ganti kamu dagang saja sehingga kamu ada kebebasan utk buat usaha agama dan perdagangan. Karena terkesan dengan targhiban temannya ini diapun berhenti jadi imam mesjid. Dia menceritakan ini kepada saya dengan harapan bahwa ini adalah kabar gembira. Tapi saya katakan kepadanya bahwa ini bukan kabar gembira justru saya merasa sangat berduka. Dia bertanya kenapa anda berduka ? Maka saya katakan bahwa kamu inikan iman juga sebagai khatib dan memberi taklim juga ini semua adalah kerja agama. Dalam kerja dakwah kita ini untuk kerja dunia saja tidak kita minta berhenti apalagi untuk kerja agama. Mengapa sampai kamu tinggalkan kerja agama yang sudah kamu jalankan ? Kerja dunia saja tidak kita minta mereka untuk ditinggalkan apalagi kerja agama. Padahal dengan kerja agama kami sebagai khotib, sebagai imam, sebagai pemberi taklim kita bisa mengarahkan orang orang untuk bisa ambil bagian dalam kerja ini. Sedangkan menjadi imam dan khatib ini adalah amanah agama kepada kamu, jadi jangan kamu tinggalkan.
Istikhlas itu bukanlah meninggalkan pekerjaan kita terutama kerja agama agar kita bisa pergi dakwah. Istikhlas itu adalah kita tetap dlm pekerjaan kita namun dari situ kita tetap buat dakwah kepada orang orang yg berhubungan dengan kerja kita. Tapi istikhlas itu adalah sejauh mana kita tawajjuh kepada Allah dalam setiap dakwah yang kita buat di setiap keadaan kita apa itu di mesjid ataupun di kantor. Disitulah ladang kita bermujahadah karena keterbatasan kita tapi kita tetap buat dakwah dan tawajuh kepada Allah inilah istikhlas. Dan istikhlas itu adalah kita sibuk dalam kerja agama tapi kita tidak lagi berpolitik, berpartai, dan kegiatan lainnya yg tidak ada kebaikannya. Namun kerja kita sehari hari yang buat memenuhi kebutuhan kita sehari hari tetap kita kerjakan seperti berdagang, bertani, apalagi menjadi imam dan khatib. 
Maka ini adalah kerja dakwah kita jangan kita kecilkan kerja agama orang lain. Apalagi menyuruh berhenti ataupun pindah kerja. Kita hargai semua usaha mereka dalam bidang agama. Bahkan mereka yang bergerak dalam usaha kebatilan pun juga sama tidak usah dibicarakan dengan mereka. Allah swt bilang agar kita membiarkan mereka dengan apa yang mereka kerjakan. Jangan kita sibuk dengan pekerjaan orang yang ada dalam kebatilan tersebut. Bahkan Allah swt firmankan jangan kamu menghina sembahan sembahan mereka karena nanti mereka akan balik menghina Allah swt.
Nasehat 38 :
Hadratji katakan dengan ilmu kita mendapatkan ketaatan sedangkan dengan dzikir kita dapatkan ketawajuhan kepada Allah swt.
Nasehat 39 :
Untuk membentuk isti’dad atau kesiapan dalam diri kita untuk tawajjuh dalam setiap amalan maka kita membutuhkan sifat dzikir. Dengan dzikir akan wujud ketawajuhan dalam hati kita. 
Maulana ilyas katakan orang yang berdzikir tapi tidak disertai ketawajuhan pada Allah maka ini akan melahirkan kemalasan. Maka dalam dzikir ini harus kita kosongkan diri kita dari segala sesuatu. Cari tempat sepi agar kita bisa betul betul tawajjuh dalam dzikir kita. Jangan sampai kita dzikir sebagai sambilan atau formalitas saja. Kelihatan berdzikir tapi hati dia tidak kepada Allah swt.
Nasehat 40 :
Dzikir dengan ketawajuhan akan menghasilkan ketaatan. Umar ra katakan setiap orang yang taat itu adalah orang yg berdzikir. Maka hendaklah kita berdzikir dengan lisan tapi hatinya juga ikut berdzikir. Nabi isa as beri nasehat hendaknya kamu berdzikir dengan lisan yang diikuti oleh hatinya.
