Buyaathaillah's Blog

Bayan Maulana Saad Al Khandalawi : Umat Islam Bersaudara

Bayan Shubuh : Maulana Saad (28-11-2011)

Tarjim             : Maulana Harun

 

Allah ta’la berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ, : orang mukmin adalah saudara.

Maka semua orang muslim di seluruh dunia adalah saudara. Baik yang tinggal di timur, yang tinggal di barat, orang Gujarat, orang Bangladesh, orang Jepang, orang Cina, orang Amerika, di mana pun kalian tinggal, maka kalian dikumpulkan dan kalian bersaudara.

Dan Rasulullah saw bersabda :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَ تَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ

“orang mukmin itu adalah seperti satu tubuh.”

Ada dua asas di sini, pertama adalah firman Allah ta’la, kedua adalah sabda Rasulullah saw. Maka orang mukmin bersaudara semua. Dan musuh Allah mengatakan, “pecah belah mereka.” Orang Bangladesh mikir Bangladesh, orang Madras mikir orang Madras saja, orang arab mikir arab saja, Arab pun dipecah-pecah lagi. Orang Maroko pikir diri sendiri. Sedangkan Rasulullah r bersabda, “Orang mukmin adalah seperti satu tubuh.” Bukan bangsa kita, bukan negara kita. Ayah kita sama Adam u datang dari surga. Datang dari mana? Datang dari surga. Karena kekhilafan turun dari surga datang ke dunia. Maka apabila orang mukmin masih dengan iman selamat maka akan kembali ke surga. Baik orang Bangladesh, orang Gujarat . Maka tempat yang aslinya adalah di surga. Ayah kita Adam u keluar dari surga dan insya Allah akan kembali ke surga semuanya. Akan kembali ke surga. Dan anak-anaknya pun lahir dengan menguatkan iman.

Maka Rasulullah saw bersabda :

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ,

ini perintah Allah swt , mintalah ampunan baik untuk mukmin laki-laki mau pun perempuan.

Jadi Rasulullah saw mendoa untuk dirinya sendiri dan untuk umat. Maka setiap saat Rasulullah saw memikirkan untuk menyatukan umat. Memang adat berbeda-beda. Manusia punya adat berbeda-beda. Sebagaimana bahasa berbeda, adat pun berbeda. Sayyidina Bilal t dari Habsyah, sayyidina Shuhaib t dari Romawi, Salman al Farisi t dari Persia, dari berbagai macam kabilah, dari sini dari sana, ada yang tinggi ada yang pendek semuanya disatukan oleh Rasulullah saw . Orang-orang kafir musuh kita yang memecah belah kita. Nabi kita adalah Nabi seluruh alam, umatnya pun untuk selurah alam, dan rahmat untuk seluruh alam. Rahmat untuk alam mana pun. Di dunia rahmat, di akhirat rahmat. Rahmat bagi manusia, rahmat bagi hewan juga. Rahmat bagi manusia dan hewan-hewan. Menyampaikan hak manusia dan hak hewan juga. Apa hak kalian, apa hak istri kalian diberitakan juga. Apa hak tetangga kalian diberitahukan juga. Maka ringkasnya adalah asas dari Rasulullah saw . Apa asasnya? Asasnya adalah kaliamt kita kan satu, kalimat kita satu, kalimat thayibah. Maka semua ahli kalimat thayibah asasnya satu. Setiap orang mukmin asasnya sama. Setiap orang mukmin inilah asasnya. Dalam Al Quran

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

peganglah kuat-kuat tali Allah I dan janganlah berpecah belah.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

taat pada Allah dan Rasulnya dan pada pimpinan kita. Ayah kita lebih besar. Dan setiap orang adalah tanggung jawab terhadap keluarganya. Penanggung jawab untuk membawa keluarganya dalam agama.

