Buyaathaillah's Blog

Mudzakaroh Keutamaan Keluar di Jalan Allah swt

Suatu hari ada 3 org sahabat berdiskusi mengenai keutamaan amalan setelah futuh mekkah. Setelah masa penaklukan mekah ini kira2 amalan apa yang paling utama ? Inilah diskusi mereka.

Satu org berkata sy akan memakmurkan masjidil haram beritikaf, dzikir, dan ibadah sbyk2nya d majidil haram ngumpulin amal. Ini krn 1 amalan di masjidil haram ini 100.000 kali lebih utama di mesjid2 lain d muka bumi.

Sahabat yang lain berkata kalo saya setelah futuh mekah ini maka yang akan saya lakukan adalah menjadi ahli khidmat jemaah di mesjidil haram khususnya jemaah haji. Sehingga seluruh pahala org yg beribadah dan haji ini akan mengalir ke saya. Maka Saya akan habiskan waktu saya berkhidmat utk masjidil haram.

Sahabat lain berkata saya akan terus berjihad dijalan Allah. Memperjuangkan agama Allah sampai maut menjemput.

Maka perdebatan sengit ini terjadi hingga Umar RA datang. Maka disampaikanlah perkara tersebut kepada Umar RA. Umar Ra pun juga bingung dan tidak bs menjawab, shg masalah tersebut dibawa kepada Nabi saw. Maka Nabi saw pun tidak mampu menjawab, sampai akhirnya turun wahyu dari Allah swt.

Attaubah – 9 : 19 – 20

“Apakah org2 yg memberi makanan dan minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan yang mengurus mesjidil haram, kamu samakan dengan org yg beriman kepada Allah swt dan hari kemudian serta berjihad dijalan Allah swt ? Mereka tidaklah sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada org2 dzalim. Org2 yg beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah org2 yg memperoleh kemenangan”

Ketika seorang sahabat bagaimana perbandingan org yg keluar dijalan Allah dng yg tidak, Nabi Saw menjawab mahfum : andaikan kamu puasa tiap hari, sholat tiap hari, baca quran setiap saat setiap hari, sampai org yg fisabillillah itu pulang kamu tidak akan bs menyaingi pahala yg Allah berikan buat yg keluar fissabillillah.

Jihad di jalan Allah adalah amalan yang tertinggi martabatnya dalam Islam. Rasulullah Saw bersabda kepada Muadz bin Jabal ra :

أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ كُلِّهِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ : بَلَى يَا رَسُولَ الله قَالَ : رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ

Sukakah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya dan puncak ketinggiannya?” Saya (Muadz) berkata: “Pastilah wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah: “Kepala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak ketinggiannya adalah Jihad.”

(Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 2616)

(Al-Ĥujurāt):15 – Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. Pengampunan

(At-Tawbah):41 – Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Pengampunan

(At-Tawbah):88 – Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Satu barisan

(Aş-Şaf):10-13 – Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. Pengampunan

(At-Tawbah):24 – Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Dalam sebuah hadis yang lain diriwayatkan bahawa Rasulullah Saw bersabda:

رَأْسُ هَذَا الأَمْرِ الإِسْلاَمُ، وَمَنْ أَسْلَمَ سَلِمَ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ اْلجِهَادُ، لاَ يَنَالُهُ إِلاَّ أَفْضَلُهُمْ

Kepala urusan ini adalah Islam dan sesiapa yang memeluk Islam maka dia akan selamat, dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya ketinggiannya adalah Jihad, tidaklah (sesiapa) mencapainya kecuali yang paling utama.”

(Majma al-Zawa‘id (Bughyat al-Ra’id fi tahqiq Majma az-Zawa‘id) – no: 2167.)

Jihad di jalan Allah menjamin seseorang itu Syurga, diampun segala dosa dan diberi kemenangan Dunia dan Akhirat.