Nasehat 41 :
Jika orang sudah bisa mendapatkan ketaatan melalui dzikirnya tadi maka nanti Allah swt akan perbaiki hubungan dia dengan manusia. Maksudnya apa ? Allah akan beri dia sifat yang ke 4 yaitu sifat iqrom sahabat ra. Apa itu iqrom ? Yaitu kepahaman dalam meletakkan orang pada tempat nya masing2. Iqrom itu juga bagaimana kita mengenali potensi orang dan menggunakan potensi itu menurut kesiapannnya masing2.
Nasehat 42 :
Jika kita tidak mau mengenali atau memahami potensi orang dan menggunakan mereka menurut kesiapan mereka berarti kita tidak menghormati mereka.
Nasehat 43 :
Sifat Iqrom ini membutuhkan mujahaddah. Apa mujahaddahnya ? Bagaimana kita bisa meletakkan diri kita bersama orang tersebut. Kita korbankan ego kita, nafsu kita, bahkan kehormatan kita untuk kita bersama orang tadi. Jika kita rela menjalankan ini walaupun bertentangan dengan nafsu atau selera kita, inilah yang dinamakan akhlaq. Tapi kalo kita justru membawa mereka menurut kemauan kita dan hanya menurut keadaan keadaan yg kita inginkan saja, sesuka nafsu kita saja, maka kita tidak akan mendapatkan mujahaddah. Sedangkan mujahaddah ini adalah sumber hidayah. Tanpa mujahaddah maka kita tidak akan bisa mendapatkan hakekat iqrom atau akhlaq sahabat ra.
Nasehat 44 :
Kalo kita hanya keluar dengan orang orang yang sesuai selera kita saja dan hanya ke tempat2 yg sesuai nafsu kita saja maka ini namanya tamasya bukan mujahadah.
Tapi kalo kita keluar bersama orang orang yg tidak sesuai selera atau harapan kita ini baru namanya mujahaddah. Jika kita iqrom mereka yang tidak sesuai dengan selera kita berarti kita iqrom semata mata krn Allah swt bukan karena keakraban atau kecocokan kita dengan mereka.
Nasehat 45 :
Inilah kepentingannya mengapa kita dianjurkan untuk senantiasa membawa orang orang baru dari kalangan manapun tanpa melihat status atau kekerabatan atau kecocokan kita dengan mereka. Maka setiap kita membawa orang baru kita akan mendapatkan tarbiyah yang berbeda beda, pelajaran dan pengalaman yg beda2. Tarbiyah akan datang kepada orang yang baru dan kepada kita.
Nasehat 47 :
Kita bawa semua orang dalam satu jemaah dari semua kelompok. Jangan kita bawa berdasarkan kelompok2 saja sepeti dokter sama dokter, tentara sama tentara, pengusaha sama pengusaha, jangan tapi kita bawa mereka dalam satu jemaah dari berbagai macam kelompok. Jika kita bawa berdasarakan kelompok nanti tidak akan terbentuk umat yang terbentuk adalah sekat sekat antara kelompok. Yang kita inginkan adalah bagaimana terbentuknya satu ummat semuanya kita satukan dalam satu jemaah.
Nasehat 48 :
Hari ini umat sudah terpecah pecah berdasarkan kelompok kelompok tadi. Maka ini adalah satu satunya kerja yang menyatukan semua kelompok menjadi satu ummat.
Nasehat 49 :
Nabi saw katakan kepada ahsan ra pergilah kamu memperjuangkan agama dengan orang yg tidak bersama orang selain kawan kamu maka nanti akhlaq kamu akan baik. 
Itulah yg namanya Iqrom dalam kerja kita ini.
Nasehat 50 :
Nabi saw setiap mendapati orang baru masuk islam maka beliau langsung menggabungkan mereka orang baru dengan orang lama.
Nasehat 51 :
Pentingnya orang lama bawa orang baru ini adalah agar ada tarbiyah atau pelajaran bagi orang baru dan tarqiyah atau peningkatan bagi orang lama.