كُلُّكُمْ راعٍ ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ, s

etiap orang adalah penanggung jawab. Aslinya ra’i adalah penggembala kambing. Terjemah ra’i adalah penggembala kambing. Maka setiap kalian adaah penggembala. Menggembala kambing itu susah. Sebab kambing itu biasanya berpisah-pisah. Maka biasanya penggembala kambing itu pegang tongkat. Digiring dari sini, dari sini pergi ke sana. Memang dia punya kekuatan, pegang tongkat lagi. Dia bisa pukul, tapi nanti luka, bisa mati. Maka penggembala ada kekuatan tongkat, tapi bukan untuk memukul. Dipukul akhirnya kakinya patah, dipukul lagi pinggangnya patah lagi, lama-lama habis. Makanya dia sabar menahan itu. Maka untuk mengumpulkan, menggembala, memberikan mium, memberikan makan mereka, kambing-kambing itu susah. Tapi dia tanggung itu semua, dia tabah menahan. Di rumah kan begitu juga. Di rumah ada yang sukanya begini, ada yang sukanya begitu. Ada yang lembut, ada yang kasar, ada yang keras, ada yang taat, ada yang suka membangkang, maka jangan dipukul, jangan juga diusir, maka dengan hikmah. Maka Rasulullah r diperintahkan,

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ

dengan hikmah. Kita adalah khadim untuk umat. Kita bukan pemerintah umat. Dengan dakwah kita diperintahkan untuk berkhidmat pada umat. Allah I dengan karunianya melalui Rasulullah r kita diberi kenikmatan, kesempatan untuk berkhidmat. Kesempatan untuk apa? Berkhidmat.

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ.

Aku mengajak dengan bashirah, dengan hikmah, dan orang yang mengajak seperti aku juga begitu. Orang beriman juga mengajak seperti itu. Maka kita ini adalah khadim umat. Ini umat besar sekali. Ini umat sangat besar. Seberapa besar? Ini umat besar sekali. Maulana Yusuf Rahmatullah mengatakan, “di dalam Al Quran,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا.

Di dalam

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا

ini orang-orang beriman mulai dari yang imannya paling tinggi sampai yang imannya paling rendah dipanggil semua. Yang imannya sangat tinggi sampai imannya yang paling rendah. Sampai para anbiya pun masuk di sini. Dan Rasulullah r masuk di situ. Dan kita yang lemah-lemah ini pun masuk di situ. Maka jika ada undangan dari raja, memang office boy yang membawa. Tapi kalau membawa undangan dari raja pasti dimuliakan, karena membawa undangan dari raja. Bukannya dia jadi raja, tidak. Karena dia membawa undangan, undangan dari raja. Umat ini seperti itu kemuliaannya.” Seorang sahabat tangannya dipotong, maka Rasulullah r berubah wajahnya menjadi pucat. “Ya Rasulullah, mengapa engkau tampak sedih. Bukankah ini syariat Allah I, dan ini engkau juga yang memerintahkan. Kenapa engkau merasakan susah, sedih?” “Ya, kenapa tidak sedih. Ini adalah orangku, dipotong tanggannya di depanku, hingga ia menjadi hina.” “Ya Rasulullah kalau engkau susah dengan begini, kenapa tidak dimaafkan saja tadi?” “Ada tanggung jawabku, ada tanggung jawabmu. Tanggung jawabmu adalah kalau ada yang seperti itu jangan dibawa di depan saya. Mestinya jangan di depan saya. Mestinya kamu fahamkan dia. Ada orang berbuat salah, diam-diam berikan peringatan, berikan nasihat.

من سَتَرَ مسلماً سَتَرَه الله في الدُّنيا والآخرة,

seorang yang menutup seorang muslim maka Allah I tutup dia dunia akhirat. Ada tanggung jawab kamu ada tanggung jawab saya.”, kata Rasulullah r. “Kamu beri peringatan kamu lepaskan. Tapi tanggung jawabku adalah apabila ada perintah Allah I yang nampak maka harus aku kerjakan. Tanggung jawab saya apa?

تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ,

memerintahkan kebaikan.”

Hai, mau kemana itu? (beliau menegur orang yang berdiri untuk meninggalkan majelis). Maka tanggung jawab kalian juga apabila ada yang mau berdiri pegang tangannya. Jangan boleh berdiri. Jadi dai harus jadi dai. Ada yang begitu tangkap. Ada empat perkara di sini ada rahmat Allah,

وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةَ

diselimuti rahmat, rahmat turun ini.

وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ.

Kemudian diliputi oleh malaikat

حَفَّتْ بِهِمُ الْمَلَائِكَةُ.

Dibanggakan oleh Allah swt.

وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Dimajelis seperti ini setan bagaimana akan duduk?

