Buyaathaillah's Blog

Bayan Maulana Saad Al Khandalawi : Sikap Dalam Dakwah Ijtimaiyat dan Menjaga Ketaatan

Maulana Saad Db

Bayan Subuh (Selasa,10/10/17)

Masjid Banglawali, Nizhamuddin, New Delhi, India

Musyawarah Indonesia, Nizammuddin.

Inti dari agama ini adalah adanya ketaatan pada Allah dan RasulNya. Hakekat Hidayah adalah jika ada ketaatan pada Nabi SAW maka akan turun hidayah. Jika kita taat maka akan datang pertolongan Allah. Namun jika kita tidak taat maka pertolongan Allah akan dicabut seketika. Walaupun Kemenangan yang sudah didepan mata, asbab ketidak taatan, dapat berubah  menjadi kekalahan. Ini seperti yang terjadi dalam perang uhud. Keadaan berubah berdasarkan ketaatan, jika ada ketaatan maka akan Allah swt tolong, jika tidak ada ketaatan maka tidak ada pertolongan Allah swt.

Ijtimaiyat akan wujud jika ada ketaatan. Sedangkan Perpecahan terjadi karena adanya maksiat maksiat dan memaksakan kehendak/pendapat. Perpecahan adalah sebab terbesar berhentinya nusrotulloh. Teledor / Lalai dalam ijtimaiyat dimaafkan Allah. Dimaafkan asbab amal kurang. Jika tidak ada ijtimaiyat walaupun ada yang makbul doanya, maka pertolongan Allah tidak akan datang. Walaupun hamba tersebut ibadahnya sudah sampai ke arasy Allah swt. Sebaliknya, jika ada kekurangan/kelemahan dalam amal tapi berada dalam ijtimaiyat, tidak saling mendzolimi, maka akan tetap datang nusrotulloh.

Kita harus pahami :

  1. Apa saja keberkahan ijtimaiyat dan apa saja kesialan karena perpecahan ?
  2. Apa saja berkah ketaatan dan apa kesialan perpecahan ?

Pelajaran Berkah Ijtimaiyat dan Ketaatan dalam Musyawarah Sahabat RA

Dalam perang tabuk, bekal sahabat habis. Kemudian datang seorang sahabat ansor menghadap rasul, saya ingin menyembelih unta u/ diberi makan kepada teman2. Ini karena bekal sudah habis dan Rasul saw ijinkan. Ini tentu ibadah yg mulia memberi makan saudara apalagi saat kekurangan.

Ketika mau pergi menyembelih unta, sayyidina umar melarang sahabat ansor tadi u/ sembelih untanya. Umar katakan kita ini dalam ijtimaiyat/jemaah, jangan usaha sendiri2. Org tersebut menjawab saya sudah tanya Rasul dan beliau mengijinkan. Umar sampaikan, kenapa kamu musyawarah secara infirodhi bukan bersama2 secara ijtimaiyat. Kita sedang kerja ijtimaiyat, maka musyawarah harus secara ijtimai. Kemudian umar mengajak ansor tadi menghadap Rasul lagi bersamanya. Namun Ansor tadi katakan saya sudah menghadap Rasul buat apa menghadap lagi. Sehingga terjadi ikhtilaf. Akhirnya mereka menghadap bersama, dan si ansor tidak ngeyel, dan mau tanya lagi. Umar bertanya pada Rasul, apa yg engkau lakukan ya Rasululloh, apakah engkau ijinkan ia sembelih untanya ? Padahal kita sedang safar, jika disembelih kendaraan kita berkurang. Sejak awal pun kendaraan kita berkurang. Maka musyawarah infirodhi dibatalkan Nabi saw melalui musyawarah Ijtimai. membatalkan musyawarah dengan musyawarah. Lalu Rasullullah saw larang sahabat ansor tadi menyembelihnya.