Kisah muawawiyah ra sebagai orang lama dan wail ra sebagai orang baru msk islam :
Sudah menjadi kebiasaan nabi saw menggabungkan orang baru dan orang lama agar bisa sama2 belajar. Suatu ketika wail ra putra raja seorang bangsawan masuk islam. Maka nabi saw tendemkan wail ra bersama muawiyah ra. Maka dalam suatu perjalanan ketika itu muawiyah merupakan seorang miskin dan wail ra seorang kaya yang bangsawan, pergi dalam suatu perjalanan bersama. Dalam perjalanan itu muawiyah yang miskin baju gembel pergi tanpa ada alas kaki memegang kuda yg ditunggangi wail ra yg berpakaian mewah dan bersepatu mahal. Mereka berjalan bersama sementara muawiyah kepanasan. Muawiyah bilang ke wail orang baru wahai wail berilah aku tempat bersama naik kuda denganmu. Saya mau saja kata wail Tapi kalo kamu naik nanti apa kata orang ? ada orang miskin menunggangi kuda kerajaan jadi aib nanti. Orang lama muawiyah sabar saja tetap berjalan menghadapi kelakuan makmur baru. Lalu muawiyah katakan kalo kamu keberatan maka berikanlah sepatu kamu biar aku jalan gak kepanasan. Lalu wail katakan wah nanti apa kata orang kok sepatu raja dipakai sama orang miskin, jadi aib lagi. Maka muawiyah tetap saja sabar berjalan dalam perjalanan tersebut.
Setelah 5 zaman dilewati Allah swt angkat muawiyah ketika itu menjadi khalifah amirul mukminin. Allah angkat muawiyah menjadi khalifah asbab kesabarannya. Suatu saat datang wail ra minta izin menghadap khalifah muawiyah ketika itu. Maka muawiyah memperkenankan dia masuk. Lalu muawiyah bertanya kepada wail, wahai wail mulia mana tahtaku ini dengan kudamu yg dulu. Maka wail katakan wahai amirul mukminin maafkan aku yg dulu itu orang baru masih dekat kepada kejahilan belum ngerti apa2. Tolong maafkan saya.
Maulana saad katakan muawiyah bersabar menghadapi orang batu bermujahaddah dng kelakuannya yg kurang menyenangkan, maka setelah 5 zaman Allah swt balas muawiyah dengan meninggikannya sbg khalifah umat islam. Asbab kesabaran orang lama maka Allah swt angkat dia dan akan mendatangkan peningkatan dalam kehidupannya. Sementara wail orang baru asbab bersama orang lama juga mendapatkan tarbiyah pelajaran bagaimana beradab kepada orang lama bahwa saya tidak pantas menyombongkan kuda saya dihadapan orang lama.
Begitulah pentingnya kita menggabungkan orang lama dengan orang baru. Bagaimana orang lama bisa membawa orang baru agar ada tarbiyah pelajaran bagi orang baru dan tarqiyah peningkatan bagi orang lama.
Inilah yang namanya iqrom.
Nasehat 52 :
Orang yang bersabar dalam menghadapi ujian ujian dalam kerja dakwah itulah orang orang mukhlis
Orang yang mukhlis adalah mereka yang tidak menunggu ucapan terima kasih ataupun pujian2 bahkan tdk terkesan dng hinaan2 dalam menjalankan kerja agama.
Banyak orang yang terhenti dari kerja dakwah asbab tidak mendapatkan pujian dari orang lain. Mereka merasa tidak dihargai akhirnya keluar dari kerja yang mulia ini. Sedangkan orang yg tidak ikhlas itu nampak kerja agamanya sedikit. Hanya orang yang ikhlas dalam kerja agama akan mendapatkan istiqomah.
Allah swt katakan orabg munafik ini beramal untuk mendapatkan riya maka beramalnya itu hanya sedikit. 
Nasehat 53 :
Penting kita bawa kerja ini dengan keikhlasan dengan menjadikan kerja ini sebagai maksud hidup kita.
Nasehat 54 :
Mudzakaroh yang kita dapatkan ini adalah amanah untuk diamalkan dan disampaikan kepada yang lain.