“Ada tanggung jawab saya, ada tanggug jawab kalian. Tanggung jawab kalian adalah jangan bawa ke sini kalau ada orang bersalah begitu, kamu pahamkan dia di sana, nasihati di sana. Dia mencuri, kamu targhib di sana. Tapi kalau kamu bawa ke sini, di situ ada perintah Allah I. Saya harus tunaikan perintah Allah I. Maka tanggung jawab kalian adalah jaga umat ini. Hartanya, kehormatannya, darahnya. Menjaga itu semua adalah tugas kalian. Tugas kalian itu.” Maka ada dua sarana musuh-musuh Allah I.

  • Bagaimana setiap orang merasa bebas. Laki-laki bebas, perempuan bebas. Anak-anak, orang tua semuanya bebas. Di luar negeri saya dengar, orang tidak bisa mengingatkan anaknya. Bahkan kadang-kadang kalau mengingatkan dilaporkan ke polisi, masuk penjara. Setiap anak bebas dia. Isteri apalagi, bisa bebas mau pergi ke mana pun. Anak perempuan juga begitu, bebas. Anak pun begitu, mau ke mana pun bebas. Begitu juga dengan suami, mau dengan perempuan mana, mau makan apa. Istri juga begitu mau dengan laki-laki mana tidak ada yang bisa melarang. Itu planning orang kafir, bagaimana semuanya merasa bebas. Tiap rumah bebas, tiap penghuni rumah juga bebas. Maulana Yusuf Rahmatullah mengatakan, “tidak ada orang yang diciptakan dalam keadaan bebas itu, tidak ada. Tidak ada yang bebas itu tidak ada.” Taati amir shaf. Maka di rumah ada ayah, ada bapak. Bapak tidak ada, ada ibu. Ibu tidak ada maka saudara yang paling tua. Setiap orang ada penanggung jawabnya. Setiap mahala, setiap kampung ada penanggung jawabnya. Setiap kabupaten, setiap kota ada penanggung jawabnya. Rasulullah r menyatukan umat ini, “Kalian bukan orang yang bebas, tapi kalian adalah orng yang taat.”

 

  • Dan orang kafir memecah-mecah belah mereka. Kalian orang India, kalian orang Cina, kalian orang mana, orang mana. Mereka racun itu dan kita pun terima dan merasa berpecah-pecah juga. Itu yang diinginkan musuh-musuh. Tapi ternyata kita merasa senang, merasa gembira dipecah-pecah begitu. Bangga dengan perpecahan. Maulana Yusuf Rahmatullah katakan, “pergi ke mana pun kalian, kalian melihat kelemahan agama, maka jangan salahkan mereka salahkan diri sendiri.” “Kenapa saya datang terlambat sekali, akhirnya setan yang datang lebih dulu merusak saudara-saudara di sini.”

 

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ …….. قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ,

 

itu sumpahnya setan. “Demi kehormatanMu ya Allah, saya akan sesatkan mereka semua….. Karena Nabi Adam, saya dikeluarkan, maka tidak akan saya biarkan mereka menempuh jalan yang lurus.”

Ada usaha nabi. Apabila usaha nabi ada kekurangan maka di situ usaha setan subur. Bila engkau lihat kekurangan, maka yang difikirkan, “nah ini yang salah adalah kita, datangnya terlambat. Yang salah adalah kita.” Kita penanggung jawab. Penanggung jawab jangan sampai mengantuk pak, masya Allah. Kita perlu makan, minum, tidur. Mengenyangkan perut. Sibuk main-main dengan anak. Dan itulah yang terjadi akhirnnya. Setan datang ke sini buat kerja. Setan telah bekerja. Maka kesalahan, kesalahan siapa? Kesalahan kita. Kita telah diperintahkan untuk menjadi penanggung jawab seluruh alam. Kenapa duduk tenang saja? Bukan hanya fikir halaqah. Kadang kita merasa jadi pemerintah, jadi penguasa. Kita ini bukan penguasa, kita adalah khadim bukan hakim.

