Buyaathaillah's Blog

Bayan Syuro Dunia Maulana Said Ahmad Khan Rah.A : Pentingnya Terus Berjuang di Jalan Allah swt

Bayan Syuro Dunia

Maulana Said Ahmad Khan

Raiwind Markaz

Pakistan

Bismillahirrohmanirrohim,

Kenapa kita datang dan berkumpul di tempat ini ? dari berbagai macam negara, dari berbagai macam kota, dan dari berbagai macam daerah, meninggalkan pekerjaan dan kesibukan kita, meninggalkan anak istri kita, meninggal kesenangan di rumah kita, datang ke tempat seperti ini, yang mana di sini tidak ada peralatan persediaan untuk melindungi diri dari dingin dan panas. Kita berkumpul di sini jawabannya adalah Bahwasanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memberikan satu kehidupan kehidupan yang suci kepada kita yang mana didalamnya diperlihatkan kebahagiaan hidup di dunia dan begitu juga ditampakkan dengan penuh keyakinan dan kepastian kebahagiaan di akhirat. Yang mana kehidupan itu hari ini telah hilang dari dalam diri kita. Kehidupan itu telah lepas dari tangan-tangan kita, yang mana disebabkan itu, kita telah terjerumus ke dalam fitnah dunia. Kita telah terjebak di jaring-jaring kebatilan. Setan pun telah membuat perpecahan diantara sesama kita. Setan telah berusaha memunculkan Kedzaliman diantara kita. Setan berusaha menjerumuskan kita dalam kebiasaan-kebiasaan buruk seperti kebiasaan berbohong, kebiasaan berkhianat, kebiasaan memakan riba, kebiasaan memfitnah, kebiasaan mencuri, kebiasaan meminum khamar, dan kebiasaan zalim lainnya. Setan telah membuat kita saling bertikai satu sama lain. Dia telah menjerumuskan kita dalam kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut.

Yang mana disebabkan itu semua, hari ini telah turun ke atas kita semua, musibah dan bencana dari langit. Terkadang terjadi gempa bumi, terjadi banjir, terjadi angin ribut, angin topan, terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, dan banyak lagi. Banyak terjadi ketidak berkahan di kehidupan ini. Berbagai macam azab telah turun dari langit. Mengapa ? karena kehidupan kita telah keluar dari kehidupan Insani, menjadi kehidupan hewani ataupun kehidupan tuntunan setani.

Di mana kehidupan dunia ini hanya tiga saja :

  1. kehidupan setani
  2. kehidupan hewani
  3. kehidupan Insani

Apabila kita menjadikan dakwah yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad saw pemimpin dua alam, sebagai maksud hidup, dan kita buat dakwah sebagaimana dakwah yang dibuat oleh Baginda Nabi saw,  yang mana beliau telah menjadikan umat ini sebagai Dai. Beliau telah mengajarkan umat ini untuk menjadi da’i. Maka kita buat dakwah ini sebagaimana dakwah yang dibuat oleh Nabi saw. Beliau telah memberitahu bahwasanya selama kamu berjalan diatas jalan yang aku bawa, selama kalian berjalan di jalanku, dan selama kalian mengajak manusia kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka selama itu pula Pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala yang ghaib akan menyertai kalian. Allah swt akan mengutus malaikat malaikat ke atas kalian untuk membawakan Rahmat untuk kalian. Mereka membawa keberkahan keberkahan untuk kalian. Allah swt akan menurunkan Sakinah ke dalam hati-hati kalian. Ketenangan ke dalam hati-hati kalian, dan Allah swt akan menyatukan hati-hati kalian, dengan kecintaan dan kasih sayang satu sama lain. Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan tampakkan kepada kalian, kehidupan orang-orang bathil akan kembali kepada kehidupan yang penuh dengan kebenaran. Kapan itu terjadi :

  1. Ketika mereka melihat kehidupan Islami
  2. Asbab adanya Kerja Dakwah

Ketika mereka melihat kehidupan kalian yang suci dan kalian buat dakwah menyeru manusia kepada Allah swt. Dakwah mengajak manusia untuk mengamalkan kembali Agama. Membawa mereka kepada jalan yang dicontohkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Jika ini kita buat maka malaikat-malaikat akan menyertai kalian, awan akan menyertai kalian, angin akan menyertai kalian, bumi akan menyertai kalian, langit akan menyertai kalian, dan doa-doa kalian akan dikabulkan. kalian akan menjadi rahmat untuk seluruh manusia yang ada di dunia ini. Kalian adalah umat rahmatan lil’alamin.

Allah swt berfirman :

Wama arsalnaka illa rahmatan lil alamin

artinya :

‘Kami tidak mengutus mu (Muhammad) melainkan untuk memberikan rahmat bagi seluruh alam’ (Al Anbiya : 107)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menjadikan Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai rahmat untuk seluruh alam. Baginda Nabi Muhammad saw pun telah menjadikan umatnya sebagai rahmatan lil’alamin dengan memberikan usaha dakwah ini kepada umatnya. Mereka menjadi rahmat untuk orang-orang miskin, menjadi rahmat untuk orang-orang kaya, rahmat untuk pemimpin, rahmat untuk masyarakat, menjadikan pemimpin ini sebagai rahmat untuk rakyatnya, dan menjadikan rakyat ini sebagai rahmat untuk pemimpinnya. Pedagang-pedagang dijadikan Rahmat untuk petani, dan pekerja pekerja dijadikan Rahmat untuk pedagang-pedagang. Demikian juga di dalam rumah orang tua, bapak Ibu dijadikan Rahmat untuk anak-anaknya, dan anak-anak ini telah dijadikan rahmat untuk kedua orangtuanya. Dan Tuan telah dijadikan Rahmat untuk hamba-nya. Hamba telah dijadikan Rahmat untuk tuannya. Ini akan terjadi apabila kita berpegang kepada jalan yang dibawa oleh Baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Yang mana Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman dalam Al Qur’anul Karim :

Qul hāżihī sabīlī ad’ū ilallāh, ‘alā baṣīratin ana wa manittaba’anī, wa sub-ḥānallāhi wa mā ana minal-musyrikīn

Artinya :

Katakanlah: “Inilah jalan ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf : 108)

Wahai nabi Allah, wahai utusan Allah, beritahukan lah kepada umatmu bahwasanya inilah jalanku, bahwasanya aku mengajak manusia kepada Allah swt, dan aku menyuruh manusia dengan penuh keyakinan, bahwasanya Jalan inilah jalan kebenaran.

‘alā baṣīratin : dengan penuh kepahaman dengan penuh keyakinan.

Aku menyeru manusia kepada Allah swt. Ini adalah jalan kebenaran dan ini adalah jalanku dan Jalan Siapa saja yang orang yang mengikutiku, siapa saja yang beriman kepadaku. Siapa saja yang meyakini kebenaranku, ini juga menjadi jalan-jalan mereka. Allah swt telah memberitahukan kepada kita jalan ini yakni Jalan Baginda Nabi saw. Ini jalan dakwah, jalannya Nabi saw. Jalan Dakwah, Jalan menyeru manusia kepada Allah. Jalan menyeru dari makhluk kepada Sang Khalik. Inilah Jalan umat ini. Selama umat ini berjalan di atas jalan nabinya, maka dunia dan alam semesta ini akan berjalan memberikan manfaat kepada kehidupan manusia. Angin akan memberikan manfaat kepada manusia. Awan akan memberikan manfaat dalam kehidupan manusia. Lautan akan memberikan manfaat bagi manusia. Sungai-sungai akan memberikan manfaat kepada manusia. Bumi akan memberikan manfaat kepada manusia. Gunung akan memberikan manfaat pada manusia. Malaikatpun akan memberikan manfaat kepada manusia. Bulan dan matahari akan memberikan manfaat pada manusia. Bintang-bintang akan memberikan manfaat pada manusia. Seluruh alam semesta ini akan memberikan manfaat kepada manusia. Seluruh makhluk makhluk ciptaan Allah, selain jin dan manusia, burung-burung akan berdoa untuk manusia, dan memohon keampunan untuk manusia. Ikan-ikan yang ada di lautan akan berdoa dan memohon keampunan untuk manusia. Seluruh mahluk di darat, dilautan, dan dilangit, akan memohon ampun untuk dosa-dosa kita. Yang mana tidak ada manusia yang tidak terlepas dari dosa-dosanya. Akan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala jadikan makhluk-makhluk lain, memintakan ampun untuk dosa-dosa kita. Ikan-ikan, burung-burung, semut-semut, bahkan malaikat-malaikat, Allah perintahkan supaya terus berdoa untuk kita yang buat kerja dakwah ini. Mendoakan keampunan untuk mereka yang buat dakwah sebagaimana dakwah Nabi saw.

Allah swt telah menjadikan Rasulullah saw sebagai rahmatan lil’alamin. Demikian juga Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menjadikan dakwah yang dibawa oleh Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagai rahmatan lil’alamin. Dan setiap sunnah Baginda Nabi shallallahu alaihi salam adalah rahmatan lil’alamin. cara mencari rezeki yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, cara makan yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, cara berpakaian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, cara menikah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, cara mendidik anaknya Rasulullah Shallallahu alaihi salam, semuanya adalah rahmat dan menjadi rahmat untuk seluruh alam. Siapa saja yang mengambil cara tersebut memilih jalan tersebut, maka akan ditiupkan ke atasnya angin Rahmat yang akan masuk kedalam hatinya. Sakinah dan ketenangan akan masuk kedalam hatinya. Akan datang keberkahan pada dirinya, pada hartanya, dan anak-anaknya.

Siapa saja yang menyebarkan sunnah nabi Shalallahu Alaihisalam, jalan hidup Nabi Shalallahu Alaihisalam, ke seluruh dunia, dan mengajak orang-orang untuk mengamalkan sunnah nabi SAW, maka Pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan bersama orang tersebut. Yang mana tidak ada kekuatan satupun kekuatan di dunia ini yang bisa melawan Pertolongan Allah swt.

Iyyanṣurkumullāhu fa lā gāliba lakum, wa iyyakhżulkum fa man żallażī yanṣurukum mim ba’dih, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn

Arti:

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.”

(Ali Imran : 160)

jika Pertolongan Allah swt datang kepada kalian maka tidak ada satupun yang bisa mengalahkan kalian. Kebatilan akan hancur .

Bal naqżifu bil-ḥaqqi ‘alal-bāṭili fa yadmaguhụ fa iżā huwa zāhiq, wa lakumul-wailu mimmā taṣifụn

Terjemah Arti:

“Sebenarya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya).”

 ( Al Anbiya : 18)

kami akan melempar kan yang haq ini diatas kebatilan sehingga yang haq ini akan menghancurkan kebatilan sehancur hancurnya sehingga kebatilan akan hilang. Apabila yang haq datang melalui dakwah, maka kebatilan pun akan hilang.

Waqul jaa-al haqqu wazahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqan

Artinya :

Dan katakanlah, “Apabila Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap”

( Al Isra 17 : 81)

Apabila yang haq datang maka kebatilan pun akan hilang. Jadi hak dan batil ini adalah seperti di dalam satu rumah di malam hari. Hari gelap tidak ada tidak ada lampu, tidak ada cahaya, dan tidak ada lilinnya, kegelapan dimana-mana memenuhi satu ruangan rumah. Kemudian kita yang memiliki rumah tersebut, kita punya kekuasaan, kita punya kerajaan, kita punya tentara, kita punya atom bom, kita punya tank, dan kita punya senjata, kita punya segala-galanya. Kita mengatakan kepada kegelapan yang ada dalam rumah tersebut :

“wahai kegelapan keluarlah kamu dari rumah ini,  kalau tidak aku akan tembak kamu dengan senjata”

Kegelapan tidak akan takut dengan senjata bahkan kalau kegelapan tadi dia bisa bicara, dia akan mengatakan :

“Bawa sini ribuan senjata itu, Saya tidak akan takut, saya tidak akan keluar dari rumah ini.”

ataupun

“Ayo kita bawa yang lebih besar lagi dari itu yaitu machine gun, saya akan keluarkan kamu wahai kegelapan, saya akan gunakan mesin Gun ini untuk mengeluarkan kamu dari rumah ini, keluar kamu dari sini.”

Dia tidak akan takut dengan mesin Gun ini, kegelapan dia akan mengatakan :

“mesin Gun kamu sedikitpun tidak bisa melukai saya”

kemudian kita bawa yang lebih besar dari itu lagi macam atom bom sekalian, kita bawa untuk mengeluarkan kegelapan dari dalam rumah. Dia tidak akan takut dengan atom bom. Bahkan kegelapan itu akan menertawakan kita dia akan mengatakan :

“Kamu ini bodoh sekali, kamu tidak tahu siapa saya, saya ini adalah sesuatu yang mana senjata Kamu tidak akan berpengaruh bagi saya, tank Kamu tidak akan berpengaruh bagi saya, mesin Gan Kamu tidak akan berpengaruh, bahkan atom bom kamu pun sekali sekalipun tidak akan berpengaruh pada saya, semua yang kamu punya tidak bisa sedikitpun mempengaruhi Saya. Tidak ada satupun yang bisa melawan saya, dan kamu ini adalah orang jahil. Kamu ini orang bodoh saya tidak takut dengan benda-benda yang kamu miliki tadi.”

Apakah setan takut dengan benda-benda tadi ? misalkan kita tembakan senjata kepada setan, apakah dia bisa mati, ataupun dengan machine gun dan bom atom kita lemparkan pada setan, Apakah setan akan mati ? setan tidak akan mati dengan benda-benda seperti itu. Bahkan dia akan menertawakan kita, lihat betapa bodohnya orang ini. Akan tetapi orang-orang yang beriman inilah, orang-orang yang berakal. Mereka paham bagaimana untuk mengusir kegelapan ini. Maka diambil lilin, lalu dinyalakan lilin tersebut. Walaupun di Kampung tidak ada listrik, hanya lampu yang menggunakan minyak, maka ketika dibawa itu lilin ataupun lampu tadi, kegelapan pun langsung pergi, meninggalkan rumah tersebut.

Cukup dengan satu rupiah lilin ataupun satu rupiah lampu yang dengan minyak tadi, mampu untuk mengeluarkan kegelapan tadi dari rumah tersebut. Begitu juga kebatilan ini tidak takut kepada apapun pada siapapun. Dan kebatilan ini tidak akan hilang, dengan kekuatan tapi akan hilang dengan ditegakkannya perkara yang Haq.

izaja Al haqqu wazahaqal batil : Apabila Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap

Jika perkara yang hak ditegakkan maka kebatilan itu akan pergi. Kebatilan akan hilang dengan dakwah yang Haq. Batil tidak takut dengan persenjataan kalian. Batil tidak tidak takut dengan tank kalian, dengan mesin Gun kalian. Batil ini akan takut apabila datang perkara yang hak. Kebatilannya ini bukan perkara yang sepele. Bagaimana untuk menghilangkannya ? untuk melawannya bawa ke perkara yang hak. Dan diantara perkara yang haq, yang paling besar itu adalah :

Kalimat Syahadat: asyhadu alla ilaha illallah wa Asyhadu anna muhammadar rasulullah.

Bagaimana membawanya ? bukan dengan ditulis dikertas, tulisan Syahadat di atas kertas. Kemudian ditempel di dinding-dinding rumah. Bukan dengan demikian batil  akan hilang. Batil tidak akan takut walaupun 50 mushaf Alquran kita letakkan didalam rumah kita. Padahal Alquran itulah perkara yang haq. Kalamullah, Kalam Allah ini,  adalah perkara yang haq. Demikian juga dengan kalam nabi, Ini juga perkara yang haq. walaupun Kallamullah dan sabda-sabda nabi, kita tulis di kitab-kitab, kitab tafsir, kitab hadits, dan kita beli Alquran, walaupun kita tulis dengan Tinta Emas sekalipun, kemudian kita letakkan dalam rumah kita, maka kebatilan tidak akan takut dengan perkara itu. Kebatilan akan berkata selagi perkara yang haq ini hanya berada di atas kertas-kertas aja, kami tidak akan takut. Apabila yang haq ini ada di dalam manusia, ada di dalam diri seorang mukmin, maka kebatilan akan takut kepada perkara tersebut.

Jadi Alquran adalah lafaz lafaz yang menunjukkan kepada perkara yang haq sedangkan Haq itu adalah yakin yang masuk ke dalam hati seseorang. Haq itu adalah iman yang ada didalam dada seseorang. Haq itu adalah Islam yang ada didalam jasad jasad orang beriman. Haq yang ada di kaki dan tangan manusia, yang ada di mata, dan telinga manusia itulah haq yang sebenarnya. Alquran itu adalah lafaz-lafaz yang menunjukkan kepada perkara yang haq. Dan lafaz-lafaz yang memberitahukan dan memperkenalkan kepada perkara yang haq itu adalah sifat dan tauhid. Yang dikehendaki oleh Allah swt supaya sifat dan tauhid itu masuk kedalam hati kalian. Ada di dalam setiap hati manusia. Agar Iman yang dikehendaki itu ada di dalam hati-hati manusia

Allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu’ụdaw wa ‘alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār

Arti:

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

(Ali Imran 3:191)

Siapa mereka itu ? yaitu orang yang senantiasa Tafakur, memikirkan, atas apa yang dikehendaki Rabb nya. Bagaimana perkara ini ada di dalam setiap fikiran manusia. Kemudian pandangan mata yang dikehendaki terjaga hanya kepada Allah swt.

yagḍuḍna min abṣārihinna wa yaḥfaẓna furụjahunna : supaya manusia ini menjaga pandangan matanya dan menjaga kemaluannya. (An Nur : 31)

Ini semua harus ada dalam kehidupan manusia. Berikutnya jika pandangan mata ini terjaga, begitu juga cara berjalan cara berjalan.

Wa ‘ibādur-raḥmānillażīna yamsyụna ‘alal-arḍi haunaw wa iżā khāṭabahumul-jāhilụna qālụ salāmā

Arti:

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

(Al Furqan : 63)

Hamba-hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala ketika berjalan di muka bumi mereka berjalan dengan rendah diri

wa iżā khāṭabahumul-jāhilụna qālụ salāmā : ketika orang-orang jahil menghadapi mereka, mereka akan mengucapkan salam.

Ketika menghadapi orang-orang jahil ini, mereka akan menampakkan akhlaq yang baik, ucapan yang, perkataan yang baik. Mengajak mereka kepada keselamatan dunia dan akherat. Hakikatnya semua Ini mesti ada dalam diri setiap manusia.

Wa lā tuṣa’ir khaddaka lin-nāsi wa lā tamsyi fil-arḍi maraḥā, innallāha lā yuḥibbu kulla mukhtālin fakhụr

Arti:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

(Luqman : 18)

Agar kita berjalan dengan merendahkan diri, karena kamu tidak akan bisa melebihi tingginya gunung, dan tidak akan bisa menembus bumi. Hakikat dari ayat ini adalah supaya ada di dalam diri manusia ada sifat tawadhu. Agar dari dalam diri manusia ini keluar sifat-sifat takabur. Bagaimana rasa takut kepada Allah, sifat Taqwa, ini ada dalam setiap diri manusia. Supaya dalam diri manusia ini ada sifat tawakal, hanya bergantung kepada Allah swt. Bagaimana untuk mewujudkan sifat-sifat ini dalam diri kita agar menjadi sifat dan kebiasaan yang baik ? Bagaimana ini semua wujud dalam kehidupan kita ? dalam diri kita ? yaitu apabila Iman telah terbentuk dengan Hidayah. Maka pertama kali yang mesti dibuat adalah usaha untuk mendapatkan hidayah.

Bagaimana saya bisa berada di jalan yang benar, jalan yang membuat Allah swt Ridho kepada kita. Jalan yang didalamnya Allah swt menjanjikan surga. Jalan yang didalamnya Allah swt menjanjikan kehidupan yang baik. Di dunia yang didalamnya Allah swt menjanjikan kehidupan yang suci. Di jalan yang didalamnya Allah swt menjanjikan supaya seluruh alam semesta ini memberikan manfaat kepada manusia. Jalan yang didalamnya Allah swt menjanjikan kesatuan hati-hati manusia. Jalan yang didalamnya Allah swt menjanjikan untuk membukakan hakikat segala-galanya. Maka pertama yang kita mesti buat adalah dakwah. Dakwahkan untuk mendapatkan perkara ini dalam diri kita. Inilah yang dikatakan :

Wallażīna jāhadụ fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama’al-muḥsinīn

Arti:

Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

(Al Ankabut : 69)

JIhad itu adalah suatu usaha satu usaha yang diniatkan untuk meninggikan kalimat Allah swt di atas dunia. Dan Jihad itu adalah suatu usaha yang diniatkan untuk mewujudkan agama Allah swt diseluruh dunia. Hal inilah yang dikatakan dengan Jihad.

Jihad ini akan terbentuk dengan empat perkara :

Pertama dengan mendatangi manusia, berdakwah kepada setiap orang memperdengarkan keagungan Allah swt, kehebatan Allah swt, kepada setiap orang.

qum fa anżir wa rabbaka fa kabbir wa ṡiyābaka fa ṭahhir war-rujza fahjur wa lā tamnun tastakṡir wa lirabbika faṣbir

Artinya

Bangunlah, lalu berilah peringatan, dan agungkanlah Tuhanmu, bersihkanlah pakaianmu,  tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji, janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. karena Tuhanmu, bersabarlah.