November 17, 2016

Asbab Rizki

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 11:01 pm

​Berbagi Hikmah Pagi………     

*10 Langkah Membuat Rezeki Selalu Menghampiri Kita*
*1. Taqwa*
_“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya._(QS ath-Thalaq: 2-3).
*2. Tawakal*
Nabi s.a.w. bersabda: _“Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang.”_ (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)
*3. Shalat Dhuha*
Firman Allah dalam hadits qudsi: _“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (shalat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya.”_ (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)
*4. Istighfar*
_”Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”_ (QS Nuh: 10-12).
_“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka.”_ (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim)
*5. Silaturahmi*
Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, _“Siapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaknyalah ia menyambung (tali) silaturahim.”_
*6. Sedekah*
_”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”_  (QS. Al-Baqarah: 261)
Sabda Nabi s.a.w.: _“Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana (sedekah kpd) orang-orang lemah di kalangan kamu.”_ (Riwayat Bukhari)
*7. Berbuat Kebaikan*
_”Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.”_ (QS Alqashash:84)
Nabi bersabda: _”Sesungguhnya Allah tdk akan zalim pd hambanya yg berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.”_ (HR. Ahmad)
*8. Berdagang*
Dan Nabi SAW bersabda: _“Berdaganglah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perdagangan.”_ (Riwayat Ahmad)
*9. Bangun lebih Pagi*
Fatimah (putri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah ( S.A.W.) melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W.) mengatakan kepadanya,  _”Putriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan-hati Tuhanmu, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang. Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari.”_ ( H.R. Al-Baihaqi)
Aisyah juga meceritakan sebuah hadits yang hampir sama maknanya, yang mana Rasulullah (S.A.W.) bersabda, _”Bangunlah pagi-pagi untuk mencari rezekimu dan melakukan tugasmu, karena hal itu membawa berkah dan kesuksesan.”_  (H.R. At-Tabarani)
*10. Bersyukur*
_“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”._  (QS Ibrahim:7).                 

We Muslim Love Jesus

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 9:45 am

​I Love Jesus, Because I’m Muslim
“ISLAM is the only non christian religion that make an article of faith to believe in Jesus. No muslim is a muslim if he does not believe in Jesus. We believe that he cured a blindman and a lepre with God permissions. We believe he raised a man from a death with God permission. We believe he is the messiah translate christ.” 
By Ahmad Deedat
We muslim love jesus, we love jesus more than the christian these days. We love jesus and we follow him :
1. Jesus got circumcised on the 8th day, we muslim also get circumcise. 
2. Jesus probits alcohol or wine, we muslim do not drink alcohol or wine.
3. Jesus probits taking interest, so the teaching in islam. 
4. Jesus do not eat pork, so does the muslims, they do not eat pork. 
5. Jesus teach his student to spread salam as peace be upon you, salom, in aramaic the original language of jesus same as assalamualaikum in arabic. We muslim also tought to spread salam : assalamualaikum. 
6. Jesus have beard, so we muslim also have beard
7. Jesus probits adultery, so the teaching in islam
8. The mother of jesus wear vail same as the women in islam.
By Dr. Zakir Naik.
Do the christian knows that :
1. We have chapter in our holy book dedicated to the mother of jesus called chapter Marry.
2. Marry in our holy book is consider as the most noble women praised and honor in this world and here after.
3. Jesus is considered as one of the mightiest messenger of god in islam.
4. In our own holy book, Quran, that jesus is mention 25 times more than Muhammad.
5.     Every time the Muslim mentions the name Jesus (pbuh) without these words of respect, he would be considered disrespectful, uncouth or barbaric. 
By Sabhir Ali
We actually have more in common with christian brother than they could realize.

November 6, 2016

Targhib Maulana Saad Al Khandalawi

Filed under: Tidak Dikategorikan — Buya Athaillah @ 4:55 am

​Copas. 