Adalah hasrat Rasulullah r, “satukan mereka, satukan mereka.” Dan dalam menyatukan apabila ada yang memisahkan tabah hadapi. Ada yang mencaci maki, ada yang marah-marah. “Orang-orang bodoh ini.” “Orang-orang bodoh ini, apa tidak ada pekerjaan lain?” Orang-orang mengatakan apa-apa pada kita. Dengan berbagai macam kata-kata, tapi kita tetap kerja dan jangan pernah tinggalkan. Sebab ini adalah tanggung jawab dari Allah I. Terus kita kerjakan jangan ditinggalkan. Seluruh umat Rasulullah r adalah umat kita. Ini adalah umat Rasulullah r. Ini adalah orang Rasulullah r. Sebab apabila satu umat saja belum masuk surga, Rasulullah r tidak gembira di surga. Allah I memberikan maqaman mahmuda pada Rasulullah r. Rasulullah r sampaikan, “Saya khawatir nanti saya diberi maqam mahmud di surga tapi masih ada umatku yang menderita di mahsyar.” Di dunia kita menahan penderitaan dalam usaha dakwah ini, kita rayu tiap-tiap orang, “ayo ikut agama, masuk dalam Islam. Taati agama.” Maka di mahsyar nanti, sahabat bertanya, “Sejak Nabi Adam sampai manusia, betapa banyaknya manusia di sana, ya Rasulullah bagaimana engkau mengenali umatmu? Ya Rasulullah begitu banyaknya manusia, bagaimana engkau mengenali umatmu?” Rasulullah r sampaikan, “seandainya seseorang punya kuda yang kakinya ada tandanya, tangan ada tandanya, wajah ada tandanya, kira-kira apakah dia mengenal kudanya sendiri di antara kuda-kuda yang hanya satu warna hitam semua? Atau coklat semua? Sedangkan yang ini kakinya beda, dan warnanya juga beda. Nanti umatku datang dalam keadaan tangan, kaki dan wajahnya bersinar, bercahaya bekas wudhu.” Orang sekarang protes,”apa itu? Baca kalimat thayyibah, shalat, baca kalimat thayyibah, shalat, dapat apa?” Hai, apakah kalian tidak tahu, Rasulullah r mengenal kita dengan shalat kita nanti. Bekas kita wudhu Rasulullah r kenal. Pecah belah umat ini keinginan orang kafir. Dan kita pun bangga sudah terpecah-pecah. Bangga hanya berfikir tentang negaranya sendiri-sendiri. Itu kan halaqahnya itu, Itu kan halaqahnya itu, Itu kan halaqahnya itu, sedangkan halaqah kita seluruh alam. Halaqah kita bukan terbatas.

Rasulullah saw memang Arab di depannya, tapi usahanya tetap seluruh alam. Mulainya dari sana. Mulainya dari Arab memang. Tapi di depannya bukan orang Arab saja, seluruh alam. Seluruh alam diletakkan di depan beliau. Maka usaha meletakkan seluruh alam di mata ini, kita sebagai umat,

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ,

kalian adalah umat terbaik, kenapa? Kalian bukan untuk kalian sendiri tapi untuk berkhidmat kepada seluruh manusia. Ada yang di India, ada yang di Cina, tapi kalian diutus untuk seluruh manusia untuk berkhidmat pada mereka. Kita adalah penanggung jawab seluruh alam, penanggung jawab mereka semua. Kita ikram, beri makan pada mereka semua, maka Allah I yang akan beri rezeki pada kita. Bila kita memberi makan, Allah I yang memberi makan semua, dan Allah I yang memberi makan kita juga. Allah I memberi makan semua orang. Kita pun diberi makan oleh Allah I. Maulana Yusuf mengatakan, “Kalau ada pernikahan di sebuah rumah, ada yang berkhidmat untuk tamu laki-laki, ada yang berkhidmat untuk tamu perempuan. Maka ada yang sebelah sana, ada yang sebelah sini bagian khidmat. Maka yang khidmat bagian perempuan memberi makan, “tolong bapak itu belum diberi makan, bapak itu belum diberi makan.” Ada sebagian khidmat laki-laki misalnya. Maka karena dia kerja untuk acara itu, maka yang punya acara akan berfikir….. Ah sudah, kalau ternyata kita belum paham juga. Misalnya ini ada Pemilu. Ada orang tidak punya uang sama sekali. Tidak punya sandal, tidak punya uang. Tidak punya apa-apa sama sekali. Pakaiannya bagus sekali sekarang. Bajunya bagus. Makannya pan (sirih untuk camilan bagi laki-laki), merokok lagi. Rokoknya mahal lagi. Biasanya pan yang murah, sekarang pannya mahal, rokoknya pun mahal. Maka ditanya, “lho, dulu kan kamu miskin. Kenapa sekarang bisa begitu? Bisa Bergaya, merokok sekarang.” “Kamu tidak tahu siapa saya sekarang? Saya menjadi kader.” Dia dengan bangga, sambil merokok, ‘kader nih, kader.’ Pekerja pilkada. Tim suksesnya pilkada di pilpres.