Maulana Saad sampaikan :

Sesungguhnya orang yang menyempurnakan perintah meski bertentangan dengan semangatnya, akan dapat 2 pahala. Jika ia melawan perintah nabi dan memperturutkan keinginannya atau semangatnya, ini berarti hawa nafsu. Berkorban itu adalah  tatkala kita sempurnakan perintah walaupun bertentangan dengan nafsu. Kita kalahkan Semangat kita / Nafsu kita / Logika kita, untuk sempurnakan perintah, inilah ketaatan.

Kemudian Rasul bertanya pada umar, apa usulmu untuk kekurangan bekal kita. Umar sampaikan agar mohon dikumpulkan bekal sahabat 1 atau 2 kurma, lalu engkau doa ya Rasullullah, supaya makanan tersebut diberkahi. Maka Nabi saw menerima usul umar tersebut. Setelah Rasul doa, ketika sahabat mengambil dari tumpukan sisa bekal tadi, jumlahnya tidak habis2. Padahal semua wadah sudah diisi, bahkan sekarang bekal menjadi lebih banyak dari waktu berangkat dari madinah. Inilah berkah Ijtimaiyat dan berkah ketaatan.

Mari kita kaji tentang perbedaan Masjid Kuba dan Masjid Dhiror.

Masjid kuba asasnya adalah takwa. Orang yg tidak bertakwa maka tidak akan bisa taat. Tanda ada takwa dalam hati, mengagungkan perintah Allah. Masjid kuba adalah Masjid yang dibangun atas asas Takwa.

Allah swt berfirman:

“Hai Muhammad pergilah ke masjid kuba karena disana laki2nya suka kesucian, mereka menggunakan batu dan air saat istinja”.

Itulah yang dipuji Allah swt. Kesuciannya yang sempurna inilah Taqwa. Asbab ini Allah swt puji mereka dan Allah swt cinta kepada mereka. Seminggu sekali tiap kamis Rasullullah saw pergi kesana. Saat sayidina umar menjadi khalifah, beliau rutin ke masjid kuba sepekan sekali meski beliau sangat sibuk. Saking sibuknya beliau pun bekerja antara waktu adzan dan iqomat. Sampai beliau tidak mengenal anak dan cucunya asbab kesibukannya menjadi khalifah. Asbab takwa, Allah swt berikan keutamaan pada masjid kuba. Allah swt berfirman barangsiapa berwudhu dari rumahnya dan solat dua rakaat dimasjid kuba akan dapat pahala haji.

Maulana Saad sampaikan :

Dulu, markas dakwah adalah masjid nabawi madinah. Kemudian ada beberapa pemuda di madinah, mau membuat markas baru. Mereka juga katakan kami berniat baik juga. Mereka membuat masjid baru (masjid dhiror) untuk markas baru agar semangat berlomba2 dalam kebaikan kata mereka. Namun Allah swt tahu bahwa Masjid dhiror dibuat bukan karena taat tapi untuk memecah belah orang beriman.

Sebetulnya membangun masjid merupakan ibadah besar.

Allah swt berfirman (dalam Hadits Qudsi) :

“barangsiapa membangun masjid karena Allah. Allah bangunkan istana dalam surga.”

“Dari langit, masjid bercahaya seperti bintang bersinar dari bumi.”

Namun karena mesjid dibangun untuk memecah belah umat, maka Rasullullah saw kumpulkan pemuda dan perintahkan membakarnya. Para pemuda yg mau membangun itu lari sehingga tanahnya kosong. Padahal ini belum ada bangunannya atau baru berupa patok, namun statusnya sebagai masjid sudah sampai langit.

Untuk memanfaatkan tanah tersebut, Rasul panggil sahabat yg rumahnya kecil, lalu diperintahkan oleh Nabi saw supaya dia bangun rumah ditanah tersebut. Namun sahabat keberatan. Sahabat tersebut menyampaikan keberetannya karena takut. Dia sampaikan tidak mungkin saya bangun rumah disitu karena Allah swt sudah berfirman, jangan sekali2 kamu kesana karena itu untuk memecah belah umat. Sedangkan saya tinggal disitu, bukan cuma menginjakkan kaki tapi juga tidur disitu. Apalagi saya sudah punya rumah meskipun kecil. Akhirnya, ada sahabat yang belum punya rumah bersedia bangun rumah disitu.