Bayan terakhir Maulana Sa’ad untuk pekerja da’wah Indonesia, ( MUSYAWARAH INDONESIA 2015  )
 – Pertolongan Allah datang kepada ummat dengan Dakwah, tidak ada jalan lain. Kalau ummat tifak buat Dakwah maka nusroh goibiah dicabut oleh allah. Mungkin karomah tifak dicabut. Nabi saw buat surat kepada raja persia, di robek.  Kata Nabi saw mereka telah merobek kerajaan mereka sendiri. Hari ini banyak negara bukan merobek surat nabi tapi Al-quran bahkan diinjak2, akan tetapi tidak ada adzab datang pada mereka. Kenapa?  walaupun hari ini banyak dakwah dibuat juga. Karena dakwah hari ini meninggalkan dakwah cara nabi. 
Nabi kirim surat dan nabi kirim ummat bergerak membawa surat. Maka nusroh goibiah datang. Nusroh goibiah akan datang dng 2 perkara :
 – 1. Datang kepada ummat dengan gerak sampaikan agama. BUKAN dng cara kirim agama dengan alat. Ummat hari ini belajar agama tanpa gerak diam d tempat saja, walaupun internetnya 10Gb, bukunya sekamar tdk akan wujud agama pada dirinya, begitu juga dakwah tanpa gerak. 
Kita jumpa para wali ingin dapat keramat dari para wali. Walaupun dapat, ini bukan nusroh goibiah karena tidak dakwah. Karomahnya tidak menjadikan dia dekat kpd Allah. bahkan kadang2 malah musyrik datang kepadanya karena yakinnya hanya kepada Wali bukan kepada Allah swt. 
Nusroh goibiah bukan sekedar keperluannya atau hajatnya terpenuhi tanpa asbab lahir. Tapi nusroh goibiah haqiqi adalah ketika agama tersebar. Karomah tidak bisa menyelesaikan masalah akhirat, hanya menyelesaikan masalah di dunia saja. Umat nabi Musa dapat mujizat nabi untuk memenuhi hajat dunianya kebanyakan masuk neraka. Tapi Nusroh goibiah bisa menyelamatkan dirinya dari neraka. 
Orang badui di dakwahi nabi dan pohon datang untuk jadi saksi. Orang merasa nusroh goibiah adalah pohon membelah tanah datang pada kepada nabi…..bukan !!!. nusroh goibiah nya adalah  dakwah nabi di sertai mujahadah sehingga orang Badui tersebut masuk islam. Ketika orang badui itu pulang ke kampungnya tidak ada pohon berjalan sendiri dan bisa bicara, tapi 1 kampung orang badui tsb tanpa melihat mujizat mau masuk islam. Inilah nusroh goibiah haqiqi. 
Banyak orang melihat mujizat2 lebih dahsyat seperti laut terbelah 12, fira’un tidak dapat nusroh goibiah karena masuk neraka. Padahal dpt manfaat juga dari mujizat nabi musa krn bisa mengejar bani israel tanpa perlu kapal. Tapi mujizat tsb tdk bisa menyelamatkan dirinya dari neraka. Kalau dakwah cara nabi di tinggalkan walaupun dengan mujizat atau karomah tidak akan selamatkan umat dari jahanam. 
Jangankan Dakwah, sikat gigi tidak pakai cara nabi saja tdk akan dapatkan 70 manfaat siwak. Walaupun tujuan gigi bersih tercapai. Dakwah dengan alat2 tanpa gerak dan pengorbanan, walaupun maklumat agama sampai tapi agama atau makmulat tidak wujud pada ummat. Sama seperti bersihkan gigi pakai odol dan sikat gigi. Perlu ditekankan lagi dan lagi bahwa dakwah “FACE to FACE” mendatangi  ummat adalah azas dalam dakwah. Nabi lebih banyak dakwah “FACE to FACE” dari pada dakwah kepada majelis.
 – 2. Ijtima tujuan nya adalah mengumpulkan ummat menghilangkan perbedaan, kasta, bangsa supaya mereka jadi 1 umat, umatnya Rasulullah saw dengan tanggung jawab yg sama. Yang bisa menyatukan umat ini hanya iman dan amal bukan profesi. Joord2 pedagang, profesi, dll akan menghilangkan rasa satu dalam umat. Yg datang hanya kebanggan atas perbedaan. Bangga jadi khoas, ulama, dan artis. Pendosa besar dalam dakwah adalah pecah belah ummat dalam golongan2. 
Seorang anak raja datang ke Nabi. Nabi tdk suruh beliau ketemu Abdullah Bin Auf tapi disuruh jumpa Muawiyah yg miskin. Wail bin Hajar r.a anak raja jumpa Muawiyah r.a yang disuruh nabi untuk berkhidmat. Maka Muawiyah minta gantian naik kuda karena kakinya kepanasan.  Lalu kata wail kuda ini terlalu mulya untuk kamu. Lalu Muawiyah jalan lagi dan karena kepanasan dia bilang boleh gak pinjam sandalnya karena dia kan naik kuda. Kata wail sandal ini terlalu mulya untuk kamu. Setelah Muawiyah r.a jadi Amirul mukminin wail datang dan dijamu. Setelah makan maka Muawiyah tanya kepada Wail r.a,  mulya mana kerajaan ini dengan sandal mu ? 