(Al Muddasir : 2-5 )

Apabila kamu mulai berdakwah kepada manusia maka akan datang kepadamu musibah-musibah. Akan datang kepadamu beberapa ujian-ujian. Allah swt akan mengujimu. Ada yang memukul, Ada yang mencaci maki, Ada yang mengutuk, Ada yang akan menghalangi. Terkadang seseorang yang terus berjalan dijalan Allah swt, maka dia akan dikelilingi rasa takut. Terkadang ditimpa rasa lapar, kadang mendapatkan kerugian pada pekerjaan, dan anak-anak. Maka untuk hal-hal seperti itu wa lirabbika faṣbir, karena tuhanmu bersabarlah.

Jadi situasi apapun yang akan datang dalam kehidupan kita maka kita mesti bersabar. Teruslah berdakwah karena Allah swt dengan kokoh, jangan sampai ujian-ujian tadi menggoyahkan kita dari jalan Allah. Ini karena kita sedang berada di jalan yang besar. Kita sedang berusaha untuk menjadikan Allah swt senantiasa bersama kita. Ini karena kita sedang berusaha untuk mendapatkan keridhaan Allah. Dan kita sedang berusaha untuk mendapatkan surga sebagai tempat tinggal Abadi kita. Oleh karena itu musibah apa saja, ujian apa saja yang datang di jalan ini, dan susah payah apa saja, mujahadah apa saja, maka kita terus bersabar dan bertahan. Terus mengajak umat mendakwahkan agama ini kepada manusia.

Ini karena bagi manusia ini hanya dua jalan saja :

  1. jalan menuju surga
  2. jalan menuju neraka

Untuk menguji manusia Allah swt telah menjadikan jalan menuju surga ini bagaikan jalan yang berat untuk dilalui. Dan jalan menuju jahanam ini telah dibuat menjadi subur dan mudah. Ketika Allah swt menciptakan surga dan neraka Allah swt telah memanggil Malaikat Jibril Alaihissalam. Allah swt berfirman Pergilah dan lihatlah surga yang telah aku ciptakan untuk manusia. Kemudian setelah itu Pergilah lihat kepada neraka, itu juga kami telah ciptakan untuk manusia.

Ketika Jibril Alaihissalam melihat kebun-kebun syurga, sungai-sungai di surga, bidadari bidadari di surga, dan melihat perhiasan-perhiasan yang ada di dalamnya, melihat emas dan perak yang ada didalamnya, dan melihat istana-istana yang terbuat dari mutiara, dan melihat buah-buahan di dalamnya, pakaian-pakaian didalamnya, melihat makanan didalamnya, melihat kenikmatan-kenikmatan di dalamnya.

Kemudian setelah itu Jibril Alaihissalam melihat azab yang ada didalam neraka. Ia melihat ular dan kalajengking yang ada di dalamnya, melihat api, nanah yang ada di dalamnya, melihat sumur-sumur yang dipenuhi dengan kobaran kobaran api di dalamnya. Maka setelah melihat semuanya, Jibril Alaihissalam kembali kepada Allah swt, dan berkata :

“Ya Allah ini neraka yang engkau telah ciptakan tidak ada gunanya. Karena siapa yang akan mau masuk kedalamnya. Siapa yang mau datang ke sana. Siapa yang mau yang menginginkan azab dan musibah-musibah yang ada didalam neraka.”

Jadi apabila diceritakan kepada manusia mengenai azab kepedihan penderitaan yang ada di neraka. Kemudian mengenai kenikmatan dan kesenangan yang ada di surga maka tidak ada satupun manusia yang mau memilih untuk masuk neraka semuanya. Pasti akan memilih masuk surga. Oleh karena itu neraka tidak akan ada isinya, dan surga akan penuh dengan manusia.

Allah swt ingin menunjukkan kepada Jibril Alaihissalam Qudrat dan kuasa-Nya kemudian Allah swt telah mengelilingi empat penjuru surga ini dengan hal-hal yang tidak disenangi manusia. Lalu Allah swt telah mengelilingi empat penjuru neraka ini dengan hal-hal yang disenangi oleh syahwat manusia. Di dalam diri manusia ini Allah telah Letakkan hawa nafsu, maka apabila manusia berjalan mengikuti hawa nafsunya dia telah memilih jalan menuju neraka. Apabila manusia ini menjadikan hawa nafsunya tunduk kepadanya, maka dia telah memilih jalan menuju surga.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengelilingi empat penjuru surga ini dengan amal-amal yang tidak disenangi oleh hawa nafsu, yang terasa berat oleh hawa nafsu. Seperti yang kita lihat di sini, sekarang malam hari dingin. Untuk mendengarkan pembicaraan mengenai Allah dan rasul-nya, berapa banyak orang-orang kaya, dokter yang besar-besar, engineering besar-besar, harus duduk diatas rumput di malam hari yang dingin ini. Dengan pakaian seadanya. Kemudian disuruh wudhu dengan air dingin di musim dingin ini. Semua hal-hal yang sangat tidak disenangi oleh hawa nafsu, makanan pun tidak sesuai dengan selera. Tidurpun susah. Kemudian disuruh dengar Bayan lagi. Ini memberikan tekanan yang sangat kuat kepada hawa nafsu. Akan tetapi orang-orang yang berusaha kuat untuk menahan dan menekan hawa nafsunya, telah berniat untuk memperbaiki diri disini. Yang mana disini saya harus memperbaiki hawa nafsu saya.

Qad aflaha man tazakkā arti: beruntunglah orang yang membersihkan diri (Tazkiyatun Nafs)

Allah swt sampaikan bahwa sungguh beruntung orang-orang yang telah memperbaiki hawa nafsunya, Tazkiyatun Nafs. Mereka yang mensucikan hawa nafsunya dari kotoran-kotoran hati. Sungguh merugi orang-orang yang membiarkan hawa nafsunya berjalan sesuai dengan keinginannya sendiri. Ini karena neraka itu telah dikelilingi amal-amal yang disenangi oleh hawa nafsu dari empat penjuru neraka. Dari berzina, minum khamar, makan yang haram, berbuat zalim, berbohong, berkhianat, menipu, dan cinta terhadap harta benda. Ia begitu menginginkan keduniaan ini dengan cara-cara yang telah di haramkan Allah swt. Amal-amal buruk ini telah diletakkan oleh Allah swt di empat penjuru neraka. Sedangkan amalan-amalan baik diperintahkan untuk mengelilingi surga. Seperti berpuasa di musim panas. Dia disuruh berpuasa menahan lapar dan dahaga, yang kadang-kadang seorang profesinya sebagai kuli bangunan, ini dia juga harus bekerja dan juga harus berpuasa. Ada yang profesinya sebagai sopir. Dia harus bawa penumpang dari bandara sampai sini, sampai Karachi. Kemudian harus berpuasa panas-panasan lagi.

Ini kalau di bulan-bulan lain hanya salat fardu lima kali saja umumnya amalan kita. Akan tetapi di bulan puasa siangnya kita berpanas-panasan disuruh puasa, malamnya tambah lagi sholat tarawih. Ini jadi berat sekali di bulan puasa. Lalu dari harta yang dimiliki itu tidak boleh untuk buat rumah untuk bermegah-megahan, tidak boleh untuk membeli pakaian untuk kesombongan, tidak boleh untuk membeli makanan-makanan untuk memenuhi syahwatnya, tidak boleh digunakan untuk mendapatkan kesenangan kesenangan yang haram. Akan tetapi diberikan cara-cara untuk menggunakan harta tersebut.

wa āti żal-qurbā ḥaqqahụ wal-miskīna wabnas-sabīli wa lā tubażżir tabżīrā

Arti:

Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.

(Al Isra : 26)

Jadi harta yang kamu dapatkan dari penghasilanmu baik itu didapatkan dengan cara berdagang ataupun bertani ataupun dari bekerja di kantor, semua penghasilanmu itu tidak boleh dihambur-hamburkan menurut hawa nafsu. Baik dihamburkan untuk mendirikan bangunan, di hamburkan untuk perkawinan, dihamburkan untuk membeli baju-baju mewah, akan tetapi diantara kerabat-kerabatmu yang membutuhkan kepada merekalah kamu berikan hartamu. Gunakan harta yang kamu upayakan itu untuk membantu mereka dari kalangan saudara-saudaramu, keluargamu yang membutuhkan, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan musafir-musafir. Berapa banyak musafir musafir yang kehabisan bekal mereka dalam perjalanan. Cari mereka, gunakan hartamu untuk membantu mereka. Cari peminta-minta, gunakan hartamu dan penghasilanmu untuk memenuhi keperluan mereka. Gunakan hartamu untuk membantu pekerja-pekerja bangunan dan sejenisnya, atau orang yang terlilit hutang, pekerja yang dibebani tagihan oleh majikannya untuk kebebasan mereka. Ini cara untuk menggunakan penghasilan kita yang diberitahukan oleh Allah swt. Seperti ini caranya.

Ini bukan masalah zakat zakat, itu perkara yang lain lagi. Jadi kalau setiap hari kita gunakan hasil harta penghasilan kita seperti ini, kemudian dari harta tersebut ada sisanya. Maka setelah lewat satu tahun dan sampai nisabnya, kita diwajibkan untuk membayar zakatnya.

Wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta warka’ụ ma’ar-rāki’īn

Arti:

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.

(Al Baqarah : 43)

Orang-orang yang memilih Jalan Taqwa, dia akan berusaha menggunakan hartanya seperti ini. Ini semua yang disebutkan tad,i semuanya bertentangan dengan hawa nafsu. Ini dari penghasilan harian yang kita dapatkan, dari bekerja sehari-hari, disuruh bagi kepada tujuh golongan atau asnaf. Jadi satu bagian untuk anak istri dan diri sendiri, kemudian 6 bagian lagi untuk kerabat-kerabat, untuk anak-anak yatim, untuk orang-orang miskin, untuk orang-orang fakir, untuk orang-orang musafir, dan untuk orang-orang yang mendapatkan musibah. Ini semua sangat bertentangan dengan hawa nafsu. Ini harus dikerjakan seperti ini. Jika kita ingin menarik pertolongan dari allah swt ingin menjadikan seluruh alam semesta ini memberikan manfaat kepada kita, maka ini yang harus kita buat. Jika kita ingin mendapatkan rahmat Allah swt dan mendapatkan keberkahan dari harta kita, maka kita harus berbuat seperti ini. Yang mana Ini adalah bertentangan dengan hawa nafsu kita. Dan amalan-amalan ini telah dibuat untuk mengelilingi empat penjuru surga. Berpuasa pada Bulan Ramadhan, mengeluarkan harta untuk zakat, pergi Haji.

Sedangkan empat penjuru neraka, semua dipenuhi dengan kesenangan-kesenangan hawa nafsu. Jika kita terus ikuti keinginan hawa nafsu, maka ini telah memudahkan jalan menuju neraka. Dengan perkara-perkara yang menyenangkan hawa nafsu, orang-orang yang memilih jalan menuju surga, dan memilih amal-amal Nabi saw, dan memilih kecintaan dan ketaatan kepada Allah swt, maka Allah swt berfirman : bahwasanya kami akan mudahkan baginya jalan  menuju surga.

fa ammā man a’ṭā wattaqā ṣaddaqa bil-ḥusnā fa sanuyassiruhụ lil-yusrā

Artinya :

Maka barang siapa yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (Surga)

( Al Lail : 5-7)

Sedangkan bagi orang-orang yang memilih jalan yang salah, memilih jalan kebatilan, kamipun akan mudahkan baginya jalan menuju Neraka.

wa ammā mam bakhila wastagnā wa każżaba bil-ḥusnā sanuyassiruhụ lil-‘usrā

Artinya :

Dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala) yang terbaik, maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan)

(Al Lail : 6-10)

Maka di dunia ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mudahkan kedua-duanya, baik itu jalan yang menuju kebatilan ataupun jalan yang menuju kebenaran. Allah swt telah mudahkan bagi manusia, siapa saja yang memilih jalan yang mana saja, maka semakin lama jalan itu, akan dimudahkan baginya. Apabila seseorang ingin mencuri ataupun merampok, Allah swt tidak langsung menghentikan orang tersebut. Misalnya ketika dia mau keluar Ingin mencuri, baru melangkah dua langkah, kemudian Allah patahkan kedua kakinya, tidak seperti itu. Tapi yang terjadi Allah swt akan biarkan akalnya memikirkan rencana-rencana ke depan. Bagaimana supaya dia ini bisa lancar dalam menjalankan rencananya. Pencuri tersebut akan masuk ke dalam rumah tersebut dengan cara seperti ini. Kemudian saya akan buka pintunya seperti ini, lalu saya akan masuk dengan sembunyi-sembunyi ke dalam rumah tersebut seperti ini. Dan saya akan ambil harta dari rumah tersebut, barang-barang dari rumah tersebut. Bagaimana supaya tidak ketahuan dengan orang-orang rumah yang punya rumah ataupun penjaga. Saya akan buat caranya seperti dan ini seperti ini. Bahkan akalnya pun akan buat rancangan-rancangan seperti ini.

Pemikiran-pemikiran dan rencana-rencana seperti ini pun, datangnya dari Allah subhaanahu Wa Ta’ala. Ini karena apa saja yang berlaku pada manusia itu, berlaku atas kehendak Allah subhanahu wa ta’ala. Demikian juga seseorang yang ingin mendapatkan penghasilan dengan menipu ataupun dengan berdusta. Baik itu di kantor ataupun di toko, di dalam pertanian dan lain sebagainya. Maka Allah swt tidak langsung menghentikan orang tersebut. Misalnya baru berkata bohong 12 kata, kemudian dari mulutnya tiba-tiba keluar ulat, tidak seperti itu yang terjadi. Ia Bahkan bisa berbicara dengan begitu fasih, untuk menipu orang-orang. Dan orang itu bisa bicara begitu banyak, dan memikirkan apa kata-kata yang akan saya sampaikan untuk menipu orang-orang ini. Bagaimana supaya dengan modal yang paling sedikit saya bisa mendapatkan keuntungan yang paling banyak. Bahkan tanpa mengeluarkan modal sedikitpun. Hanya bermodalkan kata-kata. Hanya bermodalkan kebohongan.

Kisah Raja dan Tukang Emas Imitasi

Maka dikisahkan pada zaman dahulu, ada tiga orang yang pekerjaan mereka adalah membuat perhiasan dari emas. Mereka tinggal di satu rumah bertiga. Tinggal di satu rumah yang mana pada zaman Itu rajanya adalah raja yang adil. Raja yang sayang kepada rakyatnya. Raja di zaman tersebut senantiasa berkeliling di malam hari untuk melihat keadaan rakyatnya. Barangkali diantara rakyatnya ada yang susah tidur karena satu masalah. Mungkin ada yang kelaparan belum makan dan lain sebagainya. Maka suatu malam ketika sedang berkeliling, raja ini tidak sengaja lewat di depan rumah yang ditinggali oleh tiga orang tadi. Di dalam rumah tersebut mereka ternyata sedang berbincang-bincang. Mereka mengajukan pertanyaan kepada satu dan yang lainnya. Bagaimana pekerjaanmu ? bagaimana keuntungan hari ini? Bagaimana kamu mencari keuntungan dalam pekerjaanmu ?

Maka orang pertama menjawab bahwasanya saya buat perhiasan setengahnya emas, dan setengahnya saya campur dengan imitasi.

Orang kedua mengatakan : “Oh saya lebih hebat dari kamu, lebih pintar dari kamu, Karena saya buat perhiasan emasnya hanya menggunakan emas lebih sedikit dari emas imitasi. Jadi lebih banyak imitasinya daripada yang aslinya.”

Orang yang bertiga berkata : “Oh di antara kalian berdua yang paling pintar adalah saya. Kenapa ? Saya sedikitpun tidak menggunakan emas asli. Jadi semua perhiasan itu semuanya imitasi yang saya buat. Dan orang-orang mengira bahwasanya itulah perhiasan emas asli.”

Maka percakapan mereka pun telah di tengah didengar oleh sang raja. Keesokan harinya Raja pun memerintahkan untuk memanggil orang yang ketiga tadi. Yang mana dia buat perhiasan emas tapi tidak sedikitpun menggunakan emas, semuanya imitasi. Sehingga dia bisa membohongi orang-orang. Orang ketiga tadi pun telah dipanggil oleh raja. Raja mengatakan saya telah dengar percakapan kalian bertiga tadi malam. Saya sekarang ingin menguji keahlian kamu, apakah kamu benar-benar ahli, atau kamu juga bisa membohongi saya. Saya ingin tahu apakah kamu mampu emas dan perhiasan tanpa sedikitpun menggunakan emas ataupun barang asli. Saya sediakan tempat bagi kamu didalam istana untuk kamu bekerja di sini. Buatkan untuk saya, satu kalung dari emas, dan emasnya langsung dari saya. Saya yang kasih emasnya untuk kamu, untuk dijadikan kalung. Dan tempat kamu untuk buat itu adalah di dalam istana .Dan kamu akan dikawal oleh dua orang, yang mana setiap kali kamu datang untuk melakukan pekerjaanmu, kamu akan diperiksa dulu. Kemudian setiap kali kamu pulang selesai dari pekerjaanmu, kamu akan diperiksa lagi, begitu seterusnya. Supaya tidak ada campuran-campuran yang bisa kamu campurkan dengan kalung yang akan kamu buat untuk ku. 

Maka orang itupun berkata baiklah Raja tapi kalau misalkan saya berhasil bisa menipu tuan Raja dengan mempersembahkan kepada raja ini kalung yang bukan dari emas, Apakah saya akan dimaafkan ? Raja pun mengatakan “Ya”, saya akan Maafkan. Berarti Raja akan mengakui bahwa kamu memang ahli dalam bidang ini. Kemudian orang ini pun mulai bekerja, dan diberikan emas langsung oleh raja untuk dijadikan kalung yang dibuat dari emas.

Ketika dia datang mau bekerja, dia pun diperiksa dulu, apakah dia ada bawa bahan-bahan lain. Diapun bekerja siang hari dan dia kerjakan membuat kalung dari emas untuk Sang Raja. Kemudian ketika sore hari dia pulang kerumahnya. Malamnya dia buat lagi kalung yang sama, tapi dari bahan imitasi tanpa menggunakan emas sedikitpun dirumahnya. Kemudian ketika kalung tadi sudah selesai dikerjakan, baik itu kalung yang dari emas ataupun yang imitasi. Yang dia kerjakan dalam istana raja ataupun yang dia kerjakan dalam rumahnya. Maka sekarang dia pun memikirkan cara bagaimana menukar kalung yang dari emas ini, dengan kalung imitasi yang dibuat di rumahnya.

Dia pun mengatakan kepada istrinya, besok ketika saya akan menyerahkan kalung emas ini kepada raja, kamu lewat didepan istana, kamu bawa dahi dalam satu wadah yang besar dalam kartu Kendi kamu lewat disana berpura-pura menjadi seorang penjual dahyi (Yoghurt). Nanti saya akan minta kepada raja supaya dahyi kamu diambil untuk merendam kalung yang dari emas tadi. Direndam ke dalam dahyi supaya kalung ini berkilau. Kemudian nanti kamu pura-pura menolak, Kenapa ? karena nanti dahyi saya akan rusak. Saya mau jual apa kalo dahyi sudah seperti itu. Nanti kamu akan ditawarkan imbalan uang, seberapa banyak dahi kamu jual, kami akan kasih uang untuk kamu sebagai penggantinya. Maka dengan demikian kamupun akan menjadi senang. Ini rencana, dia buat dengan istrinya. Keesokan ketika emas tadi ingin diberikan kepada raja, maka orang tadi mengatakan kepada raja. : “Wahai Raja, ini kalung sudah jadi tapi masih ada satu kekurangannya. Jadi kalung ini harus direndam dulu di dalam dahyi, agar bisa berkilau. Ketika itu pun lewat seorang penjual wanita di depan istana yang sedang membawa dahyi di dalam satu wadah kendi yang besar. Yang mana wanita penjual itu adalah istri dari tukang emas tersebut. Namun Raja tidak mengetahui perkara ini. Ketika itu orang-orang pun mencari penjual dahyi yang lewat di depan kerajaan. Maka wanita itupun telah dipanggil Raja, dan Raja mengatakan bahwa saya butuh dahyi kamu untuk merendam ini kalung emas punya saya. Perempuan penjual dahyi itu mengatakan, tidak bisa, nanti dahi saya akan rusak semuanya, saya mau jual apa. Raja pun mengatakan dahyi kamu akan saya ganti dengan uang. Seberapapun yang kamu minta saya akan berikan seharga dahyi yang ada di wadah tersebut. Wanita pun setuju, dan dia pun senang. Lalu  dahyinya pun telah diambil. Ternyata didalam dahi tersebut orang ini telah menyimpan kalung imitasi yang dibuat di rumah di dalam wadah dahyi tersebut.

Maka dia memasukkan kalung emas milik Raja kedalam wadah dahyi tersebut dan dia pun menukar yang asli dengan yang imitasi di dalam kendi wadah dahyi itu. Ketika dikeluarkan, maka dia keluarkan yang imitasi yang ada di dalam di dalam wadah dahyi tersebut. Lalu dia persembahkan kepada raja. Tukang Emas ini berkata, “Raja, silahkan kalung anda sudah jadi, sudah bagus, dan berkilau, saya persembahkan untuk anda.”

Maka Raja pun senang mendapatkan kalung emas. Setelah itu dia kumpulkan ahli-ahli lemas yang ada di istananya, untuk memeriksa ini apakah ada campuran di dalam kalung yang saya dapatkan ini atau kalung yang dibuatkan orang ini hanya emas murni saja. Ketika diperiksa oleh ahli-ahli emas di seluruh istana raja, ternyata mereka mengatakan ini sama sekali tidak ada emasnya. Ini imitasi, semuanya murni palsu. Bagaimana bisa ada kejadian seperti itu. Padahal dia saya suruh buat di dalam istana saya, dan sudah dikasih pengawal supaya tidak bisa menipu. Bagimana caranya ? maka Raja pun bingung, kenapa orang bisa bisa menipu saya seperti itu.