Allah berfirman :

Wahai orang-orang yang beriman! Maukah Aku tunjukkan sesuatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab siksa yang sangat pedih? Iaitu, kamu beriman kepada Allah dan RasulNya, serta kamu berjihad membela dan menegakkan agama Allah dengan harta benda dan diri kamu; yang demikian itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu mengetahui (hakikat yang sebenarnya). (Dengan iman dan jihad itu) Allah akan mengampunkan dosa-dosa kamu, dan memasukkan kamu ke dalam taman-taman sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, serta tempat-tempat tinggal yang baik dalam Syurga “And”. Itulah kemenangan yang besar. Dan ada lagi limpah kurnia yang kamu sukai, iaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang cepat (masa berlakunya). Dan sampaikanlah berita yang mengembirakan itu kepada orang-orang yang beriman.” (QS. al-Shaff 61: 10-13)

Rasulullah Saw bersabda :

انْتَدَبَ اللهُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِهِ لاَ يُخْرِجُهُ إِلاَّ إِيمَانٌ بِي وَتَصْدِيقٌ بِرُسُلِي أَنْ أُرْجِعَهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ أَوْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ وَلَوْ لاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي مَا قَعَدْتُ خَلْفَ سَرِيَّةٍ وَلَوَدِدْتُ أَنِّي أُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ

Allah menjamin bagi orang yang keluar di jalan Allah (fi sabilillah), (di mana) tidak dia keluar melainkan kerana iman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, bahawasanya Dia akan mengembalikannya (kerumahnya) dengan mendapat pahala dari Allah atau membawa harta rampasan perang atau Dia memasukkannya ke dalam Syurga. Dan jika tidak memberatkan umaku, niscaya aku tidak akan ketinggalan menyertai Jihad. Sesungguhnya aku sangat ingin terbunuh di jalan Allah lalu dihidupkan lagi kemudian terbunuh dan dihidupkan lagi lalu terbunuh lagi.” (HR. Sahih al-Bukhari – no: 36)

Rasulullah Saw bersabda selanjutnya :

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللهِ ؛ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ

“Sesungguhnya di dalam Jannah ada seratus derajat, Allah menjanjikannya bagi orang yang berjihad di jalan Allah. Jaraknya di antara dua derajat itu seperti langit dan bumi.”

(HR Bukhari – no: 2581)

Imam at-Tirmidzi menafsirkan derajat (tingkatan) dengan 100 tahun. Al-Imam an-Nasa’i menafsirkan derajat dengan 500 tahun.

Rasullullah Saw bersabda lagi:

مَقَامُ الرَّجُلِ فِي الصَّفِّ فِي سَبِيلِ اللهِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الرَّجُلِ سِتِّينَ سَنَةً .

“Posisi (kedudukan) seseorang di dalam fie sabilillah lebih utama di sisi Allah daripada Ibadah selama 60 tahun.” (HR ad-Daarimi – no: 2289)

Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah Saw bersabda:

لَغَدْوَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ أَوْ رَوْحَةٌ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Seorang berangkat di pagi hari fie sabilillah atau petang hari, lebih baik daripada dunia dan apa yang ada di dalamnya.” (HR Bukhari – no: 2583)

Dari Muadz bin Jabal ra, Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ فُوَاقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ .

“Siapa yang berjihad fie sabilillah sepanjang (selama) waktu memeras susu unta, wajib baginya masuk Jannah.”

(HR Tirmidzi – no: 1581)

Rasulullah Saw bersabda:

مَوْقِفُ سَاعَةٍ فِي سَبِيْلِ اللهِ خَيْرٌ مِنْ قِيَامِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عِنْدَ الْحَجَرِ الأَسْوَدِ .

Berdiri sesaat (satu jam) fie sabilillah lebih baik dari pada bangun di malam Lailatul Qadar di sisi Hajar al Aswad.” (HR Ibnu Hibban)

Jihad di Jalan Allah adalah amal yang paling utama yang tiada tandingannya.

Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah Saw ditanya :

مَا يَعْدِلُ الْجِهَادَ فِي سَبِيلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ: لاَ تَسْتَطِيعُونَهُ. قَالَ: فَأَعَادُوا عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا. كُلُّ ذَلِكَ يَقُولُ: لاَ تَسْتَطِيعُونَهُ. وَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ: مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللهِ لاَ يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلاَ صَلاَةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللهِ تَعَالَى

Apakah yang dapat menyamai Jihad di jalan Allah ‘Azza wa Jalla ?” Baginda menjawab: “Kamu tidak akan mampu melakukannya.”Pertanyaan itu diulang dua atau tiga kali dan setiap kali pertanyaan. baginda menjawab: “Kamu tidak akan mampu melakukannya.” Pada kali ketiga baginda menjawab: “Perumpamaan seseorang Mujahid di jalan Allah adalah seumpama berpuasa, mendirikan shalat – berdiri membaca ayat-ayat Allah, dia tidak berhenti daripada puasa dan shalat tersebut sehingga kembalinya mujahid di jalan Allah Ta‘ala tersebut.”

(HR. Sahih Muslim – no: 1878)

Abu Hurairah ra juga melaporkan bahawa salah seorang sahabat Rasulullah Saw berjalan-jalan di satu lembah, ternampak olehnya sebuah mata air yang indah sehingga mengkagumkan dia. Dia berkata Andainya saya mengasingkan diri dari manusia (uzlah) dan tinggal di lembah ini, akan tetapi saya tidak akan melakukannya melainkan setelah meminta izin daripada Rasulullah Saw.

Maka hal ini dikhabarkan kepada Rasulullah Saw lalu baginda menjawab:

لاَ تَفْعَلْ فَإِنَّ مُقَامَ أَحَدِكُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهِ فِي بَيْتِهِ سَبْعِينَ عَامًا. أَلاَ تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ الْجَنَّةَ ؟ اغْزُو فِي سَبِيلِ اللهِ مَنْ قَاتَلَ فِي سَبِيلِ اللهِ فَوَاقَ نَاقَةٍ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ

Jangan melakukannya kerana sesungguhnya kedudukan seseorang kamu di (medan Jihad) di jalan Allah adalah lebih utama daripada melakukan shalat dalam rumahnya selama 70 tahun. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunkan bagi kamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga ? Berperanglah di jalan Allah, barangsiapa yang berperang di jalan Allah selama tempoh memerah susu unta maka wajib ke atasnya Syurga.”

(HR. Sahih Sunan Tirmizi – no: 1650)

Amalan Jihad di Jalan Allah dan berada di medan Jihad diberikan ganjaran berlipat ganda.

Ganjaran yang diberikan oleh Allah kepada para Mujahid tidak terbatas kepada berperang saja. Apa saja yang berkaitan dan berhubungan dengan Jihad di Jalan Allah akan diberikan ganjaran dan keutamaan yang berlipat kali ganda. Allah berfirman :

Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh mengeluarkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi Meliputi ilmu pengetahuan-Nya“

(QS. al-Baqarah 2: 261)

Seorang yang mengulurkan bantuan kepada orang-orang yang pergi berjihad di Jalan Allah, dia akan diberikan ganjaran yang berlipat ganda. Bantuan yang diberikan bisa berupa wang, peralatan, makanan dan minuman, pakaian, perobatan, pengangkutan dan berbagai lagi.

Khuraim bin Fatik ra berkata, Rasulullah Saw telah menjanjikan:

مَنْ أَنْفَقَ نَفَقَةً فِي سَبِيلِ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ بِسَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ

Sesiapa yang menafkahkan satu perbelanjaan untuk Jihad di Jalan Allah maka ditulis baginya tujuh ratus ganda ganjaran.”

(Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 1625)

Miqdam Ibnu Ma’dikariba berkata, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda :

لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللهِ سِتُّ خِصَالٍ ؛ يُغْفَرُ لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ ، وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَيَأْمَنُ مِنْ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا ، وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنْ الْحُورِ الْعِينِ ، وَيُشَفَّعُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ

Bagi orang yang ahli jihad ( mati dalam berjihad) terdapat 6 hal yang akan diterimanya, yaitu: Pertama, Allah memberi ampunan ketika pertama kali bergerak dan akan melihat tempatnya di Jannah. Kedua, selamat dari siksa kubur. Ketiga, selamat dari goncangan hari kiamat. Keempat, akan diberikan kepadanya mahkota kebesaran yang terbuat dari permata Yaqut sebagai tanda kehormatan yang jauh lebih mahal daripada dunia seisinya. Kelima, akan dikawinkan dengan 72 bidadari. Dan keenam, dapat memberi syafa’at kepada 70 keluarganya.”(HR Ahmad – no: 16553, 17115; Tirmidzi – no: 1586; Ibnu Majjah – no: 2789)

Jihad adalah wisata umat Islam.

Abi Umamah ra melaporkan, bahawa seorang lelaki bertanya:

يَا رَسُولَ اللهِ ائْذَنْ لِي فِي السِّيَاحَةِ ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ سِيَاحَةَ أُمَّتِي الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ تَعَالَى

Wahai Rasulullah ! Izinkan aku untuk pergi wisata.”

Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Sesungguhnya wisata untuk umat aku adalah Berjihad di Jalan Allah ‘Azza wa Jalla.” (Sahih Sunan Abu Daud – no: 2486)

KEUTAMAAN KHURUUJ FII SABILILLAH

Sesungguhnya Allah SWT. telah banyak memberikan kelebihan kepada para pria dan wanita yang keluar di jalan Allah untuk melakukan usaha agama, di antaranya :

1. Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

2. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberi rahmat dari-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekakal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.

3. Apabila seseorang keluar dari rumahnya untuk khuruj Fi Sabilillah, maka ketika ia memakai sepatu atau selangkah saja keluar dari rumahnya, Allah Swt. Mengampuni dosa dosanya. (mafhum hadits).

4. Satu perkataan yang digunakan untuk menyeru manusia untuk taat kepada Allah, maka Allah Swt. Akan memberinya ganjaran satu tahun ibadah. (mafhum hadits).

5. Seseorang yang melangkah dari rumahnya untuk khuruj fi sabilillah, maka malaikat yang memikul Arasy akan berdo’a :
a. Ya Allah, ampunilah dosa orang yang keluar di jalan-Mu
b. Ya Allah, ampuni dosa-dosa orang yang ditinggalkan oleh orang yang keluar di jalan-Mu.
c. Ya Allah, satukan mereka di dalam Jannah kerena mereka berpisah karena Engkau. (mafhum hadits).

6. Do’a yang keluar di jalan Allah akan dikabulkan. (mafhum hadits).

7. Setiap rupiah uang yang digunakan di jalan Alllah, Allah Swt. akan memberinya ganjaran 700.000 kali lipat. (mafhum hadits).

8. Shalat di Masjidil Haram 100.000 kali lebih utama daripada shalat di masjid lain. Shalat di Masjid Nabawi 51.000 kali lebih utama daripada shalat di masjid lain. Tetapi untuk shalat orang yang telah berkeluarga ketika khuruj fi sabilillah, maka Allah Swt. akan memberinya pahala 4.9 juta kali lipat, bahkan lebih banyak lagi. Begitu juga dengan pahala ibadah-ibadah yang lainnya. Pahala yang demikian banyak hanya akan diperoleh jika khuruj fi sabilillah. (mafhum hadits).

9. Sepagi dan sepetang khuruj fi sabilillah lebih berharga dari dunia dan segala isinya.

10. Debu-debu yang menempel di tubuh atau pakaian orang yang keluar di jalan Allah akan menjadi tameng api neraka. (mafhum hadits).

11. Seorang istri yang ridha suaminya khuruj fi sabilillah, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama seperti suaminya.

12. Seorang wanita yang ridha suaminya khuruj fi sabilillah, maka Allah Swt. akan memasukan wanita itu ke dalam Jannah 500 tahun lebih dahulu daripada suami mereka, dan ia akan menghiasi dirinya dan menunggu suaminya di pintu Jannah.

13. Orang yang mengajak kepada taat kepada Allah (amal kebaikan), maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya. Tanpa mengurangi pahala orang mengamalkannya sedikitpun.

