Buyaathaillah's Blog

Kristiani : Penyaliban vs Fiksi Penyaliban (Hoax)

Dialog Islam – Kristen : “Crucifixion (Penyaliban) vs Cruci Fiction (Fiksi Penyaliban)” (by Ahmad Deedat Rah.A)

CRUCIFIXION (PENYALIBAN) ATAU CRUCI-FICTION ( FIKSI PENYALIBAN ) 

 

Bangkit KembaIi Atau Sadar Kembali?

 

Periksa Kenyataan yang Ada, Maka Kebenaran akan Muncul

 

Dalam Kristianity para cendikiawan dan ulama mereka tidak mempunyai satu pandangan yang sama mengenai penyaliban Yesus, ini dikarenakan “Penyaliban Yesus” ini hanya merupakan konsep. Suatu konsep yang tidak didukung oleh fakta dan bukti. Bahkan fakta dan penjelasan didalam injil menjelaskan bahwa Yesus  tidak ingin disalib. Sungguh ini suatu kontradiksi bahwa Kristianity menganggap bahwa yesus menyerahkan dirinya untuk disalib agar bisa menanggung dosa umat manusia. Jika memang Yesus menyerahkan dirinya untuk disalib mengapa ketika di tiang salib dia mengatakan :

 

“Elloy… Elloy… Lama Sabakhtani.” artinya : “Allah…Allah…. Mengapa Engkau Menterlantarkan (Meninggalkan) Aku ?” (Mathius 27:46, Markus 15:34)

 

Al Quran menjawab tantangan ini dalam  surat An-Nisaa Ayat : 157

 

“waqawlihim innaa qatalnaa almasiiha ‘iisaa ibna maryama rasuula allaahi wamaa qataluuhu wamaa shalabuuhu walaakin syubbiha lahum wa-inna alladziina ikhtalafuu fiihi lafii syakkin minhu maa lahum bihi min ‘ilmin illaa ittibaa’a alzhzhanni wamaa qataluuhu yaqiinaan”

 

English Translation by Yusuf Ali :

 

That they said (in boast), “We killed Christ Jesus the son of Mary, the Messenger of Allah – but they killed him not, nor crucified him- but so it was made to appear to them, and those who differ therein are full of doubts, with no (certain) knowledge, but only conjecture to follow, for of a surety they killed him not

 

artinya :

 

“Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi begitulah yang ditampakkan kepada mereka ( seakan-akan dalam penglihatan mereka, isa tampak seperti mati).  Sesungguhnya mereka yang berselisih paham tentang (kematian) nya, mereka penuh keraguan, dikarenakan tidak ada ilmu (bukti / pengetahuan/ keterangan),  melainkan hanya dugaan saja (conjecture/Barzan/asumsi) , Sungguh mereka tidak yakin telah membunuhnya” (4:157)

 

Namun Fondasi dari ajaran kristen itu sendiri adalah :

 

1. Nail to the Cross ( Collosians 2:14) –> Iman kepada Penyaliban Yesus inilah Kristianity

2. No Ressurrection No Christianity ( 1 Corinthians 15:14, Isiah 64:6) –> Jika Tidak ada Kebangkitan maka Tidak Ada Kristianity

 

Menurut Paul sebagai perancang dan inventor agama kristen, mengatakan bahwa tidak ada yang ditawarkan oleh agama Kristen kepada umat manusia selain darah dan nyawa Yesus. Jika Yesus tidak meninggal, dan dia tidak dibangkit-kan dari kematian, maka tidak akan ada penyelamatan dalam Kristen!

 

“Dan segala kesalehan kami, seperti kain kotor (sia-sia).” (Injil – Yesaya 64: 6).

 

“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami, dan sia-sialah keimananmu.” (Injil – 1 Korintus 15: 14).

 

Lalu kejadian penyaliban Yesus menjadi masalah dikarenakan  sesungguhnya murid-murid Almasih itu bukan saksi mata (eye witnesses) atau saksi dengar (ear-witnesses) atau saksi peristiwa hakiki yang terjadi selama tiga hari yang lalu seperti yang diuraikan Markus, bahwa dalam situasi yang paling berbahaya dan paling sulit dalam kehidupan Yesus: “Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.” (Markus 14:50)

 

Jadi, semua berita yang diketahui murid-murid itu tentang Yesus diperoleh dari desas-desus yang mengatakan, bahwa dia disalib dan mereka mendengar dia sudah menghembuskan napas terakhirnya. Mereka juga mendengar bahwa dia sudah dikubur selama tiga hari. Orang yang dijejali berita semacam ini tidak heran kalau mereka berkesimpulan seperti melihat hantu. Maka tidak mengherankan kita bila kesepuluh muridnya yang “pemberani” itu kaget dan terperanjat ketika melihat Yesus kembali.

 

Di bawah ini saya berikan ringkasan point-point kesimpulan bahwa Yesus Kristus tidak bersedia ataupun tidak menyerahkan diri untuk disalib yang artinya bahwa Yesus tidak mengenal konsep mati di salib sebagai penebusan dosa umat manusia. Yesus tidak terbunuh karena disalib, seperti yang diduga oleh orang Kristen, artinya Yesus tidak dibangkitkan melainkan dia masih hidup ! Dia tidak di bangkitkan melainkan sadar dari pingsan  (mati sementara / tidak sadarkan diri).

 

1. Yesus tidak berpikir menyerahkan diri untuk mati!

 

Dia merancang strategi untuk mempertahankan diri dari serangan orang Yahudi karena dia ingin tetap hidup!

 

Yesus tidak mau hanya duduk dan menunggu ditangkap oleh kaum Yahudi. Dia menyiapkan murid-muridnya akan adanya bentrokan dan pertikaian. Dengan berhati-hati, agar tidak membuat takut murid-muridnya, dia mengajarkan cara-cara mempertahankan diri. Dia memulainya:

 

“Ketika aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa–apa?”Jawab mereka, ‘Suatu pun tidak’. Katanya kepada me-reka, ‘Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pun-di, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempu-nyai bekal; dan barangsiapa yang tidak mempunyainya hendaknya dia menjual jubahnya dan membeli pedang’…” (Injil – Lukas 22: 35-36)

 

Ini adalah persiapan untuk jihad, perang suci – Yahudi melawan Yahudi! Mengapa? Mengapa ini terjadi? Apakah dia tidak menasehatkan mereka untuk ‘hidup berdampingan’- Apakah dia tidak menasehati ke 12 muridnya dengan:

 

“Lihat, aku mengutus kamu seperti domba ke tengah–tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus sepertl merpati “. (Injil – Matius 10: 16).