Raja heran ini baru 1 orang saja, tukang emas imitasi yang dia hadapi, bagaimana dengan ribuan bahkan jutaan rakyatnya. Berapa banyak cara dan akal yang harus Raja ini hadapi. Raja ini dia hanya memiliki satu akal, hanya memiliki satu hati, yang mana akal ini adalah tempatnya didalam hati. Bagaimana satu akal dan satu hati itu bisa melawan ratusan ribu bahkan jutaan rakyatnya. Oleh karena itu seluruh raja-raja di seluruh dunia, mereka juga merasa kesusahan menghadapi rakyatnya masing-masing. Semakin banyak undang-undang peraturan yang dibuat untuk rakyat ini, maka rakyat pun semakin kuat usaha mereka untuk melanggar undang-undang yang dibuat oleh pemerintah. Ada saja jalan untuk melanggar. Ada saja jalan untuk menentang undang-undang yang dibuat oleh pemerintah.

Hadirin yang mulia setan ini tak ada bosannya, menipu manusia dari jalan Darussalam, keselamatan, ke jalan menuju jahanam. Jalan Jahanam adalah jalan-jalan yang dipenuhi dengan kesenangan-kesenangan hawa nafsu. Karena itu hakikatnya dari kalimat lailahailallah adalah Saya tidak akan hidup mengikuti keinginan sendiri. Inilah hakekatnya walaupun diterjemahkan dengan bahasa apapun dengan cara apapun, intinya menyerahkan seluruh keinginan hanya mengikuti keinginan Allah swt saja, tidak ad yang lain. Inilah hakikat lailaha yaitu saya tidak akan hidup mengikuti keinginan hawa nafsu saya sendiri, illallah saya akan hidup sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Allah swt. Apa yang dikehendaki oleh Allah subhanahuwata’ala, inilah hakikat kalimah lailahailallah. Apabila kalimat ini membentuk cahaya keimanan dalam hati seseorang, maka dia akan mengucapkan kalimah ini dengan hakekatnya.

Kenapa Abu Jahal tidak mau mengucapkan kalimat ini, dan Abu Sufyan dulu awal-awal, dan banyak lagi orang-orang kafir lainnya. Kenapa mereka berat mengucapkan kalimat ini, karena apabila setelah mengucapkan kalimah ini, kita tidak akan bisa hidup lagi sesuai dengan hawa nafsu, dan keinginan kita sendiri. Mencari penghasilan dengan keinginan hawa nafsu sendiri. Kita tidak akan bisa menikmati kehidupan kita ini sesuai dengan keinginan hawa nafsu kita sendiri. Menikah tidak bisa dengan cara sendiri. Makan Minum tidak bisa semaunya sendiri. Ini karena ketika kita mengucapkan kalimah ini maka maksudnya adalah sekarang kita tidak akan hidup mengikuti keinginan hawa nafsu sendiri, hanya hidup untuk mengikuti keinginan Allah subhanahuwata’ala.

Jadi setelah mengucapkan kalimah ini seseorang harus meninggalkan kehidupan yang penuh dengan kesenangan, kehidupan yang penuh dengan kenikmatan hawa nafsu, yang mana dari luar nampak di dalamnya ada kemuliaan, di dalamnya ada ketenangan, dalamnya ada ketenaran, dan di dalamnya ada kenyamanan. Namun setelah mengucapkan kalimah maka dia harus berpindah kepada hidup sesuai mengikuti apa yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Yang mana didalamnya yang nampak adalah kesusahan. Yang nampak adalah semuanya adalah hal-hal yang tidak disenangi oleh hawa nafsu : berpuasa, zakat, haji, dan salat lima waktu setiap hari, di musim panas musim ataupun dingin, tidak boleh ditinggalkan. Kemudian salat tahajud, dzikir, baca Alquran, belajar agama, berperang di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengangkat pedang.

Nabi saw bersabda :

“Al Jannatu Tahta Zhilalis Suyuf” artinya : surga itu dibawah naungan pedang.

(HR. Hakim)

Dan Allah swt berfirman :

Am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya`tikum maṡalullażīna khalau ming qablikum massat-humul-ba`sā`u waḍ-ḍarrā`u wa zulzilụ ḥattā yaqụlar-rasụlu wallażīna āmanụ ma’ahụ matā naṣrullāh, alā inna naṣrallāhi qarīb

Artinya :


Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya Pertolongan Allah itu amat dekat.”

(Al Baqarah : 214)

Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga dengan bersenang-senang, dan kami tidak akan memberikan ujian kepada kalian, dengan kemiskinan dengan kelaparan dengan kesusahan kesusahan, sebagaimana yang pernah kami berikan kepada umat-umat sebelum kalian ? Sungguh  kami akan memberikan ujian dan cobaan kesusahan kepada mereka, kepada kalian, sehingga orang-orang beriman, dan Rasul pun akan mengatakan mata anasrullah : Kapan Pertolongan Allah akan datang ? Kemudian setelah sempurna diberikan ujian, cobaan, dan kesulitan oleh Allah swt, baru Allah subhanahu wa ta’ala berfirman Allah alā inna naṣrallāhi qarīb : ketahuilah bahwasanya Pertolongan Allah swt itu dekat.

Kisah Permintaan Nabi saw untuk bersabar kepada Sahabat-Sahabat RA yang Disiksa

Dulu di Kota Mekah, di tanah haram, orang-orang kafir senantiasa memberikan siksaan kepada beberapa orang shahabat radliyallahu taala anhum. Mereka dipukuli, disiksa, dicambuk seperti Sayyidina Bilal RA, Ammar bin Yasir RA, dan Sayyidina Khabab bin Al Arat RA. Mereka adalah hamba-hamba sahaya, yang mana Tuan mereka adalah orang-orang kafir yang senantiasa memberikan siksaan kepada mereka. Asbab ini Abu Bakar RA telah membeli hamba-hamba sahaya ini dari Tuan mereka, untuk dimerdekakan, karena iman kepada Allah swt.

Ketika mereka sedang duduk berbincang-bincang lewatlah Nabi saw di hadapan mereka. Mereka mengatakan : “Ya Rasulullah sesungguhnya musibah dan siksaan yang kami hadapi sudah melampaui batasnya. Ya Rasulullah berdoalah kepada Allah swt agar Allah swt berikan pertolongan kepada kami. Agar Allah swt berikan jalan keselamatan untuk kami dari musibah-musibah ini .” Seperti di zaman kita sekarang, ada musibah sedikit, maka semua berlarian sibuk berdoa untuk minta dijauhkan daripada musibah. Apa jawaban Nabi Shallallahu alaihi salam kepada mereka, nabi tidak mengatakan tenang kalian tidak perlu takut sekarang saya akan doa di depan Ka’bah, di depan Multazam, sambil memegang penutup Ka’bah, seakan berdoa untuk dijauhkan untuk kalian daripada musibah-musibah ini. Tidak, Nabi saw tidak menjawab seperti itu. Padahal disitu ada Baitullah, dan disitu ada Rasulullah saw, orang yang doanya dikabulkan oleh Allah swt. Di situ ada tempat yang didalamnya Allah swt mengabulkan doa-doa. Tetapi beliau tidak berdoa seperti itu.

Beliau justru menasehati mereka, supaya bersabar atas musibah musibah yang akan datang, yang lebih besar dari ini dalam kehidupan mereka. Apa yang kalian alami sekarang ini belum ada apa-apanya karena akan datang musibah yang lebih besar dari ini. Hendaknya kalian bersiap siaga dan bersabar untuk menghadapinya.

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda janganlah kalian gentar dengan yang kalian hadapi sekarang. Ketahuilah bahwa umat umat sebelum kalian menanggung banyak musibah-musibah yang mereka hadapi, dikarenakan kalimah ini. Bahwasanya dahulu seorang raja yang zalim, seorang raja yang kafir, dia senantiasa memanggil orang-orang yang mengucapkan kalimat ini, dan meletakkan gergaji di atas kepala-kepala mereka, dan mengatakan kepada mereka, kamu tinggalkan kalimat ini, atau kamu akan dibelah dua dengan gergaji ini. Maka orang-orang tersebut karena kuatnya iman mereka, mereka tetap berpegang teguh kepada kalimat ini. Walaupun mereka digergaji, dibelah dua, mereka tidak meninggalkan kalimat ini. Mereka tidak meninggalkan iman walaupun disiksa.

Kemudian beliaupun mengatakan lagi bahwasanya seorang raja yang zalim, raja yang kafir, memanggil orang-orang yang mengucapkan kalimah ini, ia meletakkan sisir besi di atas tubuh mereka, dan mengatakan kepada mereka bahwasanya saya akan pisahkan kulit kalian dari tubuh kalian dengan sisir besi ini. Kecuali kalian tinggalkan kalimah itu. Akan tetapi merekalah orang-orang beriman yang kuat dengan keimanannya, sehingga walaupun kulit dan daging mereka dipisahkan dari tubuh mereka, mereka tidak tinggalkan iman mereka.

Ini dua kisah yang diceritakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam kepada mereka, untuk menyemangati mereka. Nabi saw memberitahu kepada mereka, apa yang kamu hadapi sekarang ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Apa yang kalian hadapi sekarang ini hanya permulaan saja. Yang mana di hadapan kalian nanti masih ada yang lebih besar dari ini yang akan mendatangi kalian. Hanya dengan musibah-musibah dan ujian-ujian ini saja Iman kalian bisa menjadi kuat. Dan ini akan meningkatkan keyakinan kalian, dan akan menambahkan kecintaan kalian kepada Allah dan rasul-nya, dan akan mendatangkan keyakinan terhadap surga di dalam diri kalian, dan akan menghilangkan kecintaan terhadap keduniaan dalam diri kalian, yang akan menghilangkan ketakutan terhadap musibah musibah dan Ujian ujian dunia dalam diri kalian, yang akan mendatangkan ketakutan kepada jahanam dan ketakutan pada hari hisab dalam diri kalian.

Nabi Saw bersabda mahfumnya : “Kalian senangnya tergesa-gesa supaya cepat-cepat didatangkan Pertolongan Allah swt.” (Mahfum Hadits)

Seperti keadaan kita, orang-orang Islam di zaman sekarang. Bagaimana keadaan kita umat Islam sekarang ini ? sedikit buat usaha agama kemudian jika disampaikan bahwasanya akan ada musuh yang akan menghadang kalian, akan ada musibah kesusahan yang akan kalian hadapi, maka semuanya langsung terduduk, langsung pasrah, menunggu sebentar lagi datang pertolongan dari allah swt. Padahal buat usaha baru sedikit, tapi langsung mengharapkan Pertolongan Allah swt.

Apa yang difirmankan oleh Allah swt untuk orang-orang yang berjalan di jalan ini ?

Wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ’i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basysyiriṣ-ṣābirīn

Arti:

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

(Al Baqarah : 155)

Kami akan menguji orang-orang yang berjalan di jalan-jalan kami, orang-orang yang menginginkan kami, dan orang-orang yang mengharapkan surga, kami pasti akan menguji mereka. Karena surga ini bukan perkara yang sepele dan murah. Surga bukan perkara yang bisa didapatkan dengan mudah. Hari ini untuk mendapatkan beberapa petak tanah saja di atas dunia ini, berapa banyak pengorbanan yang harus dibuat untuk mendapatkan itu. Berapa banyak pengorbanan untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal semua itu tidak ada apa-apanya walaupun hanya sebesar biji Zarah saja, jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat. Dibandingkan dengan kenikmatan kenikmatan surga, semua pengorbanan itu tidak ada apa-apanya. Padahal untuk mendapatkan perkara-perkara yang sepele saja yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan surga ini, seseorang siap mengorbankan dirinya, mengorbankan waktunya, hartanya,  siap bersusah payah menahan penderitaan, menahan hinaan, siap untuk menerima kesusahan. Tapi kalau untuk mendapatkan surga apakah ada yang bersedia seperti ini ? apakah ada orang yang mau bersusah payah untuk mendapatkan surga ? sebagaimana dia bersusah payah untuk mendapatkan kekuasaan.

Kisah Syahidnya para Sahabat RA di Uhud

Ketika peperangan uhud maka 70 orang-orang Islam yang telah syahid dari kalangan shahabat radhiallahu anhum, diantara mereka ada Sayyidina Hamzah radhiallahu anhu, Paman kesayangan Rasulullah saw. Beliaupun telah Syahid di Perang Uhud ketika itu. Syaidina Mus’ab bin Umair radhiallahu Anhu, seorang pemuda yang menjadi asbab tersebarnya Islam diseluruh kota Madinah. Yang mana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah mengirim beliau, untuk mengajarkan agama kepada orang-orang di Madinah. Dahulunya dia adalah anak seorang kaya senantiasa diberikan pakaian dari kain sutra oleh kedua orangtuanya, dan senantiasa diberikan wangi-wangian yang mahal harganya. Namun dia telah korbankan semuanya itu untuk kecintaannya kepada Allah dan rasulNya. Dan Rasulullah saw telah menjadikan beliau ini sebagai pengajar Alquran. Beliau telah mengutus Sayyidina Mushab bin Umar RA ke Madinah, sebelum beliau berhijrah ke sana. Semenjak memeluk islam,  beliau tidak memiliki harta melebihi dua helai Kain yang digunakan untuk menutupi tubuhnya. Berapa banyak kabilah yang besar-besar telah memeluk Islam, disebabkan beliau. Kabilah Saad bin Muadz RA, satu kabilah yang besar, berapa banyak kabilah-kabilah yang besar telah beriman masuk Islam disebabkan Sayyidina Mus’ab bin umair RA. Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah tampakkan walaupun seorang pemuda umur yang masih muda, apabila dia mau berdakwah di jalan kami, maka kami akan jadikan dia asbab tersebarnya Islam. Maka beliau pun telah Syahid dalam peperangan tersebut, yang mana kain kafannya tidak cukup untuk menutupi tubuhnya.

Dan sahabat Abdullah bin jahsy pun telah syahid dalam perang uhud dan masih banyak lagi sahabat-sahabat yang dicintai yang syahid pada peperangan tersebut. Tujuh puluh orang sahabat yang Syahid di dalam peperangan tersebut. Sebagian besar yang lainnya mengalami luka-luka, bahkan Rasulullah saw, pemimpin 2 alam, beliau pun telah mendapatkan tiga musibah :

pertama beliau terkena lemparan batu yang mematahkan gigi beliau gigi taring beliau.

kedua beliau terkena lemparan batu yang menyebabkan topi besi yang beliau gunakan untuk berperang telah terbelah dan masuk ke dalam Tempurung kepala Nabi saw. Yang mana Rasulullah saw mengalami kesakitan yang luar biasa.

Kemudian yang ketiga orang-orang kafir telah membuat lubang yang sangat dalam, kemudian mereka menutupi lubang tersebut dengan rumput-rumput, supaya tidak diketahui disitu ada lubang. Maka Rasulullah saw pun telah menginjakkan kaki beliau di atas rumput-rumput tersebut, yang didalamnya ternyata ada lubang. Dan beliau telah jatuh ke dalamnya. Padahal Seorang nabi Ini adalah orang yang senantiasa disertai Allah Swt.

Allah swt senantiasa menyertai Nabi saw tetapi Allah swt tampakkan pemandangan ini dihadapan seluruh manusia. Bahwasanya seorang nabi giginya bisa patah, kemudian kepala beliau yang terluka, disebabkan topi besi yang beliau pakai karena terbelah tadi. Beliau juga jatuh kedalam lubang dan tujuh puluh orang sahabat orang-orang Islam pun telah Syahid. Sehingga pada sebagian diri orang-orang beriman ketika itu, datanglah keraguan didalam hati mereka, sehingga mereka berkata : “Ya Allah kami berperang ini untuk engkau, untuk meninggikan kalimattul Haq. Kami berperang dengan rasul-Mu, dengan kekasihMu, nabi saw, dan kami berperang ini untuk menegakkan perkara yang haq. tapi kenapa sebagian kami telah Syahid meninggal, terkorbankan, kemudian sebagian yang lain luka-luka.”

Ini yang tersirat di dalam hati sebagian orang-orang beriman ketika itu. sebagaimana yang tersirat di dalam hati-hati orang Islam di zaman kita sekarang. Apalagi mereka-mereka yang tidak mengetahui qudratullah, tidak mengetahui kehendak Allah, tidak mengetahui sunnatullah, sehingga membuat orang-orang saat ini meragukan akan qudratullah, meragukan akan sunatullah. Allah swt pun telah memberikan jawaban atas keraguan mereka ini, yang mana di dalam jawaban tersebut Allah swt memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Ummat ini, untuk selamanya sampai hari kiamat.

Pelajaran ini akan diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’Ala kepada umat ini :

Wa lā tahinụ fibtigā`il-qaụm, in takụnụ ta`lamụna fa innahum ya`lamụna kamā ta`lamụn, wa tarjụna minallāhi mā lā yarjụn, wa kānallāhu ‘alīman ḥakīmā

Arti:

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(AN Nisa : 104)

Apa yang terlintas dalam pikiran kalian ? bahwasanya kita ini berjuang untuk meninggikan kalimat Allah, untuk membela perkara yang haq. Kita ini berjuang untuk Allah swt tapi kenapa kita juga masih diberikan kesusahan. Kenapa kita juga masih diberikan kekalahan. Padahal nabi beserta dengan kita. padahal kita hanya ingin menyebarkan agama Allah. Tapi kenapa kita masih tetap diberikan ujian musibah sehingga ada yang Syahid, mati diantara kit,a ada yang terluka diantara kita. ini yang terlintas dipikiran para sahabat RA. Tapi kalian tidak memikirkan bahwasanya ketika peperangan Badar orang-orang kafir pun telah terluka, mengalami luka-luka di sana, dan tujuh puluh orang dari mereka pun telah mati. Hari ini ketika 70 orang Syahid dari kalangan kalian, maka kalian mulai memikirkan hal-hal seperti itu. Tapi apakah kalian pernah memikirkan ketika 70 orang dari mereka yang terbunuh dalam peperangan Badar, Apakah kalian pernah memikirkan hal seperti ini ? Padahal jika kalian Syahid di jalan Allah swt maka kalian akan masuk surga. Sedangkan orang-orang kafir mereka terluka, mereka terbunuh, mereka tidak akan mendapatkan apa apapun di akhirat nanti. Jika orang-orang kafir, mereka mau berkorban untuk mendapatkan keduniaan dan tidak mendapatkan apa-apa di akhirat, mereka rela terbunuh, mereka rela terluka, Apakah kamu tidak rela terluka dan terbunuh untuk mendapatkan surga ?

Allah swt ingin memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada umat ini. Bahwasanya Surga itu bukanlah perkara yang murah, dan surga itu bukanlah perkara yang mudah untuk didapatkan. Jika orang-orang kafir itu, mereka rela berkorban, terluka luka, rela mengorbankan nyawa mereka, mendapatkan musibah, kesusahan untuk mendapatkan keduniaan, yang mana harganya tidak lebih dari sebelah sayap nyamuk. Ini karena dunia ini harganya tidak lebih melebihi di sisi allah swt dari sebelah sayap nyamuk. Walaupun hanya sebelah sayap nyamuk saja, untuk mendapatkan perkara itu mereka rela berkorban mati-matian. Mereka rela mengorbankan jiwa mereka, mengorbankan nyawa mereka, terluka luka, ketika berperang hanya untuk mendapatkan perkara yang tidak ada harganya. Apakah kalian tidak mau berkorban, tidak rela terbunuh, tidak rela terluka, untuk mendapatkan surga yang harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dunia yang tidak ada harganya apa-apa yang didalamnya ? padahal kalian akan kekal hidup selama-lamanya di dalamnya, kalian akan mendapatkan kenikmatan yang tidak akan ada habis-habisnya. Apakah kalian tidak rela mengorbankan nyawa kalian dan terluka sedikit mendapatkan musibah di jalan Allah untuk mendapatkannya ? Ini pelajaran yang ingin Allah swt berikan kepada kita.