Waktu berlalu sahabat yang bangun rumah disitu beri kargozari. Dia sampaikan bahwa selama saya tinggal disitu, istriku mandul, tidak bisa hamil. Demikian halnya dengan kambing dan ayamku mandul juga. Bahkan, burung2 pun tidak mau membuat sarang dirumahku. Itulah kesan kerusakan dari Masjid Dhiror, Markaz baru yang mau dibangun bukan karena azas Taqwa, dapat membawa kesialan/kesusahan/musibah sampai pada hewan, tumbuhan dan orang.

Ijtimaiyat dan Ketaatan

Oleh karena itu, turunnya rahmat adalah ijtimaiyat. Pentingnya kita jaga diri kita dalam ijtimiyat, jika memisahkan diri dari ijtimaiyat maka yang datang adalah kesusahan dan kesialan.

Semua perintah Allah bertentangan dengan nafsu. Contoh : Allah swt perintahkan puasa, padahal Allah swt letakkan hajat kita pada makanan. Seolah Allah swt berkata, tahan hajat kamu maka kami akan berikan pahala.

Semua perintah bertentangan dengan nafsu, dan ini sebagai ujian seberapa besar ketaatan kita.

Ada 3 macam perintah Allah swt yang berhubungan dengan keadaan :

  1. Perintah yang bertentangan dengan kedudukan manusia
  2. Perintah yang bertentangan dengan jasbah / nafsu / logika
  3. Perintah yang bertentangan dgn makmul/kebiasaan. (Maksudnya sudah ada kebiasaan lama, namun datang perintah melaksanakan kebiasaan baru meninggalkan kebiasaan lama.)

 

Perintah Allah swt yang bertentangan dengan kedudukan :

Banyak orang yang gagal dalam melaksanakan perintah yang bertentangan dgn kedudukannya. Mereka merasa didzolimi karena tidak sesuai dengan kedudukannya.

  1. Kisah Iblis asbab ketidak taatannya keluar dari barisan Malaikat

Allah swt perintahkan penduduk langit sujud pada Nabi adam. Namun iblis berpikir, kenapa harus sujud ? Apa ada manfaatnya ? Ini sudah tanda ketidak taatan. Termasuk adalah pikiran bahwa saya orang lama, sedangkan yang lainnya orang baru. Orang lama lebih paham, orang baru kurang paham. Orang yang ragu2 dalam menjalankan perintah Allah swt merupakan tanda adanya ketidak taatan.

Kenapa iblis tidak taat, ini karena iblis terbuat dari Api. Sedangkan arahnya api ke atas dan sifatnya lebih tinggi. Sedangkan adam dari tanah dibawah sifatnya lebih rendah. Kemudian Allah keluarkan iblis dari barisan malaikat. Padahal dulu iblis ada dalam barisan malaikat. Namun asbab ketidak taatan Allah swt keluarkan iblis dari barisan malaikat. Orang yang tidak taat pada Allah swt dan RasulNya akan terjerumus dalam fitnah/ adzab yg pedih. Inilah contoh perintah yg bertentangan dengan khaifiyat/ kedudukann hambaNya.