 

Situasi dan kondisi telah berubah dan dengan segala kebijakan maka strategi harus dirubah. Murid-muridnya telah dipersenjatai. Mereka telah mempunyai gambaran masa depan. Mereka tidak mau meninggalkan Galilia dengan tangan kosong. Mereka menjawab:

 

“… Lord, ini dua pedang.” Jawabnya, “Sudah cukup” (Injil – Lukas 22: 38).

 

Apakah ini persiapan orang yang menyerahkan dirinya untuk disalib ? Apakah keadaan ini seperti orang yang mengetahui bahwa dia harus disalib sebagai penebus dosa umat manusia ?

 

2. Dia memohon pertolongan pada Tuhan.

 

Dengan tangisan dan air mata, dia memohon pada Tuhan Yang Maha Kuasa agar menjaga keselamatannya dan tetap hidup!

 

“…duduklah di sini sementara aku pergi ke sana untuk berdoa.” (Injil – Matius 26: 36).

 

Pertanyaan yang mengganggu para pemikir adalah: “Mengapa mereka semua pergi ke Getsemani?” Untuk ber-ibadah? Apakah mereka tidak bisa pergi ke kuil Sulaiman yang mereka lewati apabila tujuan mereka hanya untuk ber-ibadah? Tidak! Mereka pergi ke kebun itu sehingga mereka berada pada posisi yang lebih baik untuk membela diri dari serangan musuh.

 

Perhatikan, Yesus tidak mengajak kedelapan muridnya” untuk beribadah. Dia menempatkan muridnya secara strategis pada pintu masuk kebun, mempersenjatai dengan pedang, karena situasi yang mungkin terjadi:

 

“Dan ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus bersamanya…. Lalu katanya kepada mereka…. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan aku.” (Injil – Matius 26: 37-38).

 

Kemana dia membawa Petrus serta Yohanes dan Yakobus sekarang? Ke dalam kebun itu! Untuk beribadah? Tidak! Untuk membuat jalur pertahanan – dia menempatkan delapan orang itu pada pintu masuk dan sekarang ketiga murid lainnya yang terkenal fanatik dan bersemangat, dipersenjatai dengan pedang, hanya untuk ‘menunggu dan mengawasi’ -untuk mengawal! Gambaran ini sangat gamblang. Yesus tidak memberikan gambaran apa pun bagi kita. Dan dia (sendiri) hanya berdoa!

 

Yesus Berdoa Untuk Meminta Pertolongan

 

“…dan mulailah ia merasa sedih dan gentar. Lalu kata-nya kepada mereka, ‘Hatiku sangat sedih seperti mau mati rasanya . . . ‘ Maka ia maju sedikit, lalu sujud (seperti posisi shalat bagi Muslim), dan berdoa, katanya, ‘YaBapa ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaku, tetapi janganlah seperti yang kukehendaki; melainkan seperli yang Engkau kehendaki’…” (Injil – Matius 26: 37-39).

 

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa; Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang berte-tesan ke tanah.” (Injil – Lukas 22: 44).

 

Yesus tidak rela untuk berkorban: Jika ini adalah skenario dari pengorbanan, maka ini adalah adegan yang tidak menjiwai. Ini adalah pembunuhan tingkat pertama dan bukannya pengorbanan diri. Apakah ini persiapan orang yang menyerahkan dirinya untuk disalib ? Apakah keadaan ini seperti orang yang mengetahui bahwa dia harus disalib sebagai penebus dosa umat manusia ?

 

3. Tuhan mendengar doanya.

 

Berarti Tuhan mengabulkan doanya dan menjaganya agar tetap hidup!

 

Ketika sampai di taman Getsemani, Yesus berdoa;  lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” (Matius 26:38-39)

 

Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”

 

Doa Yesus di atas adalah bentuk permohonan Yesus kepada Tuhannya agar dibebaskan dari cawan kematian. Frasa ‘cawan’ dalam ayat tersebut bermaksud percobaan dan fitnah Yahudi, karena Yahudi ingin membuktikan bahwa Yesus adalah mesias palsu dengan cara menyalibnya, penyaliban itulah pencobaannya. Sehingga dengan kata lain, maksudnya kematian dalam penyaliban. Jadi Yesus berdoa agar terbebas dari kematian dalam penyaliban.

 

Dari doa Yesus di atas, sudah menunjukkan fakta kepada kita, yaitu: Pertama, Yesus tidak ingin mati dikayu salib. Kedua, Yesus tidak mengenal penebusan dosa oleh penyaliban. Yesus telah berdoa penuh dengan hikmat dalam mengharapkan pertolongan Allah, pertanyaan selanjutnya adalah apakah doa Yesus dikabulkan?

 

Ibrani 5:7 Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkon doa dan permohonon dengan ratap tangis dan keluhan kepada DIA, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena kesalehanNya Ia telah didengarkan. Ayat di atas telah cukup menjelaskan bahwa doa Yesus dikabulkan Allah, setelah Yesus berdoa penuh ratap tangis dan keluhan untuk diselamatkan dari maut. Adakah Kristiani yang bersedia mengatakan doa Yesus tidak didengar oleh Allah?

 

4. Malaikat datang untuk membantunya.

 

Dengan harapan dan keyakinan bahwa Tuhan akan membiarkannya hidup!

 

Apakah doa Yesus didengar? Dia telah menangis untuk meminta pertolongan pada Bapa-nya di surga:

 

“Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang berte-tesan ke tanah.” (Injil – Lukas 22: 44).

 

Apa yang bisa diharapkan dari doa yang begitu menya-yat hati dan mendesak? Salah satu dari keempat saudara laki-laki (Umat Kristen menganggap Yesus mempunyai saudara–saudara laki-laki dan perempuan hasil perkawinan Maria de-ngan Yusuf, tukang kayu) Yesus mengingatkan kita bahwa:

 

“Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” (Injil – Yakobus 5: 16).

 

Sungguh suatu doa yang sepenuh hati! Sungguh suatu tangis yang membekukan darah! Sungguh menyedihkan dan menyayat hati! Suatu ucapan yang sinis mengatakan bahwa Tuhan pun akan turun dari singgasananya mendengar doa yang seperti itu. (Tuhan Yang Maha Kuasa tidak turun atau pun naik. Dia hadir dimana pun juga).

 

Paulus menegaskan bahwa permohonan Yesus didengar:

 

“Dalam hidupnya sebagai manusia, ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkannya dari maut, dan karena kesalehannya, ia telah didengarkan “. (Injil – Tbrani 5: 7).