Tuan-tuan yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Dakwah ini juga akan memberikan Tarbiyah kepada kita. Di dalam dakwah ini, Allah swt akan memberikan Tarbiyah kepada kita. Dan akan mengeluarkan keduniaan dan dalam hati kita. Dan akan membawa kita kepada surga-nya. Allah swt akan angkat kita dari kebesaran makhluk-makhluk hanya kepada kebesaran Allah swt. Dari menggantungkan harapannya kepada makhluk, takut kepada makhluk, mengagumi mahluk, semuanya berubah dari mahluk hanya kepada Allah swt semata. Perkara kebesaran mahluk ini nyata ada dalam kehidupan kita. Seandainya saya menjadi menteri maka alangkah Mulianya saya. Kalau saya ini menjadi seorang raja, menjadi seorang penguasa, saya akan mendapatkan kekuasaan yang begitu besar, dan saya akan mendapatkan kekayaan yang banyak. Kenapa seseorang bisa berpikiran seperti itu ? ini karena dia telah dimasuki racun-racun keduniaan. Orang yang memuji-muji dunia, dan orang yang beranggapan bahwasanya kebahagiaannya ada di dalam harta,inilah karat-karat yang ada di hati umat hari ini. Di kehidupan ummat hari ini, pikiran-pikiran mereka telah dimasuki racun-racun keduniaan. Sebagaimana orang yang sedang dalam pengaruh obat-obatan, ataupun orang yang sedang berada dalam kecanduan, maka dia tidak bisa berbicara dengan baik. Dan dia tidak bisa berbicara dengan benar. Begitu juga pada penglihatannya, pendengarannya, pemikirannya, cara berjalannya semuanya akan menjadi berubah. Dan kadang-kadang semuanya akan Hai menjadi tidak berfungsi. Inilah yang telah disabdakan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW mengenai ahli-ahli dunia. Beliau bersabda kepada orang-orang beriman : Jika kamu masih menjaga diri dari dua hal yang menyebabkan seseorang ini menjadi mabuk, maka kamu akan senantiasa berada diatas jalan kebenaran. Akal pikiranmu pun akan terjaga. Pemahaman akan menjadi benar. Amal tetap wujud, dan akhlak maupun akan baik, muamalah akan terus benar, dan kamupun akan mengenal Siapa Tuhanmu dan kamu akan mengenal siapa nabimu. Kamu akan mengetahui Risalah Nabi Muhammad. Kamu akan yakin dengan qudratullah. Kamu akan percaya dengan sunnatullah. Dan kamu akan beriman kepada semua perintah-perintah allah. Dan kamu akan senantiasa mengikuti nabimu. Dan kamu akan senantiasa berjalan dengan cara yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW selama kamu melindungi menjaga dirimu dari dua hal yang memabukkan.

Perkara yang pertama yang memabukkan itu adalah kejahilan.

Supaya kamu jangan menjadi jahil, tidak mengetahui apa itu sunnatullah. Allah swt telah ceritakan sunnah-sunnahnya di dalam Alquran, supaya kita jangan jahil dari qudratullah dan sunnatullah. Allah swt telah ceritakan kudrat-kudratNya di dalam Alquran.

Sebagaimana kami telah menyelamatkan Nuh Alaihissalam beserta orang-orang beriman bersamanya di atas kapal ini. Qudrat Allah swt diceritakan dalam Alquran, kami telah turunkan air dari langit dan kami telah keluarkan air dari bumi. Bagaimana kami telah menghancurkan orang-orang batil dan bagaimana kami telah menyelamatkan orang-orang yang beriman.

Sebagaimana kami telah memberikan keselamatan kepada Hud Alaihisalam dan pengikut-pengikutnya yang beriman. Dan bagaimana kami telah menyelamatkan mereka dan menghancurkan sebagian lainnya. Mereka yang tidak beriman senantiasa membanggakan kekuatan mereka.

Allah swt berfirman :

Fa ammā ‘ādun fastakbarụ fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa qālụ man asyaddu minnā quwwah, a wa lam yarau annallāhallażī khalaqahum huwa asyaddu min-hum quwwah, wa kānụ bi`āyātinā yaj-ḥadụn

Arti:

Adapun kaum ‘Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: “Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?” Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah Yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami.

(Fushilaat : 15)

Sehingga mereka mengatakan man asyaddu minnā quwwah : Siapakah orang yang lebih kuat daripada kami

Kami telah hancurkan kaum tersebut hanya melalui perantara angin saja.

Fa arsalnā ‘alaihim rīḥan ṣarṣaran fī ayyāmin naḥisātil linużīqahum ‘ażābal-khizyi fil-ḥayātid-dun-yā, wa la’ażābul-ākhirati akhzā wa hum lā yunṣarụn

Arti:

Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan Sesungguhnya siksa akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.

(Fushilaat : 16)

Lihat Bagaimana Qudratullah di dalam Alquran, lihat bagaimana Sunnatullah di dalam Alquran. Sebagaimana kami telah menghancurkan kaum tersebut dengan perantara angin. Angin yang bertiup selama tujuh hari, tujuh malam. Angin yang bertiup selama tujuh malam sehingga menerbangkan jasad-jasad mereka, menghantamkan jasad-jasad mereka, ke rumah-rumah mereka, tempat-tempat tinggal mereka, dinding-dinding mereka, Sehingga tubuh mereka yang tinggi dan besar bergelimpangan di atas tanah, sebagaimana pohon-pohon kurma yang tumbang di atas tanah.

Allah subhanahuwata’ala berikan permisalan dengan pohon-pohon kurma untuk memberikan permisalan, untuk memberitahukan ukuran-ukuran tubuh mereka. Ini karena mereka orangnya tinggi tinggi, seperti pohon kurma. Dan tidak ada satu orang pun yang tersisa dari orang-orang batil, orang-orang zalim, satupun tidak disisakan. Demikian juga dengan kisah-kisah yang lainnya, semua menceritakan tentang qudratullah. Allah subhanahuwata’ala ceritakan semua Qodratnya, kekuatannya, supaya kita ini mengakui akan kekuasaan Allah dan kehebatan Allah swt. Kisah Nabi Shaleh Alaihissalam dan kaumnya, kisah Nabi Luth Alaihissalam dan kaumnya, kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam dan Namrud, kemudian semua kisah-kisah nabi-nabi yang lain.

Kisah kaum Saba Allah swt ceritakan QudratNya, kuasa-Nya, dengan kisah-kisah orang-orang terdahulu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin mendakwahkan kita kepada iman. Supaya kita ini beriman kepada Qudratullah. Kisah Nabi Nuh Alaihissalam dan orang-orang beriman yang telah selamat dari banjir yang besar. Dan semua orang-orang kafir, ahli batil, telah dihancurkan oleh Allah swt. Ketika Banjirnya sudah reda, air yang turun dari langit berhenti. Kemudian air yang ada di bumi telah dihisap oleh bumi. Siapa yang tersisa di atas muka bumi ? yaitu hanya orang-orang beriman saja. Tidak ada lagi orang-orang batil. Semua orang-orang batil sudah mati tenggelam, tinggallah orang-orang yang beriman, melaksanakan shalat dimuka bumi. Tinggallah orang-orang yang mau menunaikan zakat, berdzikir kepada Allah subhanahuwata’ala, semuanya mengamalkan agama. Akan tetapi Ketika Nabi Nuh Alaihissalam wafat, maka kerja dakwah pun telah berhenti. Ketika dakwah Nabi Nuh AS masih ada, maka salat tidak berhenti, zakat tidak berhenti, zikir tidak berhenti, amal terus berjalan seperti biasanya. Akan tetapi ketika dakwah itu terhenti asbab wafatnya Nabi Nuh AS. Maka Apa yang terjadi ? ketika dakwah berhenti orang-orang batil pun datang. Datanglah kebatilan kepada mereka. Setan membawa kebatilan kepada mereka. Sehingga dia telah merusak amal-amal mereka. Dan menjadikan yang tadinya orang-orang taat dan beriman tadi, menjadi penyembah-penyembah Berhala. Inilah sunnatullah yang Allah subhanahuwata’ala ceritakan.  Jika dakwah terhenti maka Kebatilan akan datang, inilah Sunnatullah.

Demikian juga kaum Nabi Hud Alaihissalam ketika beliau dan orang-orang yang beriman telah diselamatkan dari azab. Sehingga tidak tersisa lagi orang-orang batil di atas dunia, yang tersisa hanyalah orang-orang beriman yang mengamalkan agama. Semua yang tersisa, mereka orang-orang yang mengerjakan salat, membayar zakat, orang-orang yang berpuasa. Akan tetapi Ketika Nabi Hud Alaihis Sallam wafat maka tidak ada amalan yang berhenti, semua amalan berjalan seperti biasa kecuali hanya dakwah saja yang terhenti. Apa yang terjadi ketika dakwah berhenti ? Setan Pun membawa kebatilan kepada mereka, sehingga merubah yang tadinya orang-orang yang berada di atas kebenaran, menjadi orang-orang yang batil. Mereka menjadi penyembah-penyembah berhala.  Inilah sunnatullah ketika dakwah terhenti.

Demikian juga kisah Nabi Shaleh Alaihissalam. ini semua kisah-kisah sebuah kita dengarkan, untuk kita renungkan. Allah swt ingin memberitahukan kepada kita sunnatullah, sunnahNya kepada kita semua. Dengan mendengarkan kisah-kisah ini dan membaca kisah-kisah Ini.

Kisah Nabi Saleh Alaihissalam, kisah Nabi Luth Alaihissalam, Kisah Nabi Syu’aib Alaihissalam, kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam, kisah Nabi Ishaq Alaihissalam, kisah Nabi Daud Alaihissalam, kisah Nabi Sulaiman Alaihissalam, kisah Nabi Musa Alaihissalam, dan kisahnya Nabi Isa Alaihissalam. Kita baca dan Kita Renungkan dari kisah-kisah mereka. Apa sunattullah ketika dakwah dijalankan ? Maka yang Haq akan menghancurkan kebatilan. Asbab dakwah perkara yang haq akan mengalahkan perkara yang batil.  Perkara yang Haq ini akan menghilangkan kebatilan. Jika dakwah ini hilang atau terhenti, maka yang akan naik adalah kebatilan. Kebatilan akan mengalahkan perkara yang haq, akan menghilangkan perkara yang haq. inilah sunnatullah jika dakwah ditinggalkan maka yang batil akan menguasai yang Haq.

Cerita yang pertama tadi menceritakan qudratullah, dan yang kedua ini adalah sunnatullah. Sekuat apapun kita berusaha untuk menghidupkan amal-amal salat, puasa, zakat, Haji, dan semua amal-amal lainnya, akan tetapi apabila kita tidak berusaha untuk menjadikan orang-orang sebagai Dai, maka Islam tidak akan tersisa pada anak keturunan mereka. Islam akan hilang dan kebatilan akan mengalahkan perkara yang haq. Kebatilan ini akan mengeluarkan orang-orang dari perkara yang haq dan mengalihkan mereka kepada perkara-perkara yang batil. Maka oleh karena itu Nabi Muhammad saw  pemimpin 2 alam yang mana tidak ada nabi setelah beliau, dan tidak ada umat lagi setelah umat yang sekarang ini. Beliau saw tidak hanya menjadikan umatnya ini sebagai orang-orang yang menjaga shalat saja, menunaikan zakat saja, berpuasa saja, menunaikan ibadah haji saja dan amal-amal kebaikan lainnya. Akan tetapi yang pertama sekali diusahakan oleh Baginda Nabi saw ialah menjadikan umatnya ini sebagai Dai. Maka amal-amal lainnya pun akan mengikuti setelahnya. Yang mana dengan dakwah ini yang akan muncul amal-amal lainnya. Yang mana dakwah ini akan wujud Iman. Jika dakwah tidak dijalankan, maka tidak akan tersisa iman dalam hati ini. Ini adalah sunnatullah yang Allah swt ceritakan di dalam Alquran. Jika tidak ada dakwah maka tidak akan ada salat.

Di zaman kita sekarang ini, lihat berapa banyak orang-orang meninggalkan salat, disebabkan apa ? Ini karena tidak adanya usaha dakwah dari sekian banyak jumlah orang Islam di dunia saat ini. Berapa banyak diantara mereka yang benar-benar menjaga perintah shalat, dan berapa banyak yang menjaga amalan puasa, dan berapa banyak yang mengeluarkan zakat, berapa banyak yang menunaikan ibadah haji. Berapa banyak kejujuran yang ada di dalam umat ini, berapa banyak sifat amanah yang dimiliki oleh umat Islam saat ini, seberapa betul muamalah umat Islam saat ini, seberapa betul mu’asyarah umat Islam saat ini. Berapa banyak Islam telah terhapus dari kehidupan Ummat Islam hari ini. Dan berapa banyak kebatilan telah menghapuskan Islam dari kehidupan umat Islam saat ini.

Kemudian dari sekian banyak orang yang menjaga perintah Salat, kita perhatikan lagi Bagaimana salat yang mereka kerjakan, Berapa banyak diantara mereka yang mengerjakan shalat dengan khusyuk dan kudu, dan berapa banyak diantara mereka yang benar-benar menyempurnakan shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi saw.

Nabi Saw sampaikan :

Shollu Kama Roaitumuni Ushollee artinya : shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat.

Bahkan imamnya pun di zaman ini tidak berusaha untuk melaksanakan salat seperti itu, apalagi makmumnya. Tidak ada niat sedikitpun ingin menyempurnakan shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi saw kecuali hanya segelintir saja. Imam pun tidak pernah berpikir untuk melatih salatnya, sebagaimana shalat yang dicontohkan oleh Nabi saw. Bagaimana supaya saya melatih salat saya sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi saw ini. Pikiran seperti ini diantara ratusan ribu orang, diantara jutaan orang, hanya segelintir saja yang diberikan Taufik untuk berpikiran seperti ini. Jadi keadaan Islam di dalam kehidupan umat Islam, semakin hari semakin melemah, semakin hari semakin berkurang. Akan tetapi orang-orang Islam sendiri merasa tenang, dengan keadaan mereka. Dalam keadaan amal mereka yang seperti ini, mereka mengharapkan pertolongan dari allah subhanahuwata’ala ? Tenang saja sebentar lagi akan datang Pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala untuk melawan orang-orang batil. Disebagian tempat orang-orang kafir telah menguasai daerah kekuasaan orang Islam. Mesjid-mesjid orang Islam dikuasai oleh orang-orang kafir. Orang-orang Islam ditindas oleh orang-orang kafir. Maka ini dengan tenangnya umat Islam saat ini kita berdoa minta pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala supaya Allah Subhanahu ta’ala turunkan pertolongan. Apa mungkin Allah swt akan tolong kita ?

Dengan keadaan umat Islam sendiri yang begitu lemah sekali amal-amalnya, maka dengan keadaan seperti ini doa tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu ta’ala. Pertolongan tidak akan diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala ke atas umat Islam selagi umat Islam tidak berusaha untuk menghidupkan dakwah. Selagi umat Islam tidak berusaha mendatangkan ruh pada amalnya. Selagi usaha dakwah tidak dihidupkan. Selagi orang-orang tidak berusaha untuk mewujudkan cahaya Iman didalam hati mereka. Selagi usaha dakwah tidak dijalankan. Selagi orang-orang tidak berusaha untuk menjadikan dirinya dan orang-orang lain di seluruh dunia sebagai Dai. Selagi mereka mengeluarkan orang-orang dari rumah-rumah mereka untuk berjuang dijalan Allah Swt. Maka tidak akan terwujud hakikat dalam amal-amal yang dikerjakan. Bahkan yang terjadi adalah pemikiran atau cara berpikir mereka akan berubah, kepahaman mereka akan berubah dari cara berpikir Ahlul Haq menjadi cara berpikir Ahlul Bathil.

Orang yang keluar berjuang dijalan Allah swt satu tahun, maka orang-orang pun akan menghakimi orang-orang ini, akan menyalahkan mereka. Kamu pergi meninggalkan anak istri selama satu tahun, ini siapa yang membolehkan. Kenapa kamu meninggalkan tanggung jawab kamu untuk menjaga anak istri kamu, untuk menafkahi, memberikan makan minum kepada mereka. Jadi yang dipentingkan adalah yang sebaliknya, bukan yang dilihat bagaimana anaknya istrinya bisa menjadi orang-orang yang menjaga salat, menjaga perintah-perintah Allah sswt, menjadi orang yang mengamalkan mengamalkan agama. Tapi yang dipentingkan dari itu semua adalah bagaimana makan minumnya, pakaiannya, kamu telah tinggalkan tanggung jawab kamu kepada anak istri kamu.

Hari ini kekuatan yang ada di seluruh dunia ini tidak takut kepada amal-amal Islam, tidak takut kepada salat. Kalau mengenai salat orang-orang Nasrani pun akan menawarkan kepada orang Islam kalau kamu mau salat, salat di rumah saya. Ini terjadi pada hari ini, orang Islam salat di gereja-gereja, ada salat di rumah orang Nasrani. Ada orang-orang Yahudi akan mengatakan kalau kamu mau salat, perlu tempat, di di rumah saya ada tempat untuk sholat. Orang-orang Hindu pun akan menawarkan kepada kita, kalau kamu mau sholat tidak ada tempat di toko, saya ada tempat untuk sholat disana.

Bahkan di zaman Nabi saw pernah ada seorang kafir menawarkan kepada Syaidina Abu bakar radhiallahu Anhu, kalau kamu mau salat, salat lah di rumah saya. Jadi kami tidak takut dengan salat kalian, orang Islam. Seluruh orang-orang kafir yang ada di atas dunia ini akan mengatakan hal yang sama. Kami tidak akan takut kepada salat kalian, walaupun kamu kalian berpuasa, walaupun kalian mengeluarkan zakat, walaupun kalian menunaikan ibadah haji. Bahkan untuk memudahkan kalian melaksanakan ibadah haji kami akan buat pesawat yang akan mudah mengangkut kalian untuk melaksanakan ibadah haji. Kalau kalian kebingungan ingin menyalurkan zakat, kemana sedekah Kalian kami akan bantu di kampung kami ada beberapa orang Islam yang miskin, kami akan arahkan kalian supaya menyalurkan zakat kesana. Kalau kalian sedang berpuasa maka kami siapkan makanan-makanan yang baik, makanan-makanan yang halal untuk kalian berbuka. Kami tidak memusuhi amal manapun yang kalian kerjakan.

Akan tetapi hadirin yang mulia, dakwah ini menyeru manusia kepada Allah swt, inilah yang ditakutkan oleh orang-orang kafir. Inilah yang ditakutkan oleh orang-orang batil, yang mana dengan dakwah jika dihidupkan oleh orang-orang Islam, nanti akan merubah kebatilan kita menjadi perkara yang haq. Itu saja yang mereka takutkan. Ketika kita menjalankan kebatilan, dan ketika undang-undang berjalan sesuai dengan kebatilan, dan kita ingin mendatangkan kebatilan, kebatilan ke atas pemerintahan ataupun kekuasaan, maka dengan dakwah yang dibuat oleh orang Islam, haq dan batil ini saling saling berbenturan. Maka dengan perkara haq ini, seluruh tatanan kebatilan ini akan hancur. Sebagaimana hancurnya Firaun. Kebatilan yang kita usahakan selama ini akan pecah, akan hancur, sebagaimana telah hancurnya kerajaan kisra dan Kaisar. Maka hal yang paling ditakutkan adalah dakwah. Jadi mereka tidak takut pada salah satu apapun amal-amal yang ada dalam Islam, yang mereka takutkan hanya dengan dakwah. Bahkan mereka akan mengatakan walaupun mereka orang-orang Islam ini menjaga shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa, mereka tidak bisa menyelamatkan diri dari genggaman kita. Dengan amal-amal tersebut, mereka tidak akan mampu menolak undang-undang dan peraturan-peraturan yang kita buat. Dan mereka tidak akan bisa terlepas dari rencana-rencana kita. Ini karena Allah tidak bersama mereka. Sedangkan yang bisa menyelamatkan mereka, mengeluarkan mereka dari jaring-jaring kita, adalah kebersamaan Allah dengan mereka. Sedangkan saat ini Allah swt tidak ada dengan mereka. Hanya Allah swt yang bisa menyelamatkan mereka dari jaring-jaring perangkap kita.

Akan tetapi apabila umat Islam yang sudah menjadi da’i, yang mana dakwah ini Allah swt sendiri juga berdakwah.

Wallāhu yad’ū ilā dāris-salām, wa yahdī may yasyā`u ilā ṣirāṭim mustaqīm

Terjemah Arti:

Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).

(Yunus : 25)

Allah swt Yad’u ila Darussalam : Allah juga berdakwah kepada manusia mengajak kepada jalan keselamatan, jalan menuju surga.

Kemudian ketika umat Islam berdakwah mengajak manusia kepada Allah. Ketika dakwah ini dihidupkan umat islam, menjadikan dirinya dan orang lain sebagai dai dai. Maka ketika itulah orang-orang batil dan orang-orang kafir akan takut kepada umat Islam. Hanya dengan dakwah saja yang akan menjadikan orang-orang batil ini gemetar.

Dakwah Haq akan menjadikan mereka takut. Maka ada orang yang datang ke satu negeri, satu negara, untuk apa ? untuk buat dakwah di sana. Untuk menjadikan orang-orang disana sebagai Dai. Maka mereka ini nanti akan disulitkan perjalanannya, akan disulitkan visany,a akan disulitkan mendapat izin nya. Tapi kalau sebaliknya orang yang mau masuk ke satu negara, untuk bisnis, untuk keperluan ia bertemu dengan saudara-saudara yang ada di negara itu, untuk melihat-lihat keadaan keadaan negara tersebut, untuk memuji-muji keindahan negara tersebut, maka apa yang dilapor akan mendapatkan kemudahan kemudahan perjalanan. Mereka akan dimudahkan visanya, dimudahkan segalanya, dimudahkan berapapun yang mau datang. Walaupun ada 50 orang, semuanya anak muda, mau datang, kami akan terima, kami akan mudahkan. Akan tetapi jika kamu datang kesini untuk membawa perkara dakwah, untuk membawa kehidupan sunnah nabi saw, kami tidak akan biarkan. Kalau untuk berkeliling melihat-lihat, jalan-jalan, wisata, ataupun buat bisnis ataupun untuk bertemu dengan teman-teman, silakan kami akan berikan izin masuk ke negeri kami.

Maka hadirin yang dirahmati Allah swt, nabi saw telah sabdakan, selama kalian tidak dimasuki oleh dua hal atau dua perkara yang memabukkan, maka kalian akan terus mengajak manusia kepada kebaikan. Kalian akan terus mencegah manusia dari kemungkaran. Yang pertama tadi adalah kejahilan. Hari ini masalah kita adalah tidak mengerti, tidak paham, tidak tahu akan sunnatullah, tidak tahu surganya Allah swt, tidak tahu nerakanya Allah swt, tidak tahu hari kiamat. Nanti akan ada perhitungan amal amal, diapun tidak tahu. Dia tidak tahu akan kehidupan di alam kubur. Yang diketahui hanyalah kenyamanan di dunia, kesenangan dan kesusahan di dunia, itu saja. Dia hanya paham kehidupan yang Zahir saja. Paham kehidupan yang ada didunia ini, tetapi jahil akan kehidupan akhirat.