Musuh pun Kau beri. Apabila musuh pun Kau beri ya Allah, apakah mungkin kekasih tidak Engkau beri? Berapa banyak dalam Al Quran, tidak ada perintah: tinggalkan pekerjaan kamu, tapi kerjakan kerja kamu. Tadi saya sampaikan, keberkahan akan datang dalam kerjamu, bila kau sibukkan dirimu dalam kerja ini. Bila engkau yakin rizki bukan dari toko, tapi dari Allah I. Rizki anak saya bukan dari saya, tapi dari Allah I. Dan anak pun paham bahwa rizki bukan dari ayah tapi dari Allah I, istri pun paham bahwa rizki bukan dari suami tapi dari Allah I. Kita yakini ini dalam hati, yang memberi rizki siapa? Allah I! Siapa? Allah I. Pemilik toko diajak shalat, “bagaimana kalau saya tinggal nanti?pembeli akan hilang, pelanggan akan habis.” Nah, itu ujian iman. Yang memberi rizki adalah Allah I, bukan toko. Ada asas kebatilan. Kebatilan ingin memecah belah kita. Sedangkan Rasulullah r memerintahkan kita untuk bersatu. Hendaknya kita seperti satu tubuh, bila ada satu bagian tubuh yang sakit maka bagian tubuh yang lain menderita.

 

إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى ,

satu bagian tubuh saja yang sakit, maka semuanya menjadi gelisah. Ini telinga sakit misalnya, tidur pun menjadi susah. Padahal yang sakit telinga. Yang memejam itu mata. Susah untuk terpejam matanya, karena telinganya sakit. Ini adalah asas kita dari Rasulullah saw. Delapan ratus tahun. Sayyidina Umar t mengatakan, ” kita dulu hina sekali. Allah I telah memberikan kemuliaan pada kita ini adalah sebab Islam.” Bukan lima persen, sepuluh persen Islam. Lihat yang shalat berapa? Sepuluh persen. Yang memberi zakat sepuluh persen. Masya Allah. Maulana Yusuf mengatakan, “seandainya umat dengan benar mengerjakan zakatnya pasti tidak ada orang miskin. Seandainya umat menikahkan anak-anaknya secara sunnah, maka tidak akan ada gadis yang terlantar.” Seandainya pernikahan dilakukan secara sunnah, maka tidak akan ada satu gadis pun yang tidak menikah. Maka lihat, hutang, hutang, hutang untuk menikahkan. Susah.

Kerja dakwah ini adalah untuk menyatukan umat. Untuk apa? Untuk menyatukan umat, mendekatkan pada Allah swt. Dai mendekatkan dirinya pada Allah I, dan membawa umat, hamba kepada Allah I. Dakwah itu bukan mendekatkan orang pada diri kita. Buka membuat hubungan dengan kita, tetapi membuat hubungan dengan Allah I. Hubungan dengan siapa? Allah I! Dan dengan cara dakwah hubungan dengan Allah swt. Dengan dakwah ini. Sambungkan dengan amal ini. Kita ini akan mati semua. Sedangkan yang berhubungan dengan Allah I, Allah I itu hidup selama-lamanya. Sedangkan kita akan mati, tidak abadi. Ini bukan tempat tinggal kita yang sebenarnya. Tapi orang yang dekat dengan kerja dakwah, hubungan dengan kerja dakwah, hubungan dengan Allah I, sedangkan Allah I adalah dzat yang abadi selamanya. Maka dengan niat dakwah ini kita ingin mendapatkan keyakinan yang sempurna pada Allah I. Yakin yang sempurna pada Allah I. Dapatkan keyakinan sempurna pada Allah I, semuanya adalah dari Allah swt. Yang melakukan segalanya adalah Allah swt. Bagaimana kita bawa keyakinan kuat pada Allah I. Dan hamba Allah I, kita berdakwah pada mereka untuk tawajuh pada Allah I. Dan gunakan harta diri untuk ini. Harta diri untuk ini. Dikorbankan. Dakwah sudah dimulai. Maulana Ilyas rah.a, Allah I bukakan kerja ini pada beliau. Dan tidak ada kerja dakwah. Kerja tidak akan terbentuk selama ahli haq belum bersatu. Ahli haq dan ahli ilmu belum bersatu. Ada Mufti Kifayatullah, seorang ‘alim besar sekali. Maulana Ilyas rah.a menyampaikan kerja dakwah ini pada Mufti Kifayatullah, “saya ingin kerja seperti ini.” Maka beliau dengarkan. Duduk tawajuh mendengarkan. Setelah mendengar semua Mufti mengatakan, “Oh itu fikiran kamu bagus sekali. Sebab dia bekerja menggunakan uangnya sendiri. Lihat kalau kita mengundang penceramah kita mesti kasih uang. Yang kamu sampaikan bagus sekali. Dia datang sendiri, dia ceramah sendiri, dengan uangnya sendiri. Tapi siapa yang mau?” Maka Maulana Ilyas rah.a datang ke Mewat. Susah payah kerja di Mewat, bentuk jamaah. Pembekalan (bayan hidayah) lama sekali sampai tiga hari. Kemudian jamaah tiga hari ini dikirim ke dekat rumah Mufti Kifayatullah. Maka Mufti bertanya, “kamu ini siapa?” Orang-orang buta huruf, orang-orang lugu mereka. “Kami kelompoknya Maulana Ilyas, jamaah tabligh.” Kenapa kalian keluar?” “Untuk belajar kalimah thayyibah dan shalat.”