 

Apa arti “Tuhan Mendengar” doanya! Itu berarti bahwa Tuhan menerima doanya. Tuhan Yang Maha Kuasa tidak pernah tuli. Dia adalah Tuhan Yang Maha Mendengar. Dia mendengar (menerima) permohonan Yesus seperti juga Dia mendengar (menerima) doa Ibrahim. Ibrahim di usianya yang telah tua, berdoa agar mendapat anak dan Ismail pun lahir. Kata-kata Ibrahim didengar. ‘Ismail’ secara harfiah da- ~ lam bahasa Ibrani berarti ‘Tuhan mendengar’. Zakaria juga di usianya yang telah tua, berdoa agar mendapat anak dan Tuhan mendengar (menerima) doanya, dan Yohanes sang Pembabtis-pun lahir. Sekarang Yesus menangis memohon pertolongan, dan Tuhan mendengar (menerima) doanya.

 

“Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepadanya untuk memberi kekuatan kepadanya”. (Injil -Lukas 22: 43).

 

5. Pilatus menyimpulkan bahwa Yesus tidak bersalah.

 

Alasan yang bagus untuk membiarkan Yesus tetap hidup!

 

Sebenarnya Pilatus memang tidak ingin membunuh Yesus. Hanya desakan dari orang Yahudilah sehingga ia menghukum Yesus. Oleh sebab itu, Pilatus sempat menyimpulkan bahwa Yesus tidak bersalah,maka dia mengatur konspirasi penyaliban seakan akan telah membunuh padahal semua itu adalah cara dia menyelamatkan Yesus,dia pernah berkata membela perkara Yesus sebagai berikut:

 

“….Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada-Nya.” (Yohanes 18:38b)

 

6. Istri Pilatus bermimpi bahwa Yesus tidak berbahaya.

 

Orang ini tidak berbahaya, berarti membiarkan Yesus tetap hidup!

 

Istri Pilatus juga terkesan menyuruh suaminya agar membiarkan Yesus tetap hidup, sebab ia pernah bermimpi bahwa Yesus tidak berbahaya Istrinya mendesak Pilatus untuk tidak membunuhnya dikayu salib:

 

“…..Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam.” (Matius 27:19)

 

7. Dia berada di kayu salib hanya sekitar 3  jam.

 

Para pengabar Injil tidak sepakat mengenai waktu Yesus disalib. Tetapi Yohanes menyebutkan bahwa Yesus masih ada bersama Pilatus pada jam 12 siang: “… dan sekitar’ jam dua belas siang (jam 6 waktu lbrani), Pilatus berkata kepada orang Yahudi itu “Inilah rajamu!” (Yohanes 19: 14). Dan tanpa banyak kata lagi, dia menyerahkan Yesus untuk disalib. Bayangkan bagaimana rombongan tersebut menggotong kayu salib yang berat. Pendakian panjang ke Golgota yang tidak bisa diselesaikan hanya dalam waktu beberapa menit. Pada film-film di TV mungkin saja hal itu bisa dilakukan dalam 30 detik! Tetapi kita tahu bahwa dalam kehidupan nyata semua tidak mungkin bisa terjadi dengan cepat. Yohanes tidak bisa mencatat waktu ketika ‘Yesus menyerahkan nyawanya’ (Yohanes 19: 30), tetapi orang-orang kelihatannya  setuju bahwa itu terjadi pada jam 3 siang (jam 9 waktu Ibrani). Dean Farrar dalam Life of Christ (Kehidupan Kristus) halaman 421 mengatakan bahwa “Yesus disalibkan hanya selama 3 jam – ketika akhirnya diturunkan”.

 

Berdasarkan sistem penyaliban, tidak ada manusia yang mati karena disalib dalam jangka waktu yang pendek, meskipun ia diikat kuat-kuat di kayu salib – Dia masih hidup! Pemuka Yahudi menurunkan Jesus sebelum waktu petang di hari Jumat itu dengan tergesa-gesa agar bisa terhindar dari dosa pembunuhan di hari Sabtu (Sabbath). (John 19:31)

 

Adalah rahmat ALLAH Swt bahwa ketika tubuh insan tidak kuat menahan rasa sakit atau nyeri yang amat sangat, maka tubuh akan pingsan. Tetapi pada kondisi tubuh yang tidak bergerak, kelelahan dan posisi berdiri yang tidak normal pada kayu salib, membuat aliran darah berjalan lamban. Dengan adanya luka karena penikaman di lambung, maka sirkulasi darah mengalir teratur kembali. Dalam Ensiklopedia Biblica, pada artikel ‘Cross’ (salib) kolom 960 dikatakan bahwa “Yesus hidup kembali jika penikaman itu benar”.

 

 

Jikalau Anda mengatakan bahwa orang yang disalib seperti Yesus 97% pasti akan mati, bagaimana dengan orang-orang masa kini yang mencoba mengikuti gaya penyaliban Yesus bahkan diantaranya ada yang lebih berat dari kasus Yesus, namun ternyata masih tetap hidup ??.Sebagaimana terbukti yang pernah dilakukan oleh Mr. Pieter Van der Bergh, seorang pengacara dari Afsel, disalib dengan sukarela hanya untuk mencari sensasi. Dia mengatakan bahwa dia ingin membuktikan bahwa seseorang bisa menguasai tubuhnya sendiri. Dia diletakkan di kayu salib dan menjalani semua proses penyaliban. Untuk mengalahkan penyaliban di Golgotha, dia memakai sebuah paku 18 inchi yang menembus anggota tubuhnya tapi tak mengalami kematian.Inilah makna penyamaran yang dilakukan oleh ALLAAH dengan mengilhami Pilatus untuk melakukan konspirasi penyaliban.

 

8. Dua orang yang ikut disalib bersamanya masih hidup .

 

Begitu juga Yesus, pada saat yang sama masih hidup! (John 19 : 32-33)

 

9. Ensiklopedia Biblica

 

Di dalam artikel ‘cross’ (salib) kolom 960 mengatakan, “Jika tombak itu memang ditikam ke tubuhnya – maka Yesus masih hidup!

 

10. Segera memancar darah dan air.

 

Segera maksudnya langsung, yang menunjukkan bahwa Yesus masih hidup!