Maka apabila racun kejahilan ini telah merasuki diri seseorang, dia akan berbicara dengan kejahilan. Yang akan dia pahami adalah dengan harta dengan kebendaan akan menyelesaikan permasalahan. Dia akan lupa bahwasanya yang menyelesaikan masalah itu adalah Allah swt, bukan harta. Orang-orang yang telah dirasuki oleh kejahilan ini, dia akan mengatakan bahwasanya masalah-masalah yang diselesaikan oleh Allah swt itu akan terselesaikan dengan harta dan kebendaan. Seperti kalau berhasil menjadi menteri, berhasil menjadi raja, menjadi penguasa, menjadi presiden, maka semua permasalahan akan selesai. Dia berkata seperti ini, karena dia ini telah dirasuki kejahilan. Dia berbicara dengan kejahilan tentang sunnatullah dan qodratullah.

Padahal yang benar adalah jadikanlah dirimu ini orang-orang yang dekat dengan Allah swt, jadikanlah Allah swt selalu bersamamu, maka Allah swt akan selesaikan segala permasalahan. Jika Allah swt bersamamu maka walaupun seluruh kekuasaan, seluruh kerajaan, yang ada di atas dunia ini menentangmu, pasti masalahmu akan selesai. Rasulullah saw beliau selalu bersama Allah swt dan Allah swt bersama Nabi saw. Walaupun pada zaman itu seluruh kekuasaan, seluruh kerajaan, yang ada di atas dunia ini, menentang beliau. Maka seluruh kerajaan dan kekuasaan yang ada di dunia telah hancur, sedangkan beliau masih tetap berdiri, berjalan, dan berdakwah. Sehingga seluruh tempat-tempat, negara-negara, kekuasaan-kekuasaan, dan pemerintahan-pemerintahan tadi, yang menentang beliau, tunduk kepada kenabian beliau Saw. Begitulah keadaan orang-orang yang dimasuki kejahilan, maka dia akan berbicara dengan kejahilan. Bahwasanya dengan tipu-menipu, dalam mencari penghasilan itu, akan mendatangkan manfaat dan keuntungan untuknya. Sementara kalau jujur dalam dalam mencari keuntungan, mencari penghasilan, maka akan merugikan dia. Dia tidak akan mendapatkan untung dalam penghasilannya. Hal ini karena dia ini berbicara dengan kejahilan.

Padahal Nabi saw telah bersabda yang mana Sabda beliau ini adalah pasti, melebihi apapun yang ada di atas dunia ini, tidak ada keraguan sedikitpun atas sabda Nabi saw. 

Apa yang beliau sabdakan ? diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa surga. Dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Sesungguhnya kedustaan itu membawa kepada kejahatan itu membawa ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang selalu berbuat dusta sehingga akan ditulis Allah sebagai seorang pendusta.” (Muttafaq’alaih)

Hadits ini mengkhabarkan bahwa kejujuran ini akan menolong seseorang, dan kebohongan ini akan menghancurkan seseorang.

Kisah Nabi Saw dan Seekor Rusa.

Suatu ketika Rasulullah saw keluar dari kota Mekah, di siang hari, menuju satu tempat. Mekkah itu dulu dipenuhi dengan bebatuan belum ada gedung-gedung megah seperti sekarang. di perjalanan Rasulullah saw mendengarkan suara panggilan. Padahal waktu itu siang hari tapi mendengar suara yang tidak ada wujud orang disana. Suara itu memanggil : Ya Rasulullah, Ya Rasulullah, ya Rasulullah. Maka Nabi saw pun melihat kekiri-kanan, depan-belakang, keempat penjuru tidak ada siapa-siapa. Ini suara Dari mana datangnya ? Rasulullah saw maju mendekati sumber suara. Kemudian beliau mendengar suara lagi : “Ya Rasulullah, Ya Rasulullah, Ya Rasulullah.” Beliaupun terus mencari-cari dari mana sumber suara tersebut. Disana tidak ada satu orangpun. Sampai beliau melihat satu pohon, dan di bawah pohon tersebut ada seorang pemburu yang sedang tertidur. Disampingnya ada seekor rusa yang sudah diburu oleh pemburu ini, diikat dibawah pohon, di ikat disampingnya. Ternyata suara yang memanggil manggil Rasulullah tadi berasal dari Rusa tersebut. Berasal dari rusa yang diburu oleh pemburu itu.

Maka Rasulullah saw pun mendekati rusa tersebut, dan bertanya kepadanya ada apa. Maka rusa itu mengatakan, Ya Rasulullah saya ini telah diburu oleh pemburu ini. Dia telah menangkap saya, dan mengikat saya disini. Sedangkan di Gunung sana ada anak saya yang masih kecil kecil. Rusa tadi mengatakan, Ya Rasulallah Saya tidak meminta kepadamu untuk melepas saya, dan membiarkan saya pergi, karena kamu akan mengatakan bahwasanya kamu ini sudah menjadi hak milik si pemburu ini. Ini karena dia telah menangkap kamu. Tapi saya mohon Ya Rasulullah lepaskan saya untuk sebentar saja, saya akan pergi menyusui anak-anak saya, kemudian saya akan kembali lagi kesini, untuk di ikat lagi kaki tangan saya. Dan biarkan saya menjadi miliknya, si pemburu ini.

Maka Rasulullah saw karena beliau ini adalah rahmatan lil’alamin, beliau bertanya kepada rusa tersebut : “kalau saya lepaskan kamu, kemudian saya biarkan kamu pergi, ternyata kamu tidak kembali lagi bagaiamana ? Jika si pemburu pemilikmu tadi bertanya kepada saya tentang kamu, apa yang akan saya jawab ?”

Maka rusa tadi mengatakan : “Ya rosululloh seandainya saya tidak kembali lagi ke sini, maka saya bersedia diberikan azab oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana azab yang Allah swt berikan kepada Ushar.”

Ushar itu siapa ? jadi usher itu adalah utusan yang ditentukan oleh satu pemerintah, satu penguasa, untuk mengumpulkan zakat orang-orang beriman, zakat orang-orang Islam. Maka itu disebut dengan usher. Jadi di zaman Nabi saw pun ada orang-orang yang ditentukan oleh nabi untuk mengumpulkan zakat zakat orang-orang Islam. Kemudian di zaman Sayyidina Abu Bakar RA, di zaman Sayyidina Umar RA,  Utsman RA, dan Ali RA, empat orang khalifah ini, di zaman mereka masing-masing pun menggunakan usher. Yaitu seseorang yang ditentukan untuk mengumpulkan harta zakat orang-orang yg beriman, orang-orang Islam. Kenapa Allah swt mengazab ushar ini ? Karena dia ini berlaku zalim dalam mengumpulkan harta zakat seseorang. Apabila Ushar ini, dia menerima suap dari seseorang, supaya zakat orang tersebut dikurangi, dikurangi dari yang seharusnya, maka dia pun akan diazab oleh Allah swt. Ataupun dia mengambil lebih dari yang semestinya. Diambil dari zakat seseorang maka dia pun akan diazab. Ini Allah swt akan berikan azab yang begitu keras kepada orang tersebut.

Maka ketika Nabi saw mendengar jawaban ini dari rusa tersebut, beliau pun telah melepaskan ikatan rusa itu, dan membiarkannya pergi. Nabi saw bersabda Pergilah. Rusa itu pun pergi menemui anak-anaknya di atas gunung sana untuk menyusui anak-anaknya. Kemudian dia kembali lagi ke tempat semula. Ketika dia sudah kembali, Rasulullah saw ketika itu sedang mengikat lagi tali ikatan rusa tersebut. Ketika itu pemilik rusa itu, si pemburu tadi pun terbangun. Yang mana pemburu itulah seorang sahabat RA, maka ketika melihat Rasulullah saw dengan rusanya, dia mengira bahwasanya Rasulullah menyukai rusa tersebut. Diapun berkata : “Ya Rasulullah jika engkau senang rusa ini, saya akan hadiahkan untukmu ya rosulalloh.” Maka Rasulullah saw bersabda betul saya senang kepada rusa ini, saya suka rusa ini. Sahabat RA tersebut mengatakan : Ya Rasulullah saya telah hadiahkan rusa ini untukmu. Maka rusa itu pun telah menjadi milik nabi saw. Rasulullah saw melepaskan ikatannya dan berkata kepada rusa tersebut : “Pergilah, kembalilah kepada anak-anakmu. Kemudian susui anak-anakmu, besarkan anak-anakmu, bahwasanya kejujuranmu telah menolongmu, engkau telah selamat disebabkan kejujuranmu.”

Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Maka pada zaman ini orang-orang Islam, tidak yakin bahwasanya kejujuran itu bisa menyelamatkan, dan dusta itu bisa mencelakakan. Bahkan sebaliknya yang mereka yakini adalah dengan berdusta akan menyelamatkan mereka. Dan kalau kita berkata jujur maka kita akan celaka. Kalau kita berkata jujur maka kita akan terjebak, Kalau kita berbohong maka kita akan selamat. Kalau saya berbohong maka saya akan mendapatkan keuntungan yang banyak. Tapi kalau saya Hai jujur, maka keuntungan yang saya dapatkan sedikit. Keimanan terhadap sabda Nabi saw pun sudah tidak ada lagi pada umat ini. Hari ini Yakin sudah berubah bahwasanya apabila kita mengikuti cara orang lain selain cara Nabi saw, maka kita akan mendapatkan kemuliaan, kita akan mendapatkan istana, rumah-rumah yang megah, kita akan dapatkan wanita-wanita, kita akan dapatkan harta, akan dengan mudah bisa membesarkan anak-anak. Akan tapi kalau kita pilih cara hidup Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam maka kita akan tinggal digubuk yang kecil. Maka kita tidak akan mendapatkan kemuliaan di mata orang-orang. Kita tidak akan mendapatkan kenyamanan sedikitpun. Beginilah keadaan iman kita saat ini. Beginilah keadaan iman orang-orang Islam saat ini.

Sehingga shalat yang kita kerjakan tidak ada ruhnya di sana. Puasa yang kita kerjakan tidak ada ruhnya di sana. Apabila yakin ini telah berubah, apabila Iman telah rusak, apabila hati telah rusak, maka setiap amal yang keluar akan rusak. Maka dari mana akan datang roh dalam amal tersebut ? apalagi yang kita kerjakan saat ini meletakkan keduniaan diatas dan agama diletakkan di bawah. Kalau kita letakkan keduniaan di atas agama maka kita akan merasa ibadah itu kalau ada waktu luang. Jika di sela-sela kita menjaga toko kita, berdapur, dagangan kita maka baru, kita akan salat terserah waktu dan tempatnya. shalatnya mau dirumah ataupun mau di masjid tidak penting buat kita. Kita akan shalat dengan cepat-cepat. Kemudian kembali lagi ke toko karena di toko sana di sana pelanggan sedang menunggu. Keyakinan kita hari ini adalah kebahagiaan itu ada di toko, tidak ada di masjid. Ketika Muadzin yang menyeru dari masjid, Hayya Ala Sholah, Hayya Alal Falah, mari kita menuju shalat, marilah menuju kemenangan. Ini tidak ada gunanya. Ini Karena disana tidak ada kebahagiaan. Kebahagiaan itu ada di toko. Jadi kebahagiaan itu ada di sawah. Kebahagiaan itu ada di kantor. Kebahagiaan itu ada di pabrik-pabrik. Jika kamu ingin dapatkan kebahagiaan yang banyak, maka banyak habiskan waktumu Disini. Banyak habiskan tenaga pikiranmu, di kantor, di perdagangan, di sawah ladang, di tempat-tempat kerja, dan kerja dengan senang hati disini. Maka kamu akan dapatkan kebahagiaan. Tapi kalau untuk salat maka Kerjakan dengan asal-asalan. Kerjakan dengan terburu-buru, tergesa-gesa, tidak peduli shalat dengan benar. Kenapa ? karena semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk salat maka akan merugikan ini pekerjaan, perdagangan kita, dan lain sebagainya.

Jadi salat ini adalah dianggap sesuatu yang menghalangi pekerjaan. Sedangkan pekerjaan ini tidak dianggap sebagai penghalang. Agama dianggap sebagai penghalang untuk keduniaan. Sedangkan dunia ini tidak dianggap penghalang untuk agama. Beginilah keadaan iman kita umat Islam saat ini. Dan dengan keadaan seperti ini berharap akan datang Pertolongan Allah swt. Padahal kebatilan hari ini telah ada pada diri orang Islam. Kebatilan yang tadinya hanya ada pada orang-orang kafir, itu pun sudah ada dalam orang-orang Islam saat ini.

Apa itu kebatilan yang banyak dilakukan orang islam hari ini ? berbohong, berkhianat, berbuat zalim, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang keji, berbuat bakhil, memakan riba, dan suap-menyuap. Semua kebatilan kebatilan hari ini sudah ada pada diri orang Islam. Maka apabila kebatilan dibenturkan dengan kebatilan yang akan menang adalah kebatilan yang lebih banyak. Dimana kebatilan yang banyak itu akan mengalahkan kebatilan yang sedikit. Maka apabila kebatilan ini saling dibenturkan satu sama lain maka yang akan menang itu adalah kebatilan yang lebih besar.

Sekarang aqidah umat Islam telah dimasuki kebatilan, kemudian akhlak umat Islam hari ini telah dimasuki kebatilan. Adat kebiasaan umat Islam telah dimasuki kebatilan. Amal-amal orang Islam telah dimasuki kebatilan. Keyakinan umat Islam hari ini telah dimasuki kebatilan. Maka apabila kebatilan ini dibenturkan kepada kebatilan orang lain, yang mana kebatilannya lebih besar dari ini, maka kebatilan yang lebih besar itu akan menghilangkan kebatilan yang kecil ini. Kebatilkan yang besar akan mengalahkan kebatilan yang kecil. Dan ini yang akan terjadi nanti ketika fitnah Dajjal tiba.

Coba kita baca kisah fitnahnya Dajjal. Nanti di zaman tersebut umat Islam yang imannya lemah maka semuanya akan mempercayai bahwa Dajjal sebagai Tuhan. Karena keyakinan dalam umat Islam ini sedikit sedangkan kebatilan yang dimiliki dajjal ini lebih besar lagi, maka yang memiliki kebatilan yang besar akan menang. Dan yang akan selamat adalah orang-orang yang imannya betul kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sedangkan yang imannya murni tidak bercampur dengan apapun, dia yang akan selamat. Mereka adalah orang yang memiliki keimanan yang kuat sedangkan orang-orang yang imannya lemah maka Dia akan kalah menghadapi kebatilan yang besar, yang dimiliki oleh Dajjal.

Lalu kemudian ketika Yakjud Makjud keluar maka Yakjud Makjud akan memiliki kebatilan yang lebih besar lagi. Sehingga tidak ada orang beriman ataupun orang batil sekalipun yang bisa mengalahkan kebatilan yang ada pada Yakjud Makjud. Yang mana Yakjud Makjud ini tidak akan bisa dikalahkan dengan senjata, dengan machine gun, dengan tank, dengan atom bom, tidak ada satu kekuatan pun di atas dunia ini yang bisa menghancurkan Yakjud Makjud. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak menciptakan kekuatan apapun yang ada pada manusia untuk bisa menghancurkan Yakjuj dan Makjuj. Maka Allah swt akan menurunkan nabi Isa AS memerintahkan kepada nabi Isa AS untuk datang kepada orang-orang beriman, hamba-hamba Allah Subhanahu ta’ala yang beriman. Allah Subhanahu ta’ala perintahkan nabi Isa AS untuk membawa hamba-hamba Allah yang beriman ini ke bukit thur. Dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus Nabi Musa AS, menjadikan beliau sebagai nabi, dan telah berbicara Nabi Musa Alaihissalam. Beliau AS telah berbicara dengan Allah subhanahuwata’ala di bukit tersebut : “aku akan mengeluarkan satu kaum yang mana tidak ada kekuatan apapun yang ada pada manusia yang bisa mengalahkannya”. Jadi orang-orang beriman tidak akan bisa mengalahkan mereka. Orang-orang yang tidak beriman pun tidak bisa mengalahkan kaum tersebut yaitu Yakjuj Makjuj. Maka nabi Isa alaihissalam akan membawa orang-orang beriman ke bukit thur.

Seorang sahabat bertanya kepada nabi Shalallahu Alaihisalam : “Ya Rasulullah kami dengar bahwasanya di bukit thur itu tidak ada satu hal rumputpun yang tumbuh di sana. Dan tidak ada pohon pohon yang berbuah yang tumbuh disana. disana tidak ada sawah ladang. Disana tidak ada rerumputan di bukit yang kering tandus seperti itu. Apabila orang-orang beriman datang berkumpul disana, tidakakan  ada bahan makanan, tidak ada rumputan, tidak ada tumbuh-tumbuhan, bagaimana mereka bisa hidup disana ya Rasulullah?”

Rasulullah SAW pun menjawab bahwasanya ini adalah keyakinan yang salah. Orang beriman dengan iman yang ada dalam nya bisa bertahan hidup tanpa ada makanan dan minum. Ini suatu perkara yang mustahil. Maka yakin yang seperti ini adalah keyakinan yang salah. Allah swt berkuasa memberikan rasa kenyang kepada manusia untuk bisa hidup, bertahan hidup, tanpa makan dan minum.

Rasulullah saw bersabda di tempat itu Allah swt akan mengenyangkan perut perut mereka, dengan tasbih, dengan takbir, dengan tahlil. Jika seorang mengucapkan subhanallah, alhamdulillah, lailahailallah, allahu akbar, maka ini sama seperti mereka telah makan roti, dan sama seperti orang yang baru saja minum air. Ya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Dzat yang memberikan kehidupan kepada Malaikat Tanpa makan dan minum, hanya dengan tasbihat, hanya dengan takbir, dan tahlil, Apakah Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak bisa memberikan kehidupan kepada manusia tanpa makan dan minum.

Nanti di surga juga sebanyak apapun makan, selama apapun makan, makan sebanyak apapun, selama apapun, maka tidak akan memberikan pengaruh kepada tenaga dan kekuatan yang Allah Subhanahu ta’ala berikan kepada kita. Itu semua tidak akan memberikan pengaruh kepada perut manusia, ketika disurga nanti. Walaupun dia makan sebanyak-banyaknya. Walaupun dia makan berterusan, maka tidak akan memberikan pengaruh apapun. Kekuatannya tetap stabil, kesehatannya tetap stabil, perutnya tetap stabil. Apa yang dia makan, masuk ke dalam perutnya, maka Allah swt akan keluarkan kembali melalui sendawa. Di dalam surga tidak ada buang air kecil, tidak ada buang air besar. Disana nanti ada orang di dalam surga yang tidak mau makan, bertahun-tahun, sekian lama tidak makan sedikitpun, tidak minum sedikitpun, tapi kekuatannya tidak ada berubah sedikitpun. Ini karena Allah swt adalah Dzat yang maha berkuasa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak bergantung kepada asbab asbab apapun. Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda bahwasanya di sana nanti dengan tasbih dengan takbir dan dengan tahlil perut-perut umat Islam pada saat itu akan merasa kenyang. Maka ketika nabi Isa alaihissalam telah membawa umat Islam ke bukit thur, kemudian Yakjud Makjud pun telah keluar memakan segalanya, menghabiskan segalanya, apa saja yang ada di hadapan mereka, dan membuat segala kerusakan-kerusakan di atas muka bumi menjadi seperti yang kita dengar tadi malam dari Maulana Muhammad Umar. Bahkan Yakjud Makjud nanti akan memanah kearah langit, kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah kembalikan lagi panah-panah mereka dengan darah-darah. Kemudian mereka akan mengatakan bahwasanya semua penduduk langit dan bumi telah kita habiskan. Semua ahli-ahli langit pun telah kita habiskan.

Lalu setelah itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mematikan Yakjud dan Makjud ini dengan kodratnya, dengan kuasa-nya. Yang mana Allah subhanahuwata’ala tidak menciptakan satu kekuatan apapun yang ada di dunia ini untuk mengalahkan kekuatan Yakjuj dan Makjuj. Maka dengan qudrat dan kuasa Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengeluarkan ulat dari setiap leher leher mereka yang akan memakan habis leher mereka. Sehingga dalam seketika semua Yakjud Makjud akan mati. Ya, Allah subhana wa taala matikan mereka dengan kodratNya.

Maka hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Perkara yang hak ini akan menang mengalahkan perkara yang batil. Ini hanya dengan dakwah saja. Jadi kebatilan ini tidak bisa dikalahkan dengan amal-amal saja. Bahkan setan akan berusaha mengeluarkan manusia, orang-orang Islam, orang-orang beriman dari amal-amal kebaikan. Setan akan melumpuhkan kekuatan dengan cara melumpuhkan amal-amal orang islam. Sebagaimana hari ini, kekuatan amal kita umat Islam telah dilumpuhkan. Sehingga umat Islam sendiri telah meletakkan agama di bawahnya, dan telah meletakkan dunia di atasnya.