  1. Kisah Nabi saw berikan pedang beliau bukan kepada sahabat yang utama

Dalam perang uhud, nabi saw memberikan pedangnya, siapa yang mampu menerima pedang Nabi saw ? ketika itu Sayyidina zubair ra berdiri tapi tidak diberi oleh Nabi saw, padahal sudah berdiri menyatakan sanggup. Sayyidina umar ra pun lalu berdiri tapi tidak diberi juga oleh Nabi saw. Padahal rasul katakan jika ada nabi setelah aku maka itu adalah umar orangnya. Akhirnya Abu Dujanah ra berdiri, maka diberikanlah pedang Rasul padanya. Siapa Umar RA dan Siapa Abu Dujanah RA. Umar RA orang lama, sedangkan Abu dujanah RA, beliau adalah orang baru. Inilah bedanya kita dengan sahabat ra. Mereka para Sahabat RA tidak ada sifat hasad dan dengki kepada yang lain.

Pada saat masuk islam, mereka para sahabat ra sudah dibaiat oleh nabi saw. Janjinya adalah akan ada banyak orang yang lebih diunggulkan dari kalian, maka hendaknya kalian tetap berjuang baik dalam keadaan senang maupun susah. Termasuk jika ada orang baru yg lebih diutamakan, maka kalian tetap berjuang dalam ijtimaiyat.

 

Perintah yang bertentangan dengan Jazbah / Nafsu :

Bagaimana contoh kertaatan yang bertentangan dengan jazbah / nafsu / logika ?

  1. Kisah Nabi Ibrahim AS

Ujian pada nabi ibrahim Bertentangan dengan jasbah/ semangat, nafsu, dan rasa cinta. Sudah menjadi naluri seorang Ayah untuk memelihara dan menjaga anaknya. Padahal Nabi Ibrahim AS sudah minta pada Allah swt selama 120 tahun untuk bisa diberikan penerus kerja beliau. Ibrahim AS berharap anaknya lah yang nanti akan mewarisi perjuangan dakwah beliau.

Saat umur 12 tahun, ketika si anak sudah bisa berjalan dan berlari, Allah swt justru berikan perintah sembelih anaknya kepada Nabi Ibrahim AS yaitu nabi ismail. Anak yang didamba, baru lahir sudah terpisah, baru ketemu diperintahkan untuk disembelih. Ini ujian yang berat sekali bagi seorang ayah. Dalam keadaaan semangat memiliki putra, kerinduan yang luar biasa bisa bertemu, cinta yang begitu tinggi kepada Ismail AS. Apa perintah Allah swt ? bertentangan dengan nafsu kita. Nabi ibrahim AS sembelih putranya karena meletakkan perintah Allah swt diatas segalanya walaupun bertentangan dengan jazbah dan nafsu dan akal kita, inilah ketaatan. Ternyata ketika disembelih Allah swt ganti dengan hewan. Ketaatan dapat, anak yang dicintapun juga dapat, pengorbanan diterima oleh Allah swt. Melalui perintah itu Allah swt hanya menguji ketaatan Ibrahim AS. Inilah contoh buat kita semua untuk kita ambil ittiba pelajaran.

  1. Kisah hancurnya perasaan Sahabat dalam perjanjian Hudaibiyah

Demikian halnya dengan para sahabat ra saat perjalanan Haji dan umroh, mereka semangat tapi ditengah jalan Rasul saw perintahkan untuk pulang. Ini karena perjanjian hudaibiyah dibuat ketika mereka dalam perjalanan Umroh tersebut. Perjanjian tersebut berisi larangan masuk ke mekkah. Umar ra keberatan, padahal Rasul saw sudah katakan ini perintah Allah. Saking ngototnya umar ra, sampai Abu bakar ra berkata, wahai umar, sebenarnya rasul itu bertindak atas perintah Allah.

Maulana Saad sampaikan bahwa

“Taat meninggalkan larangan itu mudah, sedangkan meninggalkan yang halal itulah yang berat”.