 

Pilatus telah bertindak dengan cara yang misterius. Dia memerintahkan tentara Romawi untuk tidak perlu mematahkan kakinya , tetapi menikam pinggangnya dengan tombak, yang sebelumnya yesus diberi campuran air asam sebagai obat penenang :

 

“…..segera mengalir keluar darah dan air.” (Yohanes 19:34)

 

Adapun maksud Pilatus memberikan air cuka kepada Yesus,agar Yesus nanti terlihat seakan akan sudah mati. Cuka seringkali dipakai untuk menyadarkan orang yang pingsan, karena bersifat menyadarkan. Sebaliknya Yesus saat mendapat minuman malah ‘meninggal’. Padahal minuman yang diberikan padanya memiliki efek seperti minuman Soma minuman dari India, semacam minuman yang bersifat menenangkan. Kadang dipakai di ritual tua. Juga dalam dosis tertentu bisa membuat seseorang seolah sudah mati (ingat kisah Romeo Juliet, minuman yang diminum Juliet?)

 

Tetapi mengapa air dan darah? Dr. W.B. Primrose, seorang ahli anestesi senior Rumah Sakit Royal Glasgow, memberikan pendapatnya. Dalam harian Thinkers Digest, London – 1949, ia mengatakan bahwa “Air tersebut disebabkan oleh adanya gangguan syaraf pada pembuluh darah lokal akibat rangsangan yang berlebihan dari proses penyaliban”. Ini mungkin kasus yang sangat luar biasa, tetapi hal ini juga sama seperti sewaktu dia berkeringat bagaikan “titik-titik darah yang bertetesan ke tanah”, ketika Yesus sangat ketakutan di Getsemani. Para ahli kesehatan juga membenarkan fenomena ini. Itu semua adalah tanda bahwa Yesus masih hidup !!

 

11. Kakinya tidak patah

 

sebagai pemenuhan ramalan. Kaki tidak akan berguna kecuali jika Yesus masih hidup!

 

Jika tulang-tulang korban harus dijaga, maka akan sa-ngat menguntungkan jika orang itu hidup! Bagi seseorang yang sudah mati, tulang-tulang yang lengkap tidak berarti apa-apa meskipun terpotong-potong atau terpecah-pecah. Tidak akan ada perbedaannya bagi kebangkitan tubuh, jiwa ataupun roh. Tetapi bagi orang yang tetap hidup sewaktu disalib (seperti dua orang yang disalib bersama Yesus), kaki yang patah membuat semuanya berbeda antara hidup dan mati.

 

Orang Romawi tidak mematahkan tulang Yesus bukan karena ramalan. Alasan mereka adalah:

 

“…Melihat bahwa ia telah mati, mereka tidak mematahkan kakinya” (Injil Yohanes 19: 33).

 

“Melihat” adalahh kata yang sederhana. Kita mungkin bertanya; apa yang telah mereka lihat? Bisakah itu menjadi kenyataan dari kata-kata Yesus, “Kamu akan melihat dan melihat, namun tidak merasa “- Matius 13: 14). Ketika Yohanes berkata bahwa tentara tersebut ‘melihat’, maksudnya adalah bahwa mereka menduga. Karena saat itu tidak ada stetoskop untuk meyakinkan tentang kematian dan tidak ada orang yang menyentuh tubuhnya ataupun merasakan nadi-nya untuk menyimpulkan bahwa “Dia telah mati” . Saya lihat bahwa dalam kata “melihat” adalah cara lain dari rencana Tuhan untuk menyelamatkan Yesus.

 

12. Halilintar

 

Gempa bumi dan matahari gelap selama tiga jam. Untuk membiarkan murid rahasia Yesus menolongnya agar ia tetap hidup!

 

Injil mengatakan dalam cara yang berbeda-beda bahwa antara “jam enam dan jam sembilan terjadi guruh, gerhana matahari dan gempa bumi! – tanpa sebab? Tidak, untuk membubarkan orang-orang yang berkumpul setelah berse-nang-senang dengan tentara Romawi. Agar Yesus dapat ditolong dengan Rahmat-Nya melaiui ‘murid rahasianya’ yang diam-diam mempercayai Yesus. Yusuf, dari Arimatea bersama dengan kepala pasukan Romawi yang simpatik, yang mengatakan, “Sungguh orang ini adalah anak Allah” (Markus 15: 39),

 

13. Orang Yahudi meragukan kematiannya.

 

Mereka curiga bahwa dia lolos dari kematiannya di kayu salib – bahwa ia masih hidup! (Matius 27:62-64)

 

Orang Yahudi curiga karena semua kejadian ini sangat mencurigakan:

 

a. Kuburan yang mudah dijangkau.

b. Bantuan dari murid ‘rahasia’.

c. Orang yang ‘sama-sama disalib’ masih hidup.

d. Kakinya tidak patah; sementara dua orang lainnya patah.

e. Izin yang cepat dan mudah yang diberikan oleh Pilati» untuk mengambil tubuh Yesus.

 

Untuk alasan-alasan di atas dan alasan-alasan lainnya, orang-orang Yahudi curiga. Mereka merasa bahwa mereka telah ditipu. Yesus masih hidup! (?) Maka mereka pergi ke Pilatus: Tetapi mereka terlambat. Mereka terlambat 24jam!

 

 

“Keesokan harinya, … datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata, ‘Tuan, kami ingat bahwa si penyesat sewaktu hidupnya berkata, …. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu Sampai hari yang ketiga; jikalau tidak….. Penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya daripada yang pertama”. (Injil – Matius 27: 62-64).

 

Orang-orang Yahudi itu membicarakan tentang ‘pertama’ dan ‘terakhir’. Mereka tidak sadar bahwa mereka telah ketinggalan. Mereka pergi ke Pilatus esok harinya dan meminta agar makam Yesus dijaga. Pilatus tidak tertarik dengan permintaan mereka yang kekanak-kanakan. Tapi dia sudah bosan dengan mereka, jadi dia berkata:

 

“… Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya”. (Injil – Matius 27: 65).

 

14. Pilatus ‘heran’ mendengar Yesus mati.

 

Dia tahu bahwa dari pengalaman, tidak ada manusia yang mati begitu cepat dalam penyaliban. Dia curiga Yesus masih hidup!

 

Pada Markus 15:44 dikatakan :

 

“Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati, maka ia memanggil kepala pasukan, dan bertanya kepadanya, ‘Apakah Yesus sudah mati?.”

 

Benarkah Pilatus kaget? Benarkah dia heran? Apa yang menyebabkan Pilatus kaget? Mengapa dia heran? Dia tahu berdasarkan pengalaman bahwa secara normal tidak ada orang yang meninggal dalam 3 jam disalib, kecuali bila kematiannya dipercepat dengan mematahkan kakinya dimana dalam kasus Yesus ini, hal tersebut tidak dilakukan. Tidak seperti yang dilakukan pada 2 orang lain-nya yang disalib bersama Yesus, karena kedua orang ini masih hidup!