Ayo kita lihat Bagaimana keadaan di Rumah Kita Sendiri, di tempat kita bekerja, bahkan orang-orang yang senantiasa menjaga shalat, orang-orang yang menunaikan zakat, orang-orang yang berpuasa, orang-orang itu sendiri yang akan meletakkan agama di bawah, dan meletakkan dunia di atas. Kapan kita akan mengurus agama kita ? ketika kita sudah selesai, ada waktu luang, dari disela-sela kesibukan keduniaan kita ? kapan kita akan baca al-qur’an ? Apabila ada tersisa waktu-waktu dari kesibukan kesibukan kita ? nah kapan kita akan berdzikir mengingat Allah subhanahuwata’ala ? nanti kalau ada waktu, kalau ada waktu sisa-sisa dari kesibukan kita sehari-hari, nanti kita mau berdzikir pada Allah swt. Kalau tidak maka tidak akan ada waktu untuk membaca al-quran, untuk berdzikir kepada Allah, dari mana sehari-hari hanya sibuk mengurusi keduniaan. Begitu juga keadaan shalat. Bagaimana orang-orang mengerjakan shalat ? Shalat bisa dikerjakan dimana saja, jadi tidak mementingkan salat di masjid.

Shalat sudah biasa diundur-undurkan, ditinggalkan waktunya, nanti bisa kita kerjakan ketika di waktu yang lain. Begitu pula perkara harta, kalau ada sisa-sisa harta yang kita gunakan untuk pernikahan anak anak, keperluan anak istri, baru nanti kalau ada sisa-sisa dari sana kita kumpulkan untuk berangkat menunaikan Haji. Saat ini orang-orang yang mengamalkan agama sekalipun masih mementingkan keduniaan daripada agama. Ini dalam setiap segi kehidupan selalu yang diutamakan adalah keduniaan daripada akhirat. Agama ini di letkkan ke bawah kan di belakangkan. Oleh karena itu tidak ada kekuatan pada agama yang dimiliki oleh umat Islam saat ini. Maka agama pun akan berkata kalau misalkan Saya tidak memiliki kekuatan bagaimana saya akan menolong kalian, umat Islam.

Dikisahkan dalam kitab kisah seseorang yang senang minum khamar, kemudian senang berbuat keburukan. Sedangkan dia ini memiliki seorang anak perempuan yang mana dia ini sangat cinta kepada anak perempuannya. Dia sangat hangat dan sayang kepada anak perempuan mereka satu-satunya. Anak perempuan yang dia miliki sebelum baligh umur 8-10 tahun sudah meninggal. Maka disebabkan kesedihan karena kematian anak-anak perempuannya itu, dia menangis semalaman. Dalam keadaan kesedihan dan kerisauan karena ditinggal mati oleh anak perempuannya tadi. maka suatu ketika dia melihat dalam mimpinya. Saya sedang berjalan di satu tempat yang mana di belakang saya ada ular yang begitu besar menuju kearah saya, mengejar-ngejar saya. Dan ular tersebut berusaha ingin memakan saya. Maka di jalan Saya menjumpai seorang orang tua yang sudah lemah begitu tua sekali maka saya pun minta pertolongan dari orang tua tersebut maka orang tua itu mengatakan saya begitu lemah dan begitu tua sekali bagaimana saya bisa bantu. Saya tidak memiliki kekuatan. Saya tidak memiliki kemampuan untuk melawan ular itu. Oleh karena itu Pergilah kamu ke bukit kecil sana. Mungkin di sana ada yang bisa menyelamatkan kamu dari musibah ini. Lalu diapun pergi terus sampai mendaki kepada Bukit tersebut. Ular itu terus mengejarnya dari belakang. Ketika sampai di bukit tersebut didapati lah banyak rumah-rumah kecil dan Keluarlah dari rumah-rumah tersebut beberapa anak-anak kecil yang belum baligh. Ada anak laki-laki, ada anak perempuan. Anak-anak kecil tadi pun saling berkata Apakah ada yang bisa orang ini. Dia sedang dikejar-kejar oleh ular yang begitu besar, yang mama ular tersebut akan memakan orang. Mendengar keributan suara anak-anak kecil tadi hingga terdengar oleh anak perempuannya yang meninggal. Sehingga anak perempuannya tadi keluar dari rumahnya dan melihat bapaknya sedang dikejar-kejar oleh ular yang akan memakan bapaknya. Maka ketika melihat keadaan bapaknya seperti ini dia pun mendekati bapaknya. Kemudian memeluk bapaknya dan mengusir ular tadi dengan tangan kirinya sehingga ular tadi pergi, dan menghilang. Ketika itu bapaknya masih dalam keadaan ketakutan, nafasnya masih masih belum teratur karena begitu takutnya dikejar oleh ular tadi. Sehingga ketika semua keadaan sudah mereda diapun bertanya kepada anak perempuannya tadi, wahai anakku itu apa sebenarnya ular yang mengejar saya ? maka anak itu menjawab bahwasanya ular itu adalah keburukan-keburukan amal-amal buruk yang senantiasa kamu kerjakan dahulu. Dosa-dosa yang kamu kerjakan dahulu itulah ular tersebut. Kemudian dia bertanya lagi kepada anak perempuannya di jalan tadi, saya jumpa satu orang orang tua saya minta tolong sama dia, tapi dia tidak mau nolong saya Siapakah dia ? maka anak perempuannya itu pun menjawab bahwasanya orang tua itu adalah amal kebaikanmu. Jadi amal kebaikan yang kamu kerjakan di atas dunia ini begitu lemah sekali sehingga tidak bisa melawan amal keburukan yang kamu kerjakan. Amal kebaikanmu begitu lemah sedangkan amal keburukanmu kuat sekali. Bagaimana amal baiknya bisa melawan kekuatan Amal keburukannya.

Begitu juga apabila dalam diri seseorang amal kebaikannya lemah, maka dia tidak akan sanggup untuk menghadapi malaikat, menghadapi ular, dan kalajengking, nanti dialam kubur. Maka ketika dia terbangun dari mimpinya di pagi hari, melihat mimpi yang seperti ini, langsung di pagi hari tersebut dia langsung bertobat dengan sebenar-benarnya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan taubatan nasuha. Sehingga dia telah meninggalkan semua amal amal keburukannya menjadi orang beriman yang sebenar-benarnya.

Maka hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Keadaan kita umat Islam saat ini semua amal yang kita kerjakan shalat, puasa, zakat dzikir tilawat, kemudian dakwah yang kita kerjakan sekalipun, kita masih saja meletakkan perkara-perkara tersebut di bawah urusan dunia kita. Bahkan orang-orang tabligh sendiri hari ini pun meletakkan tabligh ini dibawah dunia. Kapan kita keluar 4 bulan jawabnya : nanti setelah ada waktu luang. Setelah setahun penuh kita mengusahakan keduniaan. Jika ada waktu luang baru kita mau kita keluar di jalan Allah subhanahuwata’ala. Jadi kita masih saja mengakhirkan agama, mengakhirkan amal, daripada keduniaan.

Kini agama ini bisa disampingkan dahulu, tapi kalau dunia tidak bisa dikesampingkan. Setiap dalam setahun saya hanya bisa keluar 40 hari itu sudah kita tetapkan. Kenapa hanya bisa 40 hari dalam setahun? karena keduniaan ini mengalahkan agama. Jadi 11 bulan saya gunakan semuanya untuk keduniaan, nanti sisa dari sebelas bulan itu ada waktu 40 hari saya akan luangkan untuk keluar.

Kalau seperti ini bagaimana Pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan datang kepada kita. Berbeda dengan sahabat-sahabat Radhiallahu anhum ajma’in. Para sahabat-sahabat RA mereka tidak pernah meletakkan agama di bawah di bawah keduniaan. Mereka senantiasa mendahulukan agama daripada keduniaan. Sehingga sahabat-sahabat RA ketika datang waktunya untuk berdakwah di jalan Allah SWT maka seharipun mereka tidak akan meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk mengurusi pekerjaan, untuk mengurusi keluarga, anak istri, dan sebagainya. Disaat datang perintahan dari Nabi SAW, ketika itu juga mereka segera berangkat, tidak ada pulang minta izin kepada ahli keluarga, dan mereka meyakini bahwasanya jalan yang saya tempuh ini adalah jalan yang akan menyelesaikan permasalahan keduniaan saya.

Sedangkan hari ini kita belum yakin lagi belum yakin kalau kita berangkat untuk melaksanakan tugas dari Allah SWT. Kita belum yakin dengan melaksanakan tugas ini Allah SWT akan menjaga keluarga kita, menjaga pekerjaan kita, menjaga rumah kita, dan ahli keluarga kita.

Yakin kita belum sampai di sini. Padahal doanya kita baca apa :

“Allahumma antash shoohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.”

Artinya:

“Ya Allah, Engkau adalah teman dalam perjalanan dan pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan perjalanan, kesedihan tempat kembali, doa orang yang teraniaya, dan dari pandangan yang menyedihkan dalam keluarga dan harta.” (HR. Tirmdzi dan Ibnu Majah).

Maka kita mesti yakin baca doa ini dengan keyakinan. Ketika kita berangkat keluar di jalan Allah SWT maka Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan pekerjaan saya. Allah SWT tidak akan menyia-nyiakan anak istri dan keluarga saya.

Ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam mendapatkan perintah untuk meninggalkan anak istri dan keluarganya, di tempat yang kering dan tandus, tidak ada air, tidak ada tumbuh-tumbuhan, tidak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada makanan, tidak ada minuman, tidak ada rumah tempat berlindung, Allah perintahkan untuk meninggalkan mereka ditempat tersebut. Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak pernah protes kepada Allah swt : ya Allah saya tinggalkan anak istri saya di tempat seperti itu, mereka mau makan apa  ?

Kenapa ? ini karena dalam diri Nabi Ibrahim Alaihissalam itu ada iman yang sempurna, yakin yang sempurna kepada Allah swt. Dzat yang telah memerintahkan saya akan perkara ini, pasti dan pasti, Allah swt akan menjaga keluarga saya.

Kita pun mau berusaha untuk membetulkan iman kita, keyakinan kita. Dengan keluar di jalan Allah swt kita belajar menjaga agama Allah swt, pasti Allah swt akan menjaga kita. kita bangun berdiri menolong agama Allah swt, mendakwahkan agama Allah swt, menyebarkan agama Allah swt maka Allah swt akan jaga kita, akan pelihara kita.

Kita akan dapatkan Allah SWT di hadapan kita jika kita menolong Agama Allah swt. Apabila memerlukan sesuatu maka meminta hanya kepada Allah swt. kamu akan temukan apa yang kamu inginkan dari Allah swt. Jika kamu meminta pertolongan mintalah pertolongan hanya kepada Allah swt. Kamu akan menemukan Allah SWT sebagai pemberi penolong. Namun apa yang kita miliki sekarang ? apa yang terjadi pada umat Islam sekarang ini ? Amal kita tidak dapat mendatangkan Pertolongan Allah swt.

Pertolongan Allah Swt akan datang ketika kita ini berusaha untuk menjaga agama Allah swt. Kemudian setelah itu diajarkan kepada kita mengenai perkara Iman.

Ketahuilah bahwasanya jika seluruh umat seluruh manusia, seluruh kerajaan, seluruh kekayaan, seluruh kekuatan yang ada di atas dunia ini berkumpul, untuk memberikan manfaat kepada kamu maka kamu tidak akan mendapatkan manfaat sedikitpun. Ini karena manfaat ini tidak ada di tangan makhluk, manfaat ini hanya ada di tangan Allah swt. Apa yang akan kamu dapatkan adalah apa yang telah Allah swt tetapkan untukmu. Kemudian apabila seluruh dunia berkumpul, dengan seluruh kekuatan, kekuasaan, kehebatan dunia, untuk memberikan mudharat kepadamu maka sedikitpun Kamu tidak akan mendapatkan kemudharatan. Ini karena kemudharatan itu tidak datang dari makhluk, tetapi datang hanya semata-mata dari Allah swt. Apa yang kamu dapatkan adalah apa yang telah Allah swt tetapkan untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran kertas telah kering. Apa yang sudah ditetapkan oleh Allah swt itu yang akan kita dapatkan, baik itu manfaat ataupun mudharat. Kita tidak akan dapatkan apa yang dikehendaki oleh makhluk, tapi yang di kita dapatkan adalah apa yang telah ditulis oleh Allah swt untuk kita.

Maka hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Kita keluar di jalan Allah subhanahuwata’ala berusaha untuk memperbaiki iman kita. Kita berusaha untuk mendapatkan hidayah dari Allah Swt. Pertama kali yang mesti kita dapatkan adalah Hidayah. Makan dan minum ini belakangan bukan yang utama. Pertama yang paling dipentingkan adalah Hidayah. Selebihnya belakangan Hai Jadi yang pertama sekali yang perlu kita dapatkan adalah Hidayah dibandingkan daripada mendapatkan istri dan memelihara mendidik anak-anak. Kenapa ? karena apabila manusia buat semua perkara ini tanpa Hidayah maka dia akan buat sebagaimana orang-orang kafir buat. Dia buat akan membuat dengan cara orang-orang zalim lakukan. Dia akan berbuat dengan cara-cara setan.

Apabila dia buat semua pekerjaan ini dengan Hidayah, maka dia akan buat dengan caranya nabi-nabi. Mereka akan mengerjakannya sesuai dengan cara yang dicontohkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Dia akan buat dengan cara-cara sahabat. Dia akan buat dengan cara-cara wali-wali Aulia Allah.

Maka ingatlah bahwasanya apabila Hidayah ini datang maka hati ini akan berubah arahnya dari cinta dunia kepada cinta akhirat. Hari ini Hidayah yang ada pada diri kita ini begitu sedikit dan begitu lemah, sehingga hati kita ini yang mengarah kepada akhirat hanya sebesar biji Zarah saja. Selebihnya hati kita seluruhnya mengarah kepada keduniaan.

Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Kita keluar di jalan Allah subhanahuwata’ala mau berusaha bagaimana mengarahkan seluruh hati kita ini hanya kepada akhirat saja. Kita berusaha untuk merubah arah hati kita ini dari tawajjuh kepada makhluk menjadi tawajjuh kepada Sang Khalik. Orang-orang yang yakin kepada makhluk mereka inilah orang-orang jahil. Bahkan lebih hina dari hewan-hewan. Mereka semuanya berada dalam kesesatan.

Wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul lā yafqahụna bihā wa lahum a’yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma’ụna bihā, ulā`ika kal-an’āmi bal hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn

Artinya:

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al A’raf : 179)

Mereka yang berada dalam kebatilan itu adalah seperti binatang. Bahkan lebih hina lagi daripada binatang.  Bagaimana bisa dikatakan mereka ini seperti binatang bahkan lebih hina daripada binatang ? Ini karena binatang itu dia melihat dengan mata zahirnya. contohnya : ketika kita perlihatkan tulang kepada anjing, maka dia akan mendekati kita. Tapi kalau kita Perlihatkan batu kepada anjing maka dia akan lari ketakutan. Begitu juga hewan-hewan lainnya ketika musim Idul Adha, kita perlihatkan rumput kepada hewan-hewan maka dia akan senang, tapi kalau kita perlihatkan pisau dia akan takut.

Padahal hewan-hewan tadi ketika diperlihatkan tulang kepada anjing, dia akan senang dan mendekati orang itu. Padahal Anjing itu tidak tahu apakah dia mau dikasih makan atau dipukul, ataupun di lempar, dengan tulang tersebut. Begitu juga dengan hewan-hewan yang diperlihatkan rumput tadi. Apakah mereka diperlihatkan rumput itu untuk disembelih ataupun untuk dikasih makan. Jadi hewan itu tidak tahu apa maksud orang menunjukkan perkara itu kepada dia.

Begitu juga dengan orang-orang yang senantiasa ia melihat kepada makhluk. Dia melihat bahwasanya makhluk ini memberikan manfaat. Padahal dia tidak tahu makhluk itu bisa memberikan manfaat ataupun mudharat kepada dia. Inilah persamaannya dengan hewan hewan dan binatang-binatang tadi. Dia tidak tahu maksud dibalik itu semua, bisa jadi itu memberikan kecelakaan ataupun bisa jadi itu memberikan manfaat kepadanya. Maka orang-orang yang melihat dengan mata zahirnya saja, dia tidak akan mengetahui hasil daripada apa yang akan dia dapatkan.

Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

Kita mau keluar di jalan Allah subhanahuwata’ala ini untuk mendapatkan hidayah dalam kehidupan kita. Bagaimana kita berusaha untuk mengajak orang-orang lain juga keluar jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Supaya mereka pun berusaha untuk mendapatkan hidayah dalam kehidupan mereka. Rasulullah SAW telah mengeluarkan setiap orang di jalan Allah SWT agar tidak tersisa satupun baik itu orang kaya ataupun orang miskin, baik dia punya rumah ataupun tidak punya rumah, semuanya telah dikeluarkan oleh Rasulullah SAW di jalan Allah. Baik dia yang punya keluarga besar, yang punya saudara banyak, ataupun yang tidak punya keluarga. Semuanya telah dibuat berangkat oleh Rasulullah SAW di jalan Allah. Sehingga beliau SAW pun sendiri telah meninggalkan kota Mekkah yang beliau cintai. Orang-orang yang mengikuti beliaupun ikut berhijrah dari Mekah. Semuanya telah meninggalkan kampung halaman mereka, keluar di jalan Allah swt meninggalkan kampung halaman mereka. Semuanya dijadikan Dai oleh Nabi SAW. Rasulullah SAW telah berusaha untuk menjadikan orang-orang sebagai Da’i. Asbab amal-amal mereka, Allah SWT turunkan pertolonganNya. Pertolongan Allah swt datang kepada mereka sebagaimana pertolongan yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan kepada para Nabi AS.

Rasulullah SAW telah membentuk keimanan dan keyakinan, di dalam diri-diri mereka ketika dalam peperangan Badar. Beliau SAW telah membentuk keyakinan dan tawakal sahabat sahabat radhiallahu ta’ala anhum ajma’in di peperangan Khandaq, di peperangan uhud, di peperangan khaibar, di peperangan Hunain, di peperangan Tabuk. Ini semua adalah masa-masa dan tempat-tempat Tarbiyah nya para sahabat radhiyallahu anhum, untuk membentuk keimanan dan keyakinan mereka. Hati-hati mereka ini telah dihaluskan dari dunia kepada akhirat. Hati-hati mereka telah dialihkan dari makhluk kepada Allah SWT. Begitu juga hari ini, dengan dakwah ini, maka kita berusaha untuk mengeluarkan keduniaan dari dalam hati kita, mengeluarkan keyakinan terhadap dunia dalam hati kita, mengeluarkan keyakinan terhadap harta dan kebendaan dan dalam diri kita, lalu memasukkan keyakinan kepada amal-amal nabi ke dalam hati kita.

Apabila saya memilih cara hidup yang dicontohkan oleh Baginda Nabi SAW, maka Allah SWT akan memberikan jalan terbaik bagi saya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan saya.

Harta tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan saya. Orang yang memiliki harta tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan saya. Kekuasaan dan kerajaan tidak akan bisa menyelesaikan permasalahan saya. Yang bisa menyelesaikan permasalahan Saya hanya Allah subhanahu wa ta’ala. Allah SWT akan menyelesaikan segala permasalahan dalam kehidupan saya, apabila saya mengambil cara hidup yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Pasti dan pasti Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menyelesaikan segala permasalahan Saya, baik itu permasalahan dunia maupun akhirat. Akan tetapi untuk menjadikan cara hidup Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai cara hidup kita maka diperlukan pengorbanan dan perjuangan. Kenapa cara hidup jalan hidup yang dicontohkan oleh Nabi SAW adalah jalan hidup yang sangat yang paling berharga sekali. Bahkan untuk mendapatkannya pun dibutuhkan pengorbanan dan perjuangan.

Seperti orang yang ingin mendapatkan mutiara dari dari dasar laut maka diperlukan banyak pengorbanan untuk mengeluarkan mutiara dari dasar laut. Jadi untuk menyelam di dalam kedalaman laut ini bukan suatu hal yang mudah untuk dikerjakan. Berapa banyak pengorbanan dan perjuangan yang dibutuhkan oleh seseorang yang ingin mengeluarkan mutiara dari dasar laut. Pertama dia harus belajar cara menyelam itupun bukan langsung di air yang dalam tapi dimulai dari air yang dangkal. Lalu dia musti belajar mencari dimana tempat-tempat yang bisa ada mutiaranya, maka disitu dia belajar cara mengeluarkannya. ini pengorbanan dan perjuangan yang mesti dibuat seseorang yang hanya ingin mengeluarkan mutiara dari dasar laut. Maka dengan latihan yang bertahap tahap, memerlukan waktu yang banyak, memerlukan tenaga dan pikiran, agar seseorang ini bisa mempelajari cara menyelam yang benar dan mempelajari cara untuk mengeluarkan mutiara yang benar dari dasar laut. Apalagi jika seseorang ingin mendapatkan mutiara di dalam surga, Apakah Allah SWT akan memberikan begitu saja untuk seseorang ? tidak, surga ini nilainya jauh lebih tinggi lagi daripada mutiara yang ada di dasar laut. Jangankan seluruh mutiara yang ada di atas dunia ini, bahkan seluruh kekayaan dan kemegahan di dunia ini tidak akan bisa menandingi kekayaan dan kemegahan yang ada di dalam syurga. Maka untuk mendapatkannya pasti dan pasti Allah SWT akan memberikan ujian ujian kepada orang yang ingin mendapatkannya.

Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala, surga ini dibuat terpisah oleh Allah SWT bahkan ada yang dikhususkan hanya bagi orang-orang yang Syahid di jalan Allah SWT. Untuk membuka pintunya saja maka seseorang harus rela mengorbankan nyawanya untuk Syahid di jalan Allah SWT. Itu hanya untuk sekedar membuka pintu surga tersebut.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT, hari ini kita disuruh keluar di jalan Allah SWT ini untuk apa ? untuk melatih diri sendiri agar kita ini bisa mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan yang tidak akan ada habis-habisnya nanti di surga. Melatih diri kita bertahap-tahap dan sedikit demi sedikit, seperti orang yang melatih dirinya tadi untuk menyelam kedasar laut, mengeluarkan mutiara dari dasar laut, kita diminta waktu kita selama satu tahun, ada yang dimintai empat bulan, ada yang dimintai waktunya 40 hari. ini semata-mata hanya untuk melatih diri kita.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT ketika seseorang ingin mencapai derajat Iman, maka dia akan memberikan waktunya sebagaimana para sahabat RA. Mereka para sahabat RA telah mengorbankan waktunya untuk agama Ini. Para sahabat RA telah mempersembahkan seluruh dirinya untuk usaha dakwah ini. Sehingga mereka mengatakan bahwasanya hidup saya ini adalah untuk dakwah dan saya akan hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh dakwah Nabi saw. Saya hidup untuk menjadi da’i nya Allah, bukan hanya sekedar menjadi orang yang mengerjakan salat saja atau bukan hanya sekedar menjadi orang yang menunaikan zakat saja, dan bukan hanya sekedar menjadi orang yang menunaikan ibadah haji saja. Juga bukan hanya sekedar menjadi Hafiz Alquran saja, atau bukan hanya sekedar menjadi orang alim saja. Akan tetapi saya akan menjadi seorang Dai yang melaksanakan salat. Menjadi Dai yang akan berpuasa sambil terus berdakwah. Saya akan menunaikan zakat dengan terus berdakwah. Saya akan menunaikan ibadah haji dengan terus berdakwah. Saya akan membaca al-qur’an dan menghafal Alquran dengan terus berdakwah. Saya akan berzikir dan menuntut ilmu dengan terus berdakwah. Sebagaimana yang dibuat oleh sahabat-sahabat  RA.

Setiap pekerjaan apa saja yang dikerjakan oleh sahabat radhiallahu ta’ala anhum ajmain baik itu kerja keduniaan ataupun pekerjaan akhirat, dari sholat, zakat, puasa, haji, membaca quran, berdzikir, menuntut ilmu, semua itu mereka kerjakan dengan berdakwah. Sedangkan kita hari ini meninggalkan dakwah dengan perasaan cukup hanya dengan beramal saja tidak perlu berdakwah. Bila kita kerjakan amal-amal ini dengan terus berdakwah, maka dakwah yang kita kerjakan akan mendatangkan keyakinan terhadap amal yang kita kerjakan. Dengan dakwah akan membawa amal-amal yang kita kerjakan ini kepada derajat keyakinan para sahabat RA. Salat kita akan mencapai kepada derajat keyakinan bahwasanya dengan salat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan bisa akan menyelesaikan seluruh permasalahan saya. Kemudian dengan dakwah, puasa yang saya kerjakan akan bisa menyelesaikan masalah saya. Asbab dakwah, dengan zakat yang saya tunaikan akan menyelesaikan permasalahan saya. Asbab dakwah, menunaikan Haji ini akan menyelesaikan masalah saya yang lainnya. Hari ini amal-amal yang kita kerjakan belum ada keyakinan seperti ini.

Andaikan hari ini orang-orang mengamalkan agama tapi yakin mereka sebagaimana keyakinannya ahli dunia. Seperti apa keyakinan ahli dunia ? yaitu mereka yang yakin kepada harta dan kebendaan mampu menyelesaikan masalah-masalah mereka. Nanti Allah SWT akan menampakkan dengan mata kita, melihat keadaan orang-orang yang sibuk mencari kebahagiaan dengan sibuk mencari harta kebendaan, ternyata bukan kebahagiaan yang mereka dapat melainkan penderitaan-penderitaan. Kita akan merasa kasihan melihat keadaan orang-orang yang meninggalkan perintah Allah swt. Mereka telah meninggalkan salat, meninggalkan belajar agama, meninggalkan sunnah nabi SAW, menghabiskan waktunya untuk perkara-perkara keduniaan. Maka akan datang rasa kasihan didalam hati kita ketika Allah swt tampakkan kepada kita bahwasanya apa yang mereka usahakan itu, sedikitpun tidak akan memberikan manfaat. Mereka telah bersusah payah menghabiskan waktu tenaga fikiran nya untuk sesuatu yang akan mereka tinggalkan. Sedangkan jalan yang mereka tuju adalah menuju neraka. Apa yang mereka kerjakan semakin menjauhkan mereka dari surga. Hakikat dari semua ini kapan akan diketahui oleh manusia ? Nanti di hari kiamat ketika penutup penutup dari mata-mata manusia ini diangkat, maka akan nampak hakikat dari segalanya. Ketika itu maka akan nampak surga-neraka, akan nampak hari perhitungan amalan, akan nampak malaikat-malaikat, bahkan akan nampak oleh mata manusia adanya Allah swt. Pandangan manusia akan menjadi tajam ketika itu. Dia akan bisa melihat segala sesuatu yang hanya diceritakan didunia, kini menjadi kenyataan. Para pendosa ketika itu akan berdiri dengan menundukkan kepala kepala mereka.

Allah swt berfirman :

Walau tarā iżil-mujrimụna nākisụ ru`ụsihim ‘inda rabbihim, rabbanā abṣarnā wa sami’nā farji’nā na’mal ṣāliḥan innā mụqinụn

Artinya:

Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin”.

(As Sajadah : 12)

Ketika itu para Pendosa, mereka akan berdiri dengan menundukkan kepala kepala mereka dan mereka akan berkata Wahai Tuhan kami Sesungguhnya kami hari ini telah melihat adanya malaikat adanya surga adanya neraka, maka Kembalikanlah kami ke dunia sehingga kami bisa berbuat amal dan kembali kepadamu dengan membawa amal-amal kebaikan. Namun mereka tidak akan dikembalikan lagi ke dunia bahkan akan dikatakan kepada mereka :

Fa żụqụ bimā nasītum liqā`a yaumikum hāżā, innā nasīnākum wa żụqụ ‘ażābal-khuldi bimā kuntum ta’malụn

Artinya:

Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.

( As Sajadah : 14 )

Sekarang bukan waktunya lagi kamu sudah menyia-nyiakan kesempatan ini. Iman yang Allah swt kehendaki adalah Iman Bil gaib yaitu iman kepada sesuatu yang tidak nampak. Jika kamu melihat segala sesuatu, kamu melihat baru kamu beriman, iman macam ini tidak akan diterima di sisi allah swt.  Iman yang Allah swt kehendaki adalah iman yang didengar oleh telinga namun belum nampak oleh mata.

Maka Rasul nabi-nabi Utusan utusan kami telah memperdengarkan perkara ini semuanya kepada mereka. Mereka telah menyampaikan kepada kamu mengenai kenikmatan-kenikmatan surga. mereka telah sampaikan pada kamu tentang siksaan kepedihan yang ada didalam neraka. Utusan-utusan kami telah menyampaikan kepada kalian tentang pemandangan-pemandangan di hari akhirat di hari kiamat. Mereka telah sampaikan kepadamu mengenai keadaan didalam kubur. mereka telah menyampaikan kepada kalian bagaimana kekuatan malaikat-malaikat kami. Mereka telah sampaikan kepadamu tentang sunat-sunat kami. Mereka telah sampaikan kepada kamu tentang kuadrat-kuadrat kami. Maka waktu itu sudah jauh berlalu, sudah jauh tertinggal di belakang kalian. Sekarang kalian sudah sampai di sini, maka rasakan balasan kami atas perbuatan kalian dan keacuhan kalian.

Dakwah ini akan memperbaiki iman kita dan akan mengeluarkan segala keyakinan keyakinan terhadap makhluk, terhadap dunia, dan kebendaan dari dalam hati kita. Kerja Dakwah ini akan mengarahkan hati kita hanya kepada Allah SWT. Hati kita akan melihat bahwasanya yang bisa menyelesaikan segala-galanya hanyalah Allah swt. Hanya Allah swt yang bisa menyelesaikan segala permasalahan, bukan dari harta dan kebendaan, bukan dari orang yang memiliki harta dan kebendaan, bukan bisa terselesaikan dengan kekuasaan dan orang yang memiliki kekuasaan, tapi yang bisa menyelesaikan segala permasalahan hanyalah Allah swt. Untuk menyelesaikan segala permasalahan manusia Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah utus Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk mengajarkan amal-amal kepada manusia. Nabi saw mengajarkan doa kepada manusia yang mana dengan asbab amal dan doa yang diajarkan oleh Beliau ini bisa menyelesaikan segala permasalahan kita. Maka ketika engkau menjadikan teladan yang paling baik yakni cara hidup yang dicontohkan oleh Nabi SAW sebagai jalan hidupmu, Nanti Allah swt yang akan selesaikan segala permasalahan permasalahan yang datang dalam kehidupan.  Allah swt akan tampakkan kebahagiaan dalam setiap amal-amal.

Kisah Sahabat

Satu orang sahabat datang kepada Nabi SAW dan berkata :

“Ya Rasulullah, hati saya dalam keadaan gelisah, resah, dan hati saya tidak tenang.”

Maka Nabi SAW pun bersabda kepada sahabat tersebut :

“Ucapkanlah :

“Allahu Robbi Laa usyriku bihi syaia” : Allah adalah Rabbku yang aku tidak sekutukan dengan apapun

Ulang-ulang terus kalimat ini maka kegelisahan keresahan yang ada dalam hatimu akan dihilangkan oleh Allah swt.”

Jadi tidak perlu biaya dan tidak perlu uang. Hanya dengan mengulang kalimat-kalimat yang diajarkan oleh Nabi SAW kegelisahan dan keresahan dalam hati akan menjadi hilang. sekarang hari ini keadaannya pemilik-pemilik pabrik susah menghadapi pekerja-pekerja pabrik. Demikian juga pekerja-pekerja ini susah menghadapi atasannya. Begitu juga penguasa-penguasa kesusahan menghadapi rakyatnya. Demikian juga rakyat kesusahan menghadapi penguasanya. Dan tidak ada satupun yang bisa menghilangkan kesusahan mereka.

Satu orang sahabat datang kepada nabi saw dan berkata :

Ya Rasulullah kami terkadang mesti bermalam di dalam hutan membuat kemah untuk bermalam disana. Hutan ini adalah tempat tinggalnya ular, kalajengking, Jin, singa, macan, semua disana. sehingga kami melalui malam-malam kami dengan penuh ketakutan, dan tidak bisa terlelap, tidak bisa tidur. Maka apa yang akan kami lakukan Ya Rasulullah.”

Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda kepada mereka :

“Saya akan ajarkan kepada kalian satu doa yang mana setelah membaca doa ini maka tidak ada satu makhluk pun satu benda pun yang dapat merugikan kalian mendatangkan mudharat kepada kalian. Seberapa banyak ular yang ada di sana, seberapa banyak kalajengking, Jin, singa dan macan yang ada di dalam hutan tersebut, satupun tidak akan bisa memberikan mudharat kepada kalian. Dan tidak bisa sedikitpun mencelakai kalian. maka sebelum kalian tidur baca :

“Audzubikalimatillahi tammati Min syarri Maa kholaq”

Artinya :

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan ciptaan-Nya.”

(Dibaca 3x)

Karguzari Masyeikh

Kami pun sudah pernah coba seperti ini. Ketika perjalanan dari Madinah ke Mekkah Kita bermalam di suatu tempat tempat yang yang banyak hewan-hewan berbisa di sana maka kita tidur di malam hari baca doa ini tiga kali. Kemudian ketika pagi hari kita bangun melihat kalajengking mengelilingi kita ada sekitar 10-15 ekor, dan tidak ada satu pun diantara kami yang digigit oleh kalajengking.

Maka untuk orang-orang yang berusaha menjadikan cara hidup Nabi SAW sebagai cara hidup mereka, mendakwahkan sunnah nabi SAW kepada seluruh manusia di seluruh dunia, menjadikan cara hidup Nabi SAW sebagai cara hidup mereka.

Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam telah ajarkan kepada mereka doa-doa yang mana dengan doa-doa tersebut akan menyelesaikan segala permasalahan mereka. Akan tetapi hari ini kurangnya yakin kita terhadap doa-doa tersebut membuat doa-doa yang telah diajarkankepada kita, kita tinggalkan. Kita telah begitu yakin dengan obat-obat sehingga kita tidak lagi yakin terhadap doa-doa tersebut. Kita telah begitu yakin kepada asbab asbab sehingga hilanglah keyakinan kita kepada Allah swt. Sehingga hari ini kita telah menjadikan asbab sebagai tuhan-tuhan kita.

Kita sekarang sudah menjadi sangat terbiasa dengan asbab asbab sebagaimana orang-orang diluar Islam. Mereka terbiasa dengan asbab asbab ini sebagaimana orang-orang Nasrani, orang-orang majusi, orang-orang Hindu, orang-orang Yahudi, dan kita pun ingin hidup mengikuti cara-cara hidup mereka. Kita menganggap bahwasanya jalan-jalan yang ditempuh oleh nabi-nabi, jalan-jalan yang ditempuh oleh orang-orang Shaleh, yang ditempuh oleh Aulia Aulia, kekasih-kekasih Allah swt itu adalah bukan jalan yang sanggup untuk kita ikuti.

Apabila kita terus kerjakan dakwah ini, terus buat dakwah ini, maka dakwah ini akan mengajarkan kita untuk hidup sebagaimana jalan hidup yang ditempuh oleh nabi-nabi, orang-orang Shaleh, kekasih-kekasih Allah swt. Sehingga seluruh keyakinan kita akan dirubah total menjadi keyakinan yang benar. Yang tadinya Kita melihat kebahagiaan itu ada dalam harta benda, ada di dalam bangunan rumah yang mewah yang megah, maka kita akan melihat bahwasanya kebahagiaan itu hanya ada dalam amal-amal nabi saw. Didalamnya ada kemuliaan, di dalamnya ada ketenangan, ada kenyamanan, didalamnya ada kesenangan, di dalamnya ada semuanya yang kita cari. Kebahagiaan yang ada di dalam amal-amal Nabi SAW itu adalah kebahagiaan yang Hakiki. sementara kebahagiaan yang nampak oleh mata kita, yang ada di dalam harta kebendaan, dan keduniaan, itu hanyalah tipu daya.

Bagaimana supaya yakin kita hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala saja ? Allah swt akan memberikan kepada setiap hamba-hambanya ini sesuai dengan sangkaan hambanya kepada Allah swt.

“Ana ‘inda dzonni abdi bi” : Aku (Allah) berada (sama) dengan prasangka hambaKu

Sebagaimana yakin seorang hamba kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka itu pula yang akan dia dapatkan dari Allah swt. Apa yang Allah swt berikan kepada seorang hamba itu adalah menurut keyakinannya kepada Allah swt. Maka jika seorang hamba mengerjakan salat, tapi dia tidak yakin dengan salatnya, maka Allah tidak akan berikan pertolongan Nya melalui shalat yang dikerjakan. Oleh karena itu dakwah ini akan membetulkan keyakinan kita dan akan menjadikan hati kita ini cinta terhadap amal-amal, cinta terhadap agama.

Dakwah ini akan menyatukan hati-hati kita, sebagaimana jemaah yang datang kesini dan jamaah jamaah yang keluar di jalan Allah swt dari berbagai macam suku dan bangsa dan bahasa. Allah satukan Hati hati mereka dan ketika kita keluar berangkat untuk buat dakwah, maka hati kita pun akan semakin di satukan oleh Allah swt. Sejauhmana kita meningkatkan pengorbanan maka sejauh itu pula hati kita pun akan semakin disatukan. Allah swt telah menyatukan antara hati-hati orang Arab dan orang Azzam asbab kerja ini. Seperti di Baitullah, kita lihat orang dari berbagai macam negara datang ke sana, tapi Allah swt tidak satukan hati-hati mereka. Padahal di Baitullah orang datang dari berbagai macam negara. Namun ketika umat ini berkumpul untuk buat usaha dakwah walaupun mereka datang dari berbagai macam negara dan daerah, Allah swt akan satukan hati mereka. Hari ini kita belum melihat bagaimana kekuatan dakwah itu. Dan hari ini kita belum paham apa keindahan-keindahan yang Allah swt letakkan di dalam dakwah itu yang mana menyeru manusia kepada Allah swt ini adalah lebih berharga daripada Baitullah rumah Allah swt.

Rasulullah SAW telah mengajarkan setiap umatnya ini itu buat usaha kerja yang dibuat oleh Nabi SAW. Dan Rasulullah saw telah berpesan kepada mereka dan mengatakan kepada mereka hendaknya orang yang hadir di sini menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. Bahwasanya aku akan pergi dari dunia ini sebentar lagi maka kerja usahaku ini telah aku wariskan kepada kalian semua. Setelah ini kalianlah orang yang akan melanjutkan kerja yang agung ini. Maka umat Nabi saw yang sesungguhnya adalah mereka yang menjadikan usaha nabi saw ini sebagai usaha mereka. Medan dakwahnya Nabi saw adalah Medan dakwah saya. Nabi saw diutus oleh Allah swt untuk seluruh alam. Demikian juga saya akan meneruskan kerja Nabi saw untuk seluruh alam. Jika Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam diutus oleh Allah untuk seluruh alam sebagai nabi maka saya juga diutus untuk seluruh alam. Sebagai umat hendaknya kita semua yang hadir di sini memasukkan perkara ini dalam hati kita : bahwasanya mulai saat ini saya akan jadikan kerja dakwah Nabi saw ini sebagai kerja saya. Dakwahnya Nabi saw adalah dakwah saya. Medan dakwahnya Nabi saw juga Medan dakwahnya saya.

Apa Medan dakwah Nabi SAW ? yaitu seluruh alam. Demikian juga Medan dakwah saya ini adalah seluruh alam sebagaimana medan dakwah Nabi saw. Maka nanti Allah swt  akan memberikan pahala sesuai dengan apa yang diniatkannya. Jika kita telah meniatkan bahwasanya seluruh alam inilah Medan dakwah kita, dan kita telah meniatkan bahwasanya kerja nabi saw adalah kerja kita, maka kita akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Walaupun kita tidak bisa pergi ke seluruh alam bahkan Rasulullah saw sendiri tidak pergi ke seluruh alam, dengan niat tersebut kita akan mendapatkan pahala ke seluruh alam. Nabi saw tidak pernah pergi ke Mesir, beliau tidak pernah pergi ke Sudan, beliau tidak pernah datang ke Hindustan, dan Pakistan beliau tidak pernah ke Amerika, tidak pernah ke Eropa, akan tetapi niat beliau dahulu adalah seluruh alam.

Pahala dan Pertolongan Allah swt

Maka begitu juga apabila kita niat untuk seluruh alam ke tempat yang mana Agama sampai disana, walaupun kita tidak sampai kesana, pahalanya Allah swt akan tetap berikan pada kita. Jika kita niat untuk seluruh alam maka Allah swt akan berikan pada kita pertolongan sebagaimana yang Allah berikan kepada nabi-nabi. Sebagaimana Nabi Muhammad saw tidak meminta pertolongan kepada Allah swt untuk dirinya sendiri, akan tetapi nabi saw telah berusaha minta supaya Pertolongan Allah swt ini diberikan kepada setiap umatnya yang mau buat dakwah. Allah swt akan berikan kepadanya pertolongan seperti ini, yang mana umat ini akan bisa melintasi lautan sungai-sungai, danau danau, mereka menaiki kendaraan mereka berjalan di atasnya. Lalu Allah swt akan menyampaikan suara-suara mereka melalui perantara angin angin bahkan hewan buas, seperti singa pun akan menjadi dalil penunjuk jalan kepada umat ini. Hewan-hewan buas yang ada di dalam hutan, mereka akan meninggalkan tempat tinggal mereka, untuk ditempati oleh umat ini. Bahkan orang-orang yang sudah mati bisa dihidupkan kembali asbab dakwha yang mereka buat.

Inilah Cara berbhakti kepada Allah swt dan RasulNya

Maka hari ini kita tidak paham mengenai kerja usaha Baginda Nabi saw. Kita tidak mensyukurinya. Bagaimana setiap kita yang ada di sini, mulai hari ini kita tetapkan bahwasanya saya inilah orang yang berbakti kepada Nabi saw. Sayalah orang yang mentaati Nabi saw. Dimana selama ini kita hanya mengaku sebagai orang yang berbakti kepada kedua orang tua saya. Saya cuman orang yang berbakti kepada kaum saya saja. Saya orang yang berbakti hanya kepada keluarga saya saja. Saya adalah orang yang berbakti hanya kepada pemerintah yang saya dukung. Tidak ada satupun yang mengatakan bahwasanya saya inilah orang yang berbakti kepada Rasulullah saw. Maka atas perkara inilah yang perlu kita niatkan. saya bukan orang berbakti kepada kelompok tapi Saya orang yang hanya berbakti kepada Rasulullah saw. Saya bukan orang yang taat kepada siapapu, tapin sayalah orang yang taat hanya kepada Rasulullah saw. Maka seluruh kekuasaan dan pemerintahan ini akan tunduk dibawah kita. Ini karena kekuatan yang ada di dalam setiap cara yang dicontohkan oleh Baginda Nabi saw akan menundukkan kepala kepala mereka. Allah swt telah menundukkan harta dan kebendaan dunia ini ketika sahabat RA menjadikan kerja Nabi saw sebagai kerja mereka. Mereka para sahabat RA telah bangkit untuk buat dakwah ini, dan mereka telah mengorbankan diri dan harta mereka. Maka Allah SWT telah menundukkan kepala kisra di hadapan mereka. Allah swt telah menundukkan kepala Caesar di hadapan sahabat-sahabat Nabi saw. Allah SWT telah menghancurkan kebatilan kebatilan yang ada di negeri-negeri mereka.