Umar katakan saya agak paksakan pendapat saya bahwa kita harus maju terus ke mekah. Kemudian ketika itu turunlah wahyu yang bertentangan dengan keinginan. Nafsu ingin terus maju ke mekah tapi perintah Allah swt berkata lain. Dalam perjalanan pulang, umar ra tidak bergabung dengan yang lainnya. Karena takut, jika ia kena adzab cukup dirinya saja yang kena sehingga yang lainnya tidak kena. Setelah kejadian tersebut, umar ra terus bersedekah untuk menebus kesalahan dia karena memaksakan pendapat. Meski Perjanjian hudzaibah isinya berat sebelah lebih memihak kepada kaum kafir, tapi sahabat tetap taat dan pulang mengikuti arahan Nabi saw. Allah swt sampaikan bahwa peristiwa itu sebagai kemenangan. Kenapa ? ini karena mereka korbankan jasbah, nafsu, dan logika untuk taat kepada Allah swt.

  1. Kisah Nabi saw menguji ketaatan salah seorang sahabat ra

Ada sahabat sangat mencintai ayahnya, dtg pada nabi. Nabi bertanya, “mau sempurnakan perintah? bawa kepala ayahmu kesini. Langsung sahabat tersebut berdiri untuk pulang melaksanakan perintah Nabi saw. Saat itu juga Nabi saw buru2 menahannya saya ingin mengujimu. Allah perintahkan saya bukan untuk memutus silaturrahim.

  1. Kisah ketaatan seorang wanita di jaman Umar RA

Pada saat kepemimpinan Umar, ada wanita sakit kusta yang bau lukanya menyengat dan membuat orang lain menyingkir ketika hendak tawaf. Maka Umar RA melarang wanita tersebut untuk tawaf. Setelah umar wafat, lalu ada yang datang menjumpainya dan menyampaikan bahwa kamu bisa tawaf sekarang karena yang melarangmu sudah meninggal. Tapi wanita tersebut mengatakan tidak, saya tidak akan tawaf. Saat Umar RA hidup saya taat kepada beliau, setelah beliau wafatpun, saya akan tetap taat.

Inilah yang pelajaran yang dimaksud dari kisah-kisah tersebut bahwa dengan ketaatan akan ada ijtimaiyat.

 

Perintah Allah swt yang bertentangan dengan kebiasaan / Makmulat.

Bagaimana kita ambil pelajaran dari Perintah yang bertentangan dengan makmulat/kebiasaan.

  1. Kisah pemindahan Kiblat.

Makmulat / kebiasaan sahabat sholat ketika itu adalah menghadap kearah baitul makdis. Lalu turunlah perintah Allah swt mengubah arah kiblat ke baitullah saat mereka melaksanakan Shalat. Disini Allah swt ingin menguji siapa yg tetap ke baitul maqdis dan siapa yg taat Rasullullah saw merubah posisi menghadap ke Baitullah. Para sahabat RA yang imannya kuat mereka langsung merubah posisi mereka ketika sholat. Namun orang-orang munafik mereka menunda nunda ketaatan, dengan alasan bisa menunggu sholat berikutnya baru pindah kiblat. Sedangkan orang kafir mengejek kebiasaan baru tersebut dengan mengatakan perbuatan yang sia-sia. Inilah ujian ketaatan dalam kebiasaan. Walaupun menghadap baitul maqdis merupakan kebiasaan lama mereka, tapi karena ada perintah baru maka mereka siap taat meninggalkan kebiasaan lama mereka. Inilah ketaatan para sahabat ra.

  1. Kisah Perang Uhud

Dalam perang uhud, Rasullullah saw tentukan 50 orang sahabat untuk menjaga gunung uhud dari ketinggian. Rasullullah saw perintahkan tetap tinggal di bukit ini dalam keadaan apapun kondisinya. Andai kalahpun dan burung gagak datang untuk memangsa mayat2 kami, kami tetap berada diposisi ini, diatas bukit.