 

Jika seseorang dihadapkan pada pasukan penembak dan ditembak pada tubuhnya, lalu dia meninggal, maka orang lain tidak akan heran. Jika seseorang dibawa ke tiang gantungan, digantung dan meninggal, maka orang tidak akan heran. Tetapi apabila mereka hidup kembali setelah me-reka ditembak atau digantung, maka barulah hal itu meng-herankan. Sebaliknya Pilatus yakin bahwa Yesus seharusnya masih hidup disalib dan belum mati sewaktu dia diberi tahu, maka wajar apabila Pilatus kaget. Dia tidak punya alasan khusus untuk menetapkan apakah Yesus sudah mati atau belum. Jika dia masih hidup – lalu apa? Bukankah dia menemukan bahwa Yesus tidak bersalah terhadap orang Yahudi? Bukankah istrinya telah mengingatkannya bahwa Yesus tidak berbahaya bagi orang lain? Jadi jika Yesus masih hidup – selamatlah dia. Pilatus mengabulkan permintaan Yusuf untuk mengambil mayat Yesus.

 

Orang-orang yang disebut murid-murid Yesus, yang oleh Yesus disebut “Ibuku dan saudara-saudaraku!” (Matius 12: 49) -untuk menunjukkan bahwa murid-muridnya ini lebih penting daripada ibu kandung dan saudara-saudaranya sendiri- saat itu entah berada dimana, di saat Yesus memerlukan mereka. Murid ‘rahasianya’, Yusuf dari Aritea dan Nikodemus mungkin tidak pernah mendengar hal itu ataupun bersama Yesus sebelumnya, tetapi hanya merekalah yang mengurus Yesus bersama dengan Maria Magdalena dan Ma-ria lainnya (Markus 15: 47). Untuk memenuhi upacara pengurusan mayat dalam agama Yahudi – pemandian mayat, pengusapan minyak suci dan pengafanan – mungkin akan memakan waktu lebih dari 2 jam. Jika ada tanda-tanda bahwa tubuh itu masih hidup maka orang-orang pasti akan berteriak: Dia masih hidup! Dia masih hidup! ” Mereka tahu bahwa orang Yahudi pasti akan membunuh Yesus lagi

 

 

15. Pekuburan dengan ruangan yang luas

 

Ruangan besar, dan udara bebas keluar masuk dan memungkinkan bagi orang-orang untuk menolongnya agar ia tetap hidup!

 

Kita mungkin tidak percaya bahwa Yesus dimakamkan 6 kaki di bawah tanah. Kuburan tersebut seperti ruangan bawah tanah dimana terdapat celah-celah sehingga udara bebas keluar masuk. Jim Bishop dalam buku The Day Christ Died (Pada hari Yesus wafat), mengatakan bahwa pekuburan tersebut berukuran lebar 5 kaki, tinggi 7 kaki dan kedalaman 15 kaki dengan balkan-balkan di dalamnya yang bagi orang-orang gelandangan pasti mau memakainya sebagai tempat tinggalnya.

 

Daerah pemakaman tersebut dimiliki secara pribadi oleh Yusuf dari Aritea (seorang Yahudi kaya yang sangat berpengaruh), yang mampu memiliki pemakaman dengan ruangan yang besar. Di sekitar pemakaman tersebut terdapat kebun buah-buahan. Tolong jangan mencoba mengatakan pada saya bahwa Yahudi ini sangat dermawan sehingga dia menanam buah-buahan di tempat yang jauhnya 5 mil dari kota hanya untuk tempat menggembala sapi dan domba bagi orang lain. Tentu saja dia juga harus rnembangun kebun bagi pekerja dan tempat tinggalnya bersama keluarga untuk bersenang-senang selama akhir pekan (?).

 

16. Batu dan pintu

 

penutup telah berpindah. Diperlukan hanya bila Yesus masih hidup!

 

Dia sangat heran saat tiba di pemakaman karena meli-hat bahwa batu-batu penutup lubang pemakaman sudah di-pindahkan seseorang. Pertanyaan lain timbul. Mengapa batu tersebut dipindahkan seseorang. Karena akan mengeluarkan tubuh seseorang yang masih hidup. Bagi seseorang yang sudah mati, maka batu yang dipindahkan itu tidak ada guna-nya. Bagi hantu, batu atau pun jeruji besi bukanlah suatu masalah dan tidak membuatnya terpenjara. Pindahnya batu dan terbukanya pintu kubur diperlukan bagi tubuh secara fisik untuk bangun dan sadar, dan bukanlah untuk kebangkitan kembali! Kosongnya kuburan adalah suatu antiklimaks dari apa yang memang diharapkannya! Jadi wanita itu (Yesus pernah mengusir tujuh setan dari pada-nya – Markus 16: 9) menangis tersedu-sedu. Yesus memperhatikan wanita itu tidak jauh dari sekitar pemakaman tersebut – bukan dari surga, tetapi dari bumi

 

Jika Yesus bangkit maka dia tidak akan berupa wujud kasar melainkan wujud halus (Spirit / Ruh / Malaikat : 1 Corinthians 15:44, Lukas 20:36). Maka melepaskan kain dan menggeser Pintu hanya dimungkinkan oleh tubuh kasar – artinya jesus masih hidup.

 

17. Laporan penemuan baru.

 

Para ilmuwan Jerman yang melakukan percobaan ‘pe-ngafanan mayat’ berkata bahwa jantung Yesus tidak berhenti berdetak – bahwa dia masih hidup!

 

18. Berada dalam penyamaran.

 

Penyamaran tidak diperlukan apabila dia bangkit kembali, Penyamaran diperlukan hanya apabila dia masih hidup artinya dia tidak dibangkitkan dari mati melainkan tersadar dari pingsan / kematian sementara ! ( John 20:15-16 )

 

Mengapa Jesus menyamar memakai pakaian seperti tukang kebun ? Ini karena dia takut diketahui oleh pemuka yahudi bahwa dia  masih hidup. DIa takut ditangkap kembali, sehingga dia harus menyamar agar tidak dikenali.

 

Yesus ada di sana! Dia sedang memperhatikan Maria. Dia mengenalnya dan dia tahu mengapa Maria ada di sana. Dia mendekatinya dari belakang dan begitu tahu bahwa ia menangis, maka Yesus berkata:

 

“Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” (Injil – Yohanes 20: 15).

 

Sebelum Maria menjawab, perkenankan saya untuk menyela, “Mengapa Yesus menanyakan pertanyaan yang ke-dengarannya bodoh? Bukankah Yesus pasti tahu alasannya? Tentu saja dia tahu! Lalu mengapa Yesus mengajukan perta-nyaan bodoh?