Dakwah ini adalah Rahmatan Lil Alamin

Hari ini kita tidak paham mengenai qudratullah dan mengenai sunnatullah. Kita tidak paham akan perkara tersebut. Usaha ini adalah usaha yang membawa rahmat untuk seluruh alam. Kerja ini adalah rahmatan lilalamin, Rahmat untuk seluruh alam. Dakwah ini adalah rahmatan lil’alamin. Sebelumnya Rahmat ini turun sedikit demi sedikit, tetapi ketika datang zaman Nabi saw maka Rahmat ini telah diturunkan secara sempurna oleh Allah swt ke atas beliau. Sehingga disetiap zaman, di setiap masa, Rahmat ini terus turun ke atas umat. Nabi saw adalah penutup seluruh nabi-nabi, beliau pemimpin seluruh nabi-nabi. Bahkan beliau ini adalah makhluk yang lebih mulia daripada malaikat. Beliau saw lebih mulia dari seluruh makhluk-makhluk yang ada yang telah Allah swt ciptakan.

Allah swt telah sempurnakan rahmatnya ke atas nabi saw, dan Allah jadikan beliau ini sebagai pembawa Rahmat untuk seluruh alam. Umatnya pun dijadikan oleh Allah swt sebagai umat yang membawa rahmat untuk seluruh alam. Namun sangat disayangkan keadaan kita di zaman sekarang ini begitu jauh dari rahmatan lil alamin. Kita telah merusak nama baik yang telah diberikan oleh Allah swt ini kepada kita. Nabi kita dijadikan Rahmat oleh Allah swt untuk seluruh alam, sedangkan kita di sekarang ini di zaman yang menjadi azab untuk orang lain. Saudara menjadi azab untuk saudaranya yang lain. Dia menjadi azab untuk kaumnya. Dia menjadi azab untuk keluarganya dan saudara-saudaranya. Dia menjadi azab untuk tetangganya. Maka kalau kita sampaikan dihadapan orang-orang kafir bahwasanya nabi kamilah, nabi pembawa Rahmat untuk seluruh alam. Maka dia pun akan mengatakan :

“Apa dalilnya ? Saya tidak akan percaya kepada kitab kalian. Saya tidak akan percaya dengan lembaran-lembaran kertas dari kitabmu. Coba kamu beritahukan kepada saya dalil tanpa melihat kitab. Bagaimana supaya saya bisa melihat contoh teladan nabi saw di kehidupan kalian umat Islam. Saya ingin melihat contoh langsung rahmatnya nabimu itu di dalam diri umat Islam saat ini.”

Maka jawaban apa yang bisa kita beri kepada mereka ? Kita tidak bisa memberikan bukti kepada orang-orang kafir saat ini bahwasanya keberkahan dari jalan nabi saw itu ada di dalam umat ini. Begitu juga adanya rahmat Allah swt. Hari ini kita tidak bisa memberikan jawaban kepada orang-orang kafir bahwasanya nabi kita adalah Khtamaun Nabiyin, penutup seluruh nabi-nabi, yang mana tidak ada nabi setelah Nabi saw.

Nabi itu diutus apabila di satu kaum terjadi kerusakan. Apabila di satu kaum tidak adanya Iman maka berbagai macam maksiat akan dilakukan oleh manusia. Maka untuk memperbaiki keadaan manusia tersebut Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengutus para nabi. Sedangkan di zaman sekarang kerusakan demi kerusakan telah terjadi dikalangan umat manusia disaat ini. Seperti kekufuran, kemusyrikan, kemudian kerusakan akhlak dan moral. Hari ini Manusia telah tinggalkan amal-amal agama, tinggalkan cara-cara hidup Nabi saw. Maka dalam keadaan umat yang begitu rusak saat sekarang ini, kenapa Allah swt tidak turunkan nabi lahi. Mereka akan menjawab seperti ini. Apa jawaban yang kita bisa berikan kepada mereka, kecuali umat benar-benar bangkit berdiri untuk menghidupkan kembali usaha dakwah nabi saw. Hanya ini yang akan bisa memberi jawaban kepada mereka. Hanya orang-orang yang buat usaha dakwah saja yang bisa membuktikan di hadapan orang-orang kafir bahwasanya saat ini nabi SAW lah penutup seluruh Nabi. setelah beliau tidak akan ada lagi Nabi. Kamilah orang-orangnya yang akan meneruskan dan menghidupkan kembali usaha dakwah yang telah ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Salam untuk dilanjutkan oleh umat ini. Kita telah diberi tanggung jawab oleh Beliau SAW untuk membawa umat kepada kerja ini.

Keberkahan usaha dakwah nabi saw yang dihidupkan kembali ini akan mengeluarkan semua penyakit-penyakit yang ada di dalam hati. Dari dendam, iri, dengki, hasad, dan penyakit hati lainnya. Kita hanya bisa menyatukan setiap hati-hati manusia dengan dakwah saja. Kita akan bisa mengeluarkan umat ini dari dusta dan kebohongan hanya dengan dakwah saja. Dakwah akan memperbaiki kerusakan-kerusakan di dalam umat ini. Dari tipu-menipu, memakan riba, memakan hak orang lain, merampas hak orang lain, berbuat zalim kepada orang lain. Ini semua hanya bisa diperbaiki dengan dakwah Nabi saw saja. Hanya dakwah yang bisa memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi di dalam umat ini. Nabi saw telah memberikan pesan ini kepada kita dan kepada umat, sebelum beliau meninggalkan dunia. Hanya dengan dakwah saja, kita akan bisa menampakan kepada orang-orang bahwasanya nabi kita adalah pembawa Rahmat untuk seluruh alam.

Demikian juga dengan kita sebagai umatnya yang membawa rahmat kepada seluruh alam. Kita adalah orang yang membawa rahmat untuk kedua orang tua kita, untuk anak istri kita, bahkan kita ini bisa menjadi rahmat untuk orang-orang diluar Islam. Kita juga bisa menjadi rahmat untuk orang-orang kafir. Kita juga bisa menjadi rahmat untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dakwah ini akan menjadikan manusia sebagai rahmat untuk seluruh alam.

Untuk itu hadirin yang mulia,

Marilah kita jadikan usaha dakwah ini sebagai maksud hidup kita. Kita juga berdoa kepada Allah swt. Seperti orang yang memilih jalan hidup sebagai pedagang, apakah cukup dia hanya berdagang dengan empat bulan atau empat puluh hari, atau selama setahun saja. Tentu tidak, dia harus menjadikan perdagangan itu sebagai maksud hidupnya. Bahkan perdagangannya itu akan diwariskan kepada anak keturunannya setelah dia meninggal. Mereka telah tetapkan jalan hidup untuk anak keturunan mereka bahwasanya mereka harus menjadikan mereka penerus perdagangan orang tuanya. Begitu juga apabila kita lihat kehidupan petani, maka tidak akan kita jumpai ada petani yang mereka hanya cukup dengan bertani saja selama setahun saja, atau 6 bulan saja. Tetapi seumur hidup dia akan gunakan untuk pertanian dan dia akan hidup dan mati dengan Pertanian. Pertanian ini akan diwariskan kepada anak keturunannya. Semua anak keturunan saya akan melanjutkan pertanian saya. Merekapun akan bertani seumur hidup mereka. Semuanya semua seperti itu. Coba kita lihat kehidupan dokter, setiap mereka akan menggunakan seluruh hidup mereka untuk profesi mereka masing-masing. Jadi tidak cukup hanya dengan setahun dua tahun saja untuk menjalani profesi mereka. Bahkan mereka akan mewariskan profesi mereka kepada anak keturunan mereka.

Maka hadirin yang dirahmati Allah swt,

kita akan merubah pemikiran-pemikiran tersebut bahwasanya kerja yang diwariskan oleh Nabi saw kepada kita, itulah kerja kita yang sesungguhnya. Dan kita akan menghabiskan seluruh umur kita untuk buat usaha dan kerja yang telah diberikan oleh Nabi saw kepada kita. Kita akan hidupkan terus usaha itu dan kita akan jalankan terus usaha itu. Kita akan hidup dan mati dengan menjalankan usaha tersebut. Dan usaha ini juga akan kita wariskan kepada anak keturunan kita. Setelah kepergian kita, anak-anak kita akan meneruskan usaha dakwah ini. Kita akan bawa wanita-wanita kita ke dalam usaha dakwah ini. Maka orang seperti ini adalah orang yang benar-benar akan menjadi Ummat Baginda Nabi saw. Orang-orang seperti inilah yang berbakti kepada Rasulullah saw.

Nabi saw bersabda :

“Man Ahya Sunnati, Faqad Ahabbani. Wa Man Ahabbani, Kaana Ma’iya Fiil Jannah”.

Artinya :

“Barangsiapa yang menghidupkan Sunnahku (Rasulullah), berarti ia cinta kepadaku. Dan barangsiapa yang cinta kepadaku, maka dia akan bersamaku di Syurga”.

(H.R. As-Sajzi dari Anas Ra.)

Tatkala ketika orang-orang meninggalkan sunnahku, siapapun orang yang berusaha untuk menghidupkan kembali sunnahku maka dialah orang-orang yang benar-benar cinta kepadaku. Selainnya hanyalah orang-orang yang mengaku-ngaku mencintai aku. Akan tetapi orang yang cintanya tulus benar-benar yang mencintai aku, adalah orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh menghidupkan kembali sunnahku dikala orang-orang meninggalkan sunnahku. Dia akan bersamaku di akhirat nanti.

Maka untuk itu hadirin yang mulia,

Setiap dari kita yang hadir di sini akan jadikan usaha dakwah nabi saw ini sebagai maksud hidup kita. maka semua ucapkan Insyaallah. Namun Insyaallah ini pun ada dua. Jadi ada Insyaallah yang sungguh-sungguh dan ada Insyaallah yang setengah-setengah. Kalau pedagang itu ketika berdagang dalam perdagangan ketika dia katakan Insyaallah, maka perkatakan Insyaallah ini akan dia wujudkan dengan sungguh-sungguh. Kitapun perlu meniru Insyaallah nya seorang pedagang. Sebagaimana pedagang tadi telah menjadikan perdagangan sebagai maksud hidupnya, petani pun telah menjadikan pertanian sebagai maksud hidupnya. Kita akan menjadikan usaha dakwah nabi saw ini sebagai maksud hidup kita.

Usaha dakwah nabi saw ini adalah usaha yang penuh dengan rahmat. Dakwah nabi saw ini tidak memerintahkan kita untuk meninggalkan keduniaan kita atau meninggalkan pekerjaan kita atau meninggalkan anak istri keluarga kita atau meninggalkan kerabat kita atau meninggalkan makan minum atau kendaraan dan tempat tinggal kita atau meninggalkan semuanya. Tidak sedikitpun dakwah ini tidak memerintahkan seperti itu. Hanya saja kita diperintahkan untuk merubah cara kita menjalankan semuanya, yang tadinya kita buat segalanya mengikuti kehendak hawa nafsu kita sendiri, dengan cara-cara orang diluar Islam, maka caranya kita ganti dengan cara yang dicontohkan oleh Baginda Nabi saw. Diganti dengan cara yang di ridhoi oleh Allah swt, itu saja.

Bagaimana kita berusaha mengajak orang-orang mengajak orang lain untuk kembali kepada cara-cara ini, cara-cara yang dicontohkan oleh Nabi saw dan cara yang diridhoi oleh Allah swt. Bagaimana seluruh manusia di seluruh dunia meninggalkan kehidupan setani, meninggalkan kehidupan hewani, dan kembali kepada kehidupan Imani. Kembali kepada cara yang dicontohkan oleh Nabi saw saja. Usaha dakwah ini tidak memerintahkan kita untuk meninggalkan apapun dan meninggalkan siapapun. Bahkan Rasulullah saw sering menegur beberapa orang sahabat, para pemuda yang mana mereka memutuskan untuk tidak makan, tidak minum, dan tidak akan menikah, mereka akan terus beribadah hanya kepada Allah swt. Rasulullah saw melarang mereka karena agama ini datang bukan untuk menghalangi manusia dari keperluan-keperluan mereka. Semuanya boleh dilakukan. Kita diperintahkan untuk beribadah. Kita dibolehkan untuk menyempurnakan keperluan-keperluan kita namun semuanya itu dengan cara yang dicontohkan oleh Nabi saw, dengan cara yang diridhai oleh Allah swt.

Nabi saw sendiri bersabda bahwa:

saya saya juga salat dan saya juga tidur, bukan tidak salat terus sepanjang malam tanpa tidur. Begitu juga saya juga berpuasa dan saya juga iftar, berbuka. Bukan berpuasa sepanjang hari sepanjang masa terus-terusan. Saya punya ahli keluarga, saya punya anak saya dan punya istri.

Jadi agama ini tidak datang untuk menghalangi orang-orang daripada keperluannya. Keperluan itu tetap dilakukan tapi bagaimana dikerjakan dengan cara yang diridhoi oleh Allah swt. Dakwah Nabi saw ini akan memperbaiki cara hidup kita, dan cara hidup umat. Apabila kehidupan kita telah berubah sesuai dengan cara yang diredhai Allah swt, maka semua musibah yang terjadi saat ini Allah swt akan hilangkan dari kehidupan umat Islam. Allah swt akan turunkan Rahmat, Sakinah, ketenangan, keberkahan, kedamaian, kesatuan hati, kasih sayang di antara sesama manusia. Maka istri pun akan patuh kepada suaminya. Anak-anak akan patuh kepada orang tuanya. Orang-orang di kampung pun akan saling berkasih sayang satu sama lain. Akan ditumbuhkan rasa kasih sayang dan kecintaan terhadap sesama manusia, sesama makhluk-makhluk Allah swt.

Inilah cara-cara hidup yang membawa rahmat untuk kehidupan kita. Dimana hari ini kita hidup dengan cara-cara yang mendatangkan kemarahan Allah swt. Maka bagaimana kita berusaha untuk mengajak manusia, mengajak orang-orang kepada cara hidup, kepada kehidupan yang mendatangkan rahmat Allah dan kasih sayang Allah swt.  Hanya kecintaan swt yang bisa menggantikan azab menjadi rahmat. Untuk itu bagaimana kita usaha menjadikan anak-anak kita menjadi da’i, dan menjadikan wanita-wanita kita sebagai daiyah. Sehingga dalam setiap saat dan kesempatan yang ada untuk berdakwah mengajak manusia taat kepada Allah swt. Bahkan ketika kita terbaring sakit di rumah kita, orang-orang datang menjenguk, kita gunakan setiap kesempatan untuk berdakwah kepada orang-orang yang datang menjenguk kita. Walaupun kita tidak bisa keluar rumah, mendatangi orang-orang untuk berdakwah kepada mereka. Maka sambil kita tidur di atas tempat tidur, orang-orang berdatangan menjenguk kita, tetap kita dakwah kepada mereka. Sambil kita terbaring dalam keadaan sakit,  kita terus dakwah.

Maulana Ilyas Rah.A. sedang sakit terbaring diatas tempat tidurnya, tapi terus buat dakwah. Terus-menerus berdakwah kepada orang-orang yang datang menjenguk beliau. Dokter yang datang untuk menyembuhkan beliau, mengobati beliau, itu pun tidak pula terlewatkan oleh beliau. Inilah cara yang dicontohkan oleh Nabi saw dalam keadaan sakit. Walaupun beliau terbaring dalam keadaan tersebut terus buat dakwah menyampaikan kebaikan kepada manusia. Nabi saw dalam keadaan terbaring sakitpun tetap mengajak manusia untuk taat kepada Allah swt. Orang tua kita, Bapak kita, walaupun mereka sudah tua, tetap kita dakwah kepada mereka. Ibu kita walaupun mereka sudah tua, Setua apapun mereka, kita tetap berusaha untuk dakwah kepada ibu kita : “Wahai ibu, wanita-wanita siapa saja yang datang menjenguk engkau, bersilaturahmi kepada engkau, maka katakan kepada mereka jadilah kalian ini sebagai penegak penegak agamanya Allah swt.  Pendakwah agama Allah sw. Supaya kalian ini membawa rahmat Nabi saw di rumah-rumah kalian. Membawa Setiap sunnah-sunnah nabi, cara hidup Nabi saw, di rumah-rumah kalian.

Jadi setiap wanita ini satu sama lain saling menasehati, supaya mereka menjadi da’i-da’i Allah. Menjadi orang-orang yang menyuruh manusia taat kepada Allah swt dan rasul Nya. Katakan perkara ini kepada setiap orang tua, anak muda, bahkan kepada anak kecil.

Di dalam Alquran dalam surat al-buruj Allah swt menceritakan kisah seorang anak yang masih kecil dengan sebab kerisauan nya, dengan sebab iman yang dimiliki anak kecil ini, sehingga dia ini menjadi asbab satu Negeri memeluk Islam, beriman kepada Allah swt.

Maka hadirin yang dirahmati Allah swt,

Dahulu umat Islam ini dari anak-anaknya, wanita wanitanya bahkan orang tua sekalipun mereka adalah para Dai Allah swt.  Akan tetapi di zaman kita sekarang ini karena kelalaian, kita telah meninggalkan dakwah ini. Orang-orang telah meninggalkan usaha yang mulia ini. Sehingga kita terhalang rahmat Allah swt,  terhalang dari mendapatkan keberkahan. Sehingga kita terperangkap di dalam jaring-jaring musibah, bala bencana, dan kebatilan. maka yang akan bisa mengeluarkan kita dari ini semua adalah dakwah.

Hadirin yang dirahmati Allah swt,

Hanya dakwah ini saja yang akan bisa memperbaiki keadaan umat saat ini. kerusakan-kerusakan, kebatilan-kebatilan, yang ada di dalam umat ini akan bisa dihilangkan hanya dengan dakwah saja. Ketika hakikat dakwah ini masuk kedalam diri kita maka penglihatan kita, pendengaran kita, pemikiran kita, cara berjalan kita, semuanya akan berubah. Kita akan berpikir sebagaimana para nabi-nabi berpikir. Kita akan berpikir sebagaimana nabi saw berpikir. Kita akan melihat seperti nabi saw melihat. kita akan berjalan seperti Nabi saw berjalan. Dan kita akan mendengar sebagaimana nabi saw mendengar. Semua pekerjaan akan kita kerjakan sebagaimana yang dikerjakan oleh Nabi saw.

Makhluk yang paling dicintai oleh Allah swt adalah Baginda Nabi saw. Maka dengan mengikuti cara hidup Nabi saw, kitapun akan dicintai oleh Allah swt. Umat Nabi saw adalah umat yang dicintai oleh Allah swt melebihi umat-umat lainnya.

Hadirin yang dirahmati Allah swt,

Kita niatkan semua, Insyaallah, kita akan jadikan kerja dakwah nabi saw ini sebagai kerja kita. Kemudian ketika kita pulang ke rumah kita, kitapun akan hidupkan dakwah di rumah kita. Hidupkan dakwah di mahalah, mesjid maqomi kita. Bagaimana masjid di mahalah kita hidup dengan amal-amal. Melalui usaha mahalah yang kita kerjakan, maka nanti mahalah kita akan bisa mengeluarkan rombongan-rombongan. Mulai saat ini bagaimana kita berusaha kemana pun kita pergi, kita keluar, ataupun kita peluang ke rumah kita, pulang ke kampung, kita akan pergi berjalan sebagai seorang Dai. Kemanapun tempat yang saya akan datangi, saya akan berusaha untuk membentuk rombongan-rombongan untuk dikeluarkan berdakwah di jalan Allah. Dari sana kita mengeluarkan orang-orang di jalan Allah swt dari rumah-rumah ataupun dari kampung. Kita pergi ke negara-negara jauh. Kita datangi orang-orang di negara-negara jauh sana, kita keluarkan orang-orang disana keluar jalan Allah swt. Dakwah ini adlah kerja yang besar. Jika kita lakukan demikian akan datang Pertolongan Allah swt. Akan datang rahmat dan keberkahan dari Allah swt dalam kehidupan kita. Kita korbankan diri kita dan harta kita, untuk agama Allah swt. Kita siap bersusah payah dalam menjalankan usaha dakwah ini. Kadang-kadang kita harus kedinginan dan kepanasan, lelah berjalan, susah makan dan minum, susah tidur, ketika kita buat usaha ini. Di Daerah Kutub sana kadang-kadang kita harus merasa kedinginan dalam buat usaha dakwah ini. Dan kepanasan ketika di padang padang pasir sana. Maka semakin banyak susah payah yang dialami seseorang dalam buat usaha dakwah ini maka sejauh itu pula Allah swt akan meninggikan derajatnya disisi Nya. Sebagaimana sahabat-sahabat Muhajirin, orang-orang yang berhijrah, dari Mekah ke Madinah, pengorbanan mereka lebih besar dari kita. Maka derajat mereka lebih tinggi di sisi allah swt.

Insyaallah kita yang hadir disini semua tetap disini jangan dulu beranjak dari tempatnya masing-masing sebelum semuanya berdiri Semuanya mencatatkan namanya semuanya mendaftarkan dirinya untuk keluar di jalan Allah subhanahuwata’ala menghidupkan kembali usaha dakwah nabi saw.

Niat semua pak berdiri, Insya Allah.

Blog di WordPress.com.