Dalam perang uhud, asbab pemanah tidak taat kepada arahan Nabi saw, kemenangan yang sudah didepan mata berubah menjadi kekalahan. Ketika itu Amir pasukan adalah abdullah bin jubair RA. Dalam hitungan menit orang musyrik kalah, ghonimah dimana2 berserakan. Dari 50 org, 40 org turun tergoda mengambil ghonimah. Amir katakan jangan pergi ini perintah Rasullallah saw, belum ada perintah untuk turun. Lalu mereka yang 40 orang itu menjawab: itu arahan kalau perang belum selesai, kini musuh sudah pergi, sekarang waktunya turun mengambil ghanimah. Tatkala mereka berpikir musuh sudah pergi, tidak mengapa meninggalkan arahan, tiba2 pasukan musyrik balik kanan dan kembali menyerang dari belakang. Sangking paniknya pasukan islam, sampai ada sahabat membunuh temannya sendiri karena kacaunya keadaan di uhud. Rasullullah saw terluka, giginya patah, dan di i’lankan wafat. Ketika itu 40 orang sahabat yang turun itu menganggap keadaan telah berubah sehingga usul pun berubah menurut mereka. Padahal harusnya appaun keadaannya kita jaga ketaatan. Akibatnya kemenangan yg sudah didepan mata berubah menjadi kekalahan. Dalam medan perang, jika ada yg tidak taat maka dosanya ditanggung seluruh umat islam. Dari 700 orang hanya 40 orang yang tidak taat maka semua sahabat menanggungnya. Akibatnya 70 orang sahabat terbunuh. Gigi nabi tanggal dari mulutnya akibat serangan balik karena 40 orang sahabat bermaksiat pada perintah nabi saw. Apa yang terjadi di uhud ? asbab ada 40 orang sahabat memaksakan pendapatnya sehingga kekacauan terjadi, kemenangan yang sudah didepan mata berubah menjadi kekalahan. Saking kacaunya keadaan sampai sahabat membunuh temannya sendiri. Tanpa ketaatan maka Ijtimaiyat tidak akan bisa terjaga.

Dari 1000 orang yang dipersiapkan untuk berangkat, namun hanya 700 orang yang berangkat menuju perang uhud. Sedangkan 300 orang tidak berangkat dengan alasan usulnya tidak diterima. Mereka usul menghadapi disekitar kota madinah saja tapi kalian malah pergi menghadapinya diluar kota. Sehingga 300 orang tersebut terhasut oleh Abdullah ubai bin salul, seorang ahli perang. Ubay bin Sahlul mengatakan dalam kondisi seperti ini biasanya kita lawan mereka disekitar kota saja. Namun 700 orang sahabat melawan 3000 orang kaum kafir dengan pertolongan Allah swt dalam perang uhud awalnya menang. Namun karena 40 orang tidak taat pada perintah Nabi saw, maka kemenangan berubah menjadi kekalahan. Asbab adanya maksiat atau ketidak taatan maka pertolongan Allah swt tercabut seketika. Maknanya yangg 300 orang tidak ikut perang itu tidak membahayakan pasukan. Namun berbeda dengan 40 orang yang awalnya bersama Nabi saw tapi tidak taat, ini lebih sangat membahayakan keadaannya. Orang yang sudah berpisah tidak akan membahayakan. Hati2 dengan mereka yang masih bersama tapi tidak mau taat. Begitu tidak taat, langsung Allah swt cabut nikmatNya. Namun demikian, 300 orang yang tidak berangkat perang Allah swt maafkan begitu juga halnya dengan 40 orang yang lari dari medan perang juga Allah maafkan.

Kerja dakwah ini dasarnya adalah siroh nabi bukan pengalaman. Menurut Abdullah bin ubai bin salul, seorang Ahli perang, dia berpendapat menurut pengalamannya perang itu seharusnya dari sekitar kota yang benar. Padahal seharusnya mereka taat saja pada perintah Rasullullah saw maka Allah swt akan beri kemenangan. Asbab mengandalkan pengalaman, orang-orang sebagian ada yang terhasut oleh Ubay bin sahlul. Kekalahan di Uhud merupakan bukti pentingnya ketaatan. Kerja dakwah ini asasnya adlaah Ketaatan.

 

Blog di WordPress.com.