 

Kenyataannya, pertanyaan itu bukanlah pertanyaan bodoh meskipun kedengarannya seperti itu. Yesus tahu bah-wa Maria sedang mencarinya dan kecewa karena tidak mene-mukannya. Tetapi Yesus juga tahu bahwa karena penyamar-annya yang sempurna maka Maria tidak mengenalinya. Dalam menggambarkan kejadian ini, Yohanes mengungkap-kan:

 

“Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepadanya.” (Injil – Yohanes 20: 15).

 

Sekarang, mengapa Maria mengira bahwa dia adalah penunggu taman? Apakah orang yang bangkit kembali akan seperti penunggu taman? Tidak! Lalu mengapa Maria menyangka bahwa dia adalah penunggu taman? Karena dia menyamar sebagai seorang penunggu taman! Mengapa dia menyamar sebagai penunggu taman? Karena dia takut terha-dap orang Yahudi! Mengapa dia takut terhadap orang Yahu-di? Karena dia tidak mati. Jika dia mati, maka dia tidak perlu takut lagi. Kenapa tidak? Karena orang yang telah bangkit dari kematian tidak akan mati lagi untuk kedua kalinya!

 

Siapa yang berkata seperti itu? Injil yang mengatakannya. Dimana?

 

“Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Injil – Ibrani 9: 27).

 

19. Melarang Maria Magdalena untuk menyentuhnya .

 

“Jangan menyentuh tubuh saya” karena tubuhnya sakit dan luka. Ini membuktikan bahwa dia masih hidup! ( John 20:17 )

 

Mengapa tidak boleh? Apakah dia mempunyai aliran listrik di tubuhnya, sehingga bila Maria menyentuhnya maka ia akan kesetrum. Tidak! “Janganlah engkau memegang aku!” karena akan menyakitkan. Dia baru saja mengalami penyiksaan secara fisik dan emosional yang membuat luka pada sekujur tubuhnya sehingga akan menyakitkan apabila dia membiarkan Maria menyentuh tubuhnya. Yesus meneruskan:

 

“Sebab aku belum pergi kepada Bapa”. (Injil – Yohanes 20: 17).

 

Maria tidak buta, Dia bisa melihat laki-laki yang berdiri di depannya. Apakah arti dari kalimat Yesus: ‘aku belum pergi – sedang dia berdiri di situ? Yesus sebenarnya rnengatakan pada Maria bahwa dia tidak bangkit dari kemattan. Dalam bahasa Yahudi; dalam ungkapan Yahudi, Yesus berkata :

 

“Saya belum meninggal!” – Dia berkata, “Saya masih hidup”.

 

20. Belum pergi kepada Bapa.

 

Dalam bahasa Yahudi, ini bisa berarti bahwa “saya belum mati”, dengan kata lain “bahwa saya masih hidup!” (John 20:17)

 

“Sebab aku belum pergi kepada Bapa”. (Injil – Yohanes 20: 17).

 

21. Maria Magdalena tidak takut ketika mengenali Yesus.

 

Karena ia telah melihat tanda kehidupan sebelumnya. Dia mencari Yesus yang masih hidup!

 

Hari itu adalah Minggu pagi, hari ‘pertama’ dalam satu minggu, menurut perhitungan Yahudi dengan Sabtu adalah hari Sabbath sebagai hari ketujuh. Hari itu Maria Magdalena sendiri mendatangi pekuburan Yesus (Markus 16: 9 dan Yohanes 20: 1).

 

Pertanyaannya adalah: Mengapa dia pergi ke sana? Untuk meminyaki Yesus (Markus 16: 1). Dalam bahasa Ibrani meminyaki adalah ‘masaha’ yang berarti mengusap, memijat, meminyaki. Pertanyaan kedua adalah: Apakah orang-orang Yahudi memijat mayat setelah 3 hari? Jawabnya adalah “tidak!” Apakah Muslim (yang mempunyai tata cara memperlakukan mayat seperti Yahudi) juga memijat mayat setelah tiga hari? Dan jawabannya juga tidak! Lalu mengapa seorang Yahudi ingin memijat mayat yang sudah membu-suk setelah tiga hari? Kita tahu bahwa setelah tiga jam me-ninggal, maka mayat akan menjadi kaku. Dalam tiga hari, mayat akan membusuk dimana sel-sel tubuh akan pecah dan terurai. Jika seseorang menggosok mayat yang sudah mem-busuk maka mayat tersebut pasti akan hancur berantakan. Apakah penggosokan itu masuk akal? tidak!

 

Bagaimanapun juga, mungkin masuk akal apabila dia mencari seseorang yang masih hidup. Seperti diketahui tadi, bahwa dia adalah satu-satunya orang selain Yusuf dari Aritea dan Nikodemus yang melakukan pemakaman bagi Yesus. Jika dia melihat bahwa ada tanda-tanda bahwa Yesus masih hidup ketika diturunkan dari salib, dia pasti tidak akan ber-teriak “Dia masih hidup!”. Dia kembali setelah dua malam satu hari, ketika hari Sabbath sudah berlalu, untuk merawat Yesus.

 

22. Murid-murid takut dan heran melihat Yesus masuk ke ruang makan.

 

Semua yang mereka ketahui tentang penyaliban hanyalah berdasarkan kabar angin, karenanya mereka tidak percaya bahwa dia masih hidup!

 

“Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup, dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya”. (Injil-Markus 16: 11).

 

Apa yang salah dengan murid-murid Yesus ini? Mengapa mereka enggan percaya? Apa susahnya? Masalahnya adalah mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa Yesus masih hidup! Bukan bangkit kembali (secara spiritual). Hidup seperti mereka, dengan fisik, daging dan darah. Dia juga memakan roti! Dalam penyamaran – bukan secara spirit dan roh. Hal ini sulit untuk dipercaya. Jika mereka diberitahu bahwa Maria telah melihat hantu Yesus, mereka akan percaya. Jika kedua murid itu juga berkata bahwa mereka bertemu dengan hantu Yesus, mereka tentu akan mempercayainya.

 

“Untuk menghilangkan salah paham dan rasa. takut yang mengganggu mereka, Yesus mengajak mereka menggunakan akal sehat, ucapnya, “Lihatlah tanganKu dan kakiKu: Aku sendirilah ini.” (Lukas 24:39)

 

Dalam bahasa kita Yesus berkata kepada mereka, “Wahai, kawan-kawan! Kenapa kalian tampak gelisahdan ketakutan. Tidakkah kalian melihat, bahwa aku ini adalah gurumu yang selalu berjalan bersamamu, yang selalu berbincang-bincang denganmu dan memecahkan roti bersamamu. Aku ini orangnya dengan tubuh dan darahnya dari semua. sisinya. Apa yang membuat pikiran kalian berubah dan ragu-ragu?”