Maulana Ilyas membuktikan bahwa orang keluar dengan harta dan diri sendiri. Dan orang ini keluar sekarang dengan diri dan harta sendiri. Siapa yang akan mengatakan berapa besar kerja ini. Dengan mujahadah Maulana Ilyas, Allah I memulai kerja ini. Sekarang kita merasa menjadi tuan-tuan besar dalam kerja ini. Ini bukan supaya kita dihormati. Ini khidmat, khimat. Bukan menjadi chodri, tuan tanah. Siapa chodri? Kita khadim. Maka jika kita kerja dengan tertib yang benar Allah I terima. Tertib tidak benar, kerja akan berantakan. Maka Allah I memberikan kerja ini untuk menyatukan umat. Ini ada halaqah-halaqah untuk memudahkan saja, bukan dibuat halaqah untuk memikirkan halaqahnya saja, bukan. Atau sekedar ini orang Asham, orang Bangladesh, orang Gujarat, mikirin dirinya sendiri. Indonesia memikirkan Indonesia saja, Malaysia memikirkan Malaysia saja, tidak. Bukan begitu. Tapi kerja ini,

نِيَّةُ الْمُؤْمِنِ خُيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ ,

niat seorang muslim lebih baik dari amalnya. Dalam hadits Bukhari,

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

Maka kita niatkan. Di mana pun kita beramal, pengaruhnya seluruh alam bila kita niatkan begitu. Kita buat jaulah di kampung kita, maka pengaruhnya ke seluruh dunia. Kita niatkan seluruh dunia, maka pengaruhnya ke seluruh dunia. Di belahan timur ada jaulah maka pengaruhnya sampai ke barat. Dan di sebelah barat berjaulah pengaruhnya ke belahan timur juga. Dipahami tidak ini? Kalau di rumah ada taklim, kemudian niatnya seluruh alam, maka pengaruhnya ke seluruh alam walau pun taklimnya di dalam rumah. Kita taklim di masjid, pengaruhnya pun di seluruh dunia. Kita mengantuk di sini niatnya seluruh alam, bagaimana? Insyaallah mengantuk seluruh dunia juga. Lihat, dahulu ada radio, sekarang ada tv. Kalau di stasiun Delhi disebarkan maka tersebar ke suluruh dunia. Padahal kerjanya di sini tapi pengaruhnya di seluruh dunia.

Manusia saja bisa buat begitu, apalagi Allah swt. Kita buat kerja di sini pengaruhnya ke seluruh dunia. Manusia bisa begitu, kerja di satu tempat pengaruhnya ke tempat lain. Allah I punya kuasa. Kita kerja di satu tempat, pengaruhnya ke seluruh dunia. Seluruh dunia ini adalah seperti satu telaga. Apa? Telaga. Telaga yang sangat besar. Kita tambah satu gelas, maka tampaknya tidak bertambah. Kita ambil satu gelas, tampaknya tidak berkurang juga. Tapi sebenarnya permukaan air itu berubah. Dilihat nampaknya tidak berubah, hakikatnya berubah. Maka apabila suasana sedang rusak, ada seorang yang mulai shalat maka berubah sebenarnya. Atau ada yang masih tidak shalat, lebih parah lagi. Maka kita buat kerja ini niatnya seluruh alam. Niat seluruh alam. Kita jaulah niat seluruh alam. Niat taklim seluruh alam.