Nabi buat dakwah sama orang2 khoas quraish, sahabat2 miskin dibilang tdk boleh datang. Lagi asik2 dakwah datang umi maktum yg buta ga ngeliat nabi sedang kumpulkan orang khoas saja maka muka nabi masam, langsung Allah beri teguran. Setelah itu nabi tidak buat lagi pertemuan2 khusus. Maka dakwah tidak boleh ke golongan tertentu tapi umumiat. Nabi satukan ummat di masjid, bukan di markaz. Orang datang ke markaz sebentar lalu gerak. Bukan jadi mukimin. Orang kalau mukim di markaz tidak gerak maka akan jadi rusak. Orang yg mau menyatukan ummat tidak dalam wadah masjid  maka akan tercipta asobiah. Bukan golongan ku kt nabi.
Kalau kita buat usaha nabi lalu tidak berhajat kepada mahluk maka nusroh goibiah  dimana kita dijadikan asbab hidayah bagi ummat dan  hajat2 kita akan diselesaikan oleh Allah. Di jaman Umar lahar panas mau datang ke Madinah. Maka Umar ra tunjuk tamim ad dari r.a karkun baru yg baru masuk islam di tahun 9 hijriah untuk padamkan. Dia bilang man ana wa ana ? Siapa saya? utk menunjukan kelemahan dirinya tdk bangga dapat takaza. Kita dapat takaza ke daerah bangga merasa bisa. 
Ilmu apa yg dipakai oleh sahabat r.a. bisa menyelesaikan masalah2nya. Ilmu dan amal dari nabinya. Hari ini kita bilang kan itu di zaman Nabi.  Allah katakan di Al-quran. Allah menolong para Rasul dan orang2 beriman di dunia dan di akhirat. Jadi kita su’udzon terhadp Allah karena tidak bisa tolong kita. Buat saja amal yg sama maka pertolongan yg sama dari Allah pasti akan datang. 
Orang hari ini bangga dengan  gelar-gelar prof, dokter, Insinyur Padahal itu simbol kebodohan. Orang2 yg belajar ilmu dunia dan ahli dalam ilmu keduniaan tapi tidak paham ilmu Nabi, ilmu yang Allah turunkan ke Nabi. Di Al-quran Allah tidak pernah mengatakan ulama itu seperti sumur, tapi Allah katakan ulama seperti awan. Maksudnya ulama harus bergerak bukan diam saja di tempat dan menunggu orang datang.  
Air datang ke tanah gembur bisa menumbuhkan tanaman, ketanah celong bisa mengumpulkan air utk diambil orang lain, ketanah keras bisa mengalirkan ke tempat2 rendah. Ulama harus gerak bawa ilmu. Bahkan untuk sempurnanya tobat saja harus gerak. 
Seorang preman bunuh 99 orang datang ke ahli dzikir dan ibadah minta nasehat tobat, maka katanya tidak ada pintu  tobat bagi mu. Mengukur kemulyaan dia dengan kejahatan orang lain sehingga merasa tidak mau membagi surga dengan orang jahat. Maka dia pun dibunuh melengkapi jadi 100. Maka preman gerak lg datang kepada orang alim minta pintu tobat. Maka dinasehati suruh gerak. Ada 3 riwayat mengenai matinya orang ini dan diampuni dosanya dan d masukan ke dlm surga :
1. Mati pas di tengah2 kota yg di tuju, maka Allah perintahkan malaikat meniup angin membalikkan tubuhnya sehingga lebih dekat dng tujuan hijrah.
2.  Mati pas di tengah2 perjalanan ke tempat yg dituju, maka Allah lebihkan sejengkal ke tempat yg  dituju maka Allah masukan kedalam surga.
3. Baru beberapa langkah langsung mati. Allah perintahkan bumi memanjang dari tempat yang ditinggalkan dan memendek dari tempat yg mau dituju sehingga Allah masukan ke dalam surga.
Ketika umat tidak gerak maka tidak tahu mana yg munafik mana yg iman. Ketika di perang uhud seribu orang keluar dari Madinah. Maka 300 orang bilang sama nabi mau pulang karena tidak ada yang jaga rumahnya. Baru ketauan mana yg iman dan munafik. Di tabuk ketika panas baru muncul kata2 terlalu panas untuk keluar bersama nabi. 
Jadi jika ummat tidak dikeluarkan tidak ada saringan munafik dan iman. Bagaimana Al-quran mau dipahami di ruang ac sedang sahabat memahami Al-quran ketika dia kepanasan dan kedinginan,  di usir di dzolimi. Maka kita semua perlu keluar di jalan Allah. 
Kata masyaikh, ini adalah usaha yg akan menggerakan malaikat utk beserta kita. Di dalam hadits dikatakan 1 orang keluar d jalan Allah maka Allah hantar 70.000 malaikat beserta dia. 70.000 malaikat menjaga rumahnya. Kalau ada 100 jamaah atau 1000 org mau keluar di jalan Allah dari musyawarah ini, team taskil akan sibuk buat jamaahnya. Tetapi team taskil malaikat lebih sibuk lg karena harus taskil 140 juta malaikat. 
Semua siap taskil insyaAlloh…..

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.