 

“Rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat.” (Lukas 24:39)

 

Atau dengan kata lain, Yesus seolah-olah berkata kepada mereka, “Kalau aku mempunyai daging dan tulang, maka dengan sendirinya aku bukan hantu, mayat, atau roh!

 

“Lihat tangan dan kakiku, aku sendirilah ini; Rabalah aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada padaku… Ia memperlihatkan tangan dan kakinya kepada mereka “. (Injil – Lukas 24: 39-40).

 

Apa yang ingin dibuktikannya? Bahwa dia telah bangkit dari kematian? – Bahwa dia adalah roh? – Apa yang bisa ditunjukkan dari tangan dan kaki mengenai kebangkitan kembali? “Ini adalah diriku sendiri!” Tidakkah kamu lihat? “Hantu,… semua hantu tidak memiliki daging dan tulang seperti yang kamu lihat ada padaku!” Ini adalah bukti yang jelas kebenarannya. Anda tidak perlu meyakinkan orang lain, apakah Hindu, Muslim, Kristen, Yahudi, Atheis dan lain-lain. Semuanya mengetahui tanpa perlu bukti bahwa hantu tidak memiliki daging dan tulang!

 

Jesus menerangkan bahwa dia masih hidup dan tidak mati !!!

 

23. Memakan makanan dalam kemunculannya setelah penyaliban.

 

Setelah bertemu dengan murid-muridnya, Jesus bertanya mengenai makanan dikarenakan rasa laparnya. Apakah makanan di perlukan jika dia telah mati dan menjadi hantu atau spirit atau ruh ? Tidak, Makanan diperlukan hanya bila ia masih hidup!

 

Jesus lapar lalu meminta makan, ketika itu dia memakan ikan bakar dan madu (Luke 24:41-43)

 

24. Tidak pernah memperlihatkan diri kepada musuh-musuhnya.

 

Karena dia lolos dari kematian. Dia masih hidup!

 

25. Hanya menjalani perjalanan yang pendek.

 

Karena dia tidak bangkit kembali, bukan hantu, tetapi hidup!

 

26. Kesaksian laki-laki yang berdiri di pemakaman .

 

“Mengapa mencari orang yang hidup diantara orang yang mati?” – (Lukas 24: 4-5). Artinya dia tidak mati, tetapi masih hidup!

 

27. Kesaksian malaikat.

 

“… malaikat-malaikat yang mengatakan bahwa ia hidup…” – Lukas 24: 23. Bukan berkata, “bangkit kembali”, kata-kata yang diucapkan dengan jelas oleh malaikat adalah dia masih hidup!

 

28. Maria Magdalena bersaksi –

 

“… Tetapi ketika mereka mendengar,  bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, mereka tidak percaya”- (Mar-kus 16: 11). Maria tidak mengatakan bahwa ia melihat hantu atau roh Yesus, tetapi Yesus yang masih hidup. Mengapa mereka tidak percaya bahwa gurunya itu masih hidup!

 

29. Dr. Primrose bersaksi

 

Bahwa ‘darah dan air’ yang memancar ketika Yesus diti-kam oleh tombak pada pinggangnya, terjadi karena ada-nya gangguan pada aliran pembuluh darah. Ini adalah tanda bahwa dia masih hidup!

 

30. Sign of Jonah : Fulfill or Unfullfill

 

He answered, “A wicked and adulterous generation asks for a miraculous sign! But none will be given it except the sign of the prophet Jonah.” (Mathhew 12:39)

 

Yesus sendiri mengatakan bahwa tidak ada mukjizat yang akan diberikan kecuali satu saja yakni mukjizat yang dimilikinya adalah seperti mukjizat nabi Yunus. Menurut Kitab Yunus, Yunus masih hidup ketika dianggap sudah mati, sama seperti Yesus yang disangka sudah Mati, padahal dia masih hidup. Jika Yunus mati ketika dimakan ikan, maka tidak ada mukjizat, karena mukjizat itu adalah ketika orang yang dianggap mati dalam perut ikan ternyata mampu bertahan hidup. Begitu juga Yesus dia masih hidup ketika dikira orang-orang bahwa dia telah mati dan dikuburkan didalam perut bumi.

 

____________________________________________________________________________________

 

Mengapa Menentang Kenyataan?

 

 

Lalu mengapa Yesus perlu mengulang-ulang kenyata-an itu? Jawabannya mudah, yaitu karena murid-muridnya berfikir bahwa dia telah kembali dari kematian, bahwa dia telah dibangkitkan kembali, dan jika benar, maka dia kini adalah dalam bentuk spiritual – suatu roh! Dan Yesus Mengatakan kepada mereka bahwa itu tidak benar – Dia bukanlah hantu – tidak dibangkitkan kembali! Ayat-ayat di atas dalam bahasa aslinya dan dalam semua bahasa sangat gamblang, mudah dan jelas sehingga Anda tidak memerlukan kamus atau seorang doktor untuk membantu menerangkannya pada Anda.

 

Mengapa kalian (para pembaca sekalian) tidak mencoba untuk mengingat cukup satu ayat ini saja. Dalam bahasa kalian sendiri – Inggris, Arab, Zulu atau Afrika, dengan satu ayat ini Anda bisa mengusir perahu kaum misionaris – Anda bisa “memecahkan batok kepala” mereka seperti yang dilakukan Daud muda yang hanya menggunakan batu kerikil untuk memukul Jalut. Kesenangan itu sepenuhnya milik Anda. Allah memberikan kesempatan hari ini dan di usia ini untuk membebaskan pemikiran kaum Kristiani dari khayalannya.

 

Saya pernah meminta sekelompok kaum Kristen yang terpelajar untuk menerangkan kepada saya dalam bahasa mereka, apakah apabila seseorang berkata “Hantu tidak memiliki Daging dan Tulang” itu berarti – Hantu memiliki Daging dan Tulang! Dalam perdebatan itu, tak satu pun dari mereka yang berani untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mereka semua berpura-pura bahwa kata-kata itu tidak pernah ada.

 

 

Penjelasan yang Gamblang …. Saya Masih Hidup!