14. Sesaat di jalan Allah lebih baik daripada beramal seumur hidup di tengah-tengah keluarganya.

15. Sesaat di jalan Allah lebih baik daripada shalah sepanjang malam di depan Hajar Aswar di malam Lailatul Qadar.

16. Barang siapa yang terluka di jalan, sungguh ia akan dibangkitkan dengan darah yang masih menetes dan darahnya harum seperti harumnya Kasturi.

17. Para malaikat akan merebahkan sayapnya untuk orang yang khuruj fi sabilillah.

18. Barangsiapa yang menderita sakit kepala ketika di jalan Allah lalu mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

19. Para malaikat dan mahluk lainnya baik di darat, di laut atau di langit akan berdo’a untuk orang yang khuruj fi sabilillah.

20. Barangsiapa yang memulai member contoh kebaikan dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala perbuatannya dan pahala orang-orang yang mengikuti (meniru) perbuatannya itu hingga hari kiamat.

21. Seseorang yang khuruj fi sabilillah, kemudian ia sakit, maka ia akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar di sisi Allah, sehingga apabila ia melihat ganjaran tersebut di akhirat nanti, ia akan sangat merasa gembira. Katanya, “Seandainya saya tahu demikian besarnya pahala yang di berikan kepada orang yang sakit ketika khuruj fi sabilillah, ia bersedia memotong tubuhnya karena tentu pahala yang akan diberikan lebih besar lagi.

22. Jika seseorang wajahnya terkena debu fi sabilillah, niscaya Allah akan menyelamatkan wajahnya itu pada hari kiamat. Jika kedua telapak kakinya terkena debu fi sabilillah, maka Allah ‘azza wajalla, akan mengharamkan kedua telapak kakinya itu dari neraka.

23. Barangsiapa pergi sekali perjalanan di jalan Alllah, ia akan memperoleh misik pada hari kiamat sebanyak debu yang menimpanya.

24. Amal yang paling dekat kepada Allah ‘azza wa jalla ialah jihad fi sabilillah. Tidak ada satupun yang bias menyamainya.

25. Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah – dan Allah lebih mengetahui siapa yang berjihad di jalan-Nya – seperti orang yang terus berpuasa, shalat malam, selalu dalam keadaan khusyu’, ruku’, dan sujud.

26. Barangsiapa membaca 1000 ayat di jalan Allah, Allah akan mencatatnya bersama para Nabi, orang-orang shiddiq, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang shalih.

27. Barangsiapa berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh 70 tahun perjalanan, dengan sebab puasanya pada hari itu.

28. Barang siapa yang berpuasa di jalan Allah, neraka akan menjauh darinya sejauh 100 tahun perjalanan.

29. Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan membuat diantara dia dan neraka satu parit yang lebarnya sejauh jarak antara langit dan bumi.

30. Keluar di jalan Allah sama seperti haji Mabrul.

31. Barangsiapa singgah di suatu tempat lalu berdoa : Audzubi kalimatillahit-taammati min syarrima khalaq (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang dia ciptakan), maka dia tidak akan ditimpa bahaya sedikitpun, hingga ia pergi dari persinggahan tersebut.

32. Barangsiapa yang menginfakkan sepasang barang di jalan Allah, maka malaikat penjaga surge akan memanggilnya, yakni setiap malaikat penjaga pintu surge. ‘Wahai Fulan, kemarilah!’.

33. Berjaga satu malam di jalan Allah lebih utama daripada seribu malam yang dipenuhi shalat pada malam harinya dan puasa pada siang harinya.

34. Pemimpin suatu kaum dalam perjalanan adalah pelayan mereka. Barangsiapa mengungguli yang lain dalam berkhidmat (melayani), niscaya ia tidak bias diungguli dengan suatu amalan lain apa pun kecuali mati syahid.

1 Komentar »

  1. bgus sngt padat dengan hujah dan mmberi smngat untuk kite trus brjuang smpai islam trtegak ats muke bumi… jihad fi sabilillah! istiqamah

    Komentar oleh nasimah — April 14, 2016 @ 6:32 am


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.