Ada adzan. Setan tidak takut pada bayan, tidak takut pada shalat. Tidak takut pada kumpulan orang-orang, buktinya kita dengar bayan bisa mengantuk juga. Setan takut pada dakwah. Yang mengantuk dakwah juga. Dakwahi setannya. Setan takut pada adzan. Begitu ada adzan setan lari. Bila ada adzan lari terbirit-birit dan terkentut-kentut. Lari sejauh-jauhnya agar tidak mendengar adzan. Maka muadzin bagaimana suaranya sejauh-jauhnya. Makin jauh suaranya, maka seluruh makhluk yang mendengar akan berdoa, baik itu berupa batu, pohon, air semuanya berdoa. Setan takut pada adzan. Takutnya pada dakwah. Dakwah, dakwah masuk ke rumah-rumah, ke tiap-tiap orang. Saat orang mengatakan saya akan adzan dulu, waktu saya adzan kamu langsung datang pada driver, beritahu kita akan shalat. Kita nanti akan berhenti. Nanti orang akan shalat semuanya. Insyaallah orang sudah punya wudhu semua sebelum naik. Sudah punya wudhu sejak awal. Shalatnya singkat saja, shalat musafir dua rakaat saja. Ini adalah bis antar kota yang tidak berhenti di sembarang tempat. Ditanya, “kenapa adzan dulu.” “saya adzan dulu agar semua setan yang ada di sini lari dulu.” Sebab driver pun ada setannya juga. Lihat, jangankan orang-orang kafir, orang-orang muslim pun mengatakan kata-kata yang tidak baik buat jamaah. “Apa ini yang kalian buat? Apa ini? Kalian ingin keluarkan saya dari rumah, apa ini?” Ini padahal orang muslim, didakwahi masih begitu juga. Maka setan itu takutnya pada dakwah.

Kumpulkan orng, kumpulkan orang untuk lawan setan. Oh tidak, setan tidak takut pada kumpulan orang. Takut pada adzan. Dan setan selalu berusaha agar orang jangan sampai lurus niatnya. Kalau niatnya sudah benar, sudah, kerja setan rusak. Dengan dakwah ini umat disatukan. Ini terpecah-pecah sekarang. Sudah terpecah-pecah, dipecah-pecah lagi oleh musuh-musuh Islam. Maka dengan dakwah ini satukan umat. Sebab tiap orang dari umat ini berfikir seluruh alam. Berfikir seluruh alam, jangan hanya berfikir untuk halaqah sendiri. Halaqahnya maju gembira, halaqah lain tidak maju tidak difikirkan. Kita keluar empat bulan dan bawa jamaah jalan kaki. Sedikit mujahadah. Jangan hanya milih di kota-kota, tempat yang ramai, banyak fasilitas, kerja ini kerja mujahadah. Ini kerja bukan untuk istirahat. Kita kebanyakan kerja sesuai dengan musim. “ini musim dingin, tolong hantarkan ke Banglore.” Atau ke tempat lain lagi sesuai dengan musim. Apakah hanya di Banglore ada jamaahnya? Di tempat lain juga masih banyak. Ini kerja bukan untuk mencari kenyamanan, untuk mujahadah memang. Makanya kita empat bulan jalan kaki. Makan minum, dan makananya masak sendiri. Masak itu ibadah juga. Dan itu dakwah juga. Orang ditanya, ini siapa? Oh jamaah , jamaah . Empat bulan keluarnya jalan kaki, atau misalnya orang di sini keluar empat puluh hari, jalan kaki juga. Kalau kita kerja seperti itu insyaallah kerja akan cepat naiknya. Naiknya cepat kerja ini. Jamaah empat bulan jalan kaki dari New Delhi ke Allahabad. Maulana Ilyas jalan kaki, jalan kaki. Orang datang ke kota-kota besar, tidak tahu keadaan di kampung-kampung terpencil. Maka di tempat ini siapa yang siap jalan kaki?

 

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.