 

 

Jika saya mengatakan pada Anda bahwa karena saya rnempunyai daging dan tulang – saya bukanlah hantu! -Apakah itu arti sebenarnya dalam bahasa Anda? Anda akan menjawab “Ya!” Dengan kata lain, Yesus menerangkan ke-pada murid-muridnya ketika dia berkata, “rabalah tanganku dan kakiku” bahwa tubuhnya itu adalah benar-benar tubuh manusia secara fisik dan bukan metamorfosa dan juga bukan bangkit kembali, karena tubuh yang berasal dari orang yang dibangkitkan kembali akan menjadi hantu.

 

 

Siapa yang Berkata Demikian?

 

 

Seorang misionaris berkata, “Siapa yang mengatakan bahwa orang yang bangkit kembali akan menjadi hantu?

 

Saya menjawab, “Yesus!”

 

Dia bertanya lagi, “Dimana?”

 

 

Saya jawab, “Dalam Injil Lukas 20: 27-36, coba lihat bagian dimana Yesus berkata ‘Hantu tidak mempunyai daging dan tulang’ dan Anda akan melihatnya ….” Kaum Yahudi datang dan datang lagi kepada Yesus dengan masalah dan persoalan-persoalan seperti:

 

a. “Rabi, apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Injil – Matius 22: 17).

b. “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah”. (Injil – Yohanes 8: 4)

c. “Rabi, hukum manakah yaug paling utama?” (Injil-Mar-kus 12: 28)

 

Sekarang mereka datang kepadanya sehubungan dengan seorang wanita Yahudi yang mempunyai 7 suami. Menurut ajaran Yahudi, jika seorang suami meninggal tanpa keturunan, maka adik laki-laki suaminya itu akan mengam-bilnya dan memelihara istrinya. Dan jika dia meninggal juga, maka adiknya yang lain akan berbuat serupa dan seterusnya. Dalam kasus sebelum ada Yesus, tujuh bersaudara itu memi-liki satu wanita ini satu persatu. Pada waktu laki-laki yang ketujuh meninggal, tak lama si wanita itu pun meninggal. Tidak ada masalah dalam hal ini karena masing-masing laki–laki itu hanya memenuhi kewajibannya saja satu persatu! Tetapi pertanyaan dari kaum Yahudi adalah apabila ada kebangkitan kembali, siapa yang akan memiliki wanita ini, karena mereka semua telah menjadi suaminya! Gambaran tentang Yahudi ini adalah untuk menimbulkan pemikiran pada Yesus bahwa jika ketujuh bersaudara itu bangkit kem-bali, juga si wanita itu, maka akan ada perang diantara ketu-juh bersaudara itu karena mereka mengaku bahwa wanita itu adalah istrinya.

 

Singkatnya, siapa di antara mereka yang akan mendapat wanita ini sebagai istrinya di surga nanti? Dalam menjawab pertanyaan ini, Yesus berkata, “Tidak ada satupun orang yang meninggal untuk kedua kalinya” yang berarti bahwa orang yang bangkit dari kematian akan kekal: tidak memerlukan makan, perlindungan, pakaian, seksual, istirahat seperti manusia sekarang. “Mereka hampir sama seperti malaikat” mereka akan menjadi hantu. Mereka menjadi makhluk halus. Seperti katanya, “Hantu tidak mempuny:i daging dan tulang seperti yang kamu lihat pada diriku” – Aku bukan hantu. Saya tidak bangkit kembali! Aku masih Yesus yang dulu – hidup!

 

“Sambil berkata demikian, ia memperlihatkan tangan dan kakinya kepada mereka” (Injil – Lukas 24: 40).

 

Rasa Takut Murid-murid itu Hilang

 

 

Murid-muridnya ‘girang dan masih heran’, apa yang telah terjadi? Mereka berpikir bahwa Yesus telah mati dan pergi, tetapi kini guru mereka berdiri diantara mereka dengan daging dan tulang – 100% karakteristik dari manusia yarig hidup ! Untuk meyakinkan dan menenangkan mereka lebih jauh, dia berkata,

 

 

“Adakah padamu makanan di sini?Lalu mereka mem-berikankepadanya sepotong ikan goreng, Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka “. (Injil – Lukas 24:41-43).

 

Untuk membuktikan apa? Bahwa dia bangkit kemba-li? Mengapa dia tidak mengatakannya tetapi malah membuk-tikan yang sebaliknya? Memperagakan tubuhnya, makan, mengunyah ‘ikan goreng’. Apakah ini adalah suatu adegan, berpura-pura, membuat orang percaya? “Tidak!” kata Schle-liermarcher, 165 tahun yang lalu. Albert Scweizer dalam bukunya “Dalam penyelidikan sejarah Yesus” halaman 64, dia mengutip:

“Jika Yesus makan hanya untuk menunjukkan bahwa dia bisa makan, sementara sebenarnya dia tidak memerlukan makanan, maka mungkin itu suatu kepura-puraan – sesuatu yang docetic”.

 

Penyelamatan yang Mudah

 

Apa yang salah dengan kaum Kristen? Yesus berkata bahwa hantu tidak memiliki daging dan tulang. Sebaliknya mereka mengatakan bahwa hantu mempunyainya! Tanya-kan kepada teman Anda yang beragama Kristen. Siapa yang berbohong? Yesus atau Anda, milyaran orang pengikutnya? Ini adalah akibat dari pencucian otak 2000 tahun atau ‘pem-programan’ seperti yang dikatakan orang Amerika. Keselamatan adalah mudah dalam agama Kristen. Umat Kristen tidak perlu puasa, shalat, dan mengekang diri seperti yang diwajibkan pada Muslim. Dia hanya cukup percaya dan keselamatan pasti menjadi miliknya.

 

Bagi kami, semua tindakan kami, perbuatan baik kami adalah “seperti kain lap kotor” katanya. Anda sebaiknya memperbaikinya, atau dia yang akan “memperbaiki” Anda. Dia tidak akan pernah senang kepada kita, walaupun kita telah membatasi diri jauh darinya. Firman Allah:

 

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. ” (QS. Al-Baqarah (2): 120)

 

Jika Anda tidak merubah mereka, maka mereka yang akan merubah Anda !

 

Namun apa yang terjadi di dalam “Kristendom” saat ini gereja-gereja mereka demi menjaga domba-domba mereka dan penjualan kitab mereka, apa yang mereka pilih ? Injil menjawabnya :

 

“… Seing they see not, Hearing they hear not, neither do they understand.” (Matthew 13:13) Artinya : sekalipun mereka melihat tetapi mereka tidak melihatnya, mereka mendengar tetapi mereka tidak mendengarkannya, dan mereka tidak juga memahaminya.”

 

Al-Qur’an, Kitabullah,  juga menyalahkan mental seperti ini:

 

“Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar).” (Al-Baqarah 2 : 